Share

CLASSMEETING

Penulis: Almah Kartika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-11 22:52:14

Hari pertama classmeeting ini Qiya datang bersama Yasir jam 9. Qiya pikir acaranya sudah mulai, ternyata belum. Teman kelas Qiya sebagian tidak datang ke sekolah, padahal Qiya rasa acara ini akan rame sampai beberapa hari kedepan. Semoga ekspetasi Qiya tentang classmeeting ini benar, semoga tidak membosankan.

Hari ini lomba cerdas cermat, pidato dan lomba futsal, yang bermain hari ini di lomba futsal hanya dua grup. Grup kelas 10 ips2 dan 11 ipa1 . Qiya hanya berniat menonton lomba cerdas cermat untuk mendukung Rissa dan Rena. Ia duduk di dalam aula baris paling depan bagian menonton.

Rissa, Rena dan Ferra sudah siap di tempat peserta lomba. 5 menit lagi lomba dimulai. Ternyata duduk dan menonton cerdas cermat cukup membosankan, jika bukan karena Rissa dan Rena, rasanya Qiya ingin pulang saja.

Qiya bertepuk tangan sambil tertawa karena melihat Rissa yang berhasil menjawab satu pertanyaan dari guru.

"Ada juga yang dijawab si Rissa.. gak sia-sia tu anak belajar buat lomba hahahahha" ucap Qiya.

Sarah, Imel dan Ajeng mengangguk ikut merasa bangga kepada Rissa seperti Qiya. Kalo Rena jangan di bahas lagi, otaknya memang cerdas banget, jadi gak aneh kalo dia berhasil menjawab banyak pertanyaan yang membuat kelompok kelas mereka memenangkan lomba itu. Padahal di final nanti mereka berebut juara dengan kakak kelas 3. Pede saja, kalo rezekinya menang, pasti menang. Setidaknya mereka sudah dipastikan masuk 3 besar lomba cerdas cermat.

Finalnya langsung di laksanakan hari ini juga, setelah sholat dzuhur. Sekarang Qiya dan yang lain sedang santai-santai di kantin, tidak untuk Rissa. Disaat yang lain ngobrol asik dan tertawa bersama, dia sibuk dengan buku, katanya sih gamau kalah walaupun lawannya nanti sama kakak kelas.

"Nonton futsal yuk! Kayaknya masih main. Tadi mulainya sekitar jam setengah 11 soalnya" ajak Ajeng, gadis itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Jam berapa Sar?" Tanya Ajeng yang membuat Sarah mendengua kesal.

"Bukannya lo barusan liat jam? Ngapain masih nanya?" Kesal Sarah.

"Biasalah Sar, itu mah paling jam mati dia pake," timpal Imel.

Qiya tertawa setelah memeriksa jam yang di pakai Ajeng. Ternyata benar, ada-ada saja Ajeng, jam mati pun masih dia pakai.

"Ya kan gaya doang gimana sih," jawab Ajeng dengan pedenya. Ya memang sih, gak akan ada yang perhatiin jam yang di pakai Ajeng, tapi ngakak aja. Mereka salut dengan tingkat kepedean teman mereka yang satu ini.

"Jam 11 kurang 15 menit," jawab Sarah. Itu berarti lomba futsal memang masih di laksanakan. Tadi memang mulainya siang banget, panitia bidang olahraga kabarnya dateng telat. Yaa karena bablas tidur. Yasir saja kalau bukan Qiya yang bangunin mana bisa bangun pagi. Mereka gak sadar apa kalo ini belum libur semester, tapi udah leha-leha sampai bangun sesiang itu. Dasar cowok.

"Yaudah yuk!" Ajak Ajeng dengan semangat. Qiya tau Ajeng pasti mau modus sama kak Riza. Padahal Ajeng sudah punya pacar yang baiknya keterlaluan sampai-sampai jiwa pelakor di diri mereka menggebu-gebu ingin pelakorin pacar Ajeng. Tapi masih saja gadis itu caper ke cowok lain, bisa-bisanya.

"Males ah, ada kak Bara nanti," ucap Qiya dengan wajar ditekuk. Ia ingin ke lapangan untuk liat lomba futsal, tapi jika ada Bara jadi males.

"Kita jagain!! Kak Bara juga sibuk kali ngurusin futsal" rayu Ajeng.

Qiya beranjak, ia ingin melihat Fatur jadi yasudah tidak masalah jika harus bertemu dengan Bara juga, asal bisa lihat Fatur. "Hayuk atuh."

Mereka semua beranjak untuk pergi ke lapangan menonton futsal. Saat melewati ruang kelas yang sedang dipake lomba pidato Rena melihat Maharani yang sedang berdiri di depan kelas itu, akhirnya mereka memutuskan untuk mengintip dari jendela melihat penampilan Maharani.  Di ruang kelas itu terlihat padat sekali dengan beberapa peserta dan juga penonton yang masuk. Pintu kelasnya juga terbuka. Tidak sedikit juga yang menonton dari jendela seperti Qiya dan teman-temannya saat ini.

