Keesokan harinya ketiga kembar kembali kesekolah, pagi ini mereka lebih ceria apalagi Xhaqella, dia sudah tidak sabar untuk kembali kesekolah. Dia ingin berbagi cerita dengan teman temannya tentang mereka bertiga yang mengunjungi pantai. Selama ini Xhaqella hanya mendengarkan temannya yang selalu berlibur bermain ke pantai. Dan begitu sampai di sekolah Xhaqella mendekati teman dekatnya,sejauh ini teman teman mereka tidak ada yang nakal atau jahil pada kembar. Apalagi ketiga kembar itu yang sangat pandai, dan mereka selalu membantu anak anak lain yang ketinggalan dalam belajar. " Hai Qella sepertinya kamu sangat ceria sekali hari ini" sapa Maureen teman dekat Xhaqella yang kini duduk sebangku dengan Xhaqella. " Hai Maureen, iya aku sangat senang sekali, karena kemarin sore aku pergi kepantai,dan ternyata benar apa yang kamu katakan jika bermain di pantai itu sangat menyenangkan" ucap Xhaqella dengan mata yang berninar binar. " Wah, akhirnya kamu kesampaian juga main di pantai, kamu
Daren melajukan mobilnya dengan kecepatan standar, di sampingnya duduk El sambil melihat ponselnya. Beberapa waktu lalu mereka berdua telah mengunjungi ruko yang akan dijadikan untuk membuka toko kue oleh El. Atas saran kedua orang tua mereka menyarankan untuk membuka toko kue seperti yang diinginkan El dan si kembar. Meskipun waktu itu kembar menyarankan untuk membuka toko online saja, tapi dengan adanya toko offline itu juga akan semakin bagus untuk jangka panjangnya. Orang tua mereka meminta El merekrut karyawan untuk menjaga toko dan juga membantu El dalam pembuatan kue, supaya El tidak terlalu lelah. Dan bila Nyonya besar Sherly sudah mengatakan titah maka mau tidak mau El juga akan patuh.“ Daren, maaf aku selalu merepotkan kamu, seharusnya kamu hari ini bekerja tapi malah menemaniku” ucap El merasa bersalah karena Daren yang selalu ada untuknya, bahkan sejak dulu.“ Namanya juga keluarga! aku satu satunya keluarga yang kamu punya, tentu saja aku akan membantu kamu. Apalagi Mama
Daren menghentikan mobilnya di depan sekolah dan langsung keluar., ia menunggu ketiga keponakannya di samping mobilnya. Sebentar lagi ketiga anak itu akan keluar dari kelasnya. Teng! Bel Pelajaran telah usai sudah terdengar, tidak lama kemudian para siswa dan siswi mulai keluar dengan tertib. Para supir dan orang tua anak anak sudah mulai memadati depan sekolah. Dan juga bus sekolah yang akan mengantarkan anak anak yang tidak dijemput oleh orang tua mereka. “ Paman! “ Pamannn! “ Paman Daren” Daren langsung mengangkat kepalanya saat ia mendengar suara si kembar, kemudian Daren langsung berjongkok untuk menyambut ketiga keponakan imutnya. Xhaqella berlari paling depan, sepertinya kedua kakaknya membiarkan adik perempuannya selalu di depan mereka. Hump! Daren langsung memeluk ketiga keponakannya kemudian langsung membawanya masuk kedalam mobilnya, karena banyak mobil dibelakangnya yang ingin melaju untuk bisa keluar dari Gedung sekolah. Mobil Daren memang berada diurutan paling d
“ Ibu, Xaquil pulangg” ucap Xaquil Ketika masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sepi sekali hanya ada bibi yang sedang bersih bersih. Xaquil kemudian langsung mencari ibunya ke kamarnya, namun dia tidak menemukan sosok ibunya. Bahkan di balkon pun juga tidak ada. “ Ibu kemana ya…” monolog Xaquil kemudian langsung menuju kamarnya untuk menganti pakaiannya dan juga menyimpan tasnya. Setelah menganti bajunya dengan baju rumah, Xaquil kembali mencari ibunya. “ Apakah ibu sedang pergi mengunjungi toko baru kita” ucapnya sambil menuruni tangga dengan hati hati. “ Bibi, apakah melihat ibu? Soalnya aku mencari kemana mana tidak ada” tanya Xaquil pada bibi yang sedang besih bersih. “ Tadi bibi melihat ada di dapur, sepertinya ibu kamu sedang membuat kue” ucap Bibi menghentikan kegiatannya. “ Baunya harum sekali, harusnya aku sejak tadi mencarinya kedapur apalagi aroma kue ibu sangatlah mengoda” ucap Xaquil sambil menghirup udara banyak banyak. Bibi pelayan hanya bisa tertawa kecil mel
