Yogi juga tidak menyangka Cindy akan berlari ke arahnya seperti ini, dia tertegun sejenak, lalu mengulurkan tangan untuk menerima Cindy ke dalam pelukannya.Tapi, Cindy tidak benar-benar masuk ke pelukannya, Cindy berhenti di depannya.Yogi menopang tubuh Cindy yang terhuyung-huyung, menunduk menatap bagian atas rambut Cindy dan tiba-tiba tersenyum, "Kamu datang kepadaku dengan berlari?""...." Cindy tidak tahu harus berkata apa, dia mengatupkan gigi geraham erat-erat dan ujung hidungnya memerah.Yogi awalnya bercanda, tapi saat melihat ekspresi Cindy aneh, dia berhenti bercanda dan berkata, "Apa yang terjadi?"Cindy menelan ludah dan menggelengkan kepala, "Aku mau pulang ke orang tuaku. Apa kamu bisa mengirimku pulang?"Yogi berkata, "Kamu sekarang dilarang meninggalkan Barat Kota."Cindy mendongak dengan emosi yang runtuh di matanya, "Apa kamu juga nggak berdaya?"Yogi tidak berbicara, di sini Grup Suhendra, tak cocok untuk membicarakan itu, dia melepas jaket dan menyampirkannya pada
Cindy diajak turun dari mobil secara paksa.Sekarang sudah gelap gulita, alun-alun terbesar di Barat Kota ini dihiasi lampu-lampu malam tahun baru. Mereka berjalan mengikuti keramaian dan langsung melebur dengan suasananya.Cindy dan Yogi berjalan berdampingan, orang yang berpapasan dengan mereka ada pasangan muda, keluarga beranggotakan tiga orang dan orang-orang tua yang bermain dengan anak-anak kecil.Suara tawa, musik dan obrolan membaur, tidak terasa berisik, hanya terasa ramai, begitulah keramaian dunia ini.Ada penjual keliling yang menjual jajanan khas di samping alun-alun. Mereka melewati warung barbeque. Pemilik warung mungkin menaruh terlalu banyak minyak dan minyaknya menetes ke arang. Dengan bunyi "ledakan", api melesat ke langit!Saking terkejutnya, Cindy mundur selangkah dan menabrak dada Yogi, Yogi secara alami memeluk Cindy dan menunduk.Cahaya api memantulkan pipi mulus Cindy, Cindy membuka matanya lebar-lebar karena terkejut. Akhirnya, dia tidak lagi merasa bimbang d
Yogi mencubit pipi Cindy dengan satu tangan agar Cindy menoleh padanya. Wajah mereka disinari oleh cahaya hangat dan warna mata Yogi tampak lebih terang dan lembut."Dulu aku membencimu karena menjauhiku dan memusuhiku, tapi sekarang aku nggak suka melihatmu depresi dan ketakutan. Apakah alasan ini cukup?"Alis Cindy sedikit berkedut dan matanya tiba-tiba menjadi panas.Suasana hati yang bagaikan direndam dalam air pahit selama sehari, seakan ceria pada saat ini dan sepertinya ada sesuatu yang akan mendesak keluar tak terkendalikan.Yogi berkata, "Apa Pohon Api dan Bunga Perak terlihat bagus? Ada aku di sini, kalau kamu ingin lihat, kamu bisa lihat kapan saja.""...." Cindy menundukkan kepala dengan panik, tidak tahu harus berkata apa dan napasnya tidak teratur.Tiba-tiba terdengar alunan musik yang tidak asing, santai dan ceria di alun-alun. Entah siapa yang memimpin atau mungkin karena ini malam tahun baru dan juga hari libur yang begitu membahagiakan, tidak peduli laki-laki, perempu
Segera setelah pintu penthouse suite dibuka oleh kartu kamar, pria itu masuk sambil merangkul wanita itu.Cindy tersandung pijakan kaki di pintu dan terhuyung. Yogi langsung menggendong Cindy, lalu berbalik dan menempelkannya di lemari sepatu di pintu masuk.Cindy bahkan tidak sempat bereaksi, tubuh tegap Yogi menempel di antara kedua kaki Cindy dan langsung menciumnya.Dia menciumnya dengan mesra dan penuh gairah, bahkan sedikit sembrono, seolah-olah dia bukan Pak Yogi yang dingin, tidak berperasaan dan tegas sekarang, tapi ....Tapi, hanya murni seorang pria.Seorang pria yang merindukan wanitanya.Cindy terpaksa mendongak dan giginya dibuka. Dia memegang bagian belakang kepala Cindy dan menekannya untuk menjerat lidah Cindy. Cindy tidak bisa bernapas, pikirannya menjadi kosong dan sedikit linglung. Cindy sepertinya ... sepertinya belum menyetujuinya 'kan?Cindy hanya ....Hanya apa?Cindy dijerat olehnya hingga pikirannya menjadi kacau dan tidak dapat mengingat apa pun. Yang terpiki
