"Aku...menyukai seseorang...." Rin menutup matanya, berharap kedua orang tuanya tidak marah.Rin tidak mendengar ada jawaban dari orang tuanya, dia mencoba membuka matanya dan melihat kedua orang tuanya sedang menerima telepon.Tit....."Maaf, Rin, Papa tidak mendengar apa yang kau katakan." Ucap Ryuen yang baru saja selesai dengan panggilannya.Sedangkan Miyuki masih menerima panggilan di tempat lain."Em...tidak jadi, Pa. Aku sudah ingat apa yang harus ku lakukan." ucap Rin yang langsung pergi dari hadapan Ryuen."Eh...kemana, Rin?" tanya Miyuki yang baru saja selesai menerima panggilan."Dia bilang sudah tau apa yang harus dilakukan." ucap Ryuen."Memangnya apa yang mau dilakukannya?" Ryuen mengangkat bahunya sebagai arti kalau dia juga tidak tau.Di sisi lain....Ayano mendengar semuanya. Dia menatap kepergian Rin dan mengikutinya.Rin pergi ke taman belakang Rumahnya."Apa maksud ucapanmu, Rin? Kau menyukai siapa?" tanya Ayano yang menghentikan langkah Rin.Rin menghentikan lan
Seminggu kemudian...Rin benar benar disibukkan dengan banyaknya undangan. Bahkan sudah seminggu ini dia tidak memiliki waktu luang.Bahkan hari ini dia memiliki jadwal di sebuah hotel untuk mengisi acara. Di jalan pulang...."Ya ampun, apa kau ingin membunuhku?" ucap Rin pada Ayano."Mau bagaimana lagi, setelah malam itu popularitasmu semakin meningkat. Aku bahkan sudah banyak menolak. Jika aku menerima semuanya, yang ada kau tidak akan punya waktu luang selama sebulan penuh." ucap Ayano."Huh....benar benar melelahkan....em...." Rin baru sadar kalau mereka tidak berjalan ke arah pulang."Kau ingin kemana? Dan jalan ini seperti jalan menuju ke rumah bibi Kyoyo?" ucap Rin."Benar, bukankah kau sangat ingin mengetahui kondisi Zeyna-san?" ucap Ayano.Rin tersenyum, seketika semangatnya bangkit kembali."Kau memang yang terbaik, Ayano." puji Rin pada Ayano.Ayano tersenyum mendengar pujian dari Rin.["Rin, selama kau tersenyum dan selama itu untuk kebahagiaanmu, aku akan melakukan apapu
Di perjalanan pulang.....Rin terus melamun, hal itu membuat tanda tanya besar pada Ayano."Kau kenapa lagi? Apa kau kecewa karena tidak bisa melihat Zeyna-san?" tanya Ayano."Bukan begitu, aku senang walau tidak bertemu Zeyna langsung. Karena aku melihatnya tadi dari jendela tadi." ucap Rin yang tersenyum saat melihat Zeyna yang memperhatikan dari jendela."Lalu? Apa yang membuatmu sepertinya sangat galau?" tanya Ayano."Aku sedang memikirkan sesuatu.""Apa?""Aku telah membuat keputusan. Aku akan menyatakan perasaanku pada Mama dan Papa." ucap Rin serius."Apa kau sudah memikirkan lagi matang matang? Ini bukan perkara kecil, Rin." ucap Ayano."Aku sudah memikirkan banyak kali, bahkan selama seminggu ini aku selalu memikirkannya. Dan saat tadi aku melihat Zeyna yang menatapku diam diam dari jendela, hati ku tergerak untuk mengatakan semuanya pada kedua orangtuaku." jelas Rin."Kau sudah meyakinkan hal yang harus kau ketahui?" tanya Ayano.Rin menatap Ayano dengan tatapan bingung."Ap
