Share

ke dua

Penulis: daisy54
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"ampun deh, susah ternyata, ribet banget sih riasan nikah ini". gerutu Dinar sambil berusaha melepas atribut yang melekat di tubuhnya.

" gerah banget pengen cepet mandi aku" Dinar akhirnya bisa melepas hiasan dikepalanya.

"mau kubantu? " suara Bagas membuat Dinar menoleh kaget. sejak kapan mas bagas masuk kamar batinnya.

" mas, ngapain disini? " kata itu yang keluar spontan dari bibir Dinar.

" kenapa? "

" ini kan juga kamarku malam ini?" balas Bagas datar sambil melangkah duduk di tepi ranjang.

" lumayan pegal juga badan ini, seharian ribet ini itu." monolog Bagas yang bisa di dengar Dinar lirih.

"mmm, maas, maaf kalo boleh minta tolong bantuin melepas peniti yang di bagian punggungku, aku sendiri gak bisa". cicit Dinar agak canggung.

Bagas menoleh ke arah Dinar yang ada di depan kaca rias. wajah datar masih setia terpasang apik.

melangkah pasti mendekati Dinar, tanpa kata melepas peniti kecil yang ada di baju pengantin dan jarik perlahan. dengan hati-hati dan hampir menahan nafas. jujur dia gugup berdekatan dengan wanita lain selain Diana istrinya. apalagi wajah keduanya sangat mirip.

Bagaimana dengan Dinar? jujur dia menahan nafas dan hampir meledak. sensasi berdegup kencang seperti mau keluar dari dada. jantung masih aman kah? batin Dinar. jujur ini pengalaman pertamanya berdekatan dengan laki-laki dewasa. apalagi status mereka sekarang sudah resmi menjadi suami istri. apapun yang akan mereka lakukan sudah sah dan halal. tapi balik lagi mereka masih asing dan tanpa cinta.

"Su.. sudahkah mas? buruan aku mau ke kamar mandi ini. sudah gak tahan banget. Dinar mengalihkan gugupnya dengan membuka kata.

" Hmmm".

"Sial, kenapa jantungku berdegup kencang, jangan sampai gadis ini mendengar ributnya". suara hati Bagas beralih mundur menjauh dari istri barunya ini .

"Cepat gantian aku juga mau mandi dan segera istirahat. besok kita bersiap pindah kerumah ku, si kembar pasti sudah kangen.

" Iya Mas" Dinar berlalu menuju kamar mandi dan melakukan ritual malam nya.

"Selamat... " batin Dinar tersenyum geli.

Malam terlewati dengan sunyi, keduanya begitu canggung harus seranjang berdua tanpa kata. posisi mereka berada di masing-masing sisi ranjang saling memunggungi.

Dinar yang awam akan perasaan cinta, masih gadis dan harus tidur berdua dengan suami yang asing. Sebenarnya dia siap menjalani segala konsekuensi yang terjadi di kehidupan rumah tangga baru nya. Dia paham, tak akan mudah membuat Bagas meliriknya. dan sepertinya dia tidak berniat untuk itu.

Dinar yang masih belum bisa memejamkan mata menatap sisi dinding di depan matanya, matanya bergerak gerak gelisah, berdehem dia memberanikan diri untuk berbicara.

"Mas, sudah tidur?"

Tak ada jawaban dari belakang punggungnya. Tapi Dinar yakin Bagas mendengarnya dan belum tidur, karena dia tidak mendengar dengkuran halus seperti suara orang tidur. jadi dia meneruskan berbicara. mengeluarkan unek unek yang mengganjal hati sebulan ini.

" Mas, maaf sebenarnya ada yang mengganjal di hatiku beberapa hari ini dan sangat mengganggu, ada yang ingin aku tanyakan. sebenarnya kenapa mas mau menerima permintaan keluarga untuk menikah denganku. bisa saja kan mas menikah dengan teman atau orang yang sudah lebih mas kenal. kenapa harus aku?".

"Apakah karena aku kembaran kak Diana?" jujur walaupun kami kembar, tetap saja kami dua orang yang berbeda. aku heran dengan pemikiran mereka yang mengira dengan wajah yang sama bisa menggantikan yang sudah tiada. kami beda, nasib kami pun beda".

