Setelah Xhaqella tidur Sean langsung berjalan menuju kamar anak keduanya, di dalam ada El yang sedang membereskan bekas makan milik Xavier. Dan begitu melihat Sean masuk kedalam kamar anaknya, El merasakan kecanggungan yang dia rasakan saat berada di dalam satu ruangan, meskipun ada Xavier. “ Kamu belum makan? Makan malam sebentar lagi akan di siapkan, kamu mandi dulu saja, dan jikamau ganti saya ambilin baju milik Daren” ucap El, ia tahu mantan suaminya belum makan. “ Baiklah, terima kasih” ucap Sean kemudian mendekati ananya yang sedang berbaring sementara ditangannya ada rubik pyraminx, Sean melihat tangan anaknya terlihat lincah saat memainkan rubik itu. “ Hai, Xavier! Bagaimana kondisi kamu apakan sudah sangat baik” sapa Sean sambil memegang dahi anaknya, panasnya sudah normal tidak seperti adiknya, mungkin karena Xavier selalu mau makan dan minum obat secara teratur. Makanya dia lekas sembuh. “ Sudah lebih baik,Kakak merawatku dengan baik” ucap Xavier sambil meletakan rubik d
Sejak sore tadi Daren sedang berada di tempat yang jauh dari kota, tepatnya dipinggiran kota, jauh dari hiruk pikuk kota yang menyesakan. Tetap rapi dan bersih, Tidak sesak penuh dengan barang barang rongsokan yang bertebaran di sana sini, seperti pinggiran kota lainnya. Daren memindahi matanya untuk melihat ke sekitarnya. Daren harus mencari bukti apa hubungan Marco dengan keluaga Hill? Apakah mungkin masih kerabat atau mungkin saudara kandung dari Shaun Hill. Atau ada sesuatu yang ditutupi oleh Marco! ‘ Dari data yang aku dapat, Marco pernah tinggal di tempat ini? Meskipun tempatnya tidak jelek tapi ini jauh dari perkotaan, tidak menyangka jika Marco pernah tinggal di tempat ini’ batin Daren. bingung sekaligus penasaran. “ Tuan, sebaiknya kita turun sekaligus mencari makan malam, Tuan sejak tadi belum makan sama sekali. Sekaligus kita bertanya tanya pada orang di sekitar sini” ajak Emran sang asisten pribadi Daren. Asisten yang biasa dia bawa kalau urusan luar Perusahaan. “ Bai
Hoam! Tubuh kecil Xaquil bergerak dari balik selimut tebalnya, tak lama kemudian kedua tangan kecil yang berdaging terentang dengan lebar. Tubuhnya mengeliat dan menyibak selimutnya. Kakinya turun dari ranjang dan langsung menyentuh lantai dingin. “ Syukurlah panas Xavier sudah normal” gumamnya setelah meletakan tangannya di dahi milik adiknya. Setelah memastikan adiknya sudah lebih baik dia masuk ke dalam kamar mandi, untuk mencuci wajahnya. “ Kakak apakah mau olahraga” ucap Xavier dengan suara serak, saat Xaquil keluar dari dalam kamar mandi. “ Hum, apakah kamu masih pusing” ucap Xaquil, dia berjalan menuju jendela dan menarik tirai dan membuka sedikit, supaya sirkulasi udaranya berjalan dengan baik. “ Sudah tidak terlalu, tapi masih sedikit lemas” ucap Xavier. “ Kamu iatirahat dulu, nanti ketika matahari sudah menyilangkan cahayanya, kakak akan minta orang untuk membawamu keluar, supaya badan kamu terkena sinar matahari” ucap Xaquil. Dia sibuk mengambilkan air hangat untuk
Hari ini Sean tidak berangkat ke kantor, dan dia meminta Joe untuk menghandel pekerjaan yang ada di kantor. Sean akan menemani El untuk menjaga anak anaknya. Xhaqella belum sembuh seratus persen, makannya masih sangat susah untuk makan dan sedikit cerewet. Selain itu Sean juga kasihan dengan anak sulungnya yang kelelahan. Semalam saja dia tertidur saat makan malam. “ El apa yang bisa aku bantu untuk meringankan pekerjaan kamu, hari ini aku tidak ke kantor. Joe mengatakan untuk jangan ke kantor dulu karena dia masih tidak habis pikir dengan keadaan mobil aku yang tiba tiba remnya rusak. Padahal baru beberapa bulan lalu servis berkala” ucap Sean. “ Paling jagain anak anak saja, terutama Xhaqella. Kamu menaruh mobil kamu disebelah mana? Apakah tidak ada CCTV yang bisa di cek” ucap El sambil membereskan semua barang barang yang menumpuk di ruang tengah. “ Aku parkir di tempat biasa dan harusnya ada CCTV nya aku tidak pernah copot dan juga tidak pernah cek apakah masih bisa berfungs
El terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh anaknya, dulu El mengira jika yang mengirimkan uang diam diam ke rekening miliknya adalah Daren ataupun kedua orang tua angkatnya, tapi sekarang dia tahu itu ulah anaknya, padahal saat itu Xaquil baru berumur empat tahun. Dalam umur segitu anaknya sudah bisa membobol dana milik ayahnya. “ Xaquil ibu tidak pernah mengajarkan untuk mengambil milik orang lain, kenapa kamu tidak mengatakan pada ibu, minimal berdiskusi dengan ibu terlebih dahulu” ucap El. “ Maaf Ibu, habisnya aku melihat ibu malam itu, sedang menghitung uang dan menangis karena tidak cukup untuk membayar dokter. Dan juga aku mengambilnya bukan milik orang lain, itu tanggung jawab seorang ayah yang harus membiayai anak anaknya. Dan kalau aku mengatakan pada ibu waktu dulu pasti ibu akan marah, tapi aku sudah mengatakan sekarang" ucap Xaquil sambil tersenyum lebar. Jika anak sulungnya sudah mengeluarkan senyuman lebar seperti ini, El bisa apa selain luluh. Tidak jadi marah, da
Sean saat ini benar benar tidak bisa berkutik saat berada di depan anak perempuannya. Dia hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan oleh gadis kecil ini. Dalam keadaan sakit saja sudah membuat Sean menjadi seperti ini. Bagaimana jika anaknya sehat, apa yang akan dilakukan olehnya?.“ Ayah, tidak apa apa kan kalau rambutnya aku jepit seperti ini” ucap Xhaqella dengan suara yang sangat imut, Sedangkan sejak tadi Sean hanya mengangguk pasrah saat di dandani oleh Xhaqella. Benar adanya jika Xavier mengatakan jika Sean seperti anak kucing yang telah kehilangan induknya. “ Ayah terlihat sangat lucu ha..ha..ha…” ucap Xavier sambil tertawa senang saat melihat wajah ayahnya yang sudah penuh dengan coretan pensil warna milik Xhaqella. “ Ayah boleh pinjam ponselnya” ucap Xavier sambil mengedipkan matanya seperti yang dilakukan oleh adiknya saat meminta sesuatu. “ Aish! Anak ini, bagaimana bisa aku menolak jika sudah bersikap imut seperti ini” gumam Sean sambil merogoh kantong bajunya dan men
Setelah makan siang, Sean memilih berada di taman belakang rumah El, tempat yang sangat nyaman untuk menghilangkan stress, dari kemarin berada di tempat ini membuat Sean merasakan kedamaian. Dia tidak tertekan lagi dengan semua banyak hal, meskipun di tempat ini sangat bising terkadang mendengar pertengkaraan antara Xhaqella dan juga Xavier namun hati Sean benar benar damai. “ Apakah aku lepaskan saja Hill Corporation? Aku rasanya sudah lelah jika harus berjuang lagi, aku sudah nyaman berada ditempat ini, di lingkungan ini” ucap Sean dengan lirih.Sebuah fakta tentang Marko yang memang tidak ada hubungan darah dengan keluarga, membuat Sean merasa muak dengan semua yang terjadi. Andai saja dulu ayahnya tidak mengambil dua orang itu pasti dirinya sekarang hidup bahagia bersama dengan istri dan anak anaknya. Tidak ada lagi kekacauan yang terjadi seperti sekarang ini. “ El terima kasih tadi sudah bantu memulihkan rekaman CCTV yang terhapus, karena Joe mengatakan tidak menemukan rekaman
Joe melonggarkan dasinya karena merasa seperti tercekik lehernya. Belum bertemu dengan Rizky saja Joe sudah merasakan emosi yang sangat besar apalagi dia berhadapan langsung dengan Rizky. “ Apa yang harus aku lakukan pada anak itu? Pukul sampai bonyok? Atau tembak hingga mati?” gumam Joe. “ Tapi kira kira jika adu pukul denganku, aku yang bonyok atau dia? Dia anak buahku yang tugasnya menjaga bos pasti dia lebih kuat dibandingkan aku. Jadi aku harus menghukum dia dengan elegan” ucap Joe. Sambil menunggu Rizky, Joe memikirkan cara apa yang tepat untuk menghukum orang seperti Rizky. Joe selalu percaya padanya karena dia orang yang Joe ambil, tapi dia tidak menyangka kalau Rizky akan mengkhianatinya. Joe masih ingat saat pertama kalinya bertemu dengan Rizky. Flashback....Joe menghentikan mobilnya di pinggir jalan karena dia terlihat kebingungan. Habis dari luar kota tapi Joe malah nyasar ke tempat yang sangat terpencil seperti ini. “ Sial! Kenapa aku malah terdampar di tempat sepe
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k