Besoknya, Zeyna mengantar Reyhan langsung ke bandara.Ditemani dengan Ayumi pastinya, karena Kyoyo sibuk di toko bunga bersama dengan Akio.Di bandara....."Mas pulang dulu, Zey. Ingat pesan Mas, jangan terlalu capek. Kaki kamu belum pulih seutuhnya." ucap Reyhan."Iya, Mas. Zey akan ingat. Mas juga harus bilangin sama Ayah dan Bunda, kalau Zey tidak perlu di jemput. Minggu depan di awal tahun, Zey akan pulang." ucap Zeyna.Reyhan mengusap kepala Zeyna dengan lembut dan memeluknya."Sampai ketemu di awal tahun, Zey." ucap Reyhan.Zeyna tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Reyhan.Reyhan pergi kembali ke Indonesia, karena tugasnya untuk merawat Zeyna sampai sembuh sudah selesai.*****Sedangkan di tempat Rin.....Setelah kejadian tadi malam, Rin sama sekali tidak keluar dari kamarnya. Rin duduk termenung di kamarnya memikirkan kembali ucapannya tadi malam.Tok...tok...Pintu terbuka dan memperlihatkan Miyuki yang membawa nampan berisikan sarapan untuk Rin."Rin, kamu makan dulu, y
Setelah kejadian Ryuen yang mempermalukan Zeyna di toko bunga, Kyoyo langsung membawanya pulang.Zeyna terus menangis di pelukan Kyoyo. Hatinya benar benar sakit.Sedangkan di kediaman Kiyotaka.....Ryuen kembali dengan suasana hati yang tidak baik baik saja."Ryu, kau dari mana saja, kenapa tidak memberitahuku kalau kau ingin keluar?" ucap Miyuki yang menghampiri suaminya."Aku baru saja ke toko bunga milik Kyoyo." ucap Ryuen.Di saat yang bersamaan, Rin mendengarnya. Yang awalnya dia mau kembali ke kamarnya untuk istirahat, kini langkahnya terhenti mendengar ucapan kedua orang tuanya."Untuk apa kau kesana? Apa kau mau membeli bunga?" tanya Miyuki."Tidak. Aku memberi peringatan pada wanita itu agar tidak mendekati putra kita." ucap Ryuen.Mendengarkan ucapan Ryuen, Rin langsung menghampiri kedua orang tuanya."Apa maksud ucapan, Papa? Yang mulai mendekati adalah aku, Zeyna tidak salah sama sekali." ucap Rin yang emosi dengan Papanya."Diam kamu, Rin. Papa melakukan semua ini demi k
Dua pengawal itu ingin membantu Ayano, tapi satu kode tangan Ayano langsung membuat mereka berhenti."Jangan gegabah, Rin. Ingat, aku di pihakmu." ucap Ayano dengan tatapan seriusnya.Rin melepaskan Ayano dan kembali masuk ke kamarnya.Brak....Rin membanting pintu hingga membuat mereka terkejut akibat ulah tuan mudanya.Tiga hari kemudian.....Hari ini adalah malam natal, di mana banyak sekali orang orang yang memiliki pasangan merayakan natal.Zeyna duduk di kamar dan menatap langit malam yang penuh dengan bintang. Juga disertai salju yang perlahan turun.H-8 kepulangan Zeyna. Setelah kejadian di toko bunga, Zeyna tidak pernah lagi ke sana. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.Terkadang siang hari, Ayumi datang untuk menemani Zeyna agar tidak bosan.Di tempat Rin....Hubungan Rin dengan kedua orang tuanya semakin renggang.Bahkan terkadang Ryuen lebih memilih pergi dari rumah bersama istrinya daripada harus ribut dengan putranya.Rin juga sudah melewatkan waktu manggungnya
Di taman....Zeyna dan Ayumi menikmati malam ini dengan kulineran.Hobi keduanya jika di satukan di malam Festival.Di perjalanan Rin...."Rin, ini penawaran terbaik dari Mama. Atau tidak bertemu sama sekali." ucap Miyuki.Rin terdiam, jujur saja dia tidak bisa melawan Mamanya. Jika Mamanya sudah bicara serius seperti ini, tidak ada kesempatan untuk melawan."Apa jawabanmu, Rin. 'Iya' atau 'tidak'?" tanya Miyuki.Rin memikirkan semuanya dengan sangat matang."Em." Rin berdehem disertai anggukan kepala."Baiklah, kita ketaman sekarang. Ingat, 'hanya bertemu'." ucap Miyuki yang menekankan suaranya.Rin hanya menatap sendu dan menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dirinya yang ingin berjuang untuk Zeyna, tapi dirinya sendiri merasa tidak mampu memperjuangkan kebebasannya sendiri.["Zey, apa yang harus ku lakukan?"] ucap Rin dalam hati.Di teman....Zeyna duduk di kursi taman sambil menikmati makanan yang dibelinya bersama Ayumi.Sedangkan Akio ke luar taman untuk menjemput Kyoyo yang
