Beranda / Rumah Tangga / Menantu Hina Jadi Nyonya / Ridho kecewa dan amadah Mega

Share

Ridho kecewa dan amadah Mega

Penulis: Pramesti GC
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-21 21:56:26

Pov Ridho

"ibuk... Ibuk..." Alina menangis, tangis yang membuatku semakin marah. Bagaimana Mega bisa meninggalak anak- anak bersamaku begini.

Sedang sibuknya aku membuat Alina berhenti menangis, Alika terbangun duduk mengusap matanya.

"Adek nangis?" Tanyanya dengan mata setengah terbuka, rambutnya yang tergerai berantakan.

"Iya, adek cari ibu."

Gadis itu turun dari atas ranjang, mendekatiku dan menarik baju bawahku. "Ibum pelgi?" Dia terdiam menatapku.

"Iya, tau itu ibumu, sudah tau anakya tak bisa jauh malah pergi tanpa pamit, nggak juga pulang!" Aku bicara saja tanpa rem, kesal aku di buatnya.

Wajah Alika kini memerah, matanya berkaca dan dia berjalan ke pintu depan. "Ibuk... Ibuk..."

Ah, bagaimana ini, kenapa dia malah menangis juga!

Kepalaku semakin berdenyut, mendengar Alika menangis, Alina yang mulai diam ikut menangis lagi.

"Jangan nangis lagi Alina, ayah binggung ini!"

Aku berjalan menyusul Alika ke depan, gadia itu duduk di teras, menatap nanar jalan yang kosong.

"Ayo cali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Hasutan Nadila

    Aku hampir gila mengurus Alika, dia tak mau berhenti menangis, ada apa dengannya! Bahkan Mega masih tak bisa aku hubungi, bisa-bisanya dia memperlakuan aku begini. Kepalaku berdenyut hebat dan tiba-tina ponsel yang ku letakkan di meja ruang tengah berdering."Mungkin itu Mega!" Berlari aku mengambil benda pipih itu, ingin segera mececar wanita itu dengan banyak pertanyaan. Tapi tunggu, ini bukan Mega, ini dari Nadila.Aku menggulum senyum mendapati nany ada di layar, yang kami lalui tadi pagi sungguh membekas indah. Apakah dia merindukanku lagi?"Halo." Ucapku berusaha tenang, aku bahkan menjauh dari Alika yang masih tergugu di lantai rumah."Mas Ridho, aku minta kamu ajari istrimu itu tatakrama!" Ucapnya bahkan tanpa berkata manis."Istriku?" Kuulang kalimatnya, aku terkejut dan jadi tak bisa berpikir dengan baik."Iya, istrimu! Beraninya dia mempermalukan aku!" Ucapnya dingin, membuat aku semakin bertanya sendiri."Apa yang sudah di lakukan Mega?""Kamu mau tau apa yang dia lakukan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   wajah Baru Mega

    Pov Mega"Dan memaki Nadila di depan umum juga keputusanmu sendiri Mega?"Aku menatap wajah mas Ridho dengan tajam, lelaki yang ku anggap suami danasih begitu ku hormati itu bahkan menyebut nama wanita lain sekarang, ck... berani sekali dia." Ya itu keputusanku! Apa wanita murahan itu menggadu padamu mas?" Mas Ridho membetulkan letak duduknya. "Bukab begitu, dia hanya bilang kamu memakinya di depan umum.""Lalu kenapa jika aku memakinya?"Mas Ridho membuang wajah, seolah memgumpulkan kekuatan untuk menjawab kalimatku."Jangan menyulitkan aku Mega, Nadila adalah orang yang membantuku memperoleh pekerjaan, kenapa kamu memperlakukannya begitu?"Mataku melebar, masih bisa dia bersembunyi di balik kata pekerjaan dan hutang budi." Harusnya aku bagaimana? Berterimakasih padanya begitu?""Ya bersikaplah baik Mega, toh dia tak merugikanmu juga!"Senyumku mengembang." Bersikap manis? Katakan mas, sikap bagaimana yang harusnya aku tunjukkan?"Mas Ridho diam, aku bia melihat ia sendang berpiki

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Keputusan Mega

    Pov Mega."Ada apa denganmu Mega?" Tanya mbak Dewi heran.Malam ini aku ada di rumah bude Halimah, ku bawa anak-anak juga ke sini untuk bermain dengan bude Halimah dan Ratih, adik mbak Dewi yang baru pulang KKN dari luar kota.Mbak Dewi membawaku duduk di teras rumah, rumah bude yang menghadap ke arah gunung membuatku bisa melihat kilau lampu di punggung gunung."Ini bukanlah dirimu Mega, kami beribah dalam waktu sebentar, ada apa denganmu?" Mbak Dewi mengulang kalimatnya lagi.Aku tersenyum menatapnya, hanya dia yang bisa melihat dalam hatiku dengan baik. "Aku hanya lelah mbak." Ucapku kembali tertunduk, kuseka air mata yang keluar diujung.Tanpa berkata mbak Dewi memelukku erat, ia tak mncecarku dengan banyak pertanyaan seperti lainnya, ia membuat aku merasa nyaman membuka diri."Mbak tau kamu kuat Mega, mbak tau itu!" Ucapnya sembari mengusap lembut punggungku."Bila aku berpisah dengan mas Ridho, apa mbak Dewi masih akan memperlakukan aku begini?"Kalimatku membuat tangannya berhe

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Kejutan Kecil

    Pov RidhoTempat kerjaku yang baru adalah sebuah bank swasta besar. Di tempatkan pada bagian kantor dengan jabatan yang cukup menggiurkan, aku menrasa harga diriku kembali tumbuh. Nadila membantuku begitu banyak, bahkam dengan mudah aku menduduki jabatan penting sekarang, seorang kepala marketing yang baru."Bagaimana ruang kerjanya mas?" Nadila masuk dengan pakaian yang rapi, rambutnya tergerai dengan warna kemerehan, dia berjalan masuk dan duduk di hadapanku."Sangat nyaman." Ucapku dengan senyum hangat, sungguh wangi parfum Nadila bisa kucium dari balik meja."Syukurlah kalau mas Ridho suka di sini, semoga saja betah." Ucapnya lalu berdiri dan membetulkan letak kemejanya."Apa kamu marah padaku?" Tanyaku pelan, aku masih tak enak hati atas sikap tak menyenangkan Mega padanya."Tentu saja tidak mas, bukankah itu kesalahan istrimu mas, kenapa aku harus marah padamu?" Tanyanya dengan lembut."Sungguh aku minta maaf padamu Nadila, aku benar-benar tak enak hati atas sikap Mega padamu, a

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   ATM yang Kosong

    "Maaf pak, saldo anda tidak cukup!"Mataku membelalak sempurna, bagaimana mungkin tidak cukup, di dalam ada nominal lebih dari sepuluh juta dan dia bilang tak cukup?"Saldo tidak cukup? Coba di ulang lagi mbak.""Sudah pak, tapi memang kartu ini tidak ada isinya, apa bapak ada kartu yang lain?""Nggak mungkin kalau sampai nggak ada isinya mbak, di dalam sini ada lebih dari sepuluh juta mbak!".Para pelayan itu saling pandang, tentu saja aku kesal sendiri, jelas-jelas aku ada uang lebih untuk membayar semua makanan itu, bisa-bisanya mereka bilang tak ada uang!"Tapi sudah kami coba pak dan memang tidak bisa, bapak ada kartu lain?" Kembali dia menanyakan kartu lain yang tentu saja tak aku punya."Nggak usah cari kartu lain mbak, mesin ini mungkin yang rusak! Sudah begini saja, di mana ATM terdekat?" Tanyaku tak mau lagi membuang banyak waktu.Para pelayan itu kembali saling pandang dan melihatku, menyebalkan sekali!"Hey, aku sedang tanya di mana ATM terdekat?""Oh, di depan sana ada pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Istri cantik pak Ridho

    Pov Mega"Bagaimana mas, jadi tidak aku bayar tagihan makanmu?"Aku menunggu mas Ridho menjawab, jika tak di berikan alamat makanknya padaku, bagaimana dia bisa bayar tagihan makannya itu."Apa nggak bisa di kirim saja Mega, mas nggak mau kamu repot-repot datang kemari."Kilahnya terdengar tak tulus mengkhawatirkan aku, bilang saja memang dia yang tak ingin di datangai istrinya ini."Ya nggak bisa gitu mas, tapi kalau mas Ridho nggak mau ya nggak apa-apa deh, bukan utusanku juga kan mau bayar atau tidak!" Ucapku menahan tawa."Ya sudah aku berikan alamatnya, nanti mas Share lokasinya di pesan.""Oke!" Jawabku singkat lalu mematikan ponsel. Gayanya saja apa-apa tak bicara padaku, nyatanya aku juga yang di cari untuk membantunya menyelesaikan masalah."Ada apa Ga?" Mbak Dewi yang sedang menyuapi Alina bertanya padaku.Kami sedang makan kue yang di bawa mbak Dewi bersama-sama di rumah, Aisyah putri mbak Dewi yang di pondok pulang siang tadi, jadi kami berkumpul untuk makan oleh-oleh yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   mempermalukan Nadila

    Ridho gugup, tentu saja dia gugup, selain merasa bangga istrinya terus di puji, ia juga sedikit tak enak hati pada Nadila yang terus menatapnya tajam. Kali ini memang Nadila tak bisa berbuat banyak, Mega yang punya hak lebih atas suaminya terus menempel seperti lem di sisi Ridho dan dia hanya bisa melihatnya dengan wajah tak suka."Jadi namanya bu Mega?" Jasmin teman kerja Ridho bertanya, gadia itu langsung menaruh perhatian lebin pada Maga begitu dia datang."Iya, panggil saja Mega, jangan pakai bu." Ucapega, tangannya terus menggelayut manja di lengan Ridho."Ya nggal bisa bu, kesannya jadi kurang ajar nanti." Ucap seorang lelaki lain di meja sebelah.Ridho memang menyewa ruanh khusus untuk membawa teman-temanya makan bersama, bukan Ridho sebenarnya yang menyewa melainkan Nadila."Wah pak Ridho ini tipe suami sayang istri y, sampai istrinya saja nepel terus." Ucap yang laun lagi membuat mereka tertawa bersama."Ya begitulah, suami saya ini tipe yang malu-malu tapi mesra." Jawab Mega

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Sindiran mbak Dewi

    "Maafkan aku Mega, aku tidak bilang padamu soal makan bersama." Ucap mas Ridho saat kami ada di parkiran.Aku diam, menunggu mbak Dewi keluar restoran sendiri."Ini mobik mbak Dewi?" Tanya mas Ridho saat melihat aku berheti di sisi mobil kakak sepupunya itu."Iya, tu orangnya juga ada" jawabku menunjuk mbak Dewi yang berjalan ke arah kami.Mas Ridho terlihat salah tingkah, aku tau dia terkejut mengetahui aku kemari bersama mbak Dewi juga."Sudah selesai urusannya?" tanya mbak Dewi padaku tanpa melihat kearah mas Ridho."Sudah, kita cari tempat makan lain saja mbak, bagaimana?""Ayo!" Mbak Dewi duduk di balik kemudi dan aku di belakang, mas Ridho tanpa di minta duduk di depan bersama mbak Dewi.Mobil melaju meninggalkan restoran mewah itu, kami sama-sama diam di jalan, hingga di sebuah lampu lalu lintas mobil kami berhenti."Aku heran padamu Dho, bisa-bisanya kamu makan malam sendiri tanpa anak dan istrimu!" Kalimat mbak Dewi membuat mas Ridho terdiam tak berani menjawab"Kenapa diam?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29

Bab terbaru

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Keputusan Ridho

    POV RidhoAkhirnya sepulang kerja aku bersama Nadila menemui Niko, anak lelakiku sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit saat aku datang. Pembantu Nadila yang menjaga nya selama Nadila kerja, anak itu begitu bahagia melihatku datang."Papa!" Ucapnya dengan senyum tanpa cahaya, wajahnya terlihat pucat."Hay ganteng, kenapa kok sakit."Niko diam, dia melirik ke arah Nadila dengan wajah ragu."Bicara saja, momi tidak akan marah." Ucap Nadila seolah memberikan izin pada anaknya.Niko melihat ke arahku dan memelukku erat, kini aku merasakan tubuhnya berguncang, dia menangis dalam dekapanku."Hey jagoan, kenapa menangis?""Papa nggak mau nikah sama mama ya?"Kalimat tanya itu langsung membuat lidahku kelu, dari mana dia dapatkan kata itu, apakah Nadila menceritakan semua masalah kami kepada Niko juga?Aku menatap manik mata anak lelakiku itu, ada luka dan kecewa di sana, sorot yang justeru menggoyahkan keputusanku dan membuatku berpikir ulang untuk mempertimbangkan juga hati Niko

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Pertemuan tak terduga

    Mas Ridho kesal padaku, hari ini kepergianku ke Jogja sukses membuatnya tak bicara padaku saat aku berpamitan. Bebrepa kali dia meminta aku meminjamkan mobilku padanya, namun aku terus beralasan banyak dan sekarang mobil ini aku bawa pergi ke Jogja, tentu saja itu membuat wajahnya masam seperti limau.Aku menitipkan anak-anak pada seorang wanita yang mbak Dewi cari untuk merawat Alina dan Alika selama aku pergi, jika pekerjaan ya baik dan bagus, mungkin aku akan memperkerjakan dia untuk terus membantuku merawat mereka.Perjalananku ke Jogja tak memakan banyak waktu, aku tiba di hotel tempat kami menginap sebelum siang. Sampai di sana beberapa orang sudah mengurus segala keperluanku. Hari ini acara syukuran syuting pertama, tentu saja kami semua sudah sangat siap menjalankan semua jadwal yang sudah di tentukan."Bu Mega mau makan dulu atau ke kamar?""Ke kamar saja, saya belum solat duhur, nanti saya menyusul ke ruang makan ya." Ucapku pada gadis manis bernama Kori, dia bertugas memban

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   kejutan Mas!

    Hari yang di tunggu tiba, mobil yang aku impikan kini di antar hingga terparkir di depan rumah. Sebuah mobil sedan terbaru keluaran Henda dengan warna hitam klasik yang mewah. Mbak Siska berbisik bersama adik bapak yang lain, sementara emak terus menatap tak percaya ada mobil baru di depan rumah anak lelakinya."Wah Ridho, baru juga berapa hari kerja sudah bisa beli mobil." Sapaan lembut para tetangga sampai ke telingaku juga.Mas Ridho yang beli mobil ini? Dia saja makan ikut aku, bagaimana bisa beli mobil baru!Aku bicara saja dalam hati, masih baik tak aku umbar aibmu mas di depan semua warga dan keluarga besarmu. Bahkan mbak Siska yang sejak tadi hanya mengintip dari rumah Bapak, akhirnya keluar juga setelah mendengar komentar pujian untuk adiknya."Mas, tanda tangan dulu." Ucapku menarik tangan mas Ridho masuk ke dalam rumah."Berkas apa ini?""Serah terima mobil mas, kan tetap butuh tanda tangan suami untuk bisa di terima pengajuannya mas." Ucapku sambil memberikan dua map denga

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Sandiwaraku masih berlanjut

    Setelah pertemuan itu, Nadila mengajak paksa Niko pulang. Mas Ridho ingin melindungi anak lelakinya, tapi tak bisa berbuat banyak karena secara hukum Niko anak dari Nadila seorang."Bagaiaman ini bisa terjadi, bagaimana bisa kamu punya anak dari wanita lain Ridho!" Emak duduk bersandar pada dinding rumahnya, kami berkumpul di sini setelah Nadila pulang."Maafkan Ridho mak, Ridho tidak tau jika Nadila hamil dulu.""Terus apa yang kamu tau? Apa waktu kalian buat anak kamu juga nggak merasakan?"Mas Ridho terdiam, aku masih duduk di dekat pintu, mencari udara untuk membantuku bernapas sekarang."Bukan begitu mak, masalahnya saat itu kami sama-sama tidak bisa mengendalikan diri.""Otakmu itu yang tidak terkendali Ridho, bikin malu saja, mau di taruh mana wajah bapak ini!"Mas Ridho tak lagi menjawab, ia memilih diam dan menundukkan kepala, percuma juga ia menjelaskan pada bapak, hati lelaki paruh baya itu sedang terluka hebat."Sekarang bagaimana denganmu Mega, bapak sudah tidak bisa lagi

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Bapak yang Terkekut

    "Bagaimana bisa kamu jadi ibu yang baik Dila, sementara kamu tak bisa menjaga amarahmu sendiri!" Ucap mas Ridho dan membuat aku tersenyum lebar karena mendapat pembelaan."Bukan begitu mas, kamu salah paham!" Ucapnya mendekati mas Ridho yang berdiri di ambang pinti ruanh tengah."Berhenti kamu di situ, ingat batasanmu Dila di kantor memang aku bawahanmu, tapi di sini aku tuan rumah dan Mega adalah nyonya rumah ini."Wajah Nadila berubah dingin, ia menatapku tak suka lalu kembali melihat ke arah mas Ridho."Wanita ini yang kamu banggakan menajdi nyonya rumahmu mas?" Tanyanya menunjuk wajagku begitu dekat membuat Alika memelukku erat karena takut."Jangan membuat anakku takut!" Ucapku menurunkan tangannya dengan segera namun dengan cepat dia kembali menunjuk wajahku."Biar mbak bawa Alika dan Niko ke rumah mbak saja Ga, di sini nggak pantas di liha anak-anak." Ucap mbak Dewi mengajak Niko dan Alika keluar dari sisi pintu samping rumahku."Bawa saja gadis itu, tapi biarkan anakku di sini

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Nadila marah

    Saat sedang di dapur bersama mbak Dewi, suara Emak terdengar dari luar. Aku dan mbak Dewi bergegas keluar dan melihat emak sedang marahi Niko."Kamu anak siapa kok di sini!" Emak menarik tangan Niko keluar."Mak, lepaskan mak!" Aku memintanya, namun Emak seolah tal perduli."Lain kali tutup pintunya Mega, anak asing ini masuk begitu!" Ucapnya terlihat tak suka pada Niko."Ini tamu Mega mak, anak teman." Jawabku mencari alasan dan emak melepaskan tangan Niko."Yasudah, emak kira anak jahat mau nyelakai cucuku. Mana Alina, emak mau bawa ke rumah!"Dengan segera emak membaww Alina dan tanpa permisi keluar dari rumahku. Niko yang ketakutan memegang pergelangan tangannya yang merah."Maaf ya, Niko nggak apa-apa?"Dia menganggukan kepala dan aku segera mengajaknya berdiri. "Bagaimana kalau kita ke belakang, ada kolam ikan di sana, Niko bisa gambar di saung yang ada di belakang."Dia nampak.senang mendengar ideku. "Ayo bu Mega." Ucapnya tak sabar.Aku segera memgajaknya ke belakang dan duduk

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Ini memang caraku

    Kami tiba di rumah, setelah menjemput Alika di sekolahnya, sengaja aku bawa Niko ke rumahku untuk membut Nadila naik darah. Awalnya mas Ridho tak memberikan izin, tapi melihat Niko yang nyaman padaku akhirnya dia luluh juga."Ini rumah papa?" Tanyanya saat kami masuk ke dalam rumah. "Iya, rumah papa dan ibu Mega, Niko mau makan lagi? Kalau tidak kita bisa main bersama." Aku menanyai anak yang kini menatapku diam."Aku nggak lapar, ibu Mega punya kertas gambar?""Ada, Niko mau gambar sesuatu?"Dia menganggukan kepala. Aku ambilkan buku gambat besar milik mas Ridho di lemari, buku yang selalu di pakainya menggambar sesuatu namun lama tak pernah terpakai."Ini, gambar saja di sini ya, ibu Mega mau ganti baju dulu." Aku membawa Alina dan Alika masuk ke kamar dan mengganti pakaian mereka.Berkali-kali aku menghela napas, setiap kali aku melihat Niko hatiku terasa sakit, namun aku tak boleh menyerah, masih banyak hal yang harus aku lakukan untuk membuat suamiku dan mantannya itu menderita.

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Masih ingin bersamamu, Mega

    Aku berjalan masuk ke restoran cepat saji itu, mas Ridho sedang memesan makanan saat aku masuk dan duduk sedikit jauh. Setelah memastikam mereka makan berdua, aku mendekatkan diri di belakang mas Ridho."Makanlah Niko, bukankah kamu bilang ingin pizza?" Ucap mas Ridho memotongkan pizza ke dalam piring di depan anak lelaki itu."Kenapa aku tidak boleh memanggilmu papa saat di kantor?" Pertanyaan itu membuat mas Rihdo kulihat diam meletakkan rotinya di atas piring kecil."Apa kamu sakit hati?" Tanyanya kemudian."Iya, gadis kecil itu panggil ayah, tapi kenapa aku tak boleh?" Ucapnya lagi dan sekarang aku sedang menunggu jawaban mas Ridho."Maafkan papa, tapi bukankah kita sudah sepakat dulu?" Niko terdiam, ia kini tertunduk sedih. "Aku mau ikut papa saja" Ucapan Niko membuat aku semakin tak sabar menunggu jawaban mas Ridho."Papa nggak bisa bawa Niko pulang, papa nggak bisa meninggalkan keluarga papa." Niko terlihat kecewa menatap mas Ridho, sementara Alina justeru turun dari kursinya

  • Menantu Hina Jadi Nyonya   Mas Ridho dan Niko

    "Kamu baik-baik saja?" Tanyaku menunduk melihat ke arah Niko."Lepaskan!" Ucapnya kesal dan berlari ke arah jalan."Jangan Niko! Tunggu!" Ucapku tak ingin hal buruk terjadi padanya, aku segera menyusul anak delapan tahun dan menariknya kembali ke tepian."Jangan pegang aku!" Ucapnya menepis tanganku dengan kasar."Baiklah, aku tak akan pegang, tapi di sini ramai sekali, kalau kamu ketengah jalan dan tertabrak sesuatu bagaimana?"Dia diam dan menunduk, aku menariknya duduk di trotoar jalan, duduk di sebuah bangku penjual es yang mangkal di depan bank." Kalau kamu marah dan tak bisa menahan diri, kamu yang akan rugi sendiri." Ucapku memberinya nasehat dan aku teringat pada Alina yang ku titipkan pada teman mas Ridho.Aku berdiri melihat ke dalam, ternyata mas Ridho sudah menggendong Alina bersamanya."Masuk yok?" Ajakku pada bocah lelaki kecil itu.Dia menggelengkan kepala perlahan. "Aku mau pulang." Ucapnya pelan."Dengan siapa, kan Mami Niko masih di dalam, kita biasa masuk dulu dan m

DMCA.com Protection Status