Jefri tidak menyukai Josan sehingga dia mendengus."Mereka pasangan yang sempurna. Kalau saja dia nggak menyelamatkan Nancy kali ini, aku sudah berurusan dengan dia!"Josan menindas Nancy sedemikian parah selama tiga tahun terakhir. Bagaimana mungkin Jefri tidak marah?Nancy tertegun.Segala kegalauan dan perjuangan yang terjadi sebelumnya seolah hanya menjadi lelucon.Di hadapan Winda, dia akan selalu menjadi orang yang tidak terpilih.Kini setelah anak kandung Winda ditemukan, Josan akan memperlakukan ibu dan anak itu dengan lebih baik.Dia tiba-tiba merasa lega, seolah-olah sebuah batu besar sudah terangkat dari bahunya.Josan sudah membayar utangnya, mereka tidak ada hubungan lagi.Jefri ada banyak urusan di perusahaan, panggilan telepon satu demi satu.Dia keluar untuk menjawab panggilan telepon, sedangkan Logan duduk di samping sambil menatap Nancy dengan ekspresi tidak jelas.Nancy merasa sedikit tidak nyaman ketika Logan memandangnya."Pak Logan ....""Aku menemukan sesuatu, ng
Dia menatap Logan dengan tenang."Jangan bicarakan masalah ini. Aku akan selesaikan secepat mungkin.""Kubantu?""Nggak perlu."Logan mengatupkan bibirnya dan hendak mengatakan sesuatu ketika dia mendengar suara di pintu.Josan membuka pintu dan masuk. Melihat Logan di sini, wajahnya langsung menjadi muram."Masih di sini?"Logan duduk dengan tangan terlipat di dada, sikapnya tenang dan acuh tak acuh."Pak Josan boleh datang, apa aku nggak boleh?"Ada memar juga di wajah Josan.Nancy mengernyit dan memahami bahwa keduanya berkelahi.Dia pura-pura tidak memperhatikan dan membuang muka, lalu menatap Logan dan berkata."Pak Logan, kembalilah untuk istirahat. Kamu sudah repot dua hari ini. Terima kasih sudah ceritakan padaku."Untuk bisa mengetahui begitu banyak informasi dalam waktu sesingkat ini, Logan mungkin telah berusaha keras.Logan mengangguk sambil tersenyum, auranya bermartabat dan acuh tak acuh. Dia merapikan selimut Nancy dan berbisik."Kalau begitu istirahatlah yang baik, aku
Suara Nancy dingin, tapi seperti kapak es, setiap kata tertancap di hatinya.Josan sudah bebas, tapi Nancy tidak.Dia mungkin selamanya akan kesepian dalam kesedihan yang tak terkatakan ini.Josan dengan begitu mudah menelantarkan anak itu, awalnya Nancy akan menagih utang nyawa pada Josan dan Winda.Josan bisa mengatakan bahwa hal itu telah berlalu tanpa emosi apa pun.Namun, dia tidak bisa.Itu adalah malaikat sungguhan yang muncul dalam hidupnya!Sekarang, Josan mengembalikan satu nyawa padanya.Mereka tidak saling berutang.Nancy selesai berbicara.Josan kaget dan badannya kaku.Wajahnya menjadi muram sedikit demi sedikit.Ada keheningan di bangsal untuk waktu yang lama.Kemudian, terdengar suara Josan yang kasar dan pelan lagi."Jadi itu yang kamu pikirkan."Nancy masih membencinya, meskipun dia menyelamatkan hidup Nancy.Anak itu adalah kesenjangan yang tidak bisa dijembatani di antara mereka.Untuk pertama kalinya, dia merasa tidak berdaya. Bahkan kalau dia mencoba yang terbaik,
Seolah ingin membuktikan perkataannya, dia menjawab panggilan Winda di depan Nancy.Sebelum dia bicara, terdengar suara Winda yang lembut dan manis."Josan, kapan kamu akan kembali untuk makan malam? Melvin merindukan ayahnya. Ayo pulang, Melvin. Kita akan makan malam bersama. Omong-omong, terakhir kali kamu setuju untuk menikah denganku di depan Melvin."Sebelum Winda selesai berbicara, Nancy mencibir. Dia mendongak dan menatap Josan dengan sarkasme di matanya yang jernih.Wajah Josan berubah total, dia mengerutkan kening dan segera menutup panggilan telepon."Melvin Clinton adalah putra kakakku. Dia baru saja kembali dari luar negeri. Dia nggak bisa berbicara dan nggak tahu bahwa kakakku sudah meninggal. Aku hanya ingin membujuknya ....""Josan, kamu nggak perlu menjelaskan apa pun padaku. Aku nggak tertarik untuk mengetahui apa pun tentang kamu. Tolong jangan berpura-pura sangat mencintaiku dan setia lagi. Sungguh munafik!"Setelah Nancy berkata dengan dingin, dia melihat ke pintu.
Tempat itu penuh dengan bahan yang mudah terbakar, bara api langsung menyapu puing-puing yang ditinggalkan dan kotak kardus di studio, lalu menyapu keempat dinding seperti lidah api.Winda menjerit ketakutan, dia terbatuk-batuk kencang dan bahkan tidak bisa bicara.Dia sudah menyadari siapa orang itu, dia menggedor pintu dengan keras, seolah dia bisa melihat wanita di luar pintu, dia berkata dengan sengit."Nancy, aku tahu itu kamu. Kamu datang untuk menindasku karena kamu nggak mati. Kamu merampas pacarku dan kebahagiaanku. Apa kamu berani menyalahkanku?""Kalian sudah bercerai, tapi kamu masih mengganggu dia, apa kamu begitu nggak tahu malu? Dia dan aku benar-benar saling mencintai, kenapa kamu nggak bisa merestui kami?"Pada akhirnya, Winda merasa sangat dirugikan hingga menangis.Nancy berdiri tak jauh dari situ sambil mengamati asap tebal yang keluar dari ventilasi. Dia bisa membayangkan gelombang panas di dalam tidak kalah dengan kebakaran yang dialaminya beberapa hari lalu.Perl
Saat berbicara, dia menatap Jefri dengan dingin, wajahnya dipenuhi kesuraman."Dia mau istirahat, kenapa kamu belum pergi juga?"Jefri mencibir, "Kamulah yang harus pergi."Wajah Josan tertutup lapisan kabut dingin, dia menatap Jefri dengan murung, lalu menatap Nancy dan berkata dengan suara yang berat."Suruh dia pergi."Nancy berdiri dengan ekspresi dingin dan agak malas."Josan, kamulah yang harus pergi."Rahang Josan seketika langsung menegang, dadanya naik turun, dia menahan emosinya.Dia menatap Nancy dalam-dalam, lalu berbalik dan pergi.Langkahnya tampak mengandung amarahnya.Nancy sedikit mengernyit. Josan jelas-jelas meragukan dia, kenapa pergi begitu saja?Jefri memapah dia kembali ke ranjang dan menatap dengan dingin."Apa kamu yang lakukan itu kemarin sore?"Nancy berkata, "Ya."Jefri terdiam dan nadanya menjadi lebih serius."Apa Winda yang menyalakan api di dalam ruangan itu?"Dia segera menyadari bahwa kalau belum mendapatkan bukti yang jelas, adik perempuannya tidak ak
Nancy sedikit terkejut, "Linda?""Kakak Ipar, aku mendengar wanita ini memarahimu di bawah, lalu aku melihat dia menyelinap. Untungnya, aku tiba tepat waktu, dia benar-benar mau menyakitimu!"Linda Clinton adalah adik perempuan Josan, putri tertua Keluarga Clinton, Nancy yang mendonorkan sumsum tulang untuk dia.Linda memulihkan diri di luar negeri selama beberapa tahun ini, tidak disangka dia sudah kembali ke Indonesia.Mereka tidak banyak berhubungan satu sama lain, Nancy tidak terkesan dalam padanya.Ketika Linda melihat Winda bangun, dia segera berlari dan duduk di tubuhnya lalu menampar wajahnya dengan keras."Kamu berani menindas kakak iparku, akan kuhajar kamu sampai mati!"Tidak peduli seberapa keras Winda berjuang, dia tidak bisa melepaskan diri. Dia sangat marah sehingga dia bergulat dengan Linda. Keduanya saling menjambak rambut dan tidak mau menyerah."Dari mana kamu muncul, apa kamu tahu siapa aku? Aku tunangan Josan!"Ketika mendengar ini, Linda tertawa saking marahnya da
Winda segera menyembunyikan perban di belakang punggungnya dan berkata dengan menyedihkan."Tentu saja aku nggak begitu. Aku hanya datang untuk bertanya dengan jelas kenapa Nona Nancy menyakitiku. Apa dia berani melakukan tapi nggak berani bertanggung jawab?"Dia memandang Nancy dengan sedih dan benci.Nancy menunduk dan terkekeh, lalu menghampiri perlahan.Winda tidak takut pada Nancy karena berpikir Josan ada di sini, jadi dia berpura-pura terisak beberapa kali.Namun, detik berikutnya.Nancy langsung merampas kain kasa yang dipegang Winda, lalu merentangkan tangannya dengan cepat dan langsung melilit leher Winda.Winda jatuh ke belakang karena terkejut, wajahnya pucat dan kesakitan.Nancy perlahan-lahan mengangkatnya dengan paksa, wajah Winda berangsur-angsur menjadi jelek.Linda sangat kaget.Josan mengerutkan kening dan menatap dia dengan tegas, tapi tidak pernah melangkah maju untuk menghentikannya. Josan hanya mengepalkan tangan dengan menahan emosi dan terkendali.Saat Winda ha
Anne putus asa dan berkali-kali mendatangi Yaniti, tapi ditolak.Terakhir kali dia meminta bantuan Yaniti, dia merasa tidak senang karena Yaniti menolak.Dia sepertinya ditinggalkan.Dengan enggan Anne langsung pergi ke Grup Clinton.Namun, asisten Josan menghentikannya di luar, dia menunggu sepanjang pagi tapi tidak bertemu Josan.Linda tidak ada pekerjaan, jadi dia pergi ke perusahaan untuk belajar dan menghabiskan waktu.Dia terkejut ketika melihat Anne."Nona Anne?"Anne tersenyum bahagia saat melihat Linda."Linda, aku dengar kamu bekerja di perusahaan, aku tahu kamu memang cakap."Linda tersenyum, "Aku ingin membuktikan bahwa aku nggak lebih buruk dari orang lain."Logan menyukai Nancy, bukankah karena menyukai kemandiriannya?Linda juga bisa melakukannya!Anne menunduk dan menghela napas."Aku sangat iri padamu. Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Keluarga kami hampir sengsara karena menyinggung Nancy ...."Mata Linda membelalak kaget.Setelah mendengar perkataan Anne, di
Dia bahkan tidak memikirkannya, dengan situasi Keluarga Tisman saat ini, Keluarga Tisman tidak bisa menahan badai apa pun.Begitu bangkrut, Anne tidak lagi memenuhi syarat untuk masuk Keluarga Clinton. Dia benar-benar berpikir dia bisa membuat Nancy mati keki?Hehe ....Nancy membungkuk dan masuk ke dalam mobil, dia mengabaikan Anne di luar.Yosua mendengus dari samping."Apakah ini wanita yang disukai mantan suamimu?"Nancy mengangkat alis dan menatapnya tapi tidak berkata apa-apa.Yosua terlihat sangat pengertian dan mau tidak mau berkata."Siapa yang nggak tahu tentang kalian? Tapi, aku selalu mendukungmu. Gadis barusan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Betapa butanya seorang pria kalau memilih dia!"Nancy yang duduk di belakang berkata dengan nada ringan dan tidak ada emosi yang terdengar."Saat kita bertemu Bu Jesny, belum terlambat bagi kamu untuk bermulut manis."Yosua, "...."Baiklah, wanita ini benar-benar berpikiran jernih.Jesny, direktur Grup Jelita, juga meru
Anne terpaksa datang mencari Nancy, biarpun sangat enggan.Nancy melirik jam tanpa fluktuasi emosi."Aku sedang terburu-buru, lain kali saja."Dia berkata dan berjalan keluar.Yosua maju selangkah sambil mengedipkan mata dan memblokir Anne untuk dia.Ekspresi Anne berubah dan dia menjadi sedikit marah.Kenapa Nancy begitu mengabaikan dia?Dia mendorong Yosua menjauh dengan kasar.Yosua terhuyung ke depan dan hampir menabrak Nancy. Dia berbalik dan membelalak kaget.Nancy memapah Yosua.Dia melirik Anne dengan ekspresi suam-suam kuku, lalu berkata pada Yosua."Kamu masuk ke mobil dulu."Yosua tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, dia mengepalkan tangan dan menelan emosinya.Dia langsung masuk ke dalam mobil.Lupakan saja, demi Bu Nancy, bersabar saja!Nancy menoleh dan berbicara dengan nada acuh tak acuh."Nona Anne, aku sudah mendengar sedikit tentang urusan keluargamu, tapi aku minta maaf karena kerja sama kita nggak bisa dilanjutkan lagi. Menurutku ini juga keinginanmu dan i
Dia adalah idola unik di industri hiburan.Dia tidak berpakaian dan berbicara sesuai dengan kebutuhan penggemar, dia bahkan memiliki mentalitas memberontak.Nancy curiga latar belakang keluarganya baik, tapi Nancy tidak menyelidikinya.Karena Nancy tidak tertarik.Yosua mengikutinya ke dalam lift, dia melihat buket besar mawar di kantor Nancy dan menyipitkan mata."Pak Logan juga bagus, tapi menurutku semuanya nggak cocok untukmu!"Nancy mengangkat alisnya, "Oh?""Akulah yang paling cocok untukmu. Saat ini, lagi populer wanita berpacaran dengan cowok yang lebih muda."Yosua tersenyum dan menepuk dadanya sebelum merekomendasikan dirinya.Nancy meliriknya tanpa daya."Keluar dan tutup pintunya.""Oh."Yosua bersikap lugas, dia langsung pergi.Aroma bunga mawar yang harum benar-benar membuat suasana hati orang menjadi baik.Tidak butuh waktu lama.Yason mengetuk pintu dan masuk."Anne datang, dia ingin bertemu denganmu!"Nancy mengerucutkan bibirnya sambil memegang cangkir kopi dan terkek
Suasana hening selama beberapa detik.Dia terkekeh pelan, matanya tampak diwarnai lapisan kabut di malam yang gelap, sedikit lembut dan nakal."Bukannya aku berhati lembut. Dia melakukan ini padaku karena kamu, kamu nggak bisa terlepas dari tanggung jawab!"Logan menatapnya dalam-dalam dan tersenyum tanpa daya, seolah-olah dia menuruti Nancy yang bersikap tidak masuk akal."Apa ini salahku juga?"Keduanya saling memandang dan tersenyum, Nancy dengan santai merapikan rambut yang berjatuhan di sekitar telinganya.Logan berdiri, mengeluarkan empat lembar uang merah dari dompetnya, menaruhnya di atas meja dan berkata dengan suara lembut."Bos, jangan masak lagi, aku tinggalkan uangnya di sini, tutup saja kedainya!"Karakter dia tidak memungkinkan dia untuk bersikap perhitungan setelah membuang-buang waktu orang lain.Bosnya tertegun dan berkata, "Hei, makanannya belum siap. Kamu nggak jadi makan?""Nggak, ambil saja, aku sudah menunda waktu pulangmu."Dia tersenyum, mengambil tas untuk Nan
Sopir membuka pintu dan menunggu.Saat penyelenggara melambaikan tangan.Sebelum Linda sempat masuk ke dalam mobil, air dingin tiba-tiba disiramkan ke kepalanya, dia melompat sambil berteriak.Yaniti juga terciprat banyak.Kondisi ibu dan anak perempuannya itu cukup menyedihkan.Linda kaget dan wajahnya pucat. Dia melihat sekeliling dan melihat kedua orang yang sedang berbicara dan tertawa di sudut jalan.Seketika, tubuhnya sedikit gemetar dan matanya sedikit ketakutan.Yaniti dengan marah memaki."Apa yang terjadi, apa-apaan ini?"Penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya dan mengatakan dia tidak tahu apa yang terjadi.Segera, orang yang bertanggung jawab berlari keluar dan meminta maaf."Bu Yaniti, Nona Linda, aku benar-benar minta maaf. Pipa air di lantai atas pecah dan jendela terbuka, sehingga mengalir keluar. Kami akan memberikan kompensasi atas semua kerugian yang kamu alami. Aku minta maaf!"Yaniti sangat marah hingga tidak bisa berhenti memaki-makinya.Penyelenggara memintan
Suasana malam memang sangat menarik, apalagi kalau hanya berduaan.Namun, suasana tiba-tiba terganggu.Tidak tahu siapa yang ada di atas dan menuangkan sebaskom air dari atas.Logan segera berlari dan melindungi Nancy dalam pelukannya.Airnya benar-benar membasahi Logan, tapi Nancy hanya terciprat sedikit di lengannya.Segera, Logan melepaskannya dan menatapnya dengan serius."Apa kamu baik-baik saja?"Nancy menggelengkan kepalanya, lalu segera berdiri, mendongak dan melihat tidak ada orang di atas.Tidak tahu siapa yang melakukannya.Dia melihat ke arah Logan yang basah dan berkata, "Buka kamar untuk mandi saja. Biar kuhubungi asistenmu dan minta dia kirimkan satu set pakaian untukmu?"Logan mengangguk dan berkata sambil tersenyum."Aku termasuk berhasil menyelamatkan wanita cantik."Baskom air tadi diarahkan ke Nancy.Nancy tersenyum dan berkata, "Aku akan periksa kamera pengawasannya."Logan mengangguk lalu mereka berdua masuk.Ekspresi pihak penyelenggara berubah saat melihat penam
"Kudengar Pak Josan sudah punya tunangan? Kapan pernikahannya dilangsungkan?"Jejak rasa malu melintas di wajah Yaniti."Belum ada, masih dalam jajakan, anakku masih lajang!"Dibanding putri Shara dan Yohano, apa artinya Anne?Shara tersenyum penuh arti dan memanggil Nancy yang sedang makan makanan ringan tidak jauh dari mereka."Sayang, ayo sapa Bu Yaniti dan Nona Linda?"Nancy tertegun dan berjalan mendekat. Dia hanya mengangguk dengan sopan dan menjaga jarak."Bu Yaniti, Nona Linda."Wajah Yaniti menjadi muram saat melihatnya."Aku nggak menyangka Bu Shara begitu akrab dengan orang ini, jangan tertipu oleh penampilannya yang polos!"Shara memandangnya sambil tersenyum samar."Bu Yaniti terlalu khawatir, Nancy adalah kesayanganku!"Saat dia berbicara, seorang pria berjas rapi berjalan menghampiri mereka."Bibi, kalau aku tahu Bibi datang dengan Nancy, aku pasti akan pergi jemput kalian!"Logan tersenyum lembut dan menatap Nancy.Nancy juga tersenyum dan mengangguk pelan sebagai salam
Pembawa acara di tengah panggung berkata."'Spring' ini adalah harta karun yang diwariskan dari keluarga kerajaan Autili. Silakan manfaatkan kesempatan ini. Harga awalnya adalah 10 miliar."Harga ini tidak rendah.Namun, tak lama kemudian orang-orang menawar satu demi satu.Harga pun mencapai 20 miliar.Wanita di depan mereka sepertinya lebih menginginkannya dan terus mengacungkan tanda.Lambat laun tidak ada yang berani bersaing dengannya."24 miliar ...."Shara mengangkat tandanya dan memberi isyarat sambil tersenyum.Orang di depan, "28 miliar.""32 miliar," kata Shara tanpa tekanan apa pun."36 miliar."Pihak lain agak ragu-ragu.Shara mengangkat tanda lagi, "48 miliar."Harga ini membuat semua orang menoleh.Wanita yang menawar di depan akhirnya menoleh ke belakang dengan wajah dingin.Saat dia berbalik, Nancy pun menyadari bahwa itu adalah Yaniti.Orang yang duduk di sebelahnya adalah Linda.Yaniti juga sedikit kaget saat melihat Shara."48 miliar sekali ....""48 miliar dua kali