Share

BAB 58 Tewasnya Rafa

Penulis: Endah Tanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rafa, masuk ke sebuah hutan kecil, sampai disana ia menelepon Kinan.

“Rafa dimana kamu?” tanya Kinan, ketika mengangkat ponsel

“Kak Kinan, harus menolongku, keluar dari Jakarta,” pinta Rafa.

“Tidak bisa, aku tidak mau terlibat apapun denganmu, kamu sangat bodoh sekali!” ucap Kinan, pelan.

“Aku melakukan ini demi Kak Kinan, bisa-bisanya kamu lepas tangan,” timpal Rafa dengan kesal.

“Pokoknya, kau urus sendiri, aku tak mau terlibat,” timpal Kinan.

“Baik, kalau begitu, aku akan kirim video asusila kita ke Faiz,” ancam Rafa dengan nada tegas dan kesal.

“Rafa..!.”

“Kamu tidak punya pilihan lain ‘kan, selain membantuku,” sahut Rafa merasa menang dengan ancamannya itu.

“Baiklah, apa maumu?” Akhirnya Kinan menuruti kemauan Rafa.

“Aku butuh uang dan motor, Kak Kinan sediakan itu, aku tunggu di hutan pinggir kota, disana ada, rumah tua kosong, sementara waktu aku ada disana,” suruh Rafa.

“Baiklah, tunggu aku, aku sendiri yang akan kesana,” balas Kinan.

Kinan, menutup ponsel, otaknya kini berput
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 59 Terungkapnya Perselingkuhan Kinan dan Rafa

    Polisi memasang, polici line di sekitar rumah kosong, lalu membawa jenazah Rafa naik ke mobil ambulance dan dibawa ke rumah sakit untuk otopsi.Di tempat lain Kinan tampak kesal, berkali-kali ia membuka ponsel milik Rafa, tapi video yang dicarinya tidak ada.“Sial, apa Rafa telah menghapus video itu, apa masih menyimpannya, apa dia punya ponsel dua,” tebak kinan, semakin cemas.Wanita itu sedari tadi hanya berdiam di dalam kamar, sambil mengecek ponsel Rafa. Setelah tidak mendapati apa yang dicari, Kinan menyembunyikan ponsel milik Rafa di laci almari pakaiannya, lalu menguncinya.Sementara itu, seorang polisi datang mengabari Dinda tentang tewasnya Rafa, yang menelan racun. Dinda histeris, Larasati berusaha menenangkan putrinya itu.“Sudah Dinda, jangan terlalu larut dalam kesedihan, kita harus siapkan pemakaman untuk Rafa,” suruh Larasati.Setelah Dinda bisa menenangkan dirinya, ia pun, mulai mempersiapkan pemakaman. Menurut hasil otopsi, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh Rafa,

  • Mandiri Setelah Bercerai    Bab 60 Kejahatan Kinan Terungkap

    Dinda menahan amarahnya, ia menyimpan flash disk dalam tas slempangnya, dengan menaiki montor, ia melajukan motor matic dengan kecepatan tinggi menuju kantor polisi.“Pak..saya ingin melaporkan Kinanti, ia yang memerintahkan Rafa untuk mencuri mobil, saya juga curiga, dia yang meracuni Rafa,” lapor Dinda dengan sangat emosi.“Kasus Rafa sudah ditutup dan dinyatakan kasus bunuh diri,” jawab polisi“Saya belum punya bukti, jika Kinan pelaku pembunuhan, yang saya miliki adalah rekaman suara dan video, ini Pak, saya mohon selidiki lagi kasus suami saya, aku tidak mau Rafa tewas sia-sia,” Dinda menyerahkan flash diks pada polisi.Setelah melihat isi flash disk, polisi pun bertindak, mulai meminta keterangan dari Dinda, setelah itu beberapa polisi meluncur menuju kediaman Kinan.Setelah itu Dinda menelepon Rania, ia sudah tak sabar memberi berita yang mengejutkan itu.“Hallo Kak Rania,“ sapa Di

