"Benar, aku membunuh bos keji yang melakukan penggusuran itu dan juga semua orang yang memukuli kepala panti. Setelah membunuh mereka, aku menggunakan pengalaman yang kupelajari di militer dan berhasil kabur ke luar negeri," ucap Vance sambil menyipitkan matanya.Seusai bercerita, Vance mengambil bir dan menuangkan segelas untuknya."Setelah itu?" tanya Josh lagi."Setelah itu, aku kabur ke Eropa dan bergabung ke sebuah organisasi tentara bayaran. Namun, ada beberapa misi dari organisasi tentara bayaran yang terlalu nggak manusiawi. Ada beberapa misi yang akan membunuh rakyat nggak berdosa, bahkan anak kecil. Aku nggak bertahan lama di sana dan memutuskan untuk mundur. Pada akhirnya, aku secara kebetulan terlibat dalam pertarungan ilegal," jelas Vance.Setelah berhenti sejenak, Vance kembali berkata, "Aku bertarung selama empat tahun. Selama empat tahun ini, kemampuanku meningkat pesat, tapi aku merasa aku jadi nggak berbelas kasihan. Selama empat tahun ini, aku punya banyak musuh dan
"Kamu! Awas kalau kamu berani!" seru William.William yang awalnya masih tersenyum sontak mengambil sebuah botol bir kosong di atas meja begitu mendengar ucapan pria bertato bunga itu. Dia langsung memecahkan botol, lalu mengarahkan sisi yang tajam ke arah pria bertato bunga itu.Raut wajah pria bertato bunga itu seketika menjadi suram, lalu dia berkata, "William, secara peringkat dari anggota Kak Teo, kamu adalah juniorku. Kamu berani menyerangku, apa kamu tahu seberapa besar konsekuensinya?""Aku nggak peduli seberapa besar konsekuensinya. Orang terhebat sekalipun, jika berani menyentuh adikku, aku pasti berani bertindak!" ucap William dengan suara yang keras."Aku lihat sepertinya kamu minta dipukul. Teman-teman, maju! Hajar dia sampai babak belur!" seru pria bertato bunga itu sambil memelototkan matanya."Hentikan!" Saat belasan pria berkaos hitam itu hendak maju, sebuah suara teguran terdengar dari belakang.Sekelompok orang menoleh dan yang terlihat dalam pandangan mereka adalah
Begitu para anak buahnya mendengar perintah itu, mereka langsung mengeluarkan tongkat dari pinggang mereka, menebaskannya, dan langsung menyerang ke arah Vance.Bugh! Bugh! Bugh!Seketika pertarungan terjadi. Meskipun pihak lawan berjumlah belasan orang, kondisi pertarungan itu terlihat tidak berimbang. Sebab, sekalipun tongkat para anak buah pria bertato bunga itu memukul tubuh Vance, Vance sama sekali tidak bereaksi. Empat tahun pengalaman dalam dunia pertarungan ilegal telah membuat Vance memiliki kemampuan menahan pukulan yang sangat hebat.Sebaliknya, pukulan asalan dari Vance langsung membuat mereka muntah darah. Bagaimana pertarungan ini masih bisa dilanjutkan?Satu menit kemudian, belasan anak buah pria bertato bunga itu tergeletak di tanah dan meraung kesakitan. Vance melirik semua orang itu sekilas, lalu mencibir sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sekelompok sampah!"Bagi Vance, belasan orang itu bukan apa-apa!Lantaran ada banyak orang di dalam bar, Vance tidak ing
"Bocah, anggap saja nyalimu besar karena berani memukulku! Kak Teo pasti nggak akan melepaskanmu! Kalau kamu punya nyali, tunggu di sini!" seru pria bertato bunga dengan penuh kekesalan."Oke, aku tunggu di sini. Aku mau lihat, apa yang bisa kau lakukan," jawab Josh sambil mencibir."Ayo pergi!" perintah pria bertato bunga itu. Di bawah bantuan dari dua anggotanya, mereka pun berjalan ke luar.Setelah pria bertato bunga itu pergi."Kak Josh, aku nggak menyangka bisa bertemu kamu lagi," kata Shania yang langsung berlari ke hadapan Josh dan tampak sangat bahagia."Shania, dulu saat aku melihatmu, kamu masih seorang gadis kecil. Nggak kusangka sekarang kamu sudah sebesar ini," balas Josh yang langsung mengelus kepala Shania sambil tersenyum.Ketika masih SMP, Josh tidak punya teman di kelas dan hanya menjalin persahabatan dengan William. Josh sering pergi ke rumah William, jadi dia tentu sering berinteraksi dengan Shania. Pada saat itu, Shania sangat patuh dan imut, dia selalu mengikuti J
Josh menatap dengan fokus dan menemukan bahwa orang yang datang berjumlah 70 hingga 80 orang. Bahkan, pria bertato bunga yang dihajar sebelumnya itu juga duduk di kursi roda dan didorong oleh seseorang."Gawat! Sekarang mau pergi juga nggak ada kesempatan lagi!" seru William yang langsung terduduk di sofa dan wajahnya dipenuhi keputusasaan."Aku nggak takut mati, tapi … aku nggak ingin adikku dilecehkan oleh para berengsek ini!" kata William dengan sangat putus asa.William tahu betul bahwa jika adiknya jatuh ke tangan orang-orang itu, konsekuensinya akan sangat fatal!Di sisi lain.Pria berkepala botak yang berada di depan memimpin 70 hingga 80 orang berjalan ke arah meja bar dengan aura yang mengerikan."Kak Ruby, matikan musiknya! Buka semua lampu!" perintah Teo kepada Ruby dengan ekspresi suram.Ruby tentu tidak berani melawannya. Dia langsung menyuruh orang untuk mematikan musik di dalam bar, lalu membuka lampu. Bar yang awalnya gelap seketika menjadi terang benderang. Bersamaan d
"Kamu hanya perlu menyuruhnya untuk mengeluarkan sebuah data untuk dibandingkan. Semuanya akan jelas dengan sendirinya dan ini sangatlah mudah," timpal Josh.Pria bertato bunga pun berkata dengan buru-buru, "Kak Teo, nggak perlu seperti itu. Lihat tampangnya itu, dia nggak mungkin adalah direktur utama Grup Vacant. Kak teo, ayo kita segera bertindak dan bunuh dia!""Diam! Apa aku perlu mendengarkanmu untuk melakukan sesuatu?" bentak Teo yang langsung memelototi pria bertato bunga itu.Melihat hal itu, pria bertato bunga itu tentu hanya bisa diam."Pergi, panggil Kak Ruby kemari!" perintah Teo kepada anak buahnya yang di samping.Melihat dandanan Josh, Teo merasa dia memang tidak mirip orang kaya raya, apalagi direktur utama dari Grup Vacant. Namun, Teo mendapati bahwa Josh terlihat sangat tenang. Sikapnya yang begitu tenang saat berhadapan dengan sekelompok orang seperti mereka ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh orang biasa.Demi berjaga-jaga, Teo memutuskan untuk mencari Ruby d
Setelah Teo selesai membaca.Tak!Tangan Teo sontak gemetar sehingga dokumen di tangannya langsung terjatuh ke lantai. Ketika dia mendongak dan melihat Josh lagi, sorot matanya sudah dipenuhi dengan rasa hormat."Kak Teo, ada apa denganmu?" tanya pria bertato bunga yang duduk di kursi roda dengan ekspresi sangat kebingungan.Lantaran dokumen itu jatuh tepat di hadapan pria bertato bunga, pria itu bergegas membungkuk untuk memungutnya. Dia ingin melihat apa yang telah dilihat oleh Teo sehingga bisa menunjukkan reaksi seperti ini."Ini …." Ketika pria bertato bunga itu melihat dokumen itu, dia juga terkejut hingga memelototkan kedua matanya dan raut wajahnya menjadi pucat."Astaga! Cucu dari Marcus Parker!" seru pria bertato lengan ketika melihat informasi itu. Suaranya menjadi sangat melengking karena rasa terkejut dalam hatinya.Detik berikutnya.Pria bertato bunga yang mendapat serangan besar itu seketika terjatuh ke kursi roda di belakang. Kemudian, tubuhnya mengalami kejang yang heb
Nyawa pria bertato bunga itu adalah penjelasan yang diberikan Teo kepada Josh. Josh lalu mengangguk dan diam-diam berpikir bahwa Teo cukup realistis. Setelah itu, Josh berkata, "Duduklah, Teo."Josh mengayunkan tangannya kepada Teo dengan santai dan mengisyaratkan Teo untuk duduk di seberangnya."Tuan Josh, aku … aku berdiri saja," ucap Teo sambil tersenyum.Josh mengernyitkan alisnya dan berkata, "Aku menyuruhmu duduk, lakukan yang aku katakan.""Ini … karena Tuan Josh sudah bicara seperti ini, aku akan menurutinya." Seusai berbicara, Teo pun langsung duduk sambil tersenyum.Seusai duduk."Karena pria bertato bunga itu sudah mati, masalah hari ini kita lupakan," ucap Josh dengan datar.Mendengar Josh berbicara seperti itu, Teo diam-diam merasa lega dalam hatinya."Josh, kamu … kamu benar-benar direktur utama perusahaan cabang Grup Vagant di Kota Sunrise?" tanya William yang tidak bisa menahan keterkejutannya di samping.Sebelum Josh sempat berbicara, Teo sudah lebih dahulu berkata, "D
"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
"Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk
"Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su
"Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar
Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant
Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p
"Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini
Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m
Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We