"Aku sudah terbiasa hidup berdua saja dengan nenek Sarah. hidup tenang dengan kios bunga kami, kehidupan sederhana yang menenangkan. tapi sekarang aku harus menjadi istri dan ibu bagi si kembar. mohon maaf mas kalo aku tidak bisa seperti yang kamu harapkan. aku juga masih harus beradaptasi dengan penglihatan baru ku. aku sungguh berterimakasih kepada kak Diana atas donor matanya, sehingga aku punya kehidupan baru. tapi aku gak menyangka akan mendapat bonus suami dan dua anak kembar pula".

"Jujur aku masih harus belajar mas"

"aku gak bisa masak"

"aku juga gak bisa bersosialisasi dengan banyak orang. sebenarnya kamu rugi gak sih menikah dengan aku? halooo mas?"

kenapa jadi aku yang cerewet? batin Dinar. apakah mas Bagas sudah tidur?.

Bagas Pov

Dia memang beda, bukan Diana. mendengar keluh kesahnya dengan orang yang dia bilang asing. termasuk berani menurutku. dia jujur mengutarakan unek-unek nya. Aku diam. terus mendengar dia mengoceh tanpa menjawab.

Aku juga bingung dengan perasaanku, apa yang aku mau dengan setuju menikahi dia. Kan cukup aku menyewa pengasuh buat sikembar kalau alasannya si kembar tidak ada yang mengurus. kenapa harus menikah?.

entahlah. aku sendiri belum menemukan jawaban atas hatiku.

"Tidur". kata itu yang keluar dari mulutku.

Hmmm.. iya mas. beberapa saat setelahnya aku mendengar dengkuran halus dari belakang punggungku.

"Maaf Dinar", Bagas berbalik dan tanpa sadar mengelus pipi lembut istrinya.

Bab terkait

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   ketiga

    Pagi hari di kediaman Sanjaya. jam menunjukkan pukul 4.30 adzan subuh akan segera berkumandang. sepasang pasutri baru itu masih bergelung di dalam selimut yang sama dan berpelukan. Apa yang terjadi semalam? kenapa bisa mereka berakhir dalam selimut yang sama? Flash backDinar bergumam dalam tidurnya, keningnya mengeluarkan keringat dingin, sepertinya dia bermimpi buruk. Bagas yang tidur di sebelahnya membuka mata dan ikut merasakan kegelisahan Dinar. Kenapa hmmm, kamu mimpi buruk? Bagas membelai halus surai istrinya. apa yang kamu rasakan? apakah kamu tertekan menikah denganku? gumam Bagas. Dia mengambil selimut yang ada di bawah kakinya, dan menyelimuti Dinar. bergerak mendekatkan kepala, meletakkan tangan kiri di bawah kepala istrinya, dan memeluk nya perlahan. Dia pun masuk kedalam selimut dan kembali memejamkan mata setelah dirasa istrinya kembali tidur dengan tenang. Dia berjanji besok harus bangun lebih pagi sebelum Dinar bangun agar dia tidak terciduk sedang memeluk istri b

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   ke empat

    Dinar PovMas, memangnya si kembar sekarang sama siapa? tanyaku memecah suasana sunyi di mobil. Mas Bagas memoleh kearahku sebentar kemudian kembali fokus mengemudikan mobil. ada 2 mbak yang khusus menangani si kembar, sama ada mbok Sum dan pak Joko di rumah. Bagas menjawab datar. mereka sekarang umur 1 tahun yaah, sudah bisa jalan semua? tanyakuRaja sudah mulai belajar berlari walau sering terjatuh lucu banget. Bagas menjelaskan cerita tentang Raja sambil tersenyum, ahh ganteng banget batin Dinar terpesona."kalo Ratu masih berjalan belum berani berlari lari. dia anak yang lembut seperti ibunya. mereka sudah mulai belajar berbicara 1 kata. sangat menggemaskan. makanya aku sudah kangen gak mau lama ninggalin mereka. Bagas masih semangat bercerita tentang si kembar. Dinar membayangkan tingkah kedua bayi kembar itu pasti sangat menggemaskan. Oh ya mas, nanti apa aku tidur di kamar tamu atau di kamar sikembar? aku memberanikan diri bertanya. Bagas agak terkejut dengan pertanyaanku