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 61 Kejutan Menjelang Pernikahan

    Sidang keputusan kejahatan Kinan diadakan, selama tiga jam lebih ruang persidangan begitu memanas, Kinan berulang kali menyangkal, tapi bukti sudah cukup membuktikan dirinya bersalah, kesaksian Fahri dan juga keterlibatan Joko yang akhirnya mengakui kejahatan perencanaan kecelakaan Bimantara sampai tewas.Akhirnya Kinan di vonis 30 tahun penjara atas dua kejahatan pelenyapan dua orang korban, sementara Joko, di vonis 5 tahun penjara, karena membantu Kinan.Kinan terlihat kacau, dan histeris, meratapi nasibnya. Faiz terlihat terpukul, ia berencana mengugat cerai Kinan.Sebelum Kinan dibawa ke rumah tahanan, Faiz menemui Kinan.“Kinan, aku akan menggugat cerai, aku tidak bisa menerima kejahatanmu dan pengkhianatanmu,” ucap Faiz, bernada sinis.“Sudah kuduga, kamu pasti akan menceraikan diriku, tapi ingat, Mas, Nayla masih tanggung jawabmu, setelah ia menjalani masa tahanan, kamu harus mengurusnya dengan baik, aku juga akan memberikan salon dan butik pada Nayla, biar dia yang menguruska

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 62 Wanita Yang Bernama Harafa

    “Kamu sudah gila ya Mang! Harafa sudah meninggalkan dua tahun yang lalu ” pekik Fathan dengan nada serius.“Itu ‘kan, saya dikira gila, makanya Pak Fathan secepatnya ke villa,” balas Asep.“Baiklah, aku akan kesana sekarang.” Akhirnya Fathan penasaran dengan ucapan Asep. Dokter yang masih mengenakn kemeja rapi itu berjalan menghampiri Rania, yang sedang fitting gaun waran putih, Rania terlihat sangat cantik.“Pak Fahan , bagaimana?” tanya Rania.“Cantik, pilihanmu tepat Ran,”“Terima kasih Pak Fathan.”“Ran, aku ada urusan mendadak, bagaimana jika kamu pulang naik taksi,“ pinta Fathan.“Oh, aku tak keberatan Pak, silahkan Pak Fathan menyelesaikan urusan dulu,” balas Rania.Fathan tersenyum ke arah Rania. ”Aku pergi dulu,” pamit Fathan lalu melangkah lebar keluar dari butik.Sepanjang perjalanan menuju villa, Fathan begitu penasaran.Hampir satu jam perjalanan, hari sudah gelap, Fathan sampai di villa kecilnya, biasanya Mang Asep, pulang sore, pria berusia 50 tahun itu hanya berjaga p

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 63 Mendadak Menikah

    “Jangan berisik, apa kamu sudah gila berbicara sendiri!’bentak napi wanita bertubuh gemuk, membentak Kinan.Kinan hanya berdecih kesal, ingin rasanya ia melarikan diri dari penjara itu.ini semua gara-gara Rania, ia harus membayarnya, jangan kira hidupmu akan tenang setelah berhasil, mengungkap kejahatanku Rania, batin Kinan telapak tanganya mengengam seakan meluapkan emosinya.***Hari minggu Pagi, Rania terlihat berbinar, setelah fiting gaun pengantin, tak henti-hentinya ia selalu mengulas senyum didepan cermin, membayangkan betapa bahagianya jika bersanding dengan seorang dokter.Senyumnya memudar, ketika dering ponselnya berbunyi, lalu ia segera meraih ponsel, nama Fathan terlihat dilayar ponsel.“Assalamualaikum Pak Fathan,”sapa Rania.“Waalaikum salam Ran, aku akan menjemputmu satu jam lagi, bersiap-siaplah,”suruh Fathan“Baik Pak,”sahut Rania.Kejutan apa lagi yang akan kamu berikan Pak Fathan? tanya Rania dalam hatinya, senyum kecil menghiasi bibirnya yang merah muda alami

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 64 Kebersamaan Fathan dan Rania

    Mobil sedan hitam Fathan memasuki area hotel berbintang, satu buah kamar vvip telah dipesannya, Rania berjalan mengikuti Fathan, naik lift sampai dilantai sepuluh, lalu berjalan ke sebuah kamar berpintu besar.Pintu kamar dibuka, keduanya masuk. sebuah kamar yang besar dengan bed ukuran king size, bersperti putih bersih, jendela menghadap ke view pegunungan, menambah sejuk suasana.“Ran , kita makan siang dulu, kamu ingin ke resto atau dikamar saja,”tawar Fathan.“Kita ke resto saja, sambil jalan –jalan menikmati pemandangan,”jawab Rania.“Basok pagi, kita jalan-jalan berwisata, sekalian mengunjugi restoran barumu.”“Iya , aku sudah menghubungi Bu Fatma, kebetulan ia juga ada di Bogor, besok kita janjian, ketemu di restoran, “jawab RaniaFathan dan Rania berjalan –jalan disekitar hotel, keduanya saling bergandengan tangan, seperti layaknya pengantin baru, Fathan sesekali menatap Rania, dalam hatinya ia sedih, karena dirinya menyembunyikan rahasia tentang kembalinya Harafa, tapi apa

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 65 Harafa Palsu

    Rania dan Fathan terbawa dalam situasi romantis, apalagi diatas rop top hanya ada mereka berdua, setelah menyantap makan malam keduanya meminum wine merah.“Aku baru pertama kali merasakan minuman ini, bagaimana jika aku mabuk pak Fathan?”“Aku yang mengurusmu, aku sudah menjadi suamimu ‘kan, kenapa kamu risaukan itu,”balas Fathan mengulum senyum.Benar saja, baru beberapa teguk, Rania sudah setengah sadar, ia meracau tak karuan.Jalannya pun sempoyongan, terpaksa Fathan, membopongnya sampai kamar. Tepat didepan kamarnya, Fathan terkejut melihat Faiz sudah berkaca pingkang didepan kamar dan begitu melihat Rania dibopong Fathan, tatapannya berubah tajam.“Fathan, lepaskan Rania, kamu sengaja ya membuatnya mabuk supaya bisa melecehkannya!”gertak Faiz.“Pak Faiz, itu bukan urusan Anda, silahkan pergi dari sini, jangan halangi aku!”usir Fathan.“Aku tidak akan pergi sebelum kamu meninggalkan Rania, dikamarnya.”“Ck...naif sekali sih kamu,”sarkas Fathan geram.Disaat itu ada seorang room b

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 66 Bisnis Yang Semakin Berkembang

    Rania menyisir rambut basahnya, sambil menatap cermin, dua malam ini sungguh menjadi moment bahagia bagi hidupnya, menjadi seorang istri dari seorang pria yang sangat mencintainya, ia merasakan, jika Fathan sangat mencintai dirinya.Sebuah pelukan hangat mendarat di punggung Rania, terlihat dari pantulan cermin, Fathan tersenyum, lalu mengecup pipi Rania.“Aku bahagia Ran, sangat bahagia, akhirnya setelah dua tahun, aku menemukan wanita yang baik dan cantik sepertimu,” bisik Fathan.“Pak Fathan, bolehkah aku memberitahukan tentang pernikahan kita pada Safa?”pinta Rania.“Jika kamu menganggap itu perlu, katakanlah pada Safa.”“Kita sudah menikah, otomatis kita akan lebih dekat ‘kan, aku tidak ingin Safa berpikiran buruk tentang kita,” timpal Rania, sembari membalikan tubuhnya menghadap Fathan, dan menatapnya sambil memegang telapak tangan suaminya itu.“Kamu benar, Safa, sudah besar, ia pasti paham, dan aku tidak ingin Safa berpikiran buruk tentang kita.” Akhirnya Fathan mengizinkan R

