Bab 195. FILM BIRU Seperti biasa Bambang sudah memesan President suite untuk Darko, sedangkan dia dan Ibrahim cukup kamar di bawahnya. Padahal Darko tidak memasalahkan kalau Bambang memesan tiga President suite untuk mereka. Karena hari sudah malam dan mereka sudah makan malam di dalam pesawat kelas bisnis, maka sesampainya di hotel mereka langsung beristirahat. Di dalam kamarnya, Darko tidak langsung tidur tapi di duduk bersila di atas lantai untuk berkultivasi. Sudah lama dia tidak berkultivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Semalaman Darko duduk bersila berkultivasi untuk melancarkan aliran darahnya dan menguatkan energi sejatinya. Meskipun semalaman tidak tidur akan tetapi wajah Darko terlihat segar setelah menghentikan kultivasinya. Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Darko segera keluar dari kamarnya. Penampilan Darko yang begitu sederhana sebenarnya sangat tidak pantas menginap di kamar President Suite, akan tetapi uang adalah segalanya s
Bab 196. HUKUMAN SADIS Seketika semua orang terpana melihat kematian pria kekar pertama yang terjatuh sesaat setelah menembakkan pistolnya ke arah Darko. Seharusnya yang terjatuh adalah Darko yang mati tertembak, tapi kenyataan yang ada di depan mata terbalik seratus delapan puluh derajat. Bukannya Darko yang mati tapi malah pria kekar yang menembaknya. Kemudian semua orang segera melihat satu lubang kecil di dahi pria kekar pertama. Lubang kecil ini perlahan mengeluarkan darah yang mengalir membasahi wajahnya. Pria kekar kedua segera tahu kalau temannya telah terkena tembakan tepat di kepalanya. Segera saja pria kekar kedua langsung memandang ke sekeliling sambil menodongkan senjatanya ke segala arah. Pria kekar kedua perlahan berjalan ke arah pintu kamar yang terbuka sambil menyiagakan pistol di tangannya dengan mode siap tembak. Untuk sementara seluruh crew pembuat film biru melupakan kehadiran Darko di hadapan mereka. Tingkah laku pria kekar k
Bab 197. DI CIUM LIMA GADIS CANTIK SEKALIGUS Yang terakhir dilepaskan ikatannya adalah gadis yang akan di perkosa oleh tokoh utama pria pada film biru ini. Begitu ikatan di tangan dan kakinya terlepas, gadis ini langsung menangis dan memeluk tubuh Darko yang ada di depannya. “Hu hu hu hu…”Tangis gadis ini begitu menyedihkan sambil merebahkan kepalanya di dada Darko. Kali ini Darko hanya bisa berdiri dalam diam membiarkan gadis ini menangis untuk melampiaskan kesedihan dan kegembiraan sudah ditolong dari nasib buruk yang tidak akan pernah dia lupakan. “Kita harus segera keluar dari hotel ini, jangan sampai teman-teman mereka datang.”Darko segera mengingatkan gadis yang sedang memeluknya dan keempat gadis yang lain. Segera saja gadis yang sedang memeluknya langsung tersadar dan segera membereskan pakaiannya yang berantakan. Setelah sebelumnya terhanyut dalam kegembiraan telah diselamatkan dari bencana yang sangat mengerikan bagi seorang wanita. Sambil menu
Bab 198. BERPRASANGKA BURUK Tak lama kemudian sebuah taksi terlihat dari kejauhan, Darko segera melambaikan tangannya menghentikan taksi itu. Begitu taksi berhenti semua orang langsung masuk, sopir taksi segera menegur Darko. “Tuan, taksi ini tidak cukup untuk membawa semua orang, sebaiknya yang lainnya menunggu taksi yang lain.”Tentu saja sopir taksi tidak ingin mobilnya dinaiki banyak orang yang merupakan pelanggaran. Taksinya hanya bisa diisi maksimal empat penumpang, sedangkan saat ini Darko dan yang lainnya berjumlah enam orang. Mendengar perkataan sopir taksi, Darko sama sekali tidak kecewa dia segera menyerahkan uang sepuluh juta sebagai ongkos taksinya. “Uang ini untuk ongkos sewa taksi kalau kamu bisa mengantar kami.”Melihat uang sepuluh juta di tangan Darko, seketika mata sopir taksi berbinar-binar. Keserakahan langsung menenggelamkan apa yang pernah dia katakan sebelumnya. Karena dia tahu, uang sepuluh juta itu merupakan penghasilannya selam
