“Sayang, jangan berbicara.” Ken menatap Tasya dan berkata dengan ringan.
Tasya tersedak, raut wajahnya sedikit berubah. Selama bertahun-tahun, dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dan sekarang memintanya untuk tidak berbicara.
Atas dasar apa ia melakukan itu?
“Ken, kenapa kamu tidak membiarkan aku bicara?” Tasya berkata dengan marah.
Kakek Lindsay melihat ini segera menanggapi, dia berkata, “Tasya, tutup mulutmu!”
Tasya terkejut, dan tubuhnya menyusut tanpa sadar.
Kakek Lindsay terus marah, “sebagai istri apa yang kamu ketahui? Jangan berbicara sembarangan disini! Ketika pria mengatakan sesuatu, wanita sebaiknya diam!”
Tasya merasa bersalah setelah mendengar ini. Melihat ini, Ken sedikit mengerutkan alis dan melirik Kak
Mendengar apa yang dikatakan Ken, l hati Kakek Lindsay merasa berdebar dan memiliki firasat buruk di hatinya. Di saat itu, Ken berkata, “Anda telah menyetujui dua syarat yang barusan, dan kemudian anda juga sudah mengakuiku dan keluargaku. Kemudian, ia sebagai menantu anda yang telah merawatku selama lebih dari 20 tahun. Bukankah anda harus menunjukkan rasa terima kasih terhadap hal ini?” Selesai berbicara, Kakek Lindsay membuka mulutnya, mencoba mengatakan sesuatu, tetapi tidak mampu mengatakannya. Kemudian, Ken berkata lagi, “Tidak perlu berterima kasih, hanya cukup minta maaf atas apa yang terjadi selama ini.” Dengan nada yang datar, seolah-olah memang sudah seharusnya Kakek Lindsay melakukan itu. Suasana di ruang rapat tiba-tiba menjadi sunyi hening. Kedua tangan Kakek Lindsay bergetar, tidak bisa mampu mengatakan
Kenapa aku berada disini? Kemanakah aku harus pergi? Setelah berpikir lama, Soraya tampak kesepian, berdiri dan pergi, tetapi tidak tahu arah kemana aku harus pergi? Karena masalah yang di perbuat oleh Ken barusan, orang-orang Grup Lindsay pasti akan sangat membencinya. Sudah pasti, Soraya tidak bisa kembali ke perusahaan lagi. Dan jika ia kembali ke Villa Langgang, tempat tinggal ibu dan ayahnya, tetapi jika saat ini kembali kesana jelas bukan merupakan pilihan yang tepat. Dan yang satunya jelas-jelas merupakan rumahnya sendiri, namun ia merasa tidak seperti rumahnya sendiri. Karena dia takut, takut bertemu dengan Sans dan Maria lagi. Akhirnya, Soraya berjalan keluar dari Gedung Grup Hour dengan linglung. Sans yang berada di kantor merasa terkejut dengan masalah Ken, dan dia juga sudah menebak kejadian ini sebelumnya.