Bab terbaru

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 106 Dua Bayi Kembar Pelengkap Kebahagian

    Empat bulan berlalu, usia kandungan Nayla memasuki bulan kedelapan, saat ini ia sedang menatap Bastian yang sedang sibuk dengan ponselnya sambil menyerutup secangkir kopi, pria yang mengenakan kaos dan celana pendek itu sedang duduk santai di kursi balkon.Perlahan Nayla mendekati Bastian, tubuh kurusnya semakin terlihat lemah, selama empat bulan ini, ia berhasil menyembunyikan sakitnya.“Kak Bastian, bisa kita bicara?”Bastian sesaat menoleh ke arah Nayla, yang dengan pelan menghempasakan tubuhnya di kursi samping Bastian.“Bicara saja,”celetuk Bastian tanpa menatap Nayla“Aku ingin, menjual saham dua puluh persen Harafa Hospital padamu,”ucap Nayla, pelan.Bastian menghentikan tatapannya ke ponsel, dan beralih menatap Nayla“Kamu serius mengatakan itu?”“Aku sangat serius,”jawab Nayla.“Tanya syarat apapun?”Nayla menggeleng.”Tanpa syarat, milikilah saham itu, aku sudah tidak berminat lagi dengan Harafa Hospital, yang terpenting bagiku, kamu akan menjadi ayah yang baik untuk anaku.

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 105 Sakitnya Nayla

    Akhirnya Bastian, menikahi Nayla, sebagai rasa tanggung jawabannya pernikahan yang hanya dilakukan di kantor Urusan Agama, dan hanya disaksikan Fathan dan Rania, tidak ada senyum, bahagia, semua tampak tegang, apalagi Bastian, ia masih kesal, dengan pernikahan yang terkesan mendadak.“Kalian akan tinggal dimana?” tanya Fathan.“Aku tetap tinggal di aparteman, jika Nayla mau, dia bisa tinggal bersamaku,” jawab Bastian bernada ketus.“Aku sekarang istrimu, jadi aku akan tinggal bersamamu, perutku ini akan semakin besar, jika tidak tinggal bersama, nanti di kira aku tidak punya suami,“ ucap Nayla, mengamit lengan Bastian, tapi dengan kasar Bastian, melepaskan tangan Nayla, dari lengannya.“Nayla, jangan bertindak ceroboh, jika kamu mempunyai niat jahat percayalah itu akan sia-sia, karena kami tidak akan memberikan celah itu,”tegas Rania.“Tante Rania, aku sudah cukup dewasa, untuk menentukan nasibku,”sahut Nayla.Lalu Rania dan Fathan meninggalkan Bastian, dan Nayla. Selanjutnya Bastian

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 104 Kehamilan Rania dan Nayla

    Pernyataan Fathan didukung oleh para pemegang saham yang lainnya, Bastian menatap sinis Nayla, tapi sebaliknya, Nayla menatap penuh kehangatan.Rapat pun selesai, Nayla mengejar Bastian yang berjalan cepat menuju ruangannya.“Kak Bastian!” panggil Nayla, mempercepat langkahnya.“Aku tak ingin bicara denganmu, gara-gara tingkahmu, Dinda marah padaku,”ucap Bastian, sambil terus berjalan.“Kak Bastian tidak bisa mengabaikan aku begitu saja,”sarkas Nayla, bergerak cepat menghadang langkah Bastian.Terlihat Fathan mengeryitkan dahi, melihat tingkah Nayla, yang menurutnya aneh, lalu Fathan mendekati Bastian dan Nayla yang tampak bersitegang.“Ada masalah apa kalian?”tanya Fathan membuat Bastian salah tingkah.“Hemm... tidak ada masalah Kak Fathan,”sahut Bastian.“Iya Pak Fathan tidak ada masalah, aku hanya ingin mengajak Bastian, makan siang,”dalih Nayla.“Iya Kak, kami akan makan siang dulu,”pamit Bastian, lalu menarik Nayla, menjauh dari Fathan.Setelah jauh dari Fathan, pria yang berk

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 103 Pengakuan Bastian Pada Dinda

    “Apa maksud perkataanmu Nay, sepertinya kamu menyembunyikan sesuatu dariku?”tanya Dinda.“Lebih baik, Tante tanya sendiri, pada Kak Bastian, aku pamit dulu,”jawab Nayla, meraih tas kecilnya, dan beranjak pergi meninggalkan rasa penasaran di hati Dinda.Dinda menjadi tidak tenang, wanita berusia 26 tahun, itu berjalan meninggalkan kafe dengan rasa penasaran yang semakin membuncah, haruskah ia menanyakan pada Bastian, tentang perkataan Nayla, atau lebih baik diam, menunggu Bastian untuk menjelaskannya.Dengan langkah lebar, Dinda menuju ruang kerjanya, satu ruangan di tempati beberapa staf administrasi.“Dinda, aku tadi lihat , Pak Bastian, berbicara di kafe dekat rumah sakit, bersama seorang gadis belia, tampaknya mereka bicara serius, dan tegang, dan aku lihat, Pak Bastian, pergi meninggalkan gadis itu tanpa makan terlebih dahulu,”ujar teman Dinda satu ruangan.“Tadi aku juga bertemu, dengan Pak Bas, disana, katanya baru saja bertemu temannya, membicarakan masalah pekerjaan,”jawab Din

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 102 Nayla Mulai Mengancam

    Bastian, ada dibelakang setir, pikirannya kembali pada kejadian semalam, ia tak habis pikir, kenapa malam kemarin hawa panas tiba-tiba menyergap tubuhnya.“Apa aku salah minum ya, aku hanya minum, wine merah sedikit, tapi seperti minum obat perangsang,”gumam Bastian, menjalankan mobilnya menuju apartemen pribadinya.Sesampainya di apartemen, Bastian mencharge ponselnya, Bastian duduk disofa, desahan kesal, keluar dari bibirnya, pikirannya tertuju pada gadis belia yang direnggut kesuciannya, dan ia kini merasa berdosa sekali. Lalu pikiranya beralih pada Dinda, wanita yang dicintainya, sekaligus kekasihnya, semalam ia belum sempat menyapa Dinda, hingga akhirnya terjebak satu malam dengan Nayla.Sementara itu, Nayla masih dikamar hotel, wajahnya ditatapnya di cermin, dan tersenyum kecil, menginggat kejadian yang begitu indah bersama pria yang bernama Bastian, walau tidak ada rasa cinta, tapi semalam adalah pengalaman pertama, dan ia menyerahkan kesuciannya pada pria yang baru ditemui s

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 101 Bastian Masuk Perangkap

    Bastian menatap lekat gadis didepannya itu. ”Jadi Fahri, melepaskan saham dua puluh persen itu padamu, kamu masih sangat muda.”“Anda pasti terkejut, dan penasaran, bagaimana bisa saham itu jatuh ketangan saya, jika Pak Bastian, tidak keberatan, aku akan bercerita, sambil berdansa, apa Anda bersedia?” pinta Nayla.“Tentu saja,” jawab Bastian, lalu mengulurkan tangan dan disambut oleh Nayla, keduanya sudah menari di lantai dansa, Nayla, tampak bahagia, dengan mesra telapak tanganya bertumpu pada dada Bastian.Rania seketika, menghentikan gerakkan kakinya, matanya menajam ke arah Bastian dan Nayla.“Ada apa Ran?” tanya Fathan.“Lihatlah Mas, Bastian bersama Nayla,” balas RaniaTatapan Fathan beralih pada jari yang menujuk kearah Bastian.“Nayla, kapan dia bebas, kenapa bisa ada dipernikahan kita, bukannya tamu yang datang harus menunjukkan undangan?”“Beberapa hari yang lalu, aku menemui Kinan, dan memberikan dia undangan pernikahan kita, tapi aku tak menyangka, undangan itu dipakai N

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 100 Pesta Pernikahan Rania dan Fathan

    Satu bulan kemudian, Rania sudah sehat dan aktif lagi di Harafa Hospital.Persiapan pernikahan Fathan dan Rania sudah dilakukan, undangan pernikahan Fathan dan Rania sudah tersebar, sebuah ballroom hotel berbintang sudah dipesannya untuk acara resepsi pernikahan yang sangat mewah dan megah. Fathan juga sudah mendaftarkan pernikahan secara hukum.Binar bahagia selalu berbinar di wajah Rania.Ranai memegang sebuah undangan, ia berniat memberikannya pada Kinan, walau ia tahu, Kinan tidak bisa datang, tapi setidaknya memberitahukan dia, bahwa dirinya telah berbahagia bersama Fathan. Kini Rania melajukan mobilnya berjalan ke arah rumah tahanan. Beberapa menit kemudian sampailah ia ditempat yang dituju. Rania menunggu disebuah ruangan untuk pengunjung.Setelah menunggu beberapa saat, munculah wanita yang satu tahun ini tidak pernah ditemui, wajah cantik Kinan, memudar, kulitnya berubah kusam, dan pipinya terlihat tirus, sebaliknya dengan Rania, telihat segar dan cantik dengan balutan baju

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 99 Belum Berakhir

    Fathan semakin geram, melihat tingkah Faiz, sementara mobil semakin terbakar. Dengan cepat Fathan berlari ke arah pintu mobil sebelah, dan menendang kaca jendala, hingga pecah, kemudian dipukulnya Faiz , hingga lelaki itu terkapar entah mati entah pingsan, tapi pegangan tangannya terlepas dari kaki Rania, dengan cepat Fathan kembali ke posisi Rania, dan menarik tubuh Rania, untuk keluar. Akhirnya Fathan berhasil, membawa tubuh Rania keluar dari mobil, baru saja beberapa langkah, terjadi ledakan besar pada bangkai mobil Faiz.Dhuar!...dan bersamaan dengan itu, dua mobil ambunlance dan mobil polisi datang ke lokasi kecelakaan.Beberapa menit kemudian, Fathan dan Rania sudah terbaring di brankar rumah sakit Harafa Hospital, dokter sudah memeriksa keadaan Rania dan Fathan, keduanya masih tak sadarkan diri.Sesaat kemudian, Fathan tersadar dari pingsanya.dan tatapannya menangkap seorang perawat yang tengah membetulkan letak infusnya.“Suster, bagaimana keadaan Rania?”tanya Fathan.“Bu Ran

  • Mandiri Setelah Bercerai    BAB 98 Pembebasan Abela

    Di rumah Larasati, wanita itu sibuk mempersiapkan pesta kecil untuk pernikahan Faiz dan Rania, hanya tetangga terdekat yang diundang, wanita yang berusia 60 tahun, itu terlihat semringah, ia berharap rujuknya Faiz dengan Rania, akan membawa kebahagian bagi putranya, yang beberapa bulan ini tampak murung, dan tak bergairah untuk hidup. Berbanding terbalik dengan Safa, sejak kepergian Faiz dari rumah, ia justru terlihat gelisah, ia tahu saat ini hanya ada dua kemungkinan, Faiz menikahi Rania, dan membebaskan Abela, atau Faiz, tidak jadi menikahi Rania, dan papahnya itu ditangkap polisi.Bagi Safa, keduanya sangat menyakitkan, ia berdiam diri di kamar, hingga ketukan pintu terdengar.“Safa, keluarlah, bantulah Oma,”suruh Larasati“Iya Oma.”Safa membuka pintu dan mendapati Larasati di depan pintu.”kamu kenapa sih, malah murung, sebentar lagi Papah dan mamahmu datang, kita harus sambut mereka.”“Iya Oma,”Jawab Safa datar, lalu keluar kamar.***Sementara itu, Fathan sudah stay dijalan,

DMCA.com Protection Status