Share

194. Di Atas Angin

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 22:38:42

Gauri berjalan menuju restoran yang terletak di lobi rumah sakit. Langkah wanita itu cukup pelan, seiring dengan pikiran yang masih penuh dengan kekacauan setelah pertemuan besar tadi.

Perut Gauri terasa kosong, tetapi dia tidak merasa lapar. Namun, Gauri tahu bahwa dia harus tetap makan untuk menjaga kesehatan karena merawat orang sakit membutuhkan banyak energi.

Begitu memasuki restoran, aroma makanan hangat langsung menyambut Gauri. Mata wanita itu menyapu ruangan, mencari meja kosong. Namun, pandangan Gauri terhenti ketika dia melihat Ezra di area merokok, duduk dengan santai sambil mengepulkan asap dari rokok yang terselip di jarinya.

‘Ezra benar-benar merokok?’ pikir Gauri sambil mengangkat kedua alisnya. Wanita itu teringat saat dirinya masuk ke kamar Ezra di griya tawang yang sangat kental dengan bau nikotin.

Tanpa berpikir panjang, Gauri mendekati meja Ezra. Ketika wanita itu menarik kursi dan duduk di depannya, Ezra mendongak dengan alis terangkat.

“Sejak kapan kamu mulai me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   195. Surat Wasiat

    Gauri membuka pintu kamar inap Thomas dengan pelan, berharap kakeknya sudah istirahat setelah pagi yang berat. Namun, ternyata pria tua itu masih terjaga dan sedang bersandar di ranjang dengan pandangan kosong ke arah jendela.“Kakek,” panggil Gauri sambil melangkah masuk.Wanita itu juga menyunggingkan senyum tipis, ditengah napasnya yang masih memburu karena berjalan cepat menuju kamar Thomas.Thomas menoleh perlahan dengan ekspresi yang tetap datar. “Ada apa? Kamu terlihat tergesa-gesa.”Gauri menarik napas panjang. Dia berjalan mendekat dan duduk di kursi sebelah ranjang, lalu menatap kakeknya dengan serius.“Saya ingin membicarakan sesuatu yang penting, Kakek,” ucap Gauri dengan hati-hati. Dia memperhatikan perubahan ekspresi sang kakek.Thomas mengangkat kedua alisnya, tetapi tidak berkata apa-apa. Pria tua itu hanya menunggu Gauri melanjutkan ucapannya.“Saya ingin membatalkan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   196. Menghentikan Rumor

    Gauri melangkah masuk ke dalam Bee Hotel yang berarsitektur modern. Gedung dengan 20 lantai ini didesain dengan dominan warna kuning cerah dan beberapa aksesoris menyerupai lebah.Walaupun Gauri baru pertama kali ke Singapura, wanita itu merasa tidak asing dengan nama hotel ini.“Selamat malam, Nona. Ada yang bisa saya bantu?” Petugas resepsionis menyambut Gauri dengan senyuman ramah. “Saya membutuhkan kamar untuk malam ini. Apakah masih ada yang tersedia?” tanya Gauri sambil membuka tas, bersiap mengeluarkan kartu identitas untuk keperluan check-in.“Maaf, Nona. Saat ini semua kamar kami sudah penuh. Ada beberapa rombongan tamu yang memesan sejak tadi pagi.” Resepsionis itu tampak menyesal.Gauri menghela napas. Wanita itu menatap resepsionis, sementara isi kepalanya sibuk mencari solusi.“Apakah ada hotel lain di sekitar sini?” tanya Gauri. “Saya tidak begitu kenal daerah sini karena saya berasal dari Indonesia dan saya butuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   197. Bisnis di Atas Cinta

    Mata Ezra menatap Gauri dengan kebencian yang bercampur dengan nafsu gelap. Pria itu berada di atas tubuh Gauri, tengah mengunci tubuh wanita di bawahnya.Gauri meringis, tubuhnya bergetar, tetapi tekadnya untuk melawan membuat mata wanita itu tetap menatap Ezra dengan tajam.“Lepaskan saya, Ezra! Kamu sudah sangat keterlaluan!” teriak Gauri sambil memukuli dada Ezra dengan sekuat tenaga supaya pria itu menjauh.Namun, bukannya berhenti, Ezra justru merobek gaun bagian atas Gauri dengan sekali hentakan. “Aaargh!” jerit Gauri dengan jantung yang berdegup kencang. “Sialan, Ezra!”Gauri melayangkan tangannya untuk memukul kepala Ezra, tetapi pria itu dengan cekatan berhasil menangkap tangannya. Mata Ezra sangat membara.“Kamu harus tahu tempatmu, Gauri!” bentak Ezra dengan wajah yang sangat merah.Ini pertama kalinya Gauri merasa sangat ketakutan karena seorang pria. Memorinya kembali melayang ke malam saat Gauri hampir di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   198. Framing

    Suara tembakan menggema keras di dalam kamar hotel.Ezra tersentak, tubuh pria itu membeku di tempat. Mata Ezra melebar ketika melihat kaca jendela kamar hotel retak, pecah berantakan, sebelum akhirnya menyisakan lubang besar dengan pecahan yang berserakan di lantai.Udara dingin malam Singapura menerobos masuk ke kamar dan membuat tirai berkibar pelan.Gauri tetap berdiri dengan pistol yang kembali terarah ke Ezra, tetapi kali ini, jemarinya tidak lagi gemetar.“Pergi dari sini, Ezra,” bisik Gauri dingin dan tegas. “Jangan pernah kembali!”Ezra menelan ludah, tetapi senyumnya perlahan muncul kembali. “Kamu pikir tembakan itu membuat saya takut, Gauri?”Namun, ketika Gauri dengan cepat menarik pelatuk lagi, Ezra segera melangkah mundur, tangannya setengah terangkat.“Baiklah, baiklah. Kamu menang untuk malam ini,” ucap Ezra pada akhirnya.“Keluar!” desak Gauri sambil menatap Ezra dengan tajam.Ezra mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   199. Perawat Pengganti

    Gauri membuka pintu kamar hotel perlahan. Wanita itu sedang memastikan lorong dalam keadaan sepi sebelum keluar. Setelah insiden yang baru saja terjadi, Gauri tidak ingin menimbulkan kecurigaan lain.Kini wanita itu sudah memakai gaun baru berwarna putih tulang. Dia melangkah cepat menuju lobi untuk memanggil taksi.Setibanya di rumah sakit, firasat buruk kembali menghinggapi Gauri. Langkahnya terasa berat saat menuju kamar Thomas.Namun, sebelum Gauri mencapai pintu kamar, seorang perawat mendekatinya dengan wajah cemas.“Nona Gauri,” panggil perawat itu tergesa-gesa, berusaha menyamai langkah Gauri. “Tuan Thomas mengalami kondisi kritis lagi. Dokter Kevin sedang menangani beliau di dalam.”Gauri tercekat. Tubuhnya seperti kehilangan tenaga, tetapi Gauri tetap bergegas masuk ke kamar setelah mengangguk sopan pada perawat tersebut.Di dalam, suasana terasa tegang. Thomas terlihat sangat lemah dengan oksigen yang terpasang di waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   200. Senjata

    Gauri menatap Rusdi dengan mata berkaca-kaca. Dia menggenggam tangan pria tua itu dengan erat, berusaha menenangkan diri.“Baik, Papi,” ucap Gauri akhirnya. “Saya akan kembali ke Indonesia besok pagi dengan penerbangan pertama.”Namun, Rusdi justru tertawa keras mendengar pernyataan itu. Bahkan, tawa pria tua itu menggema di lorong rumah sakit. Hal itu membuat Gauri mengernyit bingung.“Mengapa tertawa, Papi? Apa saya salah bicara?” tanya Gauri heran.Rusdi menggeleng sambil tersenyum lebar. “Kamu benar-benar menggemaskan, Gauri! Bagaimana bisa, kamu masih saja berpikir seperti orang biasa?”“Apa maksud Papi?” Gauri semakin bingung. Dia merasa tidak ada yang lucu dari ucapannya.Rusdi mendekat dan menepuk bahu Gauri dengan lembut. “Kamu pewaris Uno Rekayasa Industri, Gauri. Kamu adalah cucu Thomas Uno. Untuk pergi ke mana pun belahan dunia yang kamu inginkan, kamu tidak perlu menunggu dan mengikuti jadwal penerbangan pesawat kome

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   201. Kejahatan Lain

    Adam meminta Denny untuk memarkirkan mobil di basement JCrown Tower, lalu pria itu segera keluar dan membukakan pintu untuk Gauri. Gauri melangkah keluar dengan anggun, bertolak belakang dengan pikiran dan emosinya yang masih berkecamuk. Belum lagi, tenaga Gauri sangat terkuras setelah perjalanan panjang dari Singapura.“Terima kasih, Mas,” ucap Gauri pelan. Wanita itu tersenyum tipis.Adam mengangguk dan menarik kedua sudut bibirnya. Pria itu kemudian mengikuti langkah Gauri menuju lift pribadi yang akan membawa mereka langsung ke griya tawang.Begitu pintu lift terbuka, Gauri berhenti sejenak dan menoleh ke arah Adam. “Kamu bisa bermalam di sini jika ingin, Mas. Ada banyak kamar kosong. Denny juga bisa menempati salah satu kamar di sini.”“Aku sudah biasa pulang larut setelah bercerai denganmu, Gauri.” Adam melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul satu pagi. “Kamu pasti butuh istirahat, aku tidak ingin merepotkanmu.”“Bagaimana kalau ini adalah permintaanku?” tanya Gauri sambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   202. Kunjungan Pertama

    "Dokter Lily," panggil Gauri dengan wajah datar. Suara Gauri tentu saja menarik perhatian seorang wanita yang sedang dibawa oleh seorang sipir ke ruang kunjungan.Wanita itu berseragam tahanan warna orens dan rambutnya dikucir asal ke belakang. Terlihat jelas dari wajahnya, betapa keras kehidupan di dalam penjara.Kulit wajah yang biasa dirawat dengan baik ke dokter itu kini berubah menjadi lebih kusam. Walaupun wajah manis yang dulu Gauri kenal masih nampak jelas.Dia adalah Lily Lenson.Lily spontan berhenti melangkah begitu melihat Gauri duduk di balik pembatas kaca. Dia tidak tersenyum licik, tetapi tatapannya masih sama tajamnya dengan yang dulu."Saya tidak melihat mama saya," tukas Lily dingin sambil melipat tangan di dada.Wanita itu melirik sipir untuk memberi isyarat bahwa dia tidak ingin bertemu dengan siapa pun yang datang mengunjunginya, kecuali Patricia.“Kamu seharusnya merasa senang mendapat kehormatan seperti ini,” jawab Gauri sambil tersenyum tipis dan menaruh rambut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status