Di bandara....Zeyna duduk bersama dengan Kyoyo dan Ayumi.Kyoyo sejak tadi menggenggam tangan Zeyna dan mengusap usap dengan lembut."Sampai di Indonesia, jangan lupa kabari Bibi, ya sayang." ucap Kyoyo.Zeyna menggenggam tangan Kyoyo yang ada di tangannya."Pasti, Zey kabari, Bibi. Maaf ya, selama di sini, Zey selalu buat Bibi repot. Bahkan beberapa hari lalu, Zey buat Bibi malu." ucap Zeyna dengan penuh rasa bersalah."Apa yang kamu bicarakan, nak? Jangan berkata begitu. Bibi sama sekali tidak merasa direpotkan dengan hadirnya kamu di kehidupan, Bibi. Bibi sangat senang dengan adanya kamu di sini." ucap Kyoyo.Zeyna tertunduk sedih, "Bibi, Zey juga mau minta maaf, karena Zey, hubungan Bibi dengan Bibi Miyuki menjadi renggang. Padahal kalian adalah sahabat." ucap Zeyna.Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Jika itu menyangkut putriku, Bibi tidak peduli. Mau sahabat atau bahkan saudara sekalipun. Jika dia berani membuat putriku menangis, maka Bibi akan sangat marah dengannya."
"Kau yakin dengan jawabanmu?" tanya Ayano."Em, kau kembalilah. Tolong bereskan barang barangku." ucap Rin tanpa menatap Ayano.Ayano terdiam sesaat, dia menatap Rin dengan tatapan serius."Rin, aku akan ikut denganmu." ucap Ayano.Rin yang tadinya memalingkan wajahnya kini menatap Ayano dengan tatapan tidak percaya."Apa maksudmu ikut dengan ku? Kau ingin jatuh miskin denganku?" ucap Rin tak percaya."Hahaha.....jatuh miskin? Harta ku sudah cukup untuk memenuhi hidupku sampai tua. Jika kau menumpang di kehidupanku juga masih cukup." ucap Ayano yang terkesan meledek Rin."Kau mengejekku, ya? Kau pikir aku tidak memiliki uang ku sendiri?" ucap Rin yang tidak mau kalah."Haha....sudahlah. Aku akan kembali ke rumah untuk mengambil semua barang barangmu, dan juga aku akan mengundurkan diri dan ikut denganmu." ucap Ayano.Ayano langsung pergi tanpa menatap reaksi Rin terlebih dahulu."Sepertinya aku cukup beruntung memilikimu, Ayano." ucap Rin yang menatap kepergian Ayano.Rin merebahkan t
Di rumah sakit....Rin masih belum ada perkembangan. Bahkan sudah dua hari ini Rin belum mau membuka matanya.Padahal sudah ada pergerakan dari tubuhnya.Ayano masih duduk di luar kamar rawat Rin, menatap kontak Zeyna yang didapatkannya dari Akio.Dua hari lalu...."Maaf, Ayano. Bukan aku tidak ingin membantumu. Hanya saja, Zeyna sudah kembali ke Indonesia. Dan untuk dia kembali kesini hanya untuk, Rin.....rasanya itu berat." jelas Kyoyo.Ayano tampak kecewa dengan jawaban dari Kyoyo."Setidaknya, bisakah aku meminta kontak Zeyna?" tanya Ayano."Maaf untuk itu. Aku tidak bisa sembarangan memberikan kontaknya pada orang lain." ucap Kyoyo.Ayano pergi dengan rasa kecewa, dirinya tidak bisa berbuat apapun."Kau ingin menghubungi, Zeyna?" ucap seorang pria.Ayano melihat ke sumber suara dan melihat Akio dan Ayumi yang sepertinya menunggu Ayano di luar."Kalian?""Jangan salah paham, kami menemuimu karena kami masih memiliki rasa kemanusiaan." ucap Ayumi sinis tanpa menatap Ayano."Ayumi."