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   kelima

    Dinar masuk kamar utama, kamar dia dan Bagas. "Kamu bisa menaruh pakaian mu di lemarinya Diana. Maaf bajunya belum sempat di beresin. Apa kamu keberatan atau nanti akan aku belikan lemari yang baru untukmu". Bagas menjelaskan sambil berlalu ke kamar mandi setelah mengambil beberapa baju ganti di lemarinya sendiri. Dinar masih diam, hatinya merasa kurang nyaman entahlah. melihat tumpukan baju Diana masih tersimpan rapi membuat hatinya sakit. rasa kangen dengan saudari kembarnya yang hampir 10 tahun tidak berjumpa, malah berita kematian yang mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda dunia. Dinar menyesal sekali tidak pernah sekali pun menyanggupi keinginan kedua orang tuanya dan Diana yang sering mengajaknya pulang ke Jakarta. Alasannya menerima pernikahan ini juga karena untuk menebus kesalahannya dan berterimakasih pada Diana karena sudah memberinya kehidupan baru yang lebih berwarna dengan penglihatan matanya. Dinar akan berusaha menjaga kedua bayi kembar Diana, dan ingin mencu

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   ke enam

    Setelah perkenalan singkat ke seluruh penghuni rumah semua melanjutkan aktifitas masing masing. Bagas masuk ke ruang kerja yang ada di sebelah kamar utama. Dinar mengikuti ke dua pengasuh panggil saja mereka Sus mulai sekarang. Dia merasa deg degan, rasanya seperti jatuh cinta untuk pertama kali. bahkan melebihi tatkala menikah kemaren. Pikirannya kemana mana. Bagaimana kesan anak anak ketika pertama kali melihatnya, apakah mereka akan bisa menerima Dinar, walaupun mata bisa dikelabuhi tapi hati dan perasaan tidak bisa bohong. ikatan batin ibu dan anak begitu kuat. Perasaan takut ditolak langsung menyergap. Jantung memompa keras, membuat dia hampir sesak nafas. panik. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskan, berulang ulang untuk membuat badannya tenang. membuka pintu kamar balita raja dan ratu, pintu yang dihiasi striker imut ber gambar wajah kedua mahkluk paling imut didunia yang akan dilihat oleh kedua mata Dinar. menggemaskan batinnya. pintu terbuka, pandangan mata nya men

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   ke tujuh

    Pagi hari di rumah Bagas. Penghuni kamar itu menggeliat perlahan, badannya terasa lebih nyaman tidak seperti kemaren yang terasa remuk setelah acara resepsi. matanya menyusuri seluruh ruangan kamar. dia hanya sendiri, sang suami tidak tidur dikamar semalam. mungkin ketiduran di kamar sebelah. ruang kerjanya. Tidak masalah bagi Dinar, bahkan dia bisa tidur dengan nyeyak tanpa rasa canggung dan takut berlebihan. Segera membersihkan diri kekamar mandi dan turun menyiapkan sarapan pagi. "Sudah bangun?" suara bariton itu mengagetkan Dinar"Iya Mas. Hari ini sudah mulai masuk kerja ya?" lancar keluar dari mulut Dinar. "Iya, banyak kerjaan yang numpuk, harus segera ditangani. " kamu bisa berkenalan dengan sus dan sikembar.""Iya mas, hari ini mau bermain sama anak anak. juga belajar masak sama mbok Sum". Dinar antusias. Bagas tersenyum tipis. "Tolong suruh mbok Sum menyiapkan sarapan seperti biasa. nanti aku turun dan menyapa anak anak".Dinar mengangguk, segera turun ke lantai 1 did

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   kedelapan

    Bagas sudah berangkat kerja, setelah membereskan perlengkapan makan Dinar berjalan menuju kamar utama. memasuki kamarnya, Dinar memandang sekeliling. banyak yang harus di benahi dari kamar mereka, agar suasana yang terlihat begitu kelam bisa berubah sedikit ceria. sementara dia akan menempatkan vas bunga tepat diatas meja rias untuk menghangatkan suasana. Dia berbaring di ranjang dan mengeluarkan handphone yang tadi di simpan di celana. Dia melihat kontak nama yang bagas sudah simpan barusan. tersenyum geli melihat ada nama "Suamiku" di pencarian nama kontak. klik edit, dia menggantinya menjadi "Mas Bagas". masih belum terbiasa dengan kata "Suami" untuk saat ini entah nanti. Dinar melihat akun IGnya yang diberi nama Dinara19, dengan akun baru tersebut Dinar masih belum pernah sekalipun memposting foto terbaru. followernya pun masih 2, yaitu mama dan papa. Dia memposting foto bunga yang barusan dia foto di taman depan. menambahkan caption "seindah bunga berbahagialah". Baru 3 hari

