Setelah membasuh kakinya, Kevin berbaring di atas ranjang. Sekarang Tora sudah tidak ada dan hanya ada dia sendiri di dalam asrama. Kevin ingin mencari waktu pergi ke rumah sakit untuk menemui Tora. Sudah waktunya untuk tidur. Meskipun dia tidak terluka pada malam hari ini, tetapi dia merasa sangat lelah. Hanya membalikkan badan saja, tubuhnya terasa sedikit sakit."Tok tok tok."Ketika Kevin hendak mematikan lampu, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya."Tuan muda Kevin, ini kami." Terdengar suara Rani di luar pintu. Kevin bangun dan membuka pintu untuk melihatnya. Keempat gadis sedang berdiri di luar pintu. Di luar dingin dan Kevin segera meminta mereka masuk ke dalam kamar."Tuan muda Kevin, kami tahu bahwa Anda sangat lelah malam hari ini, sehingga kami secara khusus datang ke sini untuk memijat Anda!" Rani berbicara."Anda tenang saja, saat kami keluar, lampu di kamar Nona Elmira sudah mati."Kevin menghela nafas dan hatinya terasa sangat hangat. Keempat gadis ini peduli pa
"Tuan Darius, seharusnya pertarungan sudah lama sekali berakhir bukan? Apakah kamuterlalu senang karena telah mendapatkan hak kendali dunia bawah tanah, sehingga lupa untuk menelponku?”Kata Deri dengan sedikit tidak senang.Saat ini, sudah jam 3 sore di Amerika. Deri sedang berada di ruang latihan. Setelah berlatih diri, dia selalu ingat bahwa Yaman sedang membantu keluarga Darius untuk bertarung. Karena begitu adanya keluarga Darius, Geng Pemuda bisa kembali ke kota secepat mungkin dan mendapatkan bagian dari pasar yang sangat besar!Tentu saja, mereka juga bisa membalas dendam pada dunia seni bela diri atas insiden pembantaian pendirinya pada seratus tahun yang lalu!Tetapi setelah menunggunya sampai jam 3, menurut perbedaan waktu antara Amerika dan indonesia, seharusnya pertarungan itu sudah lama berakhir. Mengapa Darius masih tidak menelepon dirinya? Apakah dia terlalu senang sampai melupakan dirinya?"Tidak, berharap Tuan Deri bisa tenang."Darius berkata demikian, lalu berhent
Setelah Lihas mendengar kabar itu, seluruh tubuhnya bergetar. Ketika Yaman masih bayi, dia telah bersamanya. Dia yang membesarkan Yaman sampai dewasa dan telah menganggap Yaman sebagai anak kandungnya sendiri. Sekarang, putranya sudah meninggal!Lihas tidak percaya bahwa ini adalah kenyataan. Rasa kesedihan, kehilangan, ketidakberdayaan dan kehampaan yang setebal minuman keras beriak di seluruh tubuhnya!"Haisha, apakah kamu baik-baik saja?"Ketika Deri melihat Lihas yang terkejut dan sedikit gemetar di layar lebar. Saat seseorang berada dalam kesedihan yang luar biasa, tidak berbicara jauh lebih bahaya daripada mengomelnya, kemudian Deri berbicara."Yaman itu bagus. Dia tidak ingin Geng Pemuda merasa malu, sehingga dia memilih untuk mengakhiri nyawanya sendiri. Tidak ada orang yang bisa mencemoohnya. Kamu harus bangga karena punya murid yang seperti itu!"Lihas memejamkan matanya dan air mata mengalir keluar dari kedua matanya tanpa suara. Tidak ada gunanya untuk mengatakannya lagi s
Saat itu, seorang pekerja teladan seperti dia yang telah bekerja untuk Grup selama seumur hidup sudah bisa pensiun. Dia bisaberkeliling dunia, lalu pergi ke daerah termiskin di Afrika untuk beramal dan melakukan apa pun yang dia inginkan. Ketika berpikir tentang kehidupan yang indah itu, Arman merasa sangat nyaman. Yang diutamakan saat ini adalah melatih putranya sampai dia berhasil untuk mengambil alih perusahaannya."Ingat, meskipun kamu adalah anakku, tetapi ada banyak orang lainnya di dalam grup telah mengikutiku untuk bekerja selama lebih dari 30 tahun. Kamu harus punya rasa hormat pada mereka..." Di dalam mobil, Arman masih menjelaskannya kepada Arhan dengan susah payah. Arhan juga mendengarkannya dengan rendah hati. Grup Hasi adalah sebuah grup yang besar dan juga termasuk perusahaan yang terkenal di Provinsi, bahkan di seluruh negeri. Jika ingin mengambil alih barang raksasa yang seperti itu, Arhan juga masih merasa tekanan yang besar.Mobil perlahan melaju menuju depan gedu
Ponsel dari penanggung jawab Perusahaan Farmasi Pusat Hasi telah bergetar tiga kali sebelumnya. Itu adalah panggilan dari sekretarisnya, tetapi dia menolak panggilannya karena dia sedang rapat. Sekretarisnya baru saja mengirim sebuah pesan ke ponselnya. Setelah penanggung jawab itu membacanya, dia terkejut dan tiba-tiba merasakan sangat urgensi."Presiden..." Sekarang penanggung jawab ini merasa bahwa harus melaporkannya kepada presiden. Dia terlihat sangat panik di wajahnya."Ada apa kamu yang begitu panik!" Kata Arman dengan tidak senang."Sekretarisku baru saja memberitahukumelalui pesan, bahwa rumah sakit di kota dan Provinsi telah berhenti untuk bernegosiasi dengan kita. Keempat rumah sakit di Provinsi yang telah mencapai kesepakatan dengan kita sebelumnya juga melanggar kontrak secara bersamaan dan berhenti untuk menerima peralatan medis kita lagi.""Apa!"Arman juga terkejut setelah mendengarnya. Dia secara samar-samar merasa bahwa ada yang salah dengan hal ini. Dia berkata
"Baik..." Jawab semua penanggung jawab. Mereka mengerutkan kening dan berjalan keluar dari ruang rapat dengan tergesa-gesa!Di antara banyak orang, hanya ada satu orang yang diam-diam melirik Arman sambil menunjukkan seringai yang tak terlihat saat berjalan keluar dari ruang rapat. Dia adalah Marwan, yang merupakan orang lama yang mengikuti Arman 30 tahun yang lalu. Namun, dia memiliki banyak ketidakpuasan terhadap Arman di dalam hatinya, karena mereka berdua jelas menyumbang jumlah yang sama, tetapi karena Arman mengeluarkan uang 100 juta, itu menyebabkan Arman menjadi orang terkaya di kota sekarang, sedangkan dia masih bekerja dengan Arman.Beberapa hari yang lalu, Raven membuat janji di kafe dengannya. Tujuannya adalah menangkap mentalnya dan sekaligus menghasutnya. Sekarang, Marwan telah menjadi orang dari keluarga Raven. Dia akan memainkan peran penting untuk menghancurkan keluarga Arman di saat masa kritis. Marwan telah berjalan keluar dari gedung pusat Grup Hasi. Mobilnya dike
Arman secara pribadi menelepon beberapa bos yang telah menghentikan hubungan kerja sama dengan mereka. Dia pertama kali membuat konsesi, tetapi pihak lain menolak untuk terus bekerja sama dengan Grup Hasi. Arman bertanya kepada mereka alasan untuk menghentikan hubungan kerja samamereka. Ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa dipahami oleh Arman, karena menghentikan hubungan kerja sama tidak akan menguntungkan kedua belah pihak, kecuali jika satu pihak lainnya telah menemukan rekan kerja sama yang lebih kuat.Balasan yang diberikan oleh pihak lainnya padanya sama, bahwa perusahaan yang lebih kuat telah menemukan mereka dan meminta mereka untuk menghentikan hubungan kerja sama dengan Grup Hasi. Perusahaan itu akan membantu mereka untuk membayar penalti. Jika mereka tidak mematuhinya dan terus bekerja sama dengan Grup Hasi, maka itu akan menjadi target serangan bisnis mereka.Ketika menghadapi tekanan yang berat ini, beberapa rekan kerja sama dari Grup Hasi hanya bisa memilih untuk meng
"Anakku, kamu..." Arman tahu bahwa tidak peduli seberapa kerasnya dia sekarang, juga tidak mungkin untuk mengumpulkan uang itu."Ayah, percayalah, aku tidak akan membiarkan Grup Hasi jatuh! Aku akan pergi untuk mengumpulkan uangnya sekarang!" Kata Arhan dengan mata berbinar. Setelah itu, Arhan berlari keluar dari ruangan kantor.Arhan berlari ke rumah presiden Bank Cabang Pembantu kota untuk mengajukan pinjaman darinya. Apa yang terjadi pada Grup Hasi milik keluarganya ini telah menimbulkan banyak pengaruh di kalangan warga kota pada siang hari ini, apalagi presiden bank. Saat ini, jika pihak bank meminjamkan uang kepada keluarga Arman, maka risiko pemulihan dananya sangat tinggi, apalagi dia pasti akan dikritik habis-habisan oleh atasan dan pimpinannya.Sebagai orang yang berpengalaman di industri perbankan, mustahil bagi presiden untuk membuat kesalahan yang begitu rendah seperti itu!Tidak peduli bagaimana Arhan memohon dan menjaminnya, presiden bank tidak akan meminjamkan uang k
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"