"NGGAK....HIKS....RIIINNN....HIKS...." Mendengar tangisan Miyuki, Ryuen langsung turun dan melihat istrinya yang kini terduduk di lantai dan menangis histeris."Apa yang terjadi?" tanya Ryuen sedikit panik melihat istrinya.Miyuki masih tidak mau bicara, dia menatap Ryuen yang di sampingnya dengan tatapan amarah."INI SEMUA GARA GARA KAMU, RYUEN...HIKS...., SEANDAINYA KAMU TIDAK MENCARI MASALAH DAN MERUNDUNG PUTRAMU, DIA PASTI MASIH BAIK BAIK SAJA....HIKS..." ucap Miyuki yang benar benar emosi saat iniRyuen tampak bingung dengan ucapan istrinya. "Rin? Dia kenapa?" Miyuki, dengan air mata yang terus berlinang kembali menatap Ryuen dengan tajam."Kamu bertanya dia kenapa?" Miyuki menjeda ucapannya, "Dia mengalami kecelakaan, Ryuen. Saat ini kondisinya tidak akan yang tau....hiks....."Ryuen membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya."Maaf, sayang. Aku salah. Aku yakin putra kita akan baik baik saja." "Tapi bagaimana jika Rin kenapa napa...hiks...aku tidak sanggup menerimanya...."
Rin berhenti di sebuah club malam. Kedatangannya langsung menjadi perhatian banyaknya wanita yang ada di sana.Rin memesan dua botol Alkohol. Padahal selama ini dia tidak pernah menyentuh yang namanya Alkohol, bukan karena hal apapun. Karena tubuhnya tidak kuat jika harus mengkonsumsi Alkohol.Di tempat Ayano....Beberapa saat setelah ketinggalan jauh dari Rin, akhirnya Ayano menemukannya.Ayano berhenti di depan club. Dia melihat mobil Rin yang terparkir."Ck...apa yang akan dilakukannya lagi. Jangan bilang dia sedang minum minum untuk melampiaskan rasa kesalnya." Dengan rasa penuh kesal, Ayano masuk untuk memastikan.Benar saja, ternyata Rin minum minum, bahkan Rin juga sudah menghabiskan beberapa batang rokok."Dasar bodoh...." Ayano melangkah dengan langkah cepat menghampiri Rin.Menarik botol yang ada di tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.PRANG....Seketika semua pandangan mengarah pada mereka. Musik yang tadinya menyala mengiringi goyangan mereka, kini terhenti dan m
Seminggu kemudian.....Di kediaman Kiyotaka....Setelah kepergian Zeyna, Rin menjadi frustasi. Yang biasa sifatnya ceria dan manja pada Mamanya, kini seketika hilang. Rin jarang keluar kamarnya, dia lebih tertutup. Bahkan, Rin juga tidak merespon grup Orkestra dan beberapa panggilan untuk manggung selama seminggu ini.Di ruang makan....Ryuen dan Miyuki sedang makan malam bersama. Namun kali ini tanpa kehadiran putra semata wayangnya. Bukan hari ini, dalam seminggu ini, Rin hampir tidak pernah keluar kamar dan memilih makan di kamarnya."Huh....anak itu masih belum mau keluar dari kamarnya?" ucap Ryuen yang tampak kesal dengan sifat kekanak kanakan putranya.Miyuki hanya diam dan memperhatikan Ryuen."Ayano!" Ayano yang ada di dekat sana langsung menghampiri Ryuen yang memanggilnya."Iya, tuan." "Berapa jadwal manggung yang sudah ditolak anak itu?" tanya Ryuen."Dalam satu minggu ini ada lima jadwal yang telah ditolak oleh, Rin. Ada dua jadwal manggung dengan grup Orkestra juga yang
Di Indonesia....Zeyna dan keluarganya melakukan aktivitas seperti biasanya.Dimana, Azzam biasanya pagi pagi sekali sudah pergi ke pesantren untuk mengajar biasanya Azizah ikut membantu, tapi karena putrinya baru kembali, dirinya memilih di rumah menghabiskan waktu bersama putrinya. Sedangkan Reyhan memiliki kesibukan di rumah sakit.Azizah dan Zeyna duduk di ruang tamu untuk menghabiskan waktu bersama.Saat masih asyik berbicara, tiba tiba Zeyna teringat dengan ucapan Kyoyo tentang kisah cinta kedua orang tuanya.Zeyna mendekati Azizah dan bergelayut manja di lengannya."Bunda~, Zey, 'kan sudah dewasa. Zey ingin tau bagaimana, kisah Ayah dan Bunda saat pertama kali bertemu." ucap Zeyna.Azizah tersenyum mendengar permintaan putrinya."Kenapa, emm? Sepertinya kamu sangat penasaran." Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala, "Zey, memang sangat penasaran, Bun." ucap Zeyna.Jujur saja, Zeyna penasaran bukan karena ingin tahu tentang romansa kedua orang tuanya. Tapi dirinya ingin tau,
Malam harinya....Rin duduk di jendela menatap langit malam. Rin tidak jadi mengisi acara di hotel. Dirinya lebih memilih pulang ke rumah dan istirahat. Hal itu juga mengundang amarah Ryuen. Brak....Pintu utama dibuka dengan keras, Ryuen dengan penuh emosi pulang ke rumah mencari putranya."RIN! DIMANA KAU?" teriak Ryuen.Ayano yang mendengar teriakan Ryuen langsung menghampirinya."Ayano, di mana anak itu?" ucap Ryuen dengan nada dingin plus tatapan tajamnya."Rin ada di kamarnya, tuan." ucap Ayano.Ryuen dengan segera naik ke lantai dua menuju kamar putranya.Akan tetapi, Ayano menghalangi Ryuen agar tidak kesana."Apa maksudnya ini, Ayano?" tanya Ryuen."Maaf, tuan. Jika anda ingin marah dengan Rin, saya sarankan jangan. Karena kondisinya saat ini sedang tidak baik baik saja. Untuk masalah yang terjadi hari ini, saya sudah memberi pengertian pada mereka. Dan mereka memakluminya." ucap Ayano."Mereka memang memakluminya, tapi saya sudah merasa malu. Gara gara ulah anak itu, saya d
Di bandara....Zeyna duduk bersama dengan Kyoyo dan Ayumi.Kyoyo sejak tadi menggenggam tangan Zeyna dan mengusap usap dengan lembut."Sampai di Indonesia, jangan lupa kabari Bibi, ya sayang." ucap Kyoyo.Zeyna menggenggam tangan Kyoyo yang ada di tangannya."Pasti, Zey kabari, Bibi. Maaf ya, selama di sini, Zey selalu buat Bibi repot. Bahkan beberapa hari lalu, Zey buat Bibi malu." ucap Zeyna dengan penuh rasa bersalah."Apa yang kamu bicarakan, nak? Jangan berkata begitu. Bibi sama sekali tidak merasa direpotkan dengan hadirnya kamu di kehidupan, Bibi. Bibi sangat senang dengan adanya kamu di sini." ucap Kyoyo.Zeyna tertunduk sedih, "Bibi, Zey juga mau minta maaf, karena Zey, hubungan Bibi dengan Bibi Miyuki menjadi renggang. Padahal kalian adalah sahabat." ucap Zeyna.Kyoyo mengusap kepala Zeyna dengan lembut."Jika itu menyangkut putriku, Bibi tidak peduli. Mau sahabat atau bahkan saudara sekalipun. Jika dia berani membuat putriku menangis, maka Bibi akan sangat marah dengannya."
Di taman....Zeyna dan Ayumi menikmati malam ini dengan kulineran.Hobi keduanya jika di satukan di malam Festival.Di perjalanan Rin...."Rin, ini penawaran terbaik dari Mama. Atau tidak bertemu sama sekali." ucap Miyuki.Rin terdiam, jujur saja dia tidak bisa melawan Mamanya. Jika Mamanya sudah bicara serius seperti ini, tidak ada kesempatan untuk melawan."Apa jawabanmu, Rin. 'Iya' atau 'tidak'?" tanya Miyuki.Rin memikirkan semuanya dengan sangat matang."Em." Rin berdehem disertai anggukan kepala."Baiklah, kita ketaman sekarang. Ingat, 'hanya bertemu'." ucap Miyuki yang menekankan suaranya.Rin hanya menatap sendu dan menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dirinya yang ingin berjuang untuk Zeyna, tapi dirinya sendiri merasa tidak mampu memperjuangkan kebebasannya sendiri.["Zey, apa yang harus ku lakukan?"] ucap Rin dalam hati.Di teman....Zeyna duduk di kursi taman sambil menikmati makanan yang dibelinya bersama Ayumi.Sedangkan Akio ke luar taman untuk menjemput Kyoyo yang