Beranda / Romansa / Main Cantik / Keras Kepala

Share

Keras Kepala

Penulis: Risma Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Nes, sebaiknya kita bicara berdua di kamarmu dulu. Enggak enak kalau di luar. Ibu suruh masuk dulu nunggu di ruang tamu," ucap Rizal yang tak tega melihat ibunya kebingungan seperti anak ayam kehilangan induk karena tidak dipersilahkan masuk oleh Pak Basuki. Nessa yang sudah tak sabar ingin mendengar penjelasan Rizal langsung setuju.

"Ayo Bu, kita masuk dulu," ajak Nessa sambil menarik suaminya masuk lebih dulu. Bu Erna cepat-cepat menyusul mereka berdua. 

"Nah, ibu tunggu di sini aja dulu. Aku mau bicara sama Mas Rizal ke kamar. Nanti Papa sama Mama pasti kesini temanin ibu kok," ucap Nessa begitu mereka melewati ruang tamu. Ia langsung mengajak Rizal ke kamar tanpa perduli pada mertuanya lagi.

Bu Erna tak menjawab apa-apa, langsung mendudukkan dirinya di sofa. Jika ia boleh memilih, ia lebih baik duduk sendiri saja sampai Rizal selesai berbicara dengan Nessa daripada ditemani oleh kedua besannya. Bu Erna berdoa dalam hati, semoga Pak Basuki dan Bu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Main Cantik   Jebakan Arjuna

    "Jangan bilang kamu iya-in juga Zal?" Bu Erna melotot panik."Lah, iya. Mau gimana lagi, Bu? Yang penting kan Nessa cepat balik!" sahut Rizal acuh.Spontan Bu Erna merasa kenyang. Ia meletakkan sendok makannya kembali di piring."Tapi kamu enggak benar-benar mau nyerahin ATM-mu yang di ibu ke Nessa kan, Zal?" suara Bu Erna jelas terdengar risau."Yaaa ... serahin aja dulu Bu. Biar Nessa enggak pulang-pulang lagi ke rumah orang tuanya," sahut Rizal santai, membuat Bu Erna lemas karena merasa seperti kerampokan oleh menantu sendiri."Sekarang ATM diminta, tadi siang emas ibu dipinjam, besok apalagi Zal?" ucap Bu Erna sambil menjauhkan piring yang belum separuh isinya dimakan dari hadapan. Rizal tak menjawab. Ia meneruskan makannya seolah tanpa beban."Mana minggu depan ada kumpulan arisan ibu-ibu pula. Kalau Lily belum ketemu-ketemu berarti perhiasan ibu belum kembali. Kalau ibu datang, bisa jadi

  • Main Cantik   Siasat Nessa

    Nessa berpikir sebentar, kemudian mengangguk-angguk seorang diri. Ia mematikan api kompor lalu bergegas meninggalkan dapur untuk menyembunyikan surat panggilan sidang tersebut ke dalam lemarinya seperti yang diusulkan Arjuna tadi. Tak lupa ia menyembunyikan kunci lemarinya. Setelah itu buru-buru ia meninggalkan kamar kembali ke dapur. Nessa sedikit terkejut, karena ternyata Arjuna sudah ada di dapur kembali merebus air untuk membuat kopi.Dalam hati ia menaruh sedikit rasa curiga pada Arjuna. Kenapa dia terlihat begitu mendukung perceraian Lily dan Rizal? Jangan-jangan dugaan Rizal benar. Arjuna dalang di balik semuanya. Jika itu benar, Nessa akan kerja keras untuk membuktikan setelah Rizal cerai nanti. Tujuannya tentu saja ingin segera mendepak Arjuna dari rumah tersebut agar ia lebih leluasa."Gimana? Jadi disimpan?" tanya Arjuna sambil mengaduk-aduk kopi dalam gelas. Nessa hanya berdehem, lalu kembali ke depan menemui s

  • Main Cantik   Ikutan Pusing

    Nessa kembali ke rumah dengan langkah yang dibuat selemas mungkin. Sampai di depan pintu, ia melirik sebentar pada Arjuna, yang sedang memanaskan mesin mobil sambil menepuk-nepuk tempat duduknya.Nessa buru-buru masuk ke dalam rumah berniat langsung mengurung diri di kamar. Bu Erna yang melihat gelagat Nessa agak aneh, langsung menghampiri."Kenapa kamu enggak kerja, Nes?" tanyanya sambil nyelonong masuk karena pintu kamar Nessa masih terbuka."Capek, Bu. Enggak enak badan," jawabnya agak ketus karena Bu Erna bertanya seperti orang sewot. Padahal baru sehari ia tidak bekerja."Ditanyain baik-baik malah marah," gerutu Bu Erna dengan bibir manyun."Habis, ibu kaya maksa aku kerja terus sih. Aku juga capek, tahu. Pulang kerja, masak buat Mas Rizal! Ibu sama Arjuna juga," jawab Nessa mengomel. Dia mulai merasa bosan dan lelah dengan rutinitasnya."Itu kan memang tugasnya seorang istri," jawab Bu Erna santai. Nessa mencibir dala