Zheng tak bisa melakukan apapun, ia hanya bisa menuangkan segelas penuh bir kepada Soraya. Soraya mengangkat kepalanya lagi, dan segelas bir kembali habis di minumnya. Setelah dituangkan lagi, Zheng membujuk, “Soraya, kamu jangan minum bir seperti ini.” Sambil berbicara, Zheng menahan tangan Soraya yang ingin minum lagi. Soraya memandang Zheng, “kalau begitu harus bagaimana cara meminumnya?” Zheng tersenyum dan duduk sedikit lebih dekat dengan Soraya, “Minum hanya untuk bersenang-senang. Kamu minum seperti ini dan tidak memakan makanan lain. Bukankah itu sangat membosankan?” Soraya mengerutkan kening, Dia hanya ingin memabukkan dirinya, dengan mabuk ia bisa melupakan semua masalahnya. “Tidak perlu lagi.” Setelah Sor
“Sans! Dari mana kamu memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan bahwa kamu lebih layak mendapatkan Soraya?” Zheng memelototi Sans. Wajah Sans mulai tertekan, dan dia mengambil sebotol bir dan membantingnya ke lantai. Dalam sekejap, pecahan botol bir dan alkohol terciprat ke mana-mana. Zheng ketakutan dengan kejutan yang tiba-tiba ini, dan tubuhnya bergetar tanpa sadar, ketika dia bereaksi, dia merasa terlalu malu dan wajahnya tiba-tiba menjadi masam. Sans memelototi Zheng, dan berkata dengan dingin, “Zheng, jangan berpikir karena kamu adalah pewaris Grup Lou, itu adalah hal yang hebat. Di mataku, Grup Lou bukanlah apa-apa!” “Aku akan memperingatkanmu untuk yang terakhir kalinya, Soraya adalah istriku. Jika kamu berani memiliki pemikiran lain tentang dia, aku tidak keberatan langsung menghancurkan Grup Lou dan menghancurkanmu!” &nb
Soraya terdiam beberapa saat,terjadinya kesalahpahaman antara dirinya dengan sahabat baiknya, yang membuatnya sedikit canggung. Maria melanjutkan, “Hanya kamu yang bisa menyukai Sans, tidak denganku.“ Maria merasa kesal, "Terlebih lagi, aku masih menantikan Direktur Utama Grup Hour menjadi pasanganku!” Soraya menjadi lebih tenang setelah mendengar kata-kata itu, dan ekspresi wajahnya membaik, “Kamu belum menyerahkah? Dia pria yang sudah mempunyai istri!” “Aku tidak peduli, apakah sudah mempunyai istri atau tidak. Apa kau tidak mengizinkanku untuk berkhayal sebentar, ya?” Maria bercanda. Soraya tersenyum dan mengobrol dengan Maria beberapa patah kata lagi sebelum menutup telepon. Saat itu, supir taksi yang sudah menunggu menjadi tidak sabar, “Kalian ini sebenarnya masih ingin berangkat
Terlihat, seorang pekerja dengan pakaian proyek sedang mendorong troli semen dan menghampiri mereka. “Sepertinya sedang memperbaiki ...” Sans berbicara setengah kata, langsung terlihat mobil pekerja di sebelahnya tiba-tiba hampir menabrak ke arahnya. Tapi dalam sekejap, Sans berbalik dan menerkam ke arah Soraya, dan keduanya jatuh bersama di pinggir jalan. “Soraya, kamu baik-baik saja?” Sans menarik Soraya berdiri. Soraya mencoba menjawab, tetapi ketika dia mengangkat kepalanya. Matanya melebar dan dia terlalu takut sehingga tidak mampu berbicara. Hanya karena di depan mereka, berdiri pekerja yang baru saja melewati mereka, hanya saja pekerja itu sedang memegang pisau di tangannya. Pekerja itu sedikit terkejut ketika Sans menghindar, dan kemudian kembali tenang. Ia memandang kedua pri