Tak perlu obat tidur malam ini pun Cindy bisa tidur pulas.Sebelum tidur, Cindy samar-samar berpikir bahwa sejak Yona ada di dekat Yogi, saat beberapa kali mereka berhubungan seks, Cindy kebanyakan menolak, jadi Cindy tidak merasakan apa pun.Tapi, kali ini, Cindy benar-benar santai dan menerimanya. Perasaannya benar-benar berbeda.Rasanya nyaman, bahkan membahagiakan.Tapi, saat sedang tertidur, tiba-tiba Cindy merasa sedikit gatal di wajahnya, dia membuka matanya dengan lesu dan melihat Yogi menindih Cindy."Apa yang kamu lakukan ...."Yogi tersenyum, "Sudah bangun?"Seolah kalau Cindy sudah bangun, berarti menyetujui aksinya, dia langsung memegang pergelangan kaki Cindy dan mengangkat salah satu kaki Cindy.Cindy terbangun sejenak, "Nggak mau lagi ...."Itu hanya berlangsung sedetik, lalu detik berikutnya, Cindy kembali terseret ke dalam kekacauan.Kali ini, Yogi tidak melepaskan Cindy dengan cepat.Saat air mata Cindy membasahi bantal dan melihat sekilas sinar fajar di cakrawala da
Locky segera berbalik.Setelah terdiam beberapa saat, dia menggaruk kulit di belakang telinganya dan mendongak untuk menatapnya, "Kak Yogi, apa kamu sudah berdamai dengan Bu Cindy?"Yogi memegang gelas di tangan, dengan bagian bawah cangkir bertumpu pada telapak tangan yang lain dan berkata, "Hmm."Locky, "Lalu kenapa kamu ...."Mata Yogi membeku.Locky berhenti bicara.Setelah berpikir sejenak, dia sepertinya mengerti, dia terkekeh dan bersandar di kursi dengan santai, "Pantas saja orang bilang rasa sakit adalah guru terbaik .... Oke, aku mengerti, aku akan lakukan."Layanan kamar datang untuk mengantarkan makanan dan Locky hendak melihat ada apa yang enak, tapi dia diusir oleh Yogi, "Aku nggak menyiapkan bagianmu."Locky tertawa dan memarahi, "Oke! Aku ini sapi tua, aku hanya disuruh bekerja tanpa diberi makan. Aku akan mencari makanan sendiri."Yogi mengambil kunci mobil yang dia lempar ke atas meja ketika memasuki pintu, lalu dilempar padanya, "Hati-hati."Locky melambaikan tangan
Cindy tertegun.Pikiran-pikiran yang semula kacau pun segera terurai, Cindy duduk di meja makan dan menegakkan tubuh sambil memandang laki-laki di seberangnya, "Pak Yogi, apa kamu salah ingat? Aku nggak menjanjikan apa pun tadi malam."Yogi menoleh dengan tatapan tajam. Tatapan ini memiliki aura Yogi yang biasa, "Kamu nggak berjanji padaku? Kalau begitu pergi lihat ada apa di tempat sampah di kamar tidur."Mereka tadi malam menggunakan beberapa ....Dia mengingatkan Cindy apa yang telah mereka lakukan.Hubungan sudah seperti itu, Cindy masih bilang tidak setuju?Cindy tampak gelisah.Cindy mula-mula mengambil sepotong kue kecil, memakannya untuk mengenyangkan perut dan berbisik, "Bukankah Pak Yogi selalu seperti ini? Berhubungan intim nggak ada hubungannya dengan status. Sering terjadi memiliki hubungan tapi nggak memberikan status."Cindy tidak memiliki status selama tiga tahun bersamanya.Cindy mendongak dan menatap wajahnya yang dingin, "Aku belum pernah mendengar Pak Yogi memberika
"...."Hal semacam itu seharusnya terjadi secara alami, mana bisa memberi tahu orang bersiap terlebih dahulu?!Karena perkataannya, Cindy makan dengan gelisah. Setelah selesai makan, dia buru-buru menelepon untuk meminta seseorang membantu dia mengambilkan pakaiannya.Yogi datang langsung dari belakang, memeluk Cindy dan berkata dengan nada dingin, "Bayar dulu."Cindy tidak menyangka dia serius sehingga Cindy menolak, menendang dan berjuang untuk melompat ke bawah, "Yogi! Turunkan aku! Kamu nggak bisa ... kamu ... tunggu sebentar!"Kata-kata lainnya terhalang saat pintu kamar dibanting hingga tertutup.Walaupun Pak Yogi kurang suka dengan kualitas hotel ini, tapi lantai paling atas memang berkualitas, setidaknya insulasi suaranya sangat bagus.Sekeras apa pun teriakan Cindy, tidak akan terdengar.....Setelah Locky turun, dia duduk di mobil, lalu menelepon terlebih dahulu, memerintahkan anak buahnya untuk melakukan perintah dari Yogi, lalu dia menyalakan rokok di dalam mobil.Dia suka