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   kesembilan

    Dinar dan mbak Sita menunggu di luar ruang IGD. Setelah beberapa menit, Dokter yang menangani Ratu keluar ruangan. Segera Dinar berdiri dan bertanya kepada dokter tentang keadaan anaknya. Bagaimana dok? apa Ratu baik baik saja? Iya bu, Alhamdulillah adek Ratu anak yang kuat. dia sedang mengalami demam tinggi karena gigi yang akan tumbuh dan perubahan cuaca. kali sudah memberi obat kita lihat nanti semoga adek segera membaik. Adek sepertinya merindukan seseorang. mungkin ibunya. Dokter cantik itu sepertinya tahu dengan keadaan Ratu yang baru saja ditinggal pergi ibu kandungnya. bagaimana kalo tidurnya di temani dan dipeluk. Iya dok, terimakasih. ucap Dinar singkat. Beberapa menit kemudian Bagas sampai dengan sedikit berlari menghampiri Dinar. Bagaimana Ratu? Alhamdulillah baik mas, sudah dapat penanganan dokter. Semoga keadaannya segera membaik dan dipindahlan ke ruang inap. Alhamdulillah...mungkin dia kangen Diana.. Dia kalo sakit begini selalu ditemani ibunya. Dinar juga me

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   kesepuluh

    Di hari ketiga Ratu di rawat di Rumah Sakit, Dinar selalu berada di samping Ratu, segala keperluan Ratu, dia yang mengurus dibantu mbak Sita. Seperti pagi ini Ratu sudah terbangun sejak subuh, minta pipis dan gosok gigi. untuk mandi sementara hanya menggunakan handuk basah untuk menyeka tubuhnya. jarum infus hari ini sudah dilepas. Ratu sudah kembali ceria. rencananya hari ini bisa dijadwalkan pulang tinggal menunggu kunjungan dokter dan keputusan dokter di sore hati nanti. Sudah cantik, memakai baju baru yang bersih, makan pagi jatah dari RS sudah datang dan diletakkan di meja. Dinar dengan telaten menyuapi Ratu dengan bubur dan sup yang disediakan. walaupun sedikit rewel karena giginya yang baru tumbuh, namun anehnya Ratu dengan senang menerima suapan kasih sayang dari Dinar. "aak, pinternya adek Ratu, maam yang banyak yaa biar lekas sehat. bisa main lagi sama kakak". " mam... mam ma maa.." celoteh Ratu disela kegiatannya mengunyah. "Iya nanti sore adek sudah boleh pulang, bisa

Bab terbaru

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   94

    " Gila, tadi benar Dinara yang kemaren kita bentak? Kenapa tadi dia jalan dibelakang bos? Apa yang terjadi? Hah" Seorang wanita mengamuk, ia mengoceh sendiri mengeluarkan kekesalannyaDia adalah Sari pegawai personalia yang sempat membentak Dinara ketika Dinara ijin untuk cuti waktu itu. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat hari ini. berbeda dengan Mayang, yang sejak awal mengetahui kalau Dinara adalah wanita yang sedang dekat dengan Bagas.Mayang geram, hatinya panas. Ia mengumpat dalam hati. Ia sudah tau kalau hari ini pasti terjadi, namun ia tidak menyangka akan secepat ini. Pensil yang ia pegang sampai patah dalam gengamannya" Mayang, kamu kenapa? Kamu tidak kaget dengan apa yang kita lihat tadi? Kamu sudah tau ya? Hah" Seorang wanita menyerang Mayang dengan pertanyaan bertubi tubi, Mayang tersadar dan langsung merubah ekspresinya menjadi biasa saja. " Oh.. Gak mbak, saya juga kaget kok beneran.. Ternyata bos kita sekarang sudah ada yang memikat hatinya.. Waah kita kalah

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   93

    Suasana di perusahaan langsung hening. Semua karyawan dan staf kantor melongo melihat rombongan yang baru saja melewati mereka. Bagas sudah mulai masuk kerja tapi masih menggunakan kursi roda. Istrinya, Dinara berjalan dibelakangnya. Ia mendorong kursi roda milik Bagas. Dinara yang merasa diperhatikan cukup risih namun ia bertahan.Tidak lupa dua orang pengawal berbadan kekar selalu berjaga disampingBagas masih dalam mode siaga karena masih banyak musuh yang mengincar keselamatannya. Keduanya sudah masuk kedalam kantor utama milik direksi. Bagas dengan perlahan pindah dari kursi roda kursi kerjanya. "Sayang, kamu disini saja temanin aku kalau bisa jadi sekretaris pribadiku" Dinara diam, ia membantu Bagas berpindah. "Kenapa ya tadi para pegawai melihat kamu seperti itu? Apakah mereka kagum dengan kecantikanmu? "Dinara paham apa yang dimaksud Bagas namun ia masih diam. Sekarang ia berada di kantor sudah tidak bekerja sebagai ahli gizi lagi. Bunda bilang sudah ada ahli gizi baru ya

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   92

    "Mama, papa, Ratu seneng banget akhirnya keluarga kita kumpul banyak lagi.. Ratu juga sekarang punya adek yang cantik.. Ya kan Naya? " Ratu menguyel wajah Naya yang tembam"Alhamdulillah ya dek kalau adek senang"Dinara dengan cekatan mengambilkan makanan kesukaan Bagas dan meletakkan piring berisi makanan penuh di meja depan Bagas langsung. Raja, Ratu sudah bisa mengambil sendiri perlahan dibantu mbok Sum dan Ayu. Giliran Naya yang diambilkan oleh Dinara. " Aku harus berpura pura baik baik saja di depan mereka, hanya istriku yang tahu aku hilang ingatan. Kalau berita ini tersebar tidak baik untuk keberlangsungan posisi saham di perusahaan" bagas mengunyah makanan dan berbicara dalam hati. Bunda datang, beliau datang bersama paman. " Nak, ada hal penting yang akan bunda bicarakan setelah selesai makan ini. Kalian berdua nanti kita bicara di ruang kerja Bagas. Karena ini hal yang sangat penting. Tentang keselamatan keluarga kita dan juga keberlangsungan perusahaanKeduanya menganggu

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   91

    "Mama... Mama Rara, Naya pulang.. " Suara cempreng Naya membuat Dinara kaget. Saat ini dia sedang melamun. Dengan masih mengenakan mukena ia bangun dari sajadah dan menghampiri Naya, anak angkatnya itu. Dinara tadi sedang sholat maghrib di kamar atas. Ia duduk lama di hamparan sajadahnya entah berdoa atau melamun. Ia tersenyum melihat anak kecil yang menganggapnya ibu sejak ia kecil. " naya sudah pulang?" Mama... Naya kangen deh, maa Naya mau cerita tadi Naya dapat teman baru namanya Farel.. Dia baik banget Ma, coba mama bisa ngantar Naya, nanti naya kenalin Ma" Naya dengan semangat bercerita tentang kegiatannya di sekolahNaya gadis yang pintar, ia pandai membaca situasi ia tahu mama angkatnya ini sedang sedih dan banyak pikiran jadi ia menjadi lebih cerewet untuk mengalihkan kesedihannya. " Ma.. Papa Bagas sudah pulang ya, tadi Naya mau ketemu tapi ada dua paman di depan kamarnya.. Naya gak berani masuk, besok saja".Dinara hanya mengangguk saja. Pikirannya belum sepenuhnya kem

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   90

    "Bagas kangen Diana bun, sudah lama walau gak ketemu seminggu ini kok rasanya seperti setahun yaa" Ia tersipu malu mengungkapkan perasaannya.Bunda yang tepat duduk disebelah Bagas sedikit kaget, beliau membelalakkan matanya ke arah pintu masuk ruang tamu dimana Dinara sudah berdiri bersama si kembar. Mereka semua melongo mendengar ucapan Bagas barusan. Bunda yang cepat tanggap langsung mencairkan suasana dengan memanggil kedua cucu nya"Eh cucu kesayangan princess sudah pulang, sini nak papa sudah balik dalam keadaan sehat. Sini mendekat nak, papa kangen katanya" bagas di sebelah pun ikut menoleh.Aura sumringah langsung terpancar ketika melihat kedua buah hatinya. Ratu yang pertama berhambur ke pelukan Bagas. Sedikit membuat Bagas terpentel ke punggung sofa, ia tertawa. "Pelan pelan dek, papa sampai terpental ini loo". Ratu masih membenamkan wajahnya di dada bidang Bagas, ia menangis tanpa suara."Papa, hik hiks.. Papa baik baik saja kan? Mana yang sakit? " ratu yang sudah menegak