Hati Sans sedikit terharu, tetapi di situasinya saat ini sedang kritis, dia berkata, “Soraya, aku akan baik-baik saja, setelah kamu keluar, hubungi polisi dan aku akan baik-baik saja.” Soraya hanya mengangguk. Melihat keadaan ini matanya semakin memerah, Sans dalam situasi yang kritis ini masih memikirkan keselamatannya. Bagaimana mungkin perasaan ini tidak bisa membuat dia terharu? “Aku ...” Soraya ingin tinggal bersamanya, tapi dia tahu bahwa jika dirinya tinggal disini akan membuat Sans lebih sulit, jadi dia terpaksa harus kabur dan menganggukkan kepalanya. Sans menghela nafas lega saat melihat ini, tiba-tiba saat ini ia mendengarkan suara langkah kaki. “Cepat bersembunyi dengan tenang!” Soraya kaget saat mendengar kata-katanya, dengan cepat ia berjon
Sans menelan ludah, merasakan bahaya yang sangat besar yang sedang ia hadapi. Pria itu tidak terburu-buru untuk membunuh Sans, dan terus berkata, “Sebenarnya, aku juga bersimpati padamu! Bagaimanapun, takdir kita begitu mirip!” Sans merasa kebingungan. “Apa?” Pria itu kemudian tertawa, “Aku dari awal hanyalah anak desa yang miskin dan tidak memiliki kekuasaan apapun. Setelah aku pergi ke ibu kota, aku menikah dengan seorang wanita dari keluarga kaya. Pada awalnya, karena kungfuku bagus, aku masih memiliki sedikit manfaat bagi keluargaku, dan masih sangat menghormatiku. Tapi kemudian hari, dia perlahan-lahan tidak menyukaiku, meremehkanku karena ridak bisa bekerja, dan tidak punya kemauan untuk mencari pekerjaan, dan juga tidak memiliki latar belakang yang baik. Pada akhirnya, dia benar-benar berselingkuh dengan Barley
Fajar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sansan mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.Hyorin mendengarkan seluruh percakapan mereka, wajahnya juga menjadi serius. "Apa yang harus kita lakukan?"Sansan berkata dengan tak berekspresi. "Pergi ke RS Kyoto dulu dan buat strategi," Sansan menatap Hyorin dengan sedikit ragu. "Tapi, sebelum itu kamu pergi dan bawa Soraya pulang!"Soraya adalah kelemahannya. Jika orang-orang itu ingin menyerangnya dan membiarkannya tertangkap, mereka pasti akan menyerang Soraya terlebih dulu. Jadi, melindungi Soraya adalah hal yang paling penting.Hyorin mengangguk. "Aku akan pergi!""Biarkan Busby pergi, kamu ikut aku ke RS Kyoto," ujar Sansan sambil berjalan.Hyorin tidak keberatan, Sansan menelepon Matt Busby, berbicara singkat tentang situasinya dan pergi ke RS Kyoto.***RS Kyoto.Sansan memanggil Ramdan dan Leona. "Hari-hari indah akan segera berakhir."Mereka tidak mengerti. Ketika Sansan memberi tahu berita tentang Henda dibunuh oleh Zoran, semua
"Brengsek!"Sansan benar-benar menganggap Hiden sebagai teman dekatnya. Jika tidak, dia tidak akan pergi mencari Hiden setelah menerima Grup Hour, apalagi memberikan Hiden banyak sumber daya untuk membuatnya berkembang.Alhasil, Hiden bekali-kali menyerobot sumber daya yang layak didapatkan Grup Hour secara diam-diam! Bahkan, dia melakukan tindakan kecil di belakang punggungnya dan sekarang bahkan mencari pembunuh untuk membunuhnya!Perasaan dikhianati oleh teman dekat ini membuat Sansan merasa tercekik. Jelas sekali mereka adalah teman dekat. Wardani bisa mati untuknya, tetapi Hiden malah ingin membunuhnya!"Ahh …" Sansan tinggal di gang gelap itu untuk waktu yang lama sebelum perlahan keluar dari gang, tetapi aura permusuhan di tubuhnya menjadi lebih berat dari sebelumnya.Ponsel Sansan terjatuh ketika dia dan Downey melompat keluar jendela. Saat itu, dia tidak ada waktu untuk mencari ponsel lagi. Setelah melompat keluar jendela, dia berusaha keras berlari.Mereka berada di depan Hy