"Udah ah!! Pidato mah garing. Mending ke lapang yuk! Liat yang seger-seger," ucap Ajeng. Maksud Ajeng yang seger-seger tuh cogan yang main futsal sama kak Riza. Padahal yang paling ganteng kak Fatur, kalo menurut Qiya.

"Iya yuk!! Mau liat kak Fatur!!!"

"Nanti ketemunya malah kak Bara, badmood lo jadinya," ucap Rissa.

"Berisik lo! Baca buku aja sono! Nanti kalah nangiisss!!!" Balas Qiya yang berhasil membuat Rissa sedikit kesal. Walaupun begitu, setiap candaan yang mereka lontarkan, tidak pernah ada yang benar-benar mereka masukan ke hati. Mereka semua sama-sama paham bahwa itu hanya untuk candaan dan bentuk keakraban mereka.

.....

"Aduuhh liat tuh Mel, kak Fahri ternyata main di grup kelas 11," ucap Rena kepada Imel. Mereka mengagumi cowok yang sama, tapi tidak sampai berantem hanya karena memperebutkan Fahri. Wajar juga kalo Fahri di perebutkan, wajahnya manis, tubuhnya tinggi dengan berat badan yang terlihat pas. Otaknya juga pintar, wajar saja cewek rajin dan pintar kaya Imel dan Rena terpesona sama Fahri.

"Genit banget punya temen!!" Sindir Qiya yang tidak tahu malu. Padahal dirinya sendiri sama genitnya, nonton futsal karena ingin melihat Fatur di antara para Panitia bidang olahraga.

"Tuh kak Fatur tuh, siap-siap panas dingin lo liatnya" balas Rena.

Qiya menoleh menatap meja panitia, disana ada Aji dan Fatur yang sedang duduk menikmati permainan futsal.

"Sialaan! Gak main game makin cakep aja tu cowok!" Puji Qiya dengan sedikit kasar.

"Biasa aja gak usah pucet!" Kata Ajeng.

Qiya tidak peduli di ledek oleh teman-temannya. Ia memperhatikan Fatur dalam diam, mengagumi sosok itu dengan penuh perasaannya. Qiya sungguh menyukai Fatur dari segi manapun. Segala hal tentang Fatur selalu membuatnya jatuh cinta berulang kali.

"Biasa aja kali liatinnya!!! Cinta banget kayaknya sampe gamau ngedip" ucap seseorang yang duduk di belakang Qiya. Qiya mengenal suara itu. Menyebalkan sekali, ketahuan memperhatikan Fatur oleh orang ini.

Bab terkait

  • Me and Seniors   QIYA MAU GAK ?

    "Lo suka sama si Fatur, Qiy?" Qiya mendengus kesal ketika indra pendengarannya berkali-kali mendengar pertanyaan yang sama dari Irham. "Kenapa sih si Irham harus peka kalo gue lagi liatin kak Fatur," gumam Qiya yang tidak mungkin terdengar oleh Irham yang jalan di belakangnya. "Hah? Apa Qiy? Gadenger gue," ucap Irham sambil mencondongkan badannya ke arah Qiya. Qiya bergidik ketika merasakan nafas Irham di dekatnya, ia mendorong dahi Irham agar menjauh. "Apaan sih! Gue gak ngomong sama lo!" Irham menegakkan tubuhnya, ia juga menatap sinis Qiya yang tidak juga menjawab pertanyaannya. "Lo suka sama si Fatur?!" Tanya Irham lagi dengan penuh penekanan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Me and Seniors   QIYA GAK SEKOLAH

    Qiya terus memikirkan perkataan Bara siang tadi, ia tidak menanggapinya dengan serius tapi tetap saja hatinya berbeda dengan yang ia ucapkan. Tak bisa dipungkiri, Qiya terkejut mendengar pertanyaan Bara, ia jadi salah tingkat siang tadi. Malam ini, Qiya berguling-guling di kasur karena tidak bisa tidur. Pertanyaan Bara benar-benar tidak bisa hilang dari pikirannya. Semuanya terasa mendadak, ia tidak pernah berpikir Bara akan mengatakan hal itu secepat ini. Ia jadi takut jika besok ketemu Bara jadi canggung. Qiya meraih ponselnya berniat menelepon Rena untuk curhat. Tapi ia urungkan niatnya ketika melihat jam di ponselnya sudah menunjukan pukul setengan 12 malam, Rena pasti sudah tidur. Qiya akhirnya memutuskan untuk menonton drama korea yang belum selesai ia tonton. Qiya larut dalam

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Me and Seniors   LIBUR SEMESTER

    Qiya memukul bahu Rissa pelan, "lo bilang pada nongkrong di depan!""Yaa tadi memang pada nongkrong di depan! Gue gak tau kalo mau pada masuk, kan gak nanya," bela Rissa."Apa ?!! Qiyanya lagi ngamuk!!" Teriak Ajeng merespond panggilan seseorang dari luar pintu kamar Qiya."Heh! Ngapain di jawab!!" Kesal Qiya.Suara tawa menggema di luar, Qiya yakin teman-teman Yasir sedang memertawakan tingkah Bara yang iseng memanggil Qiya yang malah mendapat jawaban dari teman Qiya yang lain."Aahh anjir!! Ada kak Fatuuurrr!!!" Ucap Qiya prustasi.Gadis itu beranjak untuk menutup mulut Sarah yang terlihat akan jahil memanggil Fatur. Kurang ajar m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Me and Seniors   JEMBATAN PANJANG

    Yasir menghampiri Qiya yang sedang memasak nasi goreng di dapur, pagi sekali, kedua orangtuanya sudah pergi ke pasar, entah mau membeli apa. Mereka ditinggal tanpa makanan untuk sarapan. Jadinya ya terpaksa Qiya harus membuat sarapannya sendiri."Tambahin dong porsinya, gak inget punya kakak ya lo! Masak cuma buat sendiri," omel Yasir ketika melihat nasi goreng yang baru setengah matang itu."Bacot! Buruan ambil lagi nasinya" suruh Qiya.Yasir menyerahkan sepiring nasi putih untuk ditambahkan ke nasi goreng yang sedang Qiya buat. Setelah itu Yasir Membuka kulkas untuk mengambil susu, "eehh, mau ikut gak lo? Gue mau ke jembatan panjang"Tanpa menoleh Qiya menjawab, "kapan?""Ya sekara

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Me and Seniors   JEMBATAN PANJANG 2

    Di seperempat jarak perjalanan mereka akhirnya sampai di tempat penukaran karcis dengan gelang kertas. Heri dan Putri bertugas menukar semua karcis mereka, jadi nanti tinggal dibagi gelangnya dan dipakai ditangan kanan masing-masing. Katanya sih wajib di tangan kanan, soalnya nanti di pertengahan jalan akan ada tempat scan kode yang ada di gelang, terus nanti mereka akan dapet satu gelas teh dan beberapa cemilan. Qiya duduk di bangku panjang yang tersedia di tempat itu, ia menyingkap celana kulotnya untuk melihat lututnya yang terasa perih. Yasir dan Bara juga ikut melihat lutut Qiya, mereka nampaknya khawatir. Qiya menoleh ke arah Fatur. Cowok itu tadi membantunya berdiri dan sempat menepuk-nepuk celana bagian lututnya untuk membersihkan tanah yang menempel disana. Serius, Qiya baper banget. Tapi sekarang, Qiya tidak melihat ekspresi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Me and Seniors   JEMBATAN PANJANG 3

    Qiya berjongkok di antara antrian ke Jembatan Panjang. Di depan mereka sekarang sudah terlihat Jembatan dengan panjang 243 Meter dengan tinggi 107 Meter di atas sungai. Qiya sedikit takut karena sudah melihat langsung sepanjang dan setinggi apa jembatan itu. Qiya itu orang yang takut ketinggian, tapi tidak sampai tahap Fobia. Qiya hanya tidak cukup berani untuk melakukan hal-hal ekstrem."Kaum rebahan di ajak keluar dikit ya gini, gampang lelah," sindir Riza yang berdiri di belakang Qiya."Sirikwae manehZa!" Bela Bara. Cowok itu terus saja mengambil kesempatan agar bisa dekat dengan Qiya, sekarang saja ia berdiri dengan setia di samping Qiya. Antrian ke Jembatan udah gak teratur lagi, mungkin karena pengunjung di hari libur ini membludak jadi kurang disiplin dalam antrian. Ini sih jadi terlihat kaya orang yang lagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Me and Seniors   PULANGNYA SAMA BARA

    Mereka sampai di parkiran dengan keadaan lelah. Kaki mereka benar-benar terasa sakit karena di pakai jalan jauh. Terutama Qiya dan Putri, kedua gadis itu meminta untuk duduk dulu sebentar di sebuah warung yang ada di parkiran.Qiya melihat Fatur yang sedang bertelepon dengan seseorang. Ekspresinya biasa aja, mungkin bukan hal penting. Qiya menerima sebotol air minum yang di ulurkan Bara kepadanya. Ia langsung meneguk hingga habis setengah."Gilaa.. haus pisan heu Qiy?" Tanya Aji."Iya kak, parah dehidrasi. Tau gini bawa minum aja dari rumah" jawab Qiya.Tatapan Qiya tertuju kepada Bara yang menghampirinya, tapi ternyata cowok itu menghampiri Yasir yang duduk di sebelahnya. Aduh, maaf Qiya kepedean."Cil, si Fani telpon," ujar Fatur.Yasir mendongak, hatinya sedikit sakit ketika mengetahui gadis yang ia cintai menelepon mantannya yang katanya sudah tidak ada hubungan selain berteman. Sama seperti Yasir, Qiya juga merasakan hal yang sama

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Me and Seniors   MASUK SEKOLAH LAGI

    "Jadi, lo pilih siapa? Lo maunya sama siapa?" Tanya Ajeng. Hari ini sudah mulai masuk sekolah semester dua. Dari mulai duduk di kantin sampai mereka sudah menghabiskan makanannya masing-masing, Qiya masih belum menyelesaikan curhatnya. Fyi, Qiya kalo udah curhat atau cerita panjang banget kaya jalan tol, rame banget kaya pasar malem, heboh sendiri kaya artis lagi konser. Tapi teman-temannya dengan setia mendengarkan curhatan Qiya. "Gue pilih kak Fatur lah, udah jelas," jawab Qiya dengan yakin. "Aahh menurut gue, sebenernya lo udah mulai suka sama kak Bara, tapi gak peka aja sama hati lo sendiri" kata Rena. "Udah sih, respond aja kak Bara, nanti nyesel, nangiisss!!!" Ucap Ajeng.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01

Bab terbaru

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

  • Me and Seniors   KANTIN

    Di kantin, Qiya memesan nasi goreng untuk sarapannya. Ia duduk sendirian. Kantin tidak begitu ramai karena masih pagi. Qiya merasa gak salah karena memilih kabur ke kantin sendiri.Tapi ketenangannya gak bertahan lama setelah gerombolan Bara datang dengan kericuhannya. Mereka jalan masuk kantin sambil bercanda. Belum lagi suara bisik bisik cewe cewe alay yang mengangumi mereka mulai terdengar di telinga Qiya.Earphone yang tadinya mati sekarang mulai Qiya nyalakan karena gak mau dengar kebisingan.Suara lagu mulai mengalun masuk ke telinga Qiya menyamarkan suara bising kantin, ia menaikan sedikit volumenya sampai suara bising itu benar-benar tidak terdengar.Qita tersentak kaget saat ibu kantin penjual nasi goreng meletakan satu piring nasi goreng dan sebotol air mineral di hadapannya."Ibu ngagetin aja.""Gimana gak kaget, orang neng pake tutup

  • Me and Seniors   GALAU

    Esoknya, Qiya sekolah seperti biasa namun dengan perasaan berbeda. Suasana hatinya masih sedih dan kehilangan. Baru kali ini Qiya merasa benar-benar putus cinta seperti kebanyakan orang.Mata Qiya sedikit bengkak karena menangis semalam. Ada beberapa teman sekolahnya yang menatap aneh ke arah Qiya saat mereka berpapasan.Sampai di kelas, Qiya melihat ke bangku Irham yang masih kosong. Belum ada tas, rupanya cowok itu belum datang.Qiya menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana nanti Qiya harus ketemu Irham. Ia tidak tau harus bereaksi apa, bertingkah seperti apa. Qiya benar-benar belum siap.Rasanya sekolah dihari kemarin masih baik-baik saja dengan Irham. Masih bercanda dan lainnya. Sekarang, semuanya telah berubah.Tepakan di bahunya membuat Qiya terkejut. Ia menoleh dan mendapati Rena disana. Baru datang juga."Kenapa lo?"Qiya menggeleng lesu lalu jalan ke arah bangkunya meninggalkan Rena. Rena merasa Qiya tidak baik-baik saja.

  • Me and Seniors   BENERAN PUTUS?

    Sampai di rumah Qiya. Ternyata ada Irham duduk di bangku teras sambil memainkan ponselnya. Qiya mulai gugup saat melihat Irham disana. Apalagi tatapan Irham yang terlihat kesal sekali."Kak Bara pulang aja. Terima kasih."Bara mengerti keadaan, tapi ia berniat menjelaskan dulu kepada Irham daripada Irham harus marah ke Qiya.Qiya semakin panik saat melihat Bara malah turun dari motornya. Qiya menarik baju Bara agar kembali menaiki motornya lalu pergi saja dari rumahnya."Kak Bara.. pulang ajaa yaa.""Gue jelasin dulu sama Irham.""Gak perlu kak, gak papa kok. Nanti sama gue aja."Bara menatap Qiya meyakinkan. "Nanti lo yang dimarahin padahal lo gak salah apa-apa."Bara berjalan menghampiri Irham yang sekarang terlihat menghampiri Bara juga. Mata Irham semakin tajam apalagi saat bertatapan dengan Bara. Tapi Bara malah terlihat biasa saja.

DMCA.com Protection Status