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   89

    Suara kran air di nyalakan.. krucuk krucuk Ia menggosok tangannya yang tadi kotor terciprat kuah sayur ketika membantu rekan kerjanya di kantin ketika jam makan siang. Sejak pagi ia kurang fokus. Sebelum ia berangkat tadi bunda sudah memberitahu kalau Bagas akan landing hari ini. Bunda menyarankan agar Dinara libur dan menunggu dirumah untuk menyambut kepulangan Bagas. Namun Ia tidak mau. Perusahaan belum mengetahui posisi nya sehingga ia tidak ingin berbuat seenaknya. Apalagi beberapa hari yang lalu ia berselisih dengan bagian personalia. Jika ia seenaknya libur tentu akan memberburuk citranya di kantor. Lagipula ada sesuatu hal yang membuatnya ingin pergi ke kantor. Sesuatu yang penting. Ia mencurigai seseorang di perusahaan yang telah sengaja mencelakai Bagas ketika ia sedang dinas di luar.Deg deg deg deg... Suara detak jantung nya sampai dapat ia dengarkan sendiri. Dari tadi ia tak berani melihat ponselnya. Jadi sengaja ia matikan. Dok dok dok...Suara ketukan di pintu ruang

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   88

    Bagas turun dari kursi roda dipapah pengawal. Ia berusaha sangat keras untuk hanya sekedar berjalan duduk disofa ruang tamunya. Si mbok mengintip dari balik tirai penghubung ruangan. Ada Bunda yang menyambut kedatangan Bagas. si kembar belum pulang dari sekolah begitupun Dinara. Ia masih di kantin kantor membantu menyajikan makan siang untuk para karyawan. Dari pagi hatinya gelisah. Ia sudah tahu mengenai kabar kepulangan Bagas.Tapi ia sengaja tetap masuk kerja untuk menghilangkan rasa gugup, gelisah yang dari pagi ia rasakankembali ke Bagas. Mata Elang itu menyusuri seluruh sudut ruangan. Raut wajah heran dan bertanya tanya sedang tercetak jelas di wajahnya. " Minum, ambilkan minum. Bunda" Seketika tenggorokan nya terasa keringBunda menoleh ke belakang. Mbok Sum langsung dengan cekatan datang menghampiri bunda sebelum beliau mengeluarkan kata dari mulutnya. Konyol sekali. Terlihat jelas sekali mbok Sum dari tadi menguping. Padahal tidak perlu. Mereka semua baik asisten rumah tan

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   87

    Ting.. Sebuah notifikasi pesan masuk terdengar dari HPnya. Dinara mengambilnya dari saku rok yang ia kenakan saat ini. Sedang berada di kantin perusahaan, semua tugasnya baru saja ia selesaikan. Ia melihat beberapa koki dan asisten sudah mulai membereskan makanan yang tersisa. Kali ini tidak banyak tersisa. Mereka senang kerja keras dari pagi terbayar dengan baik." Bagas akan pulang" Pesan yang singkat namun bisa membuat hati Dinara bergemuruh hebat.. Dadanya terasa panas. Merambat ke kedua bola mata indah warisan dari Diana yang kini melekat bersatu dengan tubuhnya. Setitik air mata menggumpal jatuh melewati pipinya.Tak bisa berkata kata ia segera berlari menuju toilet untuk menenangkan diri. Dan sembunyi dari rekan kerjanya. " Hah hah hah, Tenang Ra tarik nafas dan hembuskan perlahan" Ia bergumam sendiri di depan kaca wastafel. Menoleh kanan kiri memastikan bahwa ia hanya sendiri tak ada orang lain di dalam toilet yang bisa mendengar ia menangis. " Benar kan, Bagas pasti baik b

  • Menikah Dengan Kakak Ipar   86

    Tap tap tap... Langkah kecil manusia paling menggemaskan si dalam rumah itu terdengar perlahan. Ia membuka pintu sebuah kamar yang sengaja tidak dikunci pemiliknya. Mengendap endap melanjutkan langkah mungilnya menghampiri seseorang di dalam ruangan tersebut. Lengan kanannya mengayun hendak menepuk pundak kecil di depannya namun suara dingin mengejutkannya. " Sudah kaka bilang kalau masuk kamar kakak ketuk pintu dulu dek, jangan seenaknya dong" Raja yang duduk di kurai meja belajarnya berucap dengan dingin tanpa memalingkan wajahnya. " Heeh" Ia melengos kesal. Lalau melanjutkan aksinya menepuk pundak kakaknya. Plaaak... Suara tepukannya lumayan keras terdengar diruangan yang lumayan hening itu. " Apaan sih dek, sakit tau" raja mengusap usap kasar punggungnya yang kena tabok Ratu. " Biarin, kaka gak tau kalau Ratu kesal haa" Si cewek mungil itu tiba tiba memposisikan diri tiduran di atas kasur milik Raja. " awas iih.. Nanti bau dek. Kamu terlalu girly gak suka aku. Jangan tidura

DMCA.com Protection Status