"Tentu!" Sansan mengangguk tanpa terkejut, dan menghabiskan seteguk anggur terakhir. "Waktu untuk duel akan diatur secara terpisah. Sekarang bukan waktu yang tepat."Downey tidak keberatan.Pada saat ini, Sansan hendak bangun dan Downey tiba-tiba menahannya. Sansan bingung. "Kenapa? Apakah kamu ingin melakukannya sekarang?"Downey menatap dingin ke belakang Sansan, seolah sedang mengamati sesuatu. Sansan melihat ada yang tidak beres, berpaling untuk melihat dan dia melihat beberapa orang berpakaian rapi duduk di pojok sambil minum alkohol. Ketika Sansan menoleh untuk melihat, mereka dengan cepat menarik kembali pandangan mereka.Meskipun orang-orang ini tampil sebagai gangster kecil, tetapi niat membunuh di dalamnya belum sepenuhnya disimpan dan bisa dirasakan hanya dengan satu tatapan.Sansan mengerti dalam sekejap, berbalik dan berkata kepada Downe.y "Sepertinya ada yang datang untuk membunuhku lagi.""Mungkin masih orang yang sama?" Downey sepertinya tidak khawatir sama sekali, tap
Di dalam kamar. Setelah memastikan bahwa mereka telah pergi, ekspresi semua orang kembali normal dan seorang wanita pergi mengetuk pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi terbuka dan Lou Zheng berjalan keluar.Ketika pria itu sedang berbicara di telepon, Lou Zheng kebetulan pergi ke kamar mandi. Ketika dia akan keluar, dia mendengar jeritan di dalam kamar dan tahu ada yang tidak beres, jadi dia tetap di dalam kamar mandi dan tidak keluar.Saat itu, Sansan mematikan suara lagu karena dia ingin bertanya, sehingga Lou Zheng bisa mendengar suara Sansan dengan jelas.'Sansan belum mati?! Dia bahkan datang sampai kesini.' Lou Zheng sangat gugup pada saat itu.Untungnya, orang-orangnya tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. Jadi mereka tidak mengungkapkan identitasnya.Lou Zheng memandang semua orang dengan puas. "Bagus sekali! Setelah beberapa hari lagi, kalian akan menjadi eksekutif Grup Hour yang baru.""Baik, bos." Lou Zheng tersenyum.Sansa
Melihat Sansan yang menatapnya, ekspresi Downey berubah drastis, dia berusaha menahan dan akhirnya dia mengutuk. "Sialan, jangan omong kosong kamu!""Uhm …" Sansan terbatuk geli menatap mata Downey. "Hahaha …" Sansan tidak bisa menahan tawanya saat melihat alis Downey yang terangkat.Karena tatapan serius Downey, ditambah dengan kesan bahwa Sansan yang berperilaku baik, sangat lucu jika dia tiba-tiba mengutuk kalimat seperti itu.Raut wajah Downey semakin buruk. Bagaimanapun, dia telah mengutuk, jadi tidak ada bedanya jika dia mengutuk sekali lagi. "Sialan, apa yang kamu tertawakan?"Sansan tercengang, dan kemudian berkata dengan cukup serius. "Aku hanya tertawa saja!"Tatapan mata Downey langsung memuram dalam sekejap.Yang lain tampak berbeda ketika mereka melihatnya dan mata mereka diam-diam mengkomunikasikan sesuatu.Karena keremangan kamar, Sansan dan Downey tidak menyadari ada yang janggal dengan mata mereka. Sansan berhenti terawa dan menatap pria itu dengan tajam. "Satu kesemp
"Bodoh!" Pria itu berteriak dengan kesal. "Tentu saja si br*ngsek Sansan!""Tunggu?!" Usai bicara, pria itu merasa ada yang janggal, jadi dia segera berbalik. Ketika dia melihat Sansan yang baru saja dia sebut berdiri di depannya, dia langsung melebarkan matanya, "K-Kamu—"Dia sangat ketakutan hingga ponselnya jatuh ke lantai. Pria itu menggigil dan menunjuk ke arah Sansan.BRUK!Tiba-tiba Sansan yang sedang menatap sosok pria itu dengan tajam, dengan cepat menarik lengan pria itu dan membantingnya ke lantai.Saat ini, Downey yang berdiri di belakang Sansan berjalan keluar perlahan dan berkata dengan ringan. "Hei, tempramenmu tidak terlalu bagus.""Tidak juga," jawab Sansan dengan datar.Mereka juga mendengarnya tadi. Pria itu berkata bahwa Downey juga akan dibunuh bersama.Downey yang memikirkan itu mendengus pelan. "Aku terlibat karena kamu."Sansan hanya terdiam mendengar ucapan Downey, tanpa banyak basa basi lagi dia berjalan menuju sebuah ruangan lain.BRAK!Sansan menendang pint
Orang-orang telah menggali lebih dari satu jam, dan mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka hanya membongkar puing-puing bangunan yang sudah berserakan menjadi hitam."Tidak ada apapun disini.""Apakah kamu yakin mereka berada tepat di daerah ini?""Coba ingat-ingat kembali?"Orang-orang mulai kebingungan dan ada rasa pasrah di dalam benak mereka, mereka berpikir bahwa orang yang memanggil mereka datang itu salah ingat lokasi.Shifa yang mendengar itu segera menggelengkan kepalanya ketika melihat ini. "Tidak mungkin, mereka pasti ada di sini, tidak mungkin tidak ada!""Tetapi kami tidak menemukannya!""Bagaimana kalau kita mencari ke dalam lagi, mungkin mereka mengubah rute pelarian?" Seseorang menyarankan.Hyorin dan Matt Busby tampak bergairah saat melihat ini. "Tidak perlu menggali lagi.""Apa? Berhenti menggali?""Iya, berhenti menggali," Hyorin mengangguk mengangguk dengan datar.Saat itu, bom datang dari belakang pabrik, jadi tidak mungkin bagi Sansan dan Downey untuk berlari ke
Di kamar lantai dua.Sekelompok pria dan wanita duduk bersama, mereka terlihat sangat menikmati suasana di dalam bar. Meja penuh dengan gelas anggur dan ada kaleng bir di bawah kaki mereka. Mereka sudah minum cukup banyak.Semua orang sangat senang, kecuali pria yang duduk di tengah. Dia hanya memegang gelas anggur dan minum perlahan, wajahnya terlihat sangat tidak puas. Dia adalah Lou Zheng yang selalu berada dalam kegelapan sepanjang waktu.Lou Zheng mengerutkan keningnya dengan kuat. "Sansan seharusnya sudah mati. Mengapa dia masih belum kembali?" Lo Zheng mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. "Atau apakah terjadi sesuatu yang tidak terduga?"Pada saat ini, pria dengan topi itu mengetuk pintu dan memasuki kamar. Setelah dia masuk, semua orang yang ada di dalam kamar itu berhenti bergerak, bahkan suasana meriah di dalam bar itu menjadi hening.Pria itu melepaskan topinya, memperlihatkan sedikit perubahan raut wajahnya dan menjawab dengan hormat, "Sudah, bom itu meledak dan pabrik t
Downey bereaksi secara naluriah, dia dengan cepat segera mengelak. Namun, begitu keduanya bertemu, terjadi pukulan yang saling beradu.BUK!Suara tabrakan antara tinju Downey dan juga Sansan terdengar sangat jelas.BOOM!Tiba-tiba suara ledakan terdengar diiringi suara pukulan itu.Hyorin dan Matt Busby saling memandang, dia berteriak. "Lari! Ini bom!"Sehabis berteriak, Hyorin dan Matt Busby buru-buru berlari keluar. Sansan juga langsung tanggap, dia bergegas membalikkan badannya dan berlari.Mendengar itu, Downey melihat ke arah Shifa. Shifa berdiri di dekat tempat sampah yang lumayan jauh darinya. Karena ledakan, sebuah pohon tiba-tiba tumbang dan seperti akan jatuh."Shifa!" Melihat tong kayu hampir jatuh, Downey segera bergegas menghampiri Shifa, menahan pohon itu, lalu berkata kepada Shifa yang terpana. "Lari!"Shifa tiba-tiba tersadar. Setelah melihat Downey, dia terkejut. "Kak …" Dia ingin mengatakan sesuatu.Tapi Downey memotongnya. "Lari! Kalau tidak, kamu tidak akan sempat