Bab 199. ANGELINE KECELAKAAN Alexander menatap Darko dengan tatapan tajam dan penuh selidik, ekspresinya penuh dengan kecurigaan melihat wajah Darko yang dipenuhi stempel bibir berwarna merah. “Saya tidak terlalu mengenal Margaret, kami baru saja bertemu hari ini. Jadi tidak banyak yang bisa saya katakan.”Darko berkata apa adanya, dia tidak ingin berbelit-belit menjawab pertanyaan Alexander. Mendengar jawaban Darko tentu saja semua orang tidak bisa mempercayainya begitu saja. Mereka malahan berpikir kalau Darko sedang berusaha untuk menghindari tanggung jawab dengan mengatakan baru saja bertemu dengan Margaretha. Salah seorang keluarga Budiman segera membentak Darko dan menunjuk wajahnya dengan mata memerah karena emosi yang membara. “Darko! Cepat katakan yang jujur? Apa yang baru saja kamu lakukan terhadap Margareta, jangan kira kami tidak bisa bertindak kejam agar kamu mengakui perbuatanmu?” Darko tetap saja bersikap santai, dia sama sekali tidak tertekan maupun
Bab 200. LUKA PARAH “Apa? Coba katakan sekali lagi. Kamu jangan bercanda?”Sikap Darko langsung serius dan dia berkata dengan suara cukup keras membuat Margareta dan keluarganya saling pandang tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Darko. Setelah Bambang menceritakan dengan jelas kecelakaan yang menimpa Angeline, seketika tubuh Darko menjadi lemas. Ternyata Bambang mendapat kabar dari anak buah Ibrahim yang selalu menjaga keselamatan Angeline ketika Darko pergi. Menurut anak buah Ibrahim, Angeline mengalami kecelakaan pada saat berangkat kerja. Mobil yang dikendarai rusak parah setelah ditabrak truk pasir dan Angeline terluka parah dengan kaki dan tangan yang patah serta wajahnya robek terkena pecahan kaca. Emosi Darko seketika meluap, aura membunuh yang sangat kuat terpancar dari tubuhnya dan sepasang matanya memerah. Margaretha dan seluruh keluarganya sangat terkejut melihat perubahan yang terjadi pada Darko. Apalagi merasakan suhu udara di sekitar
Bab 201. DEPOSIT “Saya tidak peduli berapapun yang biaya yang dibutuhkan untuk membayar sewa kamar paviliun. Saya kesini hanya deposite sebesar satu milyar rupiah untuk biaya perawatan istri saya.”Setelah berkata seperti itu, Darko langsung mengeluarkan kartu Bank edisi khusus miliknya. Karyawan administrasi tidak terlalu mengerti perbedaan kartu Bank edisi khusus, baginya kartu Bank itu sama saja bisa digunakan untuk pembayaran. Akan tetapi dia tampak terkejut ketika mendengar perkataan Darko yang akan deposit sebanyak satu milyar rupiah. Karyawan administrasi menatap wajah dan penampilan Darko dengan seksama setelah menerima kartu Banknya. Dalam hati dia tidak percaya kalau pemuda miskin di depannya bisa deposite sebanyak satu miliar rupiah untuk biaya pengobatan Angeline. “Kartu ini ada dana satu milyar? Apa anda tidak bermimpi? Okelah kalau begitu kalau anda memaksa.” Karyawan administrasi langsung pucat ketika tiba-tiba Darko memelototinya sambil men
Bab 202. PIL REGENERASI Setelah dirasa cukup menyalurkan energi sejatinya, Darko segera mengambil sebuah pil sebesar biji kelereng berwarna hijau tua seperti lumut dari cincin spiritualnya. Pil hijau lumut ini bernama Pil Regenerasi yang berfungsi untuk menyatukan lagi tulang yang patah maupun retak hingga kembali seperti semula. Pil Regenerasi merupakan Jamu tradisional kuno yang ada di dalam cincin spiritual peninggalan Pertapa Jawa Dwipa kuno yang ditemukan sudah menjadi kerangka di kutub utara. Apalagi Darko sudah menguasai semua ilmu kanuragan dan ilmu pengobatan tradisional yang tersimpan di kitab kuno guru misteriusnya ini. Kitab kuno itu bukannya dibaca akan tetapi langsung menghilang masuk kedalam kepalanya secara ajaib, yang secara otomatis membuatnya seakan sudah berubah menjadi kitab kuno itu sendiri. Dengan lembut Darko membuka mulut Angeline dan memasukkan Pil Regenerasi itu kedalam mulutnya. Seketika Pil Regenerasi yang keras langsung mencair
Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men
Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun
Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga
Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin
Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd
Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan
Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk
Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang
Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia