Share

Luka Jiya

Penulis: Si Mendhut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-31 19:09:08
Adam lalu menurunkan Jiya di jok mobil tersebut, kemudian dia memposisikan dirinya merangkak di atas Jiya. Wajah Jiya pun memerah karena Adam berposisi seperti itu tanpa mengenakan pakaian.

“Kenapa kamu bersikap begini?” tanya Jiya sambil menatap ke arah lain, menghindari beradu mata dengan Adam.

“Tatap aku, katakan apa yang terjadi,” pinta Adam dengan nada rendah sambil terus menatap wajah Jiya dengan penuh rasa iba.

“Apa yang terjadi?” tanya Jiya sambil menatap ke arah Adam. Dia tidak mengerti apa yang Adam inginkan.

Tanpa berbicara sedikit pun, tiba-tiba Adam menurunkan resleting jaket yang dipakai Jiya. Dan kini terlihat jelas bagian depan badan Jiya yang coba disembunyikan oleh Jiya awalnya.

“Eh!” Jiya terkejut karena Adam melakukan hal itu. kemudian dia menatap ke arah lain karena tidak ingin melihat ekspresi Adam saat ini.

‘Ah, sudahlah toh nanti pada akhirnya dia juga akan tahu. Aku tidak mungkin menyembunyikan semua bekas luka ini,’ batin Jiya.

Mata Adam terbelalak saat meliha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Kemarahan Nyonya Titi

    Beberapa jam berlalu. Kini Adam sedang menemani Jiya yang masih tertidur karena terkena efek obat yang disuntikkan ke tubuhnya. Dan setelah cukup lama, akhirnya Jiya pun mulai sadar dan menggerakkan tangannya.“Ji, Jiya,” panggil Adam lembut menanti Jiya membuka mata.Tak lama kemudian Jiya benar-benar membuka matanya.Seketika senyum cerah muncul di bibir Adan saat melihat Jiya menatap ke arahnya.“Mas.” Jiya memanggil Adam dengan suara serak khas orang yang baru sadar.“Iya aku di sini, kamu tenang saja,” sahut Adam. Jiya pun tersenyum ke arah Adam dan kemudian dia menatap ke sekitar ruangan itu.“Kita ada di mana, Mas?” tanya Jiya.“Kita di rumah sakit.““Ha, rumah sakit?” ucap Jiya terkejut.Lalu, tiba-tiba Jiya terlihat syok saat melihat tangannya.Adam yang melihat ekspresi wajah Jiya yang tidak beres pun langsung panik.“Kamu kenapa?” tanya Adam. Jiya hanya diam saja tidak menjawab. Wajah Jiya pun semakin lama semakin pucat, hal itu tentu saja membuat Adam panik. kemudian Adam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Nyonya Titi Serius

    ‘Oh Tuhan, kenapa ada hal seperti ini,’ batin Jiya“Ji, Mama juga sudah berbicara pada dokter. Semua perawatan untuk kamu akan disiapkan di rumah, kamu hari ini akan pulang ke rumah besar. Mama yang akan menemani kamu dan mengawasi kamu. Ingat Mama ini adalah ibu kamu di sini, kamu jangan pernah berpikir kalau kamu sendirian di sini,” ucap Nyonya Titi sambil tersenyum lembut pada Jiya.Tiba-tiba...“Krukkkkk,” perut Jiya berbunyi. Tidak begitu nyaring, tapi tetap bisa didengar oleh ibu mertuanya.“Kamu lapar?” tanya Nyonya Titi.Wajah Jiya pun memerah karena suara perutnya yang tidak bisa ditahan. Ekspresi canggung dia perlihatkan oleh Jiya saat ini.“Jangan malu seperti itu. Bukankah Mama sudah bilang anggap Mama ini seperti ibu kandung kamu. Mama juga sudah mendengar tentang infusmu dari dokter. Kalau memang kamu tidak suka suntik atau sejenisnya, kamu bisa minum obat saja. Mama sudah meminta dokter menyiapkan obat-obatan yang bisa dikonsumsi oleh kamu,” ucap Nyonya Titi.“Terima kas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Curhat

    “Hey Bro, jadi kamu nyuruh aku ke sini cuman buat lihatin kamu tidur?” ucap Dimas dengan santai sambil meminum minuman yang ada di atas meja. Adam lalu membuka matanya mendengar suara Dimas yang ada di dekatnya“Aku sedang bosan,” ucap Adam sambil terus berbaring.“Oh, ternyata kamu bisa bosan juga…,” ucap Dimas sambil menyesap minuman yang ada di tangannya.“Kamu ada apa, tumben pagi-pagi gini udah minum?” tanya Dimas.“Hah, aku sedang pusing Dim,” ucap Adam mengeluh.“Pusing kenapa lagi?” tanya Dimas. “Apa kemarin kepala kamu terbentur sesuatu?” ucap Dimas sambil melirik Adam.“Hahhhh, kamu itu mengejekku di saat yang tidak tepat,”“Katakan ada apa?”“Hari ini mama membawa Jiya pulang dari rumah sakit,” ucap Adam.“Lalu, apa masalahnya?” “Mama membawa Jiya pulang dari rumah sakit dan pergi ke rumah lama. Dia bilang akan merawatnya sampai Jiya sembuh,” beber Adam.“Nah itu bagus, bukan? Itu tandanya Mama kamu sangat sayang pada Jiya, lalu di mana masalahnya?”“Masalahnya, mama tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Dasar Buaya

    Malam harinya Adam pun gelisah, dia dari tadi menelpon Jiya tapi tidak diangkat. Kemudian Adam memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya. Adam lalu segera mengeluarkan mobilnya dari Garasi dan mengemudikan ke rumah keluarganya. 30 menit lebih dia mengendarai Mobilnya di jalanan, setelah itu adapun sampai di rumah orang tuanya. Setelah Adam memasuki halaman rumah orang tuanya, kemudian Adam pun segera memarkirkan mobilnya dan segera menuju ke rumah orangtuanya tersebut Tapi saat berada di depan rumah, tiba-tiba Adam dihentikan oleh dua anak buahnya.Kedua orang itu tuh berjaga di depan rumah, memang khusus untuk menghentikan Adam jika datang ke rumah itu“Maaf Tuan Muda, untuk sementara waktu anda tidak diizinkan masuk ke dalam rumah ini dulu,” ucap salah satu penjaga.“Apa-apaan kalian ini. Minggir!” teriak Adam, kemudian mendorong kedua orang tersebut. Dan akhirnya Adam dapat masuk ke dalam rumah orang tuanya diikuti oleh kedua orang tadi. Adam lalu ingin naik ke lantai dua te

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Mengunjungi Istri

    Hari-hari pun berlalu seperti itu. Adam dan Jiya terus saling mengobrol dari telepon. Mereka seperti sedang mengalami masa pacaran.Entah itu benar atau tidak, sepertinya itulah tujuan Nyonya Titi. Setiap hari kebutuhan mendengarkan suara Jiya terasa semakin bertambah. Dipikiran Adam bahkan terus terbayang wajah istrinya setiap waktu.Setelah seminggu Jiya berada di rumah orang tuanya. Adam menelepon Jiya paling sedikit 5 kali sehari.Kalau Adam sedang bersantai atau hanya ada sedikit pekerjaan, Adam pun akan merasa sangat sepi dan tidak tahan untuk menelepon Jiya. Bahkan saat dia pulang ke rumah, dia akan langsung menelpon Jiya bahkan tidak akan membersihkan diri sebelum mendengar suara Jiya.Tak bisa dipungkiri, Adam memang sedang kasmaran. Deperti seorang pasangan yang belum menikah, dan terhalang oleh orang tua. Akhirnya setelah seminggu Adam menunggu dan tidak ada tanda-tanda bahwa Jiya akan kembali. Bahkan saat Jiya selesai kontrol, Adam bertanya pada dokter yang menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Godaan

    Pelayan tersebut melangkah dengan pelan meninggalkan kamar Jiya. Setelah pelayan tersebut menutup pintu kamar. Jiya kemudian segera membuka selimut yang menutupi Adam“Ah, apa yang kamu lakukan?” ucap Jiya“Tidak ada. Aku sedang mengambil hak ku,” ucap Adam“Hak apaan?” ucap Jiya dengan wajah memerah“Ternyata tubuh kamu tetap sensitif ya,” ucap Adam kemudian kembali menggigit gemas benda yang udah di gigitinya dari tadi itu. Kemudian Jiya pun menarik telinga Adam“Jangan manfaatkan keadaanku,” ucap Jiya.Jiya sadar, dirinya tidak bisa melawan Adam karena kakinya yang masih belum sembuh benar dan dia tidak bisa banyak bergerak“Aku tidak memanfaatkan keadaan. Aku hanya memanfaatkan waktu dan kesempatan,” ucap Adam lalu tersenyum kearah Jiya.Senyum itu terlihat mempesona menghiasi wajah Adam yang tampan di bawah lampu kamar yang remang-remang“Ah kamu itu aneh-aneh saja,” ucap Jiya“Ini namanya Naluri laki-laki,” ucap Adam, lalu kembali memeluk Jiya menumpahkan rasa rindu yang ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Makanan Untuk Seseorang

    Setelah cukup lama menunggu, akhirnya pesanan Adam pun datang. Terlihat seorang pelayan yang membawa pesanan tersebut segera menurunkan semua makanan yang ada di dalam nampan.Adam lalu mengerutkan keningnya, ketika melihat ada makanan yang tidak pernah dipesan olehnya di antara semua makanan yang diturunkan oleh pelayan tersebut“Oh iya, maaf saya tidak memesan makanan ini. Kenapa ini diturunkan di meja saya,” ucap Adam memberitahu hal tersebut kepada pelayan yang baru menurunkan makanan-makanan tersebut“Ini gratis Tuan untuk Anda, ini sebagai tanda permintaan maaf dari restoran ini kepada anda atas ketidaknyamanan anda tadi,” ucap pelayan tersebut menjelaskan“Tapi-” Kalimat Adam terputus ketika tiba-tiba ponsel Adam berbunyi“Assalamualaikum Ji,” ucap Adam sambil tersenyum menatap kearah Jiya yang melakukan video call dengannya“Waalaikumsalam Mas. kamu sedang apa?” tanya Jiya“Aku sedang mencari sarapan?” ucap Adam.Kemudian mengarahkan kamera ponselnya ke arah makanan-makanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Cincin Pasangan

    Hari-hari pun terus berlalu seperti itu. Setiap akhir pekan Adam akan pergi menyelinap ke kamar Jiya seperti yang dia lakukan sebelumnya. Satu bulan pun berlalu kaki Jiya pun terlihat sudah sembuh total. Jiya pun sudah mulai berjalan-jalan keluar rumah, terkadang ia berbelanja bersama Nyonya Titi.Mereka terlihat seperti pasangan ibu dan anak yang saling menyayangi.Beberapa kali Nyonya Titi mengajak Jiya ke salon langganannya, ia juga mengajak Jiya melakukan perawatan untuk mempercantik diri. Nyonya Titi juga mengajak Jiya mengikuti dirinya menghadiri berbagai acara sosial dan memperkenalkan Jiya sebagai menantu kesayangannya.Jiya pun selalu mencoba melakukan yang terbaik agar tidak mempermalukan Nyonya Titi.“Ji, asal kamu tau, Mama dulu juga orang desa, sedangkan papa itu orang kaya seperti Adam. Mama juga tidak pernah berharap akan dinikahi oleh papanya Adam. Tapi yang namanya jodoh mau di apain lagi,” ucap Nyonya Titi lalu menyeruput kopi latte yang ada di depannya.Nyonya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31

Bab terbaru

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Bapak Rumah Tangga

    “Sudah turunin aku, aku bisa jalan ke kamar sendiri,” ucap Jiya yang juga mendengar panggilan dari lantai satu.“Tidak perlu, biarkan saja orang itu menunggu,” sahut Adam yang mempercepat langkahnya naik ke lantai dua.Jiya pun tersenyum menatap Adam yang sedang membawanya naik tangga. “Lucu,” gumamnya.“Apa?“ tanya Adam yang kini terus menatap ke arah depan.“Nggak ada Mas,” sahut Jiya lalu kembali menunduk.Setelah mengantar Jiya masuk ke dalam kamar mandi, kemudian Adam mengganti pakaiannya dan turun ke lantai satu untuk melihat orang yang bertamu ke rumahnya pagi itu. Dia berjalan ke arah ruang tamu, tetapi dia tidak menemukan siapa pun di sana.“Apakah orangnya sudah pulang?“ gumam Adam karena dia mendengar kalau orang yang bertamu itu memanggil namanya, jadi seharusnya orang itu sudah sangat mengenal dirinya.Sesaat kemudian terdengar langkah kaki yang berasal dari ruangan yang lebih dalam. Adam pun menoleh, menunggu pemilik suara langkah kaki tersebut.“Tuan muda,” ucap pemban

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ngompol

    Mata Jiya terbelalak ketika tiba-tiba Adam mencium pipinya. “Apa sih kamu, Mas,” ketusnya.Adam terkekeh karena merasa geli melihat Jiya yang salah tingkah. Merasa kesal dengan tawa Adam, Jiya dengan cepat mengambil sebuah potongan apel dan memasukkannya ke dalam mulut Adam. Dan seketika Adam pun berhenti tertawa.“Bagaimana kalau aku tersedak,” ucap Adam sambil mengunyah apel itu.“Ya habisnya kamu ngeselin sih, Mas,” sahut Jiya sambil cemberut.Adam kemudian tersenyum kembali lalu menggelitiki pinggang Jiya, hingga membuat Jiya tertawa terbahak-bahak. “Aduh, ampun Mas,” ucap Jiya sambil mencoba untuk menjauh dari Adam, tetapi Adam terus menahan dan menggelitiki pinggang Jiya. Hingga akhirnya dia merosot ke lantai karena lemas terlalu banyak tertawa.Namun, tiba-tiba salah satu asisten rumah tangga kiriman Nyonya Titi masuk ke dalam ruangan itu dan membuat Adam berhenti menggelitiki Jiya.“Kenapa kamu ke sini?“ tanya Adam dengan tatapan tajamnya.“Itu … saya, saya ….“ Asisten rumah

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Mengusir ART

    Jiya mendesis cukup keras ketika dia akan bangun dari ranjangnya. 'Pinggangku rasane koyo copot,' batin Jiya lalu berpegangan pada pinggiran ranjang itu dan kemudian berdiri.“Apa yang yang kamu lakukan?“ tanya Adam sambil memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Jiya.“Aku ngadek Mas, berdiri.“ Jiya mengucap kata Berdiri dengan pernekanan agar Adam tahu arti istilah jawa yang dia ucapkan. “Masa kamu nggak lihat,” ketusnya.Adam tersenyum kecil. “Lalu kenapa kamu seperti nenek-nenek? Ingin berdiri harus berpegangan kepada sesuatu,” selorohnya.“Pinggangku habis diseruduk truk tronton, puas?“ Jiya masih menyahut dengan ketus. Kini Jiya berjalan ke arah kamar mandi sambil memegangi pinggangnya.“Apa perlu aku bantu?“ Tanya Adam.“Nggak usah Mas, yang ada kamu malah nyusahin bukannya ngebantu,” jawab Jiya sambil masuk ke dalam kamar mandi.Adam pun merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit kamar itu, tak lupa sebuah senyum masih terukir di wajahnya.“Jiya,” gumam Adam.*Keesokan

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ikat Pinggang Di Pergelangan Tangan

    “Pak Adam,” gumam semua orang sambil berdiri dari kursi mereka, termasuk Nathan yang langsung meletakkan berkas di tangannya.“Berani sekali kalian!“ teriak Adam dengan tatapan tajam yang seolah ingin membakar semua laki-laki yang ada di dalam ruangan itu.Para laki-laki itu saling melirik karena tidak mengerti asal mula kemarahan Adam.Kemudian Adam menoleh ke arah Jiya. “Ke sini!“ Namun Jiya langsung melengos. “Pulanglah, aku bisa pulang sendiri,” sahutnya dengan ketus.Mendengar hal itu Adam mengepalkan tangannya dan kemudian melangkah ke arah Jiya. “Apa yang ingin kamu lakukan di sini?“ tanyanya sambil menggenggam tangan Jiya.“Tunggu Pak,” ucap Nathan yang ingin membela Jiya karena merasa kalau Adam akan memarahi Jiya, walaupun dia juga tidak tahu apa penyebab kemarahan Adam saat ini. “Dia datang ke sini untuk menjemput Leni, dia—”“Siapa kamu berani berbicara mewakili istriku!“ sentak Adam.Mata Nathan pun membulat mendengar kalimat Adam, begitu juga dengan semua orang yang ada

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Jiya Bukan Anak Baru

    Feni lebih terkejut lagi saat melihat dua orang yang sedang belutut di halaman rumah itu. “Siapa mereka?“ tanya Feni karena saat ini dua orang itu menundukkan kepala mereka.“Angkat kepala kalian!“ teriak Dimas memberikan perintah.Kemudian dua orang tersebut mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Feni.“Dia …,” ucap Feni lalu kembali menatap ke arah Dimas.“Benar, orang yang ada di foto itu adalah dia bukan aku. Ada orang yang sengaja ingin merusak hubungan kita,” sahut Dimas.“Ini benar?“ tanya Feni sambil kembali menatap ke arah laki-laki yang mirip dengan suaminya itu.“Tentu saja. Aku tidak mungkin menghianati kamu dan dua anak kita,” sahut Dimas sambil mengusap perut Feni dengan lembut.Feni pun terdiam dan menundukkan pandangannya. “Maaf,” ucapnya lirih.Dimas kemudian menggenggam tangan Feni. “Kamu tidak perlu minta maaf, ini tidak sepenuhnya kesalahan kamu,” sahutnya sambil mengecup punggung tangan Feni itu.Feni kembali mengangkat pandangannya. “Apakah kamu tahu siapa

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Berhasil

    Mereka pun cukup lama bersantai di pinggir kolam tersebut sambil terus membicarakan masalah mereka masing masing, dan juga membahas masalah rencana Dimas dan memaltangkan rencana tersebut.Hingga malam menjadi semakin larut, dan mereka pun masuk ke dalam rumah. Mereka memutuskan untuk beristirahat malam itu. Dimas pun memilih menempati salah satu kamar tamu di rumah itu. Dimas juga sempat memperhatikan pelayan yang dibicarakan Adam tadi, dan benar saja pelayan itu ternyata cukup mencurigakan.****3 hari kemudian..Setiap hari Adam menjemput dan mengantar Jiya pulang ke rumah Dimas, tapi dalam beberapa hari itu semua yang mereka bahas hanya seputar masalah Dimas dan Feni tidak ada yang lain.Hingga malam pun tiba...Adam dan Dimas sedang berada di luar sebuah club malam. Anak buah Adam menemukan bahwa wanita itu bekerja di club malam ini sebagai penari striptis. “Gimana, semua udah siap?” tanya Dimas lewat telpon yang ada di genggamannya“Siap Tuan!” suara di dalam telpon

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Rencana Dimas

    “Ahhkk!” ucap Jiya sambil bangun dari lantai tempatnya terjatuh. Setelah itu Jiya bangun, dan melihat ke arah orang yang sedang memegang daun pintu tersebut.“Astaga Mbak, kamu kenapa?” ucap Jiya terkejut melihat Feni yang kusut, berantakan. Kemudian Jiya segera menggandeng Feni untuk duduk di sofa ruang tamu tersebut. Feni lalu menangis keras “Hiks.. hiks.. huwa…!” “Bagaimana nasibku dan anakku. Kenapa mas Dimas tega seperti ini padaku,” ucap Feni sambil terus menangis memeluk Jiya.Kemudian Jiya pun memeluk sambil mengelus pundak Feni “Sabar mbak, Sabar. Ingat Mbak sedang mengandung, kasihan anak Mbak kalau Mbak menangis seperti ini,” ucap Jiya mencoba menenangkan Feni“Tapi Ji, bagaimana aku bisa tenang saat tahu kalau mas Dimas selingkuh seperti itu,” ucap Feni“Iya Mbak, aku sudah tahu itu dari Mas Dimas,” ucap Jiya“Jadi kamu kesini disuruh Dimas?” ucap Feni langsung melepaskan pelukannya dari dia‘Eh, aku salah bicara,’ batin Jiya kaget“Tentu saja tidak. Aku memang mendenga

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Ibu Kantin

    Pyarrrr! Brughhh!… Terdengar suara piring pecah dan di ikuti benda jatuh dari dapur.Kemudian Jiya, Lena dan Leni saling menatap sejenak. Lalu, mereka bertiga pun langsung berlari ke arah dapur. Dan saat sampai di pintu dapur, mereka pun kaget melihat Ibu kantin sedang terbaring di lantai dan sebuah piring pecah di sampingnya.Lena yang sampai di dapur duluan, langsung mencoba membangunkan ibu kantin, tapi tidak ada respon“Kita tidak mungkin kuat menggotong dia,” ucap Lena sambil melihat tubuh Ibu kantin yang memang bisa di sebut mengalami obesitas.Lalu Lena meletakkan kepala ibu kantin di pangkuannya, dan terlihatlah ada darah di lantai tepat di bagian bekas tempat kepala ibu kantin terjatuh.“Astaga, darah!” teriak Leni.Lena pun terdiam seketika, wajahnya berubah memucat.. “Len, sabar… Len,” ucap Leni menggoyang-goyangkan tubuh saudara kembarnya tersebut“Astaga!”teriak Jiya “Leni, kamu jaga Lena dan Ibu kantin. Aku cari bantuan,” ucap JiyaKemudian Jiya pun langsung berla

  • Maju Mundur Kena Duda Anak Satu   Dimas Akan Bercerai

    Setelah mengendarai mobil selama 15 menit, kemudian mereka sampai di sebuah kafe langganan Adam dan Dimas.Adam pun segera masuk ke dalam cafe tersebut, dikuti oleh Jiya yang ada di belakangnya.Setelah mereka masuk ke dalam Cafe tersebut. Kemudian Adam dan Jiya melihat ke sekitar, lalu menemukan Dimas yang sedang duduk di salah satu meja yang agak jauh dari mereka. Dimas terlihat tak bergerak sedikitpun, ia teeus menatap ke arah luar jendela kaca di sebelahnya.Kemudian mereka pun mendekat ke arah Dimas. Tapi, Dimas tidak bergeming sedikitpun. Dia tidak sadar dengan kedatangan Jiya dan Adam yang sudah duduk di depannya.“Ehem!” Adam berdehem. Kemudian Dimas pun tersadar dari lamunannya, dan langsung menoleh dan melihat ada Adam dan Jiya yang sudah duduk depannyaLalu Dimas pun kini mengusap-ngusap wajahnya.“Ada apa?” tanya Adam penasaran pada sahabatnya tersebut karena terlihat sangat kacau“Aku sedang pusing, istriku minta cerai,” ucap Dimas“Apa!” ucap Adam dan Jiya bersamaan, kag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status