"Menikahlah dengan ku."Perkataan Mo Xing Yu seketika membuat Yira dan Xiyeun sangat terkejut. Mereka tidak pernah terpikir kalau rencana mereka akan berujung seperti ini. Yira menatap Xieyun dengan tatapan serius, begitu pula dengan Xiyeun yang duduk di sampingnya."Apa kamu yakin ayahmu akan memberikannya?" Tanya Xieyun memastikan."Em! Aku sangat yakin." Mendengar ucapannya Xieyun mulai percaya dengan perkataan Mo Xing Yu namun, meski begitu dia tidak boleh ceroboh. Kemudian dia meminta bukti jika dia bersungguh-sungguh. "Apa bukti yang bisa meyakinkan kami?" "Akan ku jadikan Sisik Hati Naga sebagai mahar pernikahan."Xieyun menatap mata Mo Xing Yu dengan cukup lama, dia harus memastikan lagi bahwa orang di depannya tidak sedang bermain trik. 'Sepertinya dia memang bersungguh-sungguh.' Batin Xieyun sembari menurunkan kecurigaannya."Baiklah, bicarakan soal ini dengan ayahmu, jika dia setuju maka aku juga begitu."DegUcapan Xieyun sontak membuat Yira sangat terkejut, jantung seol
"A-yi ayo cepat!" Xieyun dan Yira dengan terburu-buru berlari menuju Kediaman Tabib Liu. Tanpa menghiraukan pandangan banyak orang mereka terus berlari sembari bergandengan tangan. Banyak mata yang memandang mereka dengan tatapan aneh, pasalnya kabar bahwa Yira yang akan menikah dengan tamu Kerajaan sudah menyebar dengan cepat."Tabib Liu ini benda yang kamu butuhkan." Ucap Xieyun sembari mengulurkan tangannya menyerahkan sebuah kotak.Tabib Liu menerima kotak tersebut dan membukanya, setelah melihat isi dari kotak itu mata Tabib Liu melotot seolah hampir keluar dari tempatnya. 'Sisik Hati Naga,' Batinnya dengan tangan bergetar, dia merasa tidak percaya bisa memegang sebuah benda berharga yang langka."D-dari mana kalian mendapatkannya?" "Tabib itu tidak penting, yang penting sekarang cepat sembuhkan dia. Kami hanya punya waktu hingga 3 hari kedepan." Jelas Yira."Em! B-baiklah." Setelah kepergian Tabib Liu, mereka segera kembali kepenginapan dengan tergesa-gesa. Saking terburu-bur
'Si*al!' Batin Yira sembari melirik ke dalam kamarnya.Yira seketika panik saat Mo Xing Yu, Wang Ling dan yang lainnya berlari kembali ke kamarnya. Dengan panik dia segera menggunakan teknik ilusi di ambang pintu kamarnya. Agar siapapun yang masuk dapat dia kontrol penglihatan dan tampang mereka masing-masing. "Siapa?!" "Em ... i-itu bukan apa-apa, mungkin hanya kucing." Jawab Yira dengan gugup sembari melirik ke dalam kamar. "Sebaiknya kita periksa saja, jika benar ada orang maka akan membahayakan Yiyi." Ucap Wang Ling yang seolah sedang mengkhawatirkannya.Belum sempat Yira berkata-kata, mereka semua langsung masuk ke kamarnya tanpa ijin. Yira tersenyum miring menatap mereka yang sedang menggeledah kamarnya. 'Kena kalian.' Batin Yira sembari tetap diam di dekat pintu dan mengawasi mereka semua."Ketemu!" Teriak salah satu pengawal yang ikut menggeledah.Mendengar teriakan tersebut sontak membuat mereka semua termasuk Yira berlari menghampiri pengawal itu berada. Mereka melongo ke
'Hah ... aku gugup sekali.' Yira memegang dadanya terasa degup jantung yang semakin lama semakin cepat. Di hari pernikahan keduanya dia duduk dan berias diri di wilayah musuh. Keringat dingin mengucur dikeningnya membuat riasannya berkali-kali harus diperbaiki oleh perias kerajaan.Tubuhnya terlihat tegang meski wajahnya menujukkan hal yang sebaliknya, dia menatap cermin sembari menunjukan senyum bahagianya kepada para pelayan yang membantunya bersiap. Sesekali dia juga menghela nafas besar yang membuat para pelayan tersenyum."Tenanglah nona, pernikahan bukanlah hal menakutkan." Ucap seorang pelayan yang sedang menata rambutnya.Yira hanya menatap wajah pelayan itu lewat pantulan cermin dan menunjukan senyumannya. 'Memang tidak menakutkan jika bukan yang kedua kalinya.' Batinnya menggerutu dengan kesal.'Aaaa ... mimpi apa aku harus menikah dua kali dengan pria yang berbeda, walaupun hanya sebuah rencana kalau upacaranya dilakukan dengan lancar maka ... maka aku akan memiliki dua su
"Bagaimana kalian bisa datang bersama?""Bukan kamu bilang, kamu akan membawanya pergi dulu?"Ucap Yira yang duduk di bawah pohon sembari memberikan tatapan curiga kepada meeka berdua. 'Tidak mungkin terjadi yang macam-macam saat aku tidak ada kan?' Batinnya sembari menunduk memegang dadanya terasa nyeri."Begini beberapa hari lalu kondisinya tidak baik-baik saja jadi Tabib Liu memintaku mencari hewan spiritual dengan atribut Jiwa agar dia dapat pulih sedia kala." Ucap Xieyun menjelaskan."Ah ... begitu rupanya. Baiklah kalau begitu aku mencuci mukaku dulu." Ucap Yira sembari bangkit dan menuju sungai di dekat sana meninggalkan Xieyun bersama Zheng Li Yan."Kenapa kamu membohonginya?" Tanya Zheng Li Yan dengan tatapan tajam."Aku tidak ingin dia sakit hati." Ucap Xieyun sembari megingat kejadian di Kediaman Tabib Liu.FlashbackXieyun yang datang untuk menjemput Zheng Li Yan melihat wanita itu terkulai lemas di atas tempat tidurnya. Terlihat wajah Zheng Li Yan memerah seakan sedang te
"Apa yang terjadi?" Yira dengan panik menghampiri Xuan yang sudah tidak sadarkan diri di pangkuan Yura. Dengan lembut dia menyeka air mata adiknya sembari menunggu jawaban atas pertanyaannya. "Yura, ada apa sebenarnya?""Sekte mendadak diserang, beberapa dari kami bisa kabur dengan bantuan ayah dan ibu." Balas Yura sembari terisak menatap Xuan."Lalu dia kenapa?" Tanya Yira sembari menatap Xuan."Dia menghalangi serangan yang ditujukan padaku.""Tak apa, setelah dia sadar kalian cepat pergi dan cari tempat yang aman, biar aku yang mengurus sisanya." Ucap Yira sembari mengelus kepala adiknya.Langkah Yira terhenti kala tangannya ditahan oleh adiknya, dia menoleh kepada adiknya. "Kak salah satu dari mereka ada seorang pria dengan ranah Imortal." Mengdengar peringatan dari adiknya dia pun mengangguk mengerti.Masalah besar di Keluarganya kali ini harus dia selesaikan seorang diri, Xieyun yang selalu menemaninya harus kembali Ke Alam Dewa dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di pe
'Xing Yu?' Mata Yira terbelalak kala mengetahui sang pemilik suara yang menantangnya, dia mengepalkan tinjunya menahan rasa amarah. Dia menatap Mo Xing Yu dengan tajam, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Mo Xing Yu akan datang membalas dendam padanya dengan cara ini."Heh ... caramu membalas dendam sangat menjijikkan!" Ucap Yira sembari emnatap Mo Xing Yu yang langkah demi langkah memasuki area duel. "Kamu kesini untuk balas dendam denganku bukan? Kalau begitu kita tidak perlu membuang waktu lagi."Yira langsung mengaktifkan kekuatan Cahayanya, Pedang Sanshi dia genggam dengan kuat, mata tajamnya sudah siap mencabik-cabik tubuh Mo Xing Yu yang berdiri di hadapannya. Tanpa basa-basi lagi Yira langsung terbang ke udara, 'Formasi Ribuan Pedang!' Seketika di atasnya terbentuk Formasi Array yang sangat besar."Serang!" Array tersebut mengeluarkan ribuan pedang cahaya yang besar dan sangat tajam, pedang-pedang tersebut terbang menuju Mo Xing Yu berada. Sementara Mo Xing Yu dia hanya me
"Yiyi bertahanlah!"Mo Xing Yu melesat dengan cepat sembari membawa Yira yang sedang sekarat dalam gendongannya. Mata Xing Yu memerah karena menahan tangis sejak Yira tertusuk oleh pedangnya. Dia terbang dengan cepat menuju Kediaman Tabib Liu yang pernah menyembuhkan Zheng Li Yan beberapa waktu lalu.Akan lebih cepat bila Mo Xing Yu menggunakan sihir ruang untuk sampai ke tempat tujuan sayangnya, goncangan dan guntur kekosongan tidak mungkin dapat Yira lewati dengan keadaan yang seperti ini. Hal ini membuatnya memilih cara yang memakan waktu lumayan lama namun, tetap tidak membahayakan Yira.Sesampainya disana, dia dengan panik berteriak memanggil Tabib Liu dan membuat kegaduhan. "Tabib Liu keluarlah!" Dia sangat panik melihat kediaman tersebut terlihat lebih sepi dari biasanya. "Bawa dia kesini!" Setelah mendengar teriakan tersebut, dia lantas berlari menemui pemilik suara."Aku mohon selamatkan dia, apapun bayarannya." Ucap Mo Xing Yu dengan panik."Ada apa dengannya?"Dia ... dia t
*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di
"Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.
"A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.
"Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit