Share

Bab 124

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2021-09-10 00:02:33

Malam Tanpa Noda

Session 2

Bab 124

Desi dan Cika sedang mengutit Cheri yang berada di sebuah cafe. Mereka berencana akan membalas perbuatan gadis itu. 

Desi sudah melihat CCTV di lorong kampus menuju gudang. Lorong tersebut hanya mengarah ke gudang. Setelah, mengetahui semuanya ia mencari keberadaan Cheri. 

"Sesuai rencana, kita kerjain dia sampai mati kutu. Kamu paham Cik." 

"Siap, Bos!" 

Seorang lelaki mendekati Cheri dan teman-temannya. "Hai, cantik kamu ke mana saja?" tanya pemuda itu. Wajah pemuda yang mirip pemain film my love from the start membuat Cheri terkesima. 

"H-hai juga, siapa ya?" 

"Masa lupa sama aku. Aku Leo." 

"Le-leo? Oh, iya. Maaf aku lupa." Melihat wajah tampan pemuda itu Cheri sok kenal dan sok dekat. 

Leo mendekati Cheri hingga gadis itu merasa melayang tinggi. Pemuda itu terus memuja dan merayu Cheri. 

"Cheri, apa sudah punya pac

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Tanpa Noda    Bab 125

    Malam Tanpa NodaSesion 2Bab 125Lily berada di rumah Drian, pemuda itu memaksanya untuk menginap di rumahnya."Bunda, ini teman Drian. Semua keluarganya pergi ke luar kota karena ada sanak keluarga yang meninggal. Boleh tidak, Lily tinggal di panti?" tanya Drian."Boleh saja. Tapi, di panti kamarnya penuh. Bagaimana kalau Lily tidur di rumah ini. Dia bisa pakai kamarmu untuk sementara waktu. Di kamar tamu ada nenekmu.""Apa saya tak merepotkan Tante?""Tentu tidak. Panggil saya Bunda.""Iya, Bunda.""Tidurlah di kamar Drian dan kamu tidur di kamar abangmu.""Iya, Bunda. Makasih banyak."Jam sudah menunjukkan pukul sebelas, Airi segera masuk ke kamar menyusul suaminya. Drian mengantar Lily ke kamarnya."Lily, kamarku tidak luas, tapi nyaman. Mohon maaf kalau sedikit berantakkan.""Apa yang berantakkan? Ini rapi sekali. Kamar aku saja sep

    Last Updated : 2021-09-11
  • Malam Tanpa Noda    Bab 126

    Malam Tanpa NodaSesion 2Bab 126Hiks ... hiks ...Lily memeluk tubuhnya sendiri, ia merasa dirinya kotor. Airi memahami keadaan Lily yang socks."Lily, kamu gak papa?" tanya Airi iba."Bu-bunda a-aku ... perutku sakit!" Lily memegang perutnya.Airi ingat ketika pertama kali melakukan hubungan dengan suami pertamanya. Putra berdiri di depan pintu. Menatap Fian dengan wajah memerah."Bun, dia siapa?" tanya Putra. Ia tak tahu kalau Lily menginap."Dia Lily, teman Drian. Tadi, Bunda sudah cerita sama Ayah." Putra ingat kalau Airi berkata. Teman Drian menginap dan tidur di kamar anaknya.Melihat Fian tanpa baju dan hanya mengunakan boxer, Putra menatap heran."Kamu kenapa ada di kamar ini dan bajumu berserakan."Drian hanya menundukkan kepala. Ia merasa bersalah. Sedangkan, Airi menjelaskan apa yang telah terjadi."Lily keluarlah dari selimutmu," pi

    Last Updated : 2021-09-12
  • Malam Tanpa Noda    Bab 127

    Malam Tanpa Noda Session 2Bab 127"Cukup Fian! Bunda gak pernah mengajari kamu untuk berpikiran negatif seperti itu. Kalau kamu masih manganggap kami orang tua. Nikahi Lily!"pinta Airi memaksa.Fian terdiam dan menatap kedua orang tuanya yang telah mengurusnya. Kalau bukan karena Airi dan Putra. Fian dan adik-adiknya akan menjadi gembel."Baiklah, aku akan bertanggung jawab," ucap Fian pasrah.Lily terperangah mendengar jawaban Fian. Pemuda paling populer di sekolah. Drian bergegas pergi masuk ke kamarnya dengan perasaan hancur berkeping-keping.Fian pun menyusul pergi ke luar kamar. Ia bingung dengan keputusan Airi. Putra menepuk bahu Fian untuk memberikan kekuatan.Putra berpamitan kepada kedua wanita itu. Meninggalkan mereka agar dapat mencurahkan isi hati."Bunda, aku tak bisa ...," tolak Lily. Ia tak ingin menikahi lelaki yang tak dicintainya. Airi menole

    Last Updated : 2021-09-14
  • Malam Tanpa Noda    Bab 128

    Malam Tanpa NodaBab 128Sesion 2Lily menatap dua gudukan tanah yang masih basah. Taburan bunga warna warni dan melati menghiasinya.Airi memeluk bahu Lily agar gadis itu tetap tegar. Air mata Lily mengalir deras, matanya sembab. Beberapa kali mengusap mata di balik kacamata putih dengan bingkai hitam disekeliling kaca.Airi mengelus punggung Lily." Kamu harus iklas agar mereka tenang.""Bunda, Lily sudah tak punya orang tua lagi." Tatapan Lily masih menatap gundukan tanah itu.Drian memegang payung hitam untuk melindungi kedua wanita yang sedang berpelukkan."Lily, aku yakin kamu kuat. Kamu harus tegar demi adikmu," nasihat Drian.Fian berdiri tak jauh dari mereka hanya diam seribu bahasa. Tak ada ucapan bela sungkawa untuk calon istrinya."Kita, pulang. Cuaca akan hujan," ajak Putra."Om, Lily masih ingin di sini," pintanya."Drian kamu temani Lily," perintah

    Last Updated : 2021-09-14
  • Malam Tanpa Noda    Bab 129

    Malam Tanpa NodaSession 2Bab 129 Lily dan Naila menunggu taksi yang akan lewat. Adiknya masih belajar mengunakan tongkatnya. Untung saja, ia mau mengunakannya. Mobil hitam melintas di depan mereka."Masuk!" perintahnya tanpa berbasa basi. "Fian, ngapain kamu datang?" "Masuk!" teriaknya dari dalam mobil. "Tidak usah. Kami naik taksi saja," tolaknya halus. "Masuk atau aku seret!" ancamnya. Naila yang belum mengenal Fian mengernyit heran. "Kami naik taksi saja." Fian menarik napas dan mengendong Lily dengan gaya bridle style . Lily memberontak mendapatkan sentuhan tiba-tiba. "Fian, apa-apaan kamu. Lepas, aku malu!" Fian memasukkan Lily ke dalam mobil dengan kasar." Adikku!" Fian hendak mengangkat Naila." Gak usah, Bang!" tolak gadis dengan tangan menyandar pada tongkat. Fian membantu Naila hingga masuk ke dalam. Lily bernapas lega, adiknya

    Last Updated : 2021-09-17
  • Malam Tanpa Noda    Bab 130

    Malam Tanpa NodaSesion 2Bab 130Lily dan Airi merapikan meja makan." Masakan Bunda enak banget!" pujinya. Membersihkan meja makan dengan lap sesuai kegunaannya."Masakan kamu pasti enak juga." Airi mencolek dagu mantunya. Baju daster dengan mo"Gak Bun, masih belajar. Aku hanya kremesan renginang." Lily tertawa."Bunda yakin kamu pintar masak. Nanti, Bunda ajarain.""Wah, beneran Bun. Terima kasih." Lily menatap mertuanya kagum."Kamu sebagai istri harus bisa memanjakan suami. Ingat pesan Bunda. Manjakan suami dengan makanan enak dan layani dia di ranjang," bisik Airi agar tak terdengar orang."Ranjang," ucap Lily mengernyit heran."Ranjang, adegan yang kalian lakukan semalam," Airi terkekeh. Mengingat malam pertama dengan Putra."Oh, itu. Kita harus tertawa dan berbicara di atas kasur." Lily menganggukkan kepala."Tertawa apa?" Airi semakin bingung dengan ucapan sang Mantu.&nbs

    Last Updated : 2021-09-19
  • Malam Tanpa Noda    Bab 131

    Malam Tanpa Noda Sesion 2Bab 131"Kita mau ke mana sih Fian, kamu pakai pakaian seperti itu?" Wajah Fian tertutup masker dan kacamata hitam."Kamu itu kebanyakan nanya. Gara-gara kamu aku diomelin Bunda. Gak peka banget!" sungutnya kesal."Kok, aku yang disalahin. Kamu ngomong dulu sama aku. Kita beneran mau ke mall?""Sudah kamu ikut aja enggak usah banyak tanya. Berisik banget!" maki Fian di dalam mobil. Mengendarai dengan hati-hati dan melirik Lily dengan kacamata kuda kesayangannya."Masa aku nggak boleh tahu kita mau ke mana. Nanti, kalau tiba-tiba Naila nyari aku, kasihan dia. Kami nggak punya siapa-siapa lagi di Jakarta." Jalur perjalanan yang dilewati Fian terasa asing baginya."Aku mau bawa kamu untuk dijual. Syukur ada yang mau Om atau lelaki tua yang butuh wanita kayak kamu. Lumayanlah penampilan kamu kayak gini. Siapa juga yang mau." "Hah, jahat sekali kamu jadi suami! Mau jua

    Last Updated : 2021-09-19
  • Malam Tanpa Noda    Bab 132

    Malam Tanpa NodaSesion 2Bab 132Fian dan Lili menuju ke food court di dalam mall. Fian memesan ayam goreng dan bebek goreng dengan sambal hijau. Sedangkan Lili, memesan nasi dengan soto babat. Mereka makan dengan lahap sekali.Fian melirik istrinya tanpa kacamata. Memaksa Lily agar mengunakannya sekarang."Kamu suka bajunya?" tanya Fian."Lumayan," ucap Lily datar. Mengunyah emping yang berada di atas piring."Kok, lumayan?" jawaban Lily yang singkat membuat Fian kesal. Menyadari raut wajah sang suami. Lily meraih gelas yang berisi es jeruk kesukaannya."Lumayan ada yang beliin. Biasanya kalau beli baju lebaran itu, kalau lebaran, aja. Hari-hari biasa mana beli." "Kasihan banget hidup kamu beli baju aja kalau lebaran, aja." Fian mengingat kehidupannya sebelum bertemu Airi dan Putra. Dadanya terasa sesak. "Memangnya hidup susah Itu tak menyenangkan, menyenangkan' la

    Last Updated : 2021-09-19

Latest chapter

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status