"Almira, siapa tamu di luar? "Sahut Fitri sang ibu yang menghampiri putrinya keluar rumah, dia terkejut ternyata di depan rumahnya adalah ustad Ali salah satu murid dari almarhum suaminya ustad kafi.Ustadz Ali pun memberikan salam mengatupkan kedua tangannya dari kejauhan dan dibalas dengan senyuman oleh Fitri."Maaf Bu sama saya mengganggu, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Almira. "Ucap ustad Ali yang tentu saja disambut hangat oleh Fitri Mama karena dia tahu laki-laki yang ada di hadapan yaitu adalah laki-laki yang baik dia tidak pernah sedikitpun menyakiti hati Almira putrinya selama mereka saling mengenal, hanya saja Mungkin takdir belum mempersatukan mereka Almira justru harus berjodoh dengan Adrian dan kini Dia memiliki anak dari laki-laki yang menjadi mantan suaminya itu."Ustadz Ali, tentu saja Ibu sangat senang karena akhirnya kamu mau lagi berkunjung ke rumah kami setelah Bapak meninggal Saya tidak pernah tahu tentang kabar kamu lagi Ibu baru dengar kata Almira
"Adrian, ini hari terakhir kita di Bandung apa ada sesuatu yang ingin kamu lakukan di sini karena pekerjaan kita pun sudah selesai dan semua meeting sudah aku tangani. "Ucap Ilham pada salah satu rekan kerja yaitu sekaligus CEO perusahaan tempatnya bekerja."Entah kenapa, setelah aku bertemu dengan Almira kemarin aku ingin sekali bertemu dengannya tapi rasanya semua ucapanku selalu membuatnya sakit hati. "Jawab Adrian dengan raut wajah sedih seolah menyesal telah berkata seperti itu pada Almira."Lebih baik kamu cari tahu siapa Ayah yang ada dalam kandungan Almira, daripada kamu menyesal Adrian. "Ucap Ilham mencoba untuk mengingatkan Adrian."Tapi aku tidak tahu tempat tinggal Almira sekarang, bagaimana bisa aku mencarinya?" "Lebih baik besok kita fokus untuk pulang ke Jakarta dulu, dan setelah itu jika memang kamu mau kembali ke Bandung biarkan pekerjaan di kantor menjadi urusanku setidaknya sebelum Tuan mahrez pulang dari luar negeri. "Papar Ilham membuat Adrian pun merasa lega kar
Setelah pekerjaannya selesai, Adrian dan Ilham memutuskan untuk pergi ke Jakarta adrian akan kembali lagi ke Bandung untuk mencari keberadaan Almira Mantan istrinya sekaligus dia pun harus mencari tahu tentang kehamilan Almira apa kamu mungkin anak Dia atau mungkin anaknya Arga."Kamu tidak mau bawa oleh-oleh untuk istrimu Naomi, sudah hampir tiga hari Kamu sepertinya tidak memberikan kabar pada dia aku tidak pernah melihat kamu telepon-an ataupun memberi kabar pesan kepadanya?" Tanya Ilham membuat Adrian pun terdiam, karena dia memang tidak peduli sama sekali dengan Naomi dia menikahinya hanya karena ingin membalas dendam pada Almira yang sudah menyakiti hatinya dengan berselingkuh dengan Arga padahal dia tahu bahwa sampai hingga detik ini, Adrian masih belum bisa menerima Cinta Naomi."Sudahlah, tiga hari bekerja di Bandung saja sudah membuatku sangat lelah terlebih aku harus kembali bertemu dengan Almira dengan kondisinya yang seperti ini hatiku terus bertanya-tanya siapa Ayah yang