  • Main Cantik   Ikutan Sakit

    "Ya sudah, cepat kita bawa ke rumah sakit. Takutnya ada benturan di bagian tubuhnya Abi yang bisa menyebabkan luka dalam Ly!" perintah Arjuna kemudian."Husen?" Lily jadi bingung menatap Arjuna."Ya Tuhan! Ya dibawa juga, Lily! Masa di tinggal ...." ucap Arjuna gemas melihat Lily mendadak jadi lamban bertindak.Lily mengangguk, kemudian mengangkat tubuh Hussein yang suhu tubuhnya terasa semakin memanas. Arjuna sendiri membopong tubuh Abidzar yang lebih besar. Abidzar dimasukkan terlebih dahulu, kemudian Arjuna mengambil alih Hussein dari gendongan Lily. Setelah Lily masuk dan duduk, baru Arjuna mendudukkan Abi di sebelah kiri Lily. Posisi Lily ada di tengah-tengah kedua putranya. Ia meraih kepala kedua putranya dan membaringkan di paha kanan-kiri.Tanpa banyak bicara, Arjuna langsung melajukan kendaraan menuju Penajam Paser Utara kembali. Arjuna lebih memilih kembali ke Penajam karena jarak tempuhnya lebih dekat daripada dari Babul

  • Main Cantik   Digrebek?

    Akhirnya Lily memilih kembali ke dapur menyiapkan makan malam mereka saja. Sambil menyiapkan makanan, telinga Lily tetap fokus mendengar apa yang dilakukan Arjuna di kamar mandi."Makan dulu, Kak!" ajak Lily sambil menata makanan dalam wajah di atas meja makan bulat."Enggak bisa, Ly. Kepalaku pusing sekali," tolak Arjuna."Ya ... itu karena perutnya kosong. Ya obatnya diisi!" ucap Lily memaksa."Di bilangin aku pusing, kok! Enggak tahan duduk lama!" gerutu Arjuna mengomel. Ia melangkah terhunyung-hunyung. Terpaksa Lily menggandeng tubuh Arjuna kembali ke depan.Arjuna kembali berbaring, sambil memegang perutnya yang makin melilit. Lily jadi panik sendiri. Ia berlari ke dapur mengambil nasi dan menyatukan dengan lauk pauk dalam satu piring. Ragu-ragu dia mendekat pada Arjuna yang berbaring. Kemudian meyodorkan sendok yang berisi nasi dan ikan."Nganga!" perintah Lily.Arjuna menatap sebentar ke dalam piring yang di pegang

  • Main Cantik   Berusaha Menyulut Emosi

    Beberapa jam sebelum kejutan datang untuk Lily dan Arjuna, Rizal pulang seperti biasa. Nessa menyambutnya dengan menyunggingkan senyum manis. Hari ini dia berdandan lebih cantik dari hari-hari sebelumnya."Sudah sehat kamu?" tegur Rizal melihat wajah Nessa yang tampak segar, tidak seperti orang yang sedang sakit."Udah dong, Mas. Tadi kan sudah minum obat," jawab Nessa manja sambil menggandeng suaminya masuk.Rizal langsung membersihkan diri. Nessa memang sengaja menunggu Rizal sudah mandi baru mulai menjalankan aksinya.Saat Rizal berpakaian, Nessa berpura-pura merapikan tempat tidur yang sebenarnya sudah rapi sejak tadi. Ia mengibas-ngibaskan tempat tidur dengan selimut, kemudian menyimpan kacamata ke dalam laci."Eh, Mas! Hampir lupa. Untung aku buka laci ini. Tadi ada orang nitipin ini, katanya untuk Mas Rizal," ucap Nessa pada suaminya yang sedang menyisir rambut di samping.Rizal meraih amplop tersebut. Ia membola

