Sansan Carell, Hyorin, Zie dan Larry. Aiken dan sekelompok anak buahnya, serta Chicko Clinton, semuanya membelalakkan kedua matanya, mereka sangat terkejut. Apalagi ekspresi Chicko Clinton, ia hingga berteriak, "Sansan Carell!" Aiken tidak pernah bertemu dengan Sansan Carell, dia sedang kebingungan. Mengapa orang yang datang ada Zie dan Larry. Setelah mendengar sepatah kata tentang Sansan Carell, ia langsung menyadari, pria muda di depan yang berkepribadian luar biasa itu adalah Sansan Carell, Direktur Utama Grup Hour! Kali ini, dia tahu bahwa masalah sudah sangat berantakan, ia melirik Chicko Clinton sejenak. Lalu ia juga melihat Hyorin, Zie dan Larry, dalam sekejap muncul dorongan hati ingin melarikan diri. Sansan Carell sama sekali tidak terkejut setelah melihat Chicko Clinton, saat dia sudah mengerti permasalahannya secara garis besar juga sudah menebaknya. Dan sudah jelas mereka mau menangkap Putri. Selain Chicko Clinton, dia tidak bisa memikirk
Chicko Clinton merasa putus asa atas apa yang ia ucapkan barusan, Putri tidak berada di tangan mereka. Jelas, itu menunjukan kebohongannya. Hati Aiken berdebar, ternyata Sansan Carell memang tahu faktanya. Itu berarti anak buahnya di yang mengamati Putri di Villa Langgang sudah dikelabui. Setelah Sansan Carell masuk ke mobil, lalu ia menelepon Putri. Menyuruhnya agar keluar dengan penampilan seolah-olah sedang panik, di depan pintu akan ada mobil yang menjemput dia. Setelah mobil keluar, di jalan utama, ada banyak sekali mobil, mereka menggunakan dua mobil yang sama persis untuk mengacaukan pandangan mereka. Hingga akhirnya, mobil yang dilihat oleh orang-orangnya Aiken adalah mobil yang ditumpangi oleh Sansan Carell dan yang lainnya. Sansan Carell sudah tidak sabar lagi, awalnya dia mengira sangat sulit untuk diselesaikan, tapi dia yang terlalu banyak berharap. Tidak ada kesulitan untuk menyelesaikan sekelompok orang ini. "Suruh mereka ke sini." Sansan Car
Melihat situasi ini Aiken merasa lega, untung saja polisi datang. Kalau tidak, hari ini mungkin adalah hari terakhirnya hidup. Tidak lama kemudian, mobil polisi berhenti. Wardani dan beberapa polisi turun dari mobil, "Semuanya tidak boleh bergerak!" Bagi orang-orang yang terbaring di tanah, ucapan ini sedikit seperti ejekan. Mereka dipukul hingga tidak bisa bangun, bagaimana mungkin bisa bergerak? Setelah Chicko Clinton melihat Wardani, segera berteriak, "Pak polisi, untung saja kalian datang, jika tidak, mungkin akan ada korban jiwa!" "Direktur Utama Grup Hour itu, karena aku tidak memberinya pinjaman, dia menyutuh orang untuk memukulku! Kamu lihat wajahku!" Wardani mengerutkan kening, orang itu adalah Sansan Carell? Tadi saat berada dalam mobil, jaraknya agak jauh, dia tidak melihat orang itu dengan jelas. Tapi sebelum adanya bukti, dia tidak akan banyak bicara, oleh karena itu, ia menunjuk Aiken dan sekelompok orang sambil mengatakan, "Lalu
Ditempat lain, Wardani sudah selesai membuat catatan. Ia juga mendapat rekaman cctv pinggir jalan pada waktu itu, di sana sangat terpencil, tapi tetap ada cctv. Dia tidak membuka cctv itu, karena begitu melihatnya, maka tuduhan terhadap Sansan Carell sudah nyata. Dia sedang menunggu, menunggu Sansan Carell menyelesaikan masalah ini. — Di dalam bangsal Ken Lindsay, Tasya Lindsay tidak ada di sana, ternyata yang ada di sana adalah Hiden Louis. Setelah Hiden Louis melihat Sansan Carell, lalu ia berdiri dan menyapanya. Sansan Carell melihat ke arah Ken Lindsay, memanggil sepatah kata, "Ayah." Ken Lindsay mengiyakan, mengatakan dirinya tidak apa-apa. Sebenarnya luka di tubuh Ken Lindsay tidak bisa sembuh secepat itu, terutama bagian kepalanya. Ada sedikit gegar otak, tapi sudah berlalu sehari, dan sudah sedikit jauh lebih baik. Dokter masih menyarankan setelah beberapa hari lakukan sebuah pemeriksaan, khusus di bagian kepala, untuk berjaga-jaga takutnya t
Keesokan harinya, sepanjang hari, satu demi satu orang datang menemui Sansan Carell, semuanya memohon demi Chicko Clinton. Namun, Sansan Carell menolak mereka semua. Setelah Chicko Clinton yang berdiam di rumah, ia mendengar informasi itu marah sekali, "Sansan Carell! Apakah dia mau mendesakku hingga mati? Baik! Aku akan melawanmu sampai akhir!" — Perumahan Villa Langgang. Dengan adanya pengalaman terakhir kali, Putri tidak berani membawa Soraya Lindsay keluar lagi. Namun terus berada di vila juga tidak terlalu aman. Putri dan Soraya Lindsay sedang berada di ruang tamu menonton tv dan mengobrol, semua orang tidak tahu bahwa ada orang luar yang masuk ke dalam. Saat ini di luar vila, dikepung oleh beberapa pria berpakaian seragam properti. Salah satu diantara mereka berjalan ke depan pintu, membunyikan bel pintu. Yang lain semuanya menempel di dinding, menghindar dari jarak pandang di pintu. Setelah mereka berdua mendengar bel pintu, Putri dan So
Melihat situasi ini Putri mendorong Soraya Lindsay ke samping, sekalian meraih bantal empuk yang ada di sofa, sekuat tenaga melempar ke arah Chicko Clinton. Terdengar suara, bantal terlempar ke kepala Chicko Clinton. "Sialan!" Chicko Clinton berteriak keras, "Brengsek, kamu berani melempariku!" Putri memegang bantal empuk lainnya untuk menghadang di depannya, "Dasar kamu bajingan tua! Jika kamu berani melakukannya, aku akan memukulmu hingga mati!" Tentu saja, ucapan Putri membuat Chicko Clinton tidak merasa terancam sedikit pun, "Hahaha … memukulku hingga mati? Kamu sedang bercanda?" Soraya Lindsay didorong agar pergi oleh Putri, ia terjatuh duduk ke sisi lain sofa. Terdapat jarak yang agak jauh dengan Chicko Clinton, tapi melihat perlakuan Chicko Clinton, Soraya Lindsay sevara alami ingin melindungi Putri. Chicko Clinton melihat ke arah Soraya Lindsay, ia tertawa terbahak, "Coba kamu pilih, aku lebih dulu melakukannya padamu? Atau dia yang duluan?"
Beberapa anak buah lainnya dalam sekejap tercengang. Apa yang telah mereka lihat barusan? Namun, tidak menunggu mereka berpikir banyak, Hyorin langsung menghajar mereka tanpa ampun, dengan cepat ia menghabisi para anak buah Aiken. Suasana begitu mengerikan, anak buah Aiken tergeletak dilantai tak berdaya.Dan sekarang hanya tersisa Chicko Clinton. "Uhm, bisakah kita berbicara baikbaik?" Chicko Clinton gemetar ketakutan karena kejadian barusan. Hyorin tidak mengatakan apapun, ia mengangkat tangannya, lalu memukul wajah Chicko Clinton hingga pingsan. Melihat ini Putri merasa lega, ia melangkah cepat mendekati Soraya Lindsay. Ia memeriksa keadaan Soraya dulu, lalu bergegas mendekati Sansan Carell. Kali ini Sansan Carell pingsan karena ia terlalu emosi melihat Soraya Lindsay yang dipukul tadi. Dan setelah dia sadar, kemungkinan akan lebih lemah lagi dari sebelumnya. Mobil ambulan tiba dengan cepat, Hyorin menyuruh Putri mengikuti Soraya Lindsay, sedangkan Sansan C
Chicko Clinton, Direktur Bank Clinton, setelah tertidur di dalam kamar sauna, dia mati karena kekurangan oksigen. Begitu berita ini keluar, semua direktur perusahaan di Kota Ryuu terkejut. Tidak perlu banyak bicara mengenai identitas Chicko Clinton, begitu dia mati, itu berarti Bank Clinton juga akan terpengaruh. Sebelumnya, Direktur Utama Grup Hour meminta perusahaan-perusahaan tersebut segera menarik dana mereka. Ada yang mengiyakan di mulut, tapi tetap menjaga sikap menunggu dan melihat, tidak ikut menarik dananya. Kali ini, Chicko Clinton sudah mati, dana mereka pasti akan terpengaruh. Yang paling kaget adalah Albert Clinton. Albert Clinton marah karena Chicko Clinton tidak menangani masalahnya dengan baik. Dan mereka adalah saudara kandung. Masalah kali ini, seharusnya ia bisa menyelesaikannya dengan mudah. Tapi ia tidak menyangka Chicko Clinton malah meninggal. Saat tahu berita ini Albert Clinton bahkan tidak berani mempercayainya, hingga dia melihat jasad C
Fajar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sansan mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.Hyorin mendengarkan seluruh percakapan mereka, wajahnya juga menjadi serius. "Apa yang harus kita lakukan?"Sansan berkata dengan tak berekspresi. "Pergi ke RS Kyoto dulu dan buat strategi," Sansan menatap Hyorin dengan sedikit ragu. "Tapi, sebelum itu kamu pergi dan bawa Soraya pulang!"Soraya adalah kelemahannya. Jika orang-orang itu ingin menyerangnya dan membiarkannya tertangkap, mereka pasti akan menyerang Soraya terlebih dulu. Jadi, melindungi Soraya adalah hal yang paling penting.Hyorin mengangguk. "Aku akan pergi!""Biarkan Busby pergi, kamu ikut aku ke RS Kyoto," ujar Sansan sambil berjalan.Hyorin tidak keberatan, Sansan menelepon Matt Busby, berbicara singkat tentang situasinya dan pergi ke RS Kyoto.***RS Kyoto.Sansan memanggil Ramdan dan Leona. "Hari-hari indah akan segera berakhir."Mereka tidak mengerti. Ketika Sansan memberi tahu berita tentang Henda dibunuh oleh Zoran, semua
"Brengsek!"Sansan benar-benar menganggap Hiden sebagai teman dekatnya. Jika tidak, dia tidak akan pergi mencari Hiden setelah menerima Grup Hour, apalagi memberikan Hiden banyak sumber daya untuk membuatnya berkembang.Alhasil, Hiden bekali-kali menyerobot sumber daya yang layak didapatkan Grup Hour secara diam-diam! Bahkan, dia melakukan tindakan kecil di belakang punggungnya dan sekarang bahkan mencari pembunuh untuk membunuhnya!Perasaan dikhianati oleh teman dekat ini membuat Sansan merasa tercekik. Jelas sekali mereka adalah teman dekat. Wardani bisa mati untuknya, tetapi Hiden malah ingin membunuhnya!"Ahh …" Sansan tinggal di gang gelap itu untuk waktu yang lama sebelum perlahan keluar dari gang, tetapi aura permusuhan di tubuhnya menjadi lebih berat dari sebelumnya.Ponsel Sansan terjatuh ketika dia dan Downey melompat keluar jendela. Saat itu, dia tidak ada waktu untuk mencari ponsel lagi. Setelah melompat keluar jendela, dia berusaha keras berlari.Mereka berada di depan Hy
"Tentu!" Sansan mengangguk tanpa terkejut, dan menghabiskan seteguk anggur terakhir. "Waktu untuk duel akan diatur secara terpisah. Sekarang bukan waktu yang tepat."Downey tidak keberatan.Pada saat ini, Sansan hendak bangun dan Downey tiba-tiba menahannya. Sansan bingung. "Kenapa? Apakah kamu ingin melakukannya sekarang?"Downey menatap dingin ke belakang Sansan, seolah sedang mengamati sesuatu. Sansan melihat ada yang tidak beres, berpaling untuk melihat dan dia melihat beberapa orang berpakaian rapi duduk di pojok sambil minum alkohol. Ketika Sansan menoleh untuk melihat, mereka dengan cepat menarik kembali pandangan mereka.Meskipun orang-orang ini tampil sebagai gangster kecil, tetapi niat membunuh di dalamnya belum sepenuhnya disimpan dan bisa dirasakan hanya dengan satu tatapan.Sansan mengerti dalam sekejap, berbalik dan berkata kepada Downe.y "Sepertinya ada yang datang untuk membunuhku lagi.""Mungkin masih orang yang sama?" Downey sepertinya tidak khawatir sama sekali, tap
Di dalam kamar. Setelah memastikan bahwa mereka telah pergi, ekspresi semua orang kembali normal dan seorang wanita pergi mengetuk pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi terbuka dan Lou Zheng berjalan keluar.Ketika pria itu sedang berbicara di telepon, Lou Zheng kebetulan pergi ke kamar mandi. Ketika dia akan keluar, dia mendengar jeritan di dalam kamar dan tahu ada yang tidak beres, jadi dia tetap di dalam kamar mandi dan tidak keluar.Saat itu, Sansan mematikan suara lagu karena dia ingin bertanya, sehingga Lou Zheng bisa mendengar suara Sansan dengan jelas.'Sansan belum mati?! Dia bahkan datang sampai kesini.' Lou Zheng sangat gugup pada saat itu.Untungnya, orang-orangnya tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. Jadi mereka tidak mengungkapkan identitasnya.Lou Zheng memandang semua orang dengan puas. "Bagus sekali! Setelah beberapa hari lagi, kalian akan menjadi eksekutif Grup Hour yang baru.""Baik, bos." Lou Zheng tersenyum.Sansa
Melihat Sansan yang menatapnya, ekspresi Downey berubah drastis, dia berusaha menahan dan akhirnya dia mengutuk. "Sialan, jangan omong kosong kamu!""Uhm …" Sansan terbatuk geli menatap mata Downey. "Hahaha …" Sansan tidak bisa menahan tawanya saat melihat alis Downey yang terangkat.Karena tatapan serius Downey, ditambah dengan kesan bahwa Sansan yang berperilaku baik, sangat lucu jika dia tiba-tiba mengutuk kalimat seperti itu.Raut wajah Downey semakin buruk. Bagaimanapun, dia telah mengutuk, jadi tidak ada bedanya jika dia mengutuk sekali lagi. "Sialan, apa yang kamu tertawakan?"Sansan tercengang, dan kemudian berkata dengan cukup serius. "Aku hanya tertawa saja!"Tatapan mata Downey langsung memuram dalam sekejap.Yang lain tampak berbeda ketika mereka melihatnya dan mata mereka diam-diam mengkomunikasikan sesuatu.Karena keremangan kamar, Sansan dan Downey tidak menyadari ada yang janggal dengan mata mereka. Sansan berhenti terawa dan menatap pria itu dengan tajam. "Satu kesemp
"Bodoh!" Pria itu berteriak dengan kesal. "Tentu saja si br*ngsek Sansan!""Tunggu?!" Usai bicara, pria itu merasa ada yang janggal, jadi dia segera berbalik. Ketika dia melihat Sansan yang baru saja dia sebut berdiri di depannya, dia langsung melebarkan matanya, "K-Kamu—"Dia sangat ketakutan hingga ponselnya jatuh ke lantai. Pria itu menggigil dan menunjuk ke arah Sansan.BRUK!Tiba-tiba Sansan yang sedang menatap sosok pria itu dengan tajam, dengan cepat menarik lengan pria itu dan membantingnya ke lantai.Saat ini, Downey yang berdiri di belakang Sansan berjalan keluar perlahan dan berkata dengan ringan. "Hei, tempramenmu tidak terlalu bagus.""Tidak juga," jawab Sansan dengan datar.Mereka juga mendengarnya tadi. Pria itu berkata bahwa Downey juga akan dibunuh bersama.Downey yang memikirkan itu mendengus pelan. "Aku terlibat karena kamu."Sansan hanya terdiam mendengar ucapan Downey, tanpa banyak basa basi lagi dia berjalan menuju sebuah ruangan lain.BRAK!Sansan menendang pint
Orang-orang telah menggali lebih dari satu jam, dan mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka hanya membongkar puing-puing bangunan yang sudah berserakan menjadi hitam."Tidak ada apapun disini.""Apakah kamu yakin mereka berada tepat di daerah ini?""Coba ingat-ingat kembali?"Orang-orang mulai kebingungan dan ada rasa pasrah di dalam benak mereka, mereka berpikir bahwa orang yang memanggil mereka datang itu salah ingat lokasi.Shifa yang mendengar itu segera menggelengkan kepalanya ketika melihat ini. "Tidak mungkin, mereka pasti ada di sini, tidak mungkin tidak ada!""Tetapi kami tidak menemukannya!""Bagaimana kalau kita mencari ke dalam lagi, mungkin mereka mengubah rute pelarian?" Seseorang menyarankan.Hyorin dan Matt Busby tampak bergairah saat melihat ini. "Tidak perlu menggali lagi.""Apa? Berhenti menggali?""Iya, berhenti menggali," Hyorin mengangguk mengangguk dengan datar.Saat itu, bom datang dari belakang pabrik, jadi tidak mungkin bagi Sansan dan Downey untuk berlari ke
Di kamar lantai dua.Sekelompok pria dan wanita duduk bersama, mereka terlihat sangat menikmati suasana di dalam bar. Meja penuh dengan gelas anggur dan ada kaleng bir di bawah kaki mereka. Mereka sudah minum cukup banyak.Semua orang sangat senang, kecuali pria yang duduk di tengah. Dia hanya memegang gelas anggur dan minum perlahan, wajahnya terlihat sangat tidak puas. Dia adalah Lou Zheng yang selalu berada dalam kegelapan sepanjang waktu.Lou Zheng mengerutkan keningnya dengan kuat. "Sansan seharusnya sudah mati. Mengapa dia masih belum kembali?" Lo Zheng mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. "Atau apakah terjadi sesuatu yang tidak terduga?"Pada saat ini, pria dengan topi itu mengetuk pintu dan memasuki kamar. Setelah dia masuk, semua orang yang ada di dalam kamar itu berhenti bergerak, bahkan suasana meriah di dalam bar itu menjadi hening.Pria itu melepaskan topinya, memperlihatkan sedikit perubahan raut wajahnya dan menjawab dengan hormat, "Sudah, bom itu meledak dan pabrik t
Downey bereaksi secara naluriah, dia dengan cepat segera mengelak. Namun, begitu keduanya bertemu, terjadi pukulan yang saling beradu.BUK!Suara tabrakan antara tinju Downey dan juga Sansan terdengar sangat jelas.BOOM!Tiba-tiba suara ledakan terdengar diiringi suara pukulan itu.Hyorin dan Matt Busby saling memandang, dia berteriak. "Lari! Ini bom!"Sehabis berteriak, Hyorin dan Matt Busby buru-buru berlari keluar. Sansan juga langsung tanggap, dia bergegas membalikkan badannya dan berlari.Mendengar itu, Downey melihat ke arah Shifa. Shifa berdiri di dekat tempat sampah yang lumayan jauh darinya. Karena ledakan, sebuah pohon tiba-tiba tumbang dan seperti akan jatuh."Shifa!" Melihat tong kayu hampir jatuh, Downey segera bergegas menghampiri Shifa, menahan pohon itu, lalu berkata kepada Shifa yang terpana. "Lari!"Shifa tiba-tiba tersadar. Setelah melihat Downey, dia terkejut. "Kak …" Dia ingin mengatakan sesuatu.Tapi Downey memotongnya. "Lari! Kalau tidak, kamu tidak akan sempat