Tok…. Tok….. “ Masuk” ucap Sean masih tetap fokus pada dokumen yang ada ditangannya yang kini tangah dia perikasa. “ Maaf Tuan, saya ingin menyampaikan berita yang sangat penting” ucap staff sambil menundukkan kepalanya, pasalnya yang ingin dia sampaikan mungkin saja membuat bosnya itu marah. Sean mengangkat kepalanya dan melihat kearah staffnya yang tampak gugup. “ Apa yang ingin kamu sampaikan kali ini? Jangan bilang ada keributan yang terjadi dibawah” ucap Sean karena beberapa jam yang lalu, Azkia sedang mengirimkan puluhan pesan dan juga telephone yang Sean hiraukan. Kini dengan melihat staffnya yang gugup pasti dibawah ada keributan. “ Maaf Tuan, Nona Azkia berada di samping Gedung kita dan membuat keributan mau melakukan percobaan bunuh diri dengan cara loncat dari atap Gedung yang tidak digunakan itu” ucap Staff. “ Mau bunuh diri? Terus hubungannya apa dengan saya, biarkan saja kalau dia mau bunuh diri! Itu lebih bagus dari pada dia hidup dan mengganggu ketenangan hidup sa
Joe hanya bisa mondar mandir dengan pikiran yang bercampur aduk jadi satu. Dia masih memikirkan apa yang dia lihat tadi. Bagaimana bisa anak kecil itu sangat mirip dengan Sean. Dan yang membuatnya terkejut saat kedua anak itu memanggil Daren dengan sebutan paman. Ya, tadi yang sedang mengawasi Daren berada di restauran adalah Joe yang kebetulan dia tadi makan di tempat yang sama saat Daren membeli makan bersama dengan Xhaqella dan juga Xavier. Dan saat ini Joe sedang memikirkan anak El yang menurutnya banyak kejanggalan setelah melihat kedua anak itu dari dekat. ‘ Jadi selama ini aku dan Sean sudah salah menduga, El tidak pernah menikah dengan Daren, betapa bodohnya kami yang membuat spekulasi buruk tentang mereka, bukankah dari dulu mereka keluarga? Tante Sherly dan juga Om Albert mengangkat El anak secara resmi, yang otomatis mereka tidak akan menjadi pasangan apapun yang terjadi. Dan juga Daren sejak dulu melindungi El sebagaimana seorang kakak pada adiknya. Dan bodohnya lagi Sea
Siang itu Xaquil akan pergi kerumah temannya selepas pulang sekolah, tadi saat di sekolah Gabriel mengatakan jika ibunya ingin bertemu dengan Xaquil terlebih dahulu sebelum menyetujui Xaquil untuk menjadi guru penganti. Jadi Xaquil langsung menyetujui jika nanti akan kerumah temannya itu. “ Kamu yakin tidak ingin ibu temani, Nak? Bagaimana nanti jika ibu teman kamu itu tidak percaya padamu?” ucap El yang sangat khawatir dengan anaknya. Ia sangat percaya dengan kemampuan Xaquil, namun ia tidak yakin orang lain akan percaya anaknya bisa menjadi guru penganti. Ia hanya takut jika anaknya di ejek oleh ibu temannya. Karena secara logika tidak masuk akal! “ Ibu percayalah padaku, aku sudah sangat dewasa dalam berpikir, lagi pula aku ingin tahu bagaimana penilaian orang dewasa menilai aku, saat tidak bersama ibu, dan juga ibu sangat sibuk sedang menyiapkan untuk pembukaan toko kita” ucap Xaquil meyakinkan ibunya. “ Meskipun aku sangat khawatir dengan kamu, tapi aku sangat percaya padamu,
Xaquil masih bersikap tenang, meskipun instingnya mengatakan jika Nyonya Eliza sedang menertawakan dalam hatinya, itu terlihat sangat jelas dari sorot matanya. Meski demikian Xaquil tidak merasa tersinggung atau sedih, ia bisa memahami pemikiran orang dewasa yang tidak akan percaya pada bocah yang belum genap enam tahun itu. “ Bagaimana metode pengajaran yang Nyonya Eliza inginkan untuk mengajari anak Tante?” tanya Xaquil dengan percaya diri dan juga serius. Ekspresi serius dari Xaquil yang terlihat lucu di mata Eliza sebenarnya ingin mencubit anak kecil itu dengan gemas, namun ia hanya bisa menahannya. “ Eem, Gabriel memang agak terlambat dalam Pelajaran Matematika, apakah nilai matematika kamu tinggi saat di kelas” tanya Eliza sambil membenarkan duduknya menjadi lebih tegap dan juga serius, ia ingin melihat peran apa yang sedang dimainkan oleh anak ini. “ Saya menguasai dalam segala mata Pelajaran, jadi saya bisa mengajari Gabriel Pelajaran yang dia kesulitan untuk dimengerti. Oh