Mendengar ucapan Naomi, membuat Adrian pun merasa bersalah karena dia sudah bersikap tidak adil pada istrinya sendiri, padahal pernikahan yang terjadi di antara mereka berdua semua karena keinginannya tetapi dia justru malah tidak bisa melepas bayang-bayang Almira dari kehidupannya, terlebih saat ini dia tahu bahwa Almira ternyata Tengah hamil entah anak siapa yang tengah dikandungnya, tetapi jika benar itu adalah anak kandungnya Adrian semakin tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena sudah menyia-nyiakan Almira."Maafkan aku Naomi, aku benar-benar sibuk sekali di Bandung bukan berarti aku menghancurkanmu tapi nanti kita atur waktu saja untuk benar-benar mencari waktu untuk bulan madu kita. "Ucap Adrian membuat Naomi pun tidak terlalu bahagia karena kini dalam hatinya sudah ada sosok Arga yang benar-benar sangat mengerti dirinya."Jangan terlalu banyak dipikirkan aku tidak mau memaksa kamu untuk langsung mencintaiku begitu saja lagi pula kamu kan sedang sibuk karena papa sedang ber
Melihat kondisi rumah tangga Adrian, membuat Imas pun merasa sedih karena mau bagaimanapun dia sudah menganggap Adrian seperti putra kandungnya sendiri. merawat Adrian sejak masih bayi membuat Imas pun memiliki ikatan batin pada laki-laki bertubuh kekar dan berparas tampan itu sehingga tentu saja Imas juga merasakan sedihnya Adrian yang sudah tidak lagi bisa bersama dengan Almira."Mas, bibi sudah buatkan Mas Adrian sarapan jangan lupa dimakan ya. "Ucap bi Imas dengan senyuman membuat Adrian pun tidak bisa menolaknya, karena dia begitu sangat menyayangi dan menghargai BI Imas seperti orang tua kandungnya sendiri."Tentu saja Bi, aku minta bibir temani aku sarapan ya. "Ajak Adrian membuat Imas pun menuruti keinginannya."Bagaimana pekerjaan Mas Adrian di Bandung apakah semuanya lancar? "Tanya Imas yang seolah seperti seorang ibu yang menanyakan kondisi anak laki-lakinya itulah yang membuat Adrian memang lebih dekat dengan Imas karena saat kecil sang papa selalu sibuk dengan pekerjaann
Adrian baru saja sampai kantor, dengan wajah murungnya dia menghampiri Ilham."Ada apa lagi sih Adrian, ini masih pagi tapi wajahmu murung seperti itu apa ada masalah lagi dengan istrimu Naomi? "Tanya Ilham Yang penasaran."Setiap hari aku selalu saja bertengkar dengan Naomi, padahal aku berharap ketika aku pulang ke rumah aku akan mendapatkan ketenangan dan aku akan mendapatkan seorang istri yang bisa mengerti dengan keadaanku tapi ternyata justru aku malah mendapatkan Naomi apa mungkin aku salah menikahinya. "Jawab Adrian dengan raut wajah kesal."Adrian, jangan selalu menyelesaikan masalah dengan emosi, apa kamu tidak sadar apa yang kamu lakukan pada Amira kamu tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan semuanya bahkan kamu langsung menggugat cerai dia hari itu juga. "Papar Ilham yang memang mengetahui tentang masalah yang terjadi antara Almira dan juga Adrian."Apa yang aku lakukan pada Almira, itu adalah keputusan yang sangat tepat karena tidak pantas wanita seperti dia men
"Bagaimana malam ini untuk merayakan rencana baru kita untuk Adrian Kita menginap saja di hotel. "Ajak Arga."Kenapa harus di hotel sayang kenapa nggak di cafe atau restoran saja. "Jawab Naomi yang mencoba untuk menolak."Naomi, aku ini kan sekarang tinggal di hotel dan setiap harinya aku harus berpindah-pindah hotel untuk menghindari Adrian jadi kalau seandainya aku di tempat umum bersamamu dan ada orang suruhan Adrian atau karyawannya yang melihat kita justru itu akan membahayakan lebih baik kita merayakannya di hotel saja dan aku janji tidak akan berbuat yang aneh-aneh. "Papar Arga mencoba untuk meyakinkan Naomi."Ya sudah kalau begitu lebih baik kita pergi saja sekarang karena malam hari aku harus segera sampai di rumah karena pasti Adrian akan mencariku. "Jawab Naomi yang langsung mengiyakan permintaan Arga.Entah apa yang ada dalam pikiran Naomi, dia benar-benar lupa dengan identitasnya sebagai seorang istri dari Adrian dia malah terbuai dengan bujuk Rayu Arga yang begitu sangat
Naomi Perlahan membuka mata, dia langsung terperanjat kala mendapatkan dirinya ada diatas kasur kamar hotel milik Arga, namun dia tidak melihat Arga sang kekasih."Apa yang terjadi padaku, kemana Arga?" Ketakutan Naomi mulai menghantui dirinya. Ia pun bergegas ke toilet untuk merapikan diri."Arga, kamu dimana?" Teriak Naomi yang sama sekali tidak ada jawaban yang dia dengar, naomi pun mulai mencari keberadaan Arga di sekitar kamar yang sudah sepi dan dia mencoba untuk keluar hotel namun tidak ada satupun orang di sana.Naomi perlahan mengambil ponselnya, menekan sebuah nomor yang tidak lain adalah nomor Arga namun justru nomornya malah tidak aktif dia tidak mengerti kenapa Arga tiba-tiba saja pergi meninggalkannya di kamar hotel dan dia pun bertanya-tanya tentang dirinya apa yang terjadi semalam antara dia dan juga Arga.Melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari suaminya Adrian, dia pasti sangat khawatir dengan Naomi yang tidak pulang semalaman Dia pikir bahwa dia hanya akan
Tidak terasa waktu cepat berlalu Almira pun kondisinya semakin membaik dia sudah diizinkan untuk pulang bersama dengan baiknya. Raut senyum bahagia tentu saja masih terpancar pada wajah Almira, Karena kini dia menjadi seorang ibu yang akan merawat putranya ditambah lagi dia akan menjadi seorang istri dari ustadz Ali laki-laki yang sudah melamar ya dan menunggu serta mencintainya secara diam-diam sejak lama.Tiga bulan berlalu, segala persiapan pernikahan ustad Ali dan Almira sudah dipersiapkan dengan baik tentu saja hal itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ustad Ali karena sebentar lagi dia akan memperistri wanita yang selama ini dia cintai."Masya Allah kamu cantik sekali Almira sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari ustad Ali hal yang paling membuatmu bahagia. "Ucap nila yang terus memuji sahabatnya di ruang pengantin.Seketika Amira pun langsung memeluk wanita berjilbab panjang itu karena nila adalah satu-satunya orang yang selalu ada dalam hidupnya dikala sedih maupun sen
Adrian. "Ucap Fitri yang tentu saja terkejut dengan kehadiran dari mantan besannya yaitu tuan mahrez."Ibu, maafkan papaku baru saja tiba dari Bandung. "Jawab Adrian dengan sedikit gugup tentu saja dia takut jika Fitri berprasangka tidak baik padanya apalagi memang sang papa yang terus bersikeras untuk merebut cucunya dari Almira."Apa kabar Tuan Mahrez?"tanya Fitri."Saya tidak mau basa-basi dengan anda, saya datang ke sini hanya ingin menemui cucuku." Jawab Tuan mahrez dengan ketus."Maaf ya Tuan tapi sepertinya Anda tidak pantas untuk menyebut cucu saya sebagai cucu Anda, jika ada masih menyombongkan diri anda di depan saya dan juga Putri semalam yang saya Almira apa aja tidak sadar apa yang sudah anda lakukan pada Putri saya?" Tanya Fitri dengan mata berbinar, tentu saja hal itu membuat Adrian pun semakin terluka karena baru saja dia mendapatkan maaf dari mantan Ibu mertuanya itu seketika kehadiran sang papah membuat suasana semakin tidak nyaman."Kamu pikir kamu itu siapa? Saya a
"Adrian." Panggil seorang pria dengan jas berwarna hitamnya yang tidak lain adalah tuan mahrez ayah Adrian."Papa, ngapain papa ada di sini dan kenapa papa bisa tahu bahwa Adrian sedang berada di rumah sakit? "Tanya Adrian menatap tajam ke arah sang papaku karena selama dia di Bandung dia memang tidak pernah sedikit mencerita pada Tuan mahrez tentang apa yang terjadi pada hidupnya termasuk kehamilan Almira."Aku yang beritahu semua pada Tuan Mahrez." Sahut Lusi yang tiba-tiba saja ada di belakang papanya."Kamu kenapa sih? Selalu saja ikut campur urusanku dengan Almira apalagi kamu sampai beritahu papaku tentang apa yang terjadi pada Almira. "Jawab Adrian menatap tajam ke arah Lusi wanita dengan hijab berwarna putih yaitu tentu saja selalu membuat Adrian merasa kesal."Cukup Adrian! Kenapa kamu tidak pernah berbicara sedikitpun pada papa bahwa selama ini Almira hamil anakmu Dan ternyata kamu memiliki keturunan darinya. "Ucap sang papa dengan raut wajah yang memerah menandakan kekesala
Waktu terus berlalu, kehamilan Almira semakin membesar dan kini kehamilannya menginjak 9 bulan, tinggal menghitung hari Almira dan Adrian akan menjadi orang tua dari seorang anak yang akan lahir dari rahim perempuan berhidung mancung dan berparas cantik itu.Adrian dan ustaz Ali pun sudah siap siaga untunglah Adrian mendapat kesempatan untuk bisa mendampingi Almira namun dibantu juga oleh Fitri sang Ibu, karena memang sudah tidak ada lagi ikatan di antara Almira dan juga Adrian sehingga wanita berjilbab panjang itu tidak mau jika membuat calon suaminya ustadz Ali merasa cemburu.Sudah sejak pagi, Almira memang sudah dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena dia selalu mengalami kontraksi palsu sehingga langkah tepat diambil oleh Fitri sang Ibu agar putrinya bisa melahirkan dengan tenang di rumah sakit. tentu saja itu juga dibantu oleh Andrian dan juga ustad Ali."Almira, aku akan selalu ada di samping kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga jangan baikmu Aku har
Mendengar ucapan Almira, nila pun hanya terdiam dia tidak mungkin mencintai laki-laki yang pernah ada dalam hidup sahabatnya apalagi, dia dan Adrian juga baru saja saling mengenal."Almira, bagaimana rencana pernikahanmu dengan ustadz Ali? "Tanya nila penasaran."Alhamdulillah nila, hari ini aku bertemu dengan kedua orang tua dari mas Ali ternyata mereka setuju dengan pernikahan kami nanti, dan yang paling membahagiakan untukku adalah bahwa ternyata orang tua mas Ali adalah orang yang pernah aku tolong dulu. "Jawab Almira dengan senyuman."Masya Allah, ternyata memang Allah selalu melindungi kamu ya Almira dan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik aku yakin ustaz Ali adalah laki-laki yang tepat untuk kamu nanti. "Ucap nila yang tentu saja merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang Almira rasakan, karena akhirnya sahabatnya itu akan menjalani kehidupan baru bersama dengan laki-laki yang pernah dia cintai."Tapi ada satu hal, yang membuat perasaanku tidak enak. "Ucap Al
Adrian danila pun akhirnya sampai di rumah Almira, Namun ternyata justru mereka juga berpapasan dengan mobil ustad Ali yang baru saja pulang dari rumah sakit."Kenapa harus bertemu dia lagi sih, padahal aku pikir tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. "Keluh Adrian."Ingat ya Mas, Ustadz Ali itu adalah calon suami Almira wajah saja jika dia sering datang ke rumah mungkin dia khawatir dengan kondisi Almira. "Ucap Nila membuat Adrian hanya diam saja."Aku tahu nih lah, tapi mereka kan hanya baru calon belum bisa menjadi suami istri seharusnya ustad Ali tidak datang ke rumah Almira. "Jawab Adrian yang seperti menahan kesal di hatinya.Nila pun langsung bergegas keluar dari mobil Adrian, tentu saja hal itu mengejutkan Almira dan juga Ustadz ali Bagaimana bisa mereka satu mobil berdua padahal Almira tahu bahwa nila tidak menyukai Adrian."Mas Adrian, Nila kalian kenapa bisa berdua datang ke sini? "Tanya Almira yang tentu saja penasaran, karena Nila pun belum berbicara banyak tentang Adr
"Nila, kamu bawa barang sebanyak ini mau pergi ke mana?" Tanya Adrian menghentikan langkah wanita berjilbab panjang itu."Mau ke rumah Almira, karena besok hari libur jadi aku mau menginap suatu hari di rumahnya. "Jawab nila dengan senyuman.Dia sudah bisa berteman baik dengan Adrian, walaupun masih ada kekesalan dalam dirinya atas sikap yang telah Adrian lakukan pada sahabatnya itu, namun nila memang tidak berhak ikut campur mengenai urusan rumah tangga antara Almira dan juga Adrian, dia menghargai Adrian kini sebagai temannya di pesantren."Aku boleh ikut tidak? "Tanya Adrian membuat Nila pun terdiam, karena itu artinya dia harus minta izin dulu pada Almira jika tiba-tiba saja nilai datang langsung membawa Adrian pasti Almira akan marah."Mas Adrian, lebih baik Mas Adrian pergi sendiri saja ya jangan sampai pergi di sama aku." Jawab nila yang menolak halus permintaan Adrian."Apa kamu lupa? Aku itu ayah dari anak yang dikandung oleh Almira, apa aku tidak berhak untuk menemui anakku
"maafkan aku Mas, kalau memang kehadiranku mengganggu acara Mas Ali dan juga Almira, lebih baik sekarang aku pamit saja pulang. "Sahut lusi yang memutuskan untuk keluar dari ruang rawat ibunya Ali.Almira pun perlahan menghampiri calon mertuanya itu, dia mencium punggung tangan wanita yang sedang terbaring lemah tersebut."Jadi kamu, wanita yang bernama Almira yang dicintai mati-matian oleh putraku Ali? "Tanya sang Ibu menatap sinis ke arah Almira."Iya Bu, namaku Almira Putri semata wayang dari Ustadz Kafi guru agama dari ustad Ali. "Jawab Almira dengan nada yang sangat lembut, walaupun awal pertemuan dia dengan ibunda Ali Almira sama sekali tidak mendapat perlakuan baik."Assalamualaikum. "Ucap sang ayah yang baru saja tiba di rumah sakit, membuat Ustadz Ali pun bernafas lega karena pasti kehadiran ayahnya bisa mencairkan suasana yang sangat dingin di antara calon istrinya dan juga ibunya itu."Almira, ternyata kamu wanita yang dicintai oleh putraku? "Tanya sang ayah mengejutkan Ali
Almira berdiri di depan cermin kamarnya. memandang perut buncitnya yang mulai terlihat usia kandungan yang sudah hampir masuk 6 bulan membuat dia pun sangat bahagia kini Almira sudah bisa menerima dengan ikhlas kehamilannya walaupun saat awal dia mengetahui bahwa dia tengah mengandung iya masih belum bisa terima semua ini tetapi untuk saat ini ia bisa menjalani hari-harinya sebagai calon ibu yang bahagia."Almira, Ayo makan kasihan anakmu. "Panggil Fitri dengan senyuman, kalau melihat putri semata wayang yaitu mulai tersenyum bahagia."Katanya Mas Ali mau jemput aku bu, Soalnya hari ini kan kita mau bertemu dengan ibunya di rumah sakit. "Jawab Almira yang mencoba merapikan gamis berwarna merah yang dia kenakan.Apapun yang Amira pakai memang selalu terlihat cantik, wanita berkulit putih dan berhidung mancung itu selalu tampil mempesona walau sedang hamil dia tidak terlihat lusuh, mungkin aura kecantikannya saat dia hamil semakin terlihat sehingga membuat siapapun pasti sangat menyukai