  • Main Cantik   Saling Memberi Kejutan

    "Sialan! Benar-benar sialan!" Rizal mengepalkan tangannya dengan wajah berang, langsung berjalan menuju ruko diiringi Bu Erna, membuat beberapa warga yang ada di situ bertanya-tanya."Ada apa ini? Ada apa ini?" tanya beberapa orang dari mereka penasaran."Mereka di dalam itu, pasangan selingkuh, bapak-bapak. Mereka itu berzinah di dalam. Pemilik ruko itu, yang melarikan perempuan tadi!" jawab Nessa yang masih menahan langkahnya menyempatkan diri menghasut warga yang sedang bersiap-siap bermain kartu."Oh, jadi mereka itu bukan kakak adik?""Oh, bukan! Mereka itu ipar. Perempuan itu istri pertama suami saya yang di larikan oleh kakaknya sendiri. Warga sini dibohongi kalau mereka mengaku adik-kakak! Mereka itu pasangan kumpul kebo!" Melihat kebingungan warga Nessa bersemangat menebar fitnah."Wah, harus laporkan RT ini. Ngotorin daerah kita aja!" celetuk salah seorang warga."Harus Pak!" sahut Nessa senang karena berhasil menyulut emosi warga.

  • Main Cantik   Cibiran Warga

    Rizal memutar wajah seketika dengan bola mata membulat sempurna. Ia mendekat pada Lily dengan rahang mengeras dan tangan mengepal. Sorot matanya bak seekor singa yang siap menerkam mangsa."Berani-beraninya kamu berbohong hanya untuk melindungi selingkuhanmu Lily! Mana buktinya kita sudah bercerai? Aku tidak pernah menceraikanmu," ucap Rizal dengan napas terengah-engah. Tangannya terangkat ingin menarik Lily, namun Mang Dirman lekas menghalau."Aku yang sudah menggugatmu Rizal! tunggu sebentar dan jangan melakukan gerakan apapun sebelum aku kembali membawa buktinya!" Lily menunjuk wajah Rizal lalu berlari masuk untuk mengambil akta cerai mereka.Tak lama berselang, ia kembali dan langsung memperlihatkan pada Rizal. Tulang belulang Rizal serasa rontok satu persatu. Tubuhnya mendadak lemas. Rizal sungguh tak menduga, ia akan bertemu Lily dalam keadaan sudah bukan pasangan suami istri lagi."Silahkan diambil yang jadi bagianmu di pengadilan

Bab terbaru

  • Main Cantik   Akhir Sebuah Cerita

    "Waduh!" Rizal garuk-garuk kepala."Ta-pi, saya bukan suaminya, Mbak," tolak Rizal."Oh, Maaf! Suaminya kemana?""Suaminya di tempat kerja. Hapenya ketinggalan, tapi, nanti ada ibu saya datang dampingin," jelas Rizal. Perawat akhirnya mengerti. Rizal kembali menelpon ibunya yang tak kunjung tiba. Tapi tak di angkat-angkat. Beberapa saat kemudian, wajah Rizal berubah cerah saat Bu Erna sudah tiba di pintu ruang bersalin.Rizal segera membawa Ayezha menjauh, dan Bu Erna langsung masuk dan mendekat pada Lily, yang mulai mengejan. Ia langsung memegang tangan Lily dan menyapu bulir keringat yang menempel di dahinya."Oooeeek ... oeeeek ...."Karena ini pengalaman ke empat kalinya Lily melahirkan, tak perlu waktu lama mengejan, terdengar suara tangis bayi. Lily langsung terkulai lemas. Bayi yang sangat mungil karena lahir di bulan ke tujuh itu diangkat oleh perawat untuk dibersihkan. Bu Erna sendiri, membantu membersihkan anggota

  • Main Cantik   Semua Atas KehendakNya

    Rizal mengangkat wajahnya pelan-pelan mengikuti arah ekor mata Lily, melirik-lirik pada pasien yang mengisi di satu bagian ruangan mereka."Iya. Kayaknya iya!" jawab Rizal setengah berbisik juga.Mereka semua penasaran apa yang terjadi dengan Nessa. Kenapa yang menjaganya bukan ayah atau ibunya. Kenapa dia didampingi oleh dua orang asing yang sebaya dengan mereka? Nessa sendiri begitu menatap mereka dengan tatapan kosong. Seolah mereka tidak pernah saling mengenal.Rizal jadi penasaran. Arjuna pun mendukungnya untuk mendekat. Nampaknya ia juga sangat penasaran. Begitu wanita yang ikut menjaga Nessa tadi keluar, Rizal mewakili mereka semua mendekat."Permisi Pak. Dia Nessa kan?""Iya," jawab lelaki tadi singkat sambil menoleh."Dia sakit apa? Perempuan yang tadi disini siapanya? Ibu sama Bapaknya kemana?" Rizal memberondong lelaki tersebut dengan pertanyaan beruntun."Oh, tadi itu istri saya. Orang tuanya Nessa meninggal sa

  • Main Cantik   Jumpa Mantan

    Arjuna mandi secepat kilat. Rengekan Ayezha memanggil-manggil dari luar memaksanya buru-buru untuk menyelesaikan mandinya.Baru keluar dari kamar mandi, Ayezha sudah menunggunya di pintu. Alhasil, masih menggunakan handuk ia mengangkat dan membawa Ayezha duduk di pangkuannya."Papa pakai baju dulu ya, sama mama dulu ya?" bujuk Arjuna. Ayezha menggeleng, ia malah berpegangan erat di leher Arjuna.Arjuna memandang istri dan anaknya bergantian dengan gemas. Lily tertawa senang melihat wajah Arjuna yang lucu, menghadapi tingkahnya dan Ayezha. Tiba-tiba ponsel Arjuna berdering. Panggilan dari Bu Erna."Assalamu'alaikum Bu ....""Wa'alaikumsallam, Juna. Ibu mau ngabarin, istrinya Rizal sudah melahirkan," ucap Bu Erna langsung."Alhamdulillah, ini di mana sekarang, Bu?""Masih di rumah sakit," jawab Bu Erna."Oh, Ya Bu! Sebentar kami ke sana ya, Bu ... mau dibawakan apa?" suara Arjuna terdengar bersemangat."E

  • Main Cantik   Semua Ada Masanya

    "Ngomong apa sih, Mas? Iya. Sejak ketemu Rizal tadi, hatiku berubah. Berubah makin saayaaang sama suamiku yang luar biasa dan baik hati ini. Peduli sama adeknya yang dulu cuma bisa nyusahin dia aja," jawab Lily manja membuat Arjuna tersenyum bahagia."Bagaimanapun, dia adekku. Dalam tubuh kami ada aliran darah yang sama kan? Walaupun beda ibu? Seburuk-buruknya Rizal, sifat baiknya yang kuacungi jempol itu sayang sama ibu. Coba kamu ingat, pernah enggak Rizal berbicara kasar sama ibu? Enggak pernah kan? Meskipun dulu dia berlebihan sampai ngabaikan istrinya karena patuh sama ibu. Tapi kalau dulu dia enggak begitu, bisa jadi yang duduk di sampingku hari ini bukan kamu. Iyakan?"Arjuna bertanya sambil melirik pada Lily yang mengangguk sambil memandangnya penuh cinta. Kekagumannya atas kebijakan Arjuna bertambah besar."Ternyata memang semua ada sisi baik dan hikmahnya ya," gumam Lily begitu Arjuna mulai menjalankan kendaraan mereka."

  • Main Cantik   Kekhawatiran Arjuna

    Sesaat kemudian Rizal seperti tersadar akan sesuatu, lalu melangkahkan kaki masuk ke dapur untuk mengangkat menu makanan keluar.Lily merasa bersalah melihat tatapan Rizal. Arjuna memperhatikan perubahan raut wajah Lily, seperti gelisah. Ia menarik Lily menjauh sebentar."Kamu merasa bersalah, ya?" tanya Arjuna. Lily hanya diam. Ia sendiri tak tahu kenapa ia harus merasa bersalah."Minta maaflah pada Rizal. Atas kebohonganmu selama jadi istrinya dulu. Bagaimanapun, yang namanya bohong apalagi saat itu dia berstatus suamimu, tetaplah dosa," ucap Arjuna lembut. Lily hanya diam. Ia ragu dan takut. Lily masih saja berpikir, Rizal masih sama seperti yang dulu."Ly! Euumm, boleh aku ngomong sebentar?" tiba-tiba Rizal muncul dari belakang.Arjuna langsung masuk meninggalkan Lily dan Rizal yang duduk di kursi pel Keduanya duduk berhadapan. Jantung Lily berdegup kencang. Ia berpikir pasti Rizal akan menanyakan soal kebohongannya.

  • Main Cantik   Ternyata Ini yang Mereka Sembunyikan

    "Mas, kenapa sih aku enggak boleh ke ruko lagi? Mbak Fi juga kayaknya takut banget aku ke sana? Kenapa?" Lily mencoba kembali memancing pembicaraan setelah penolakan Mbak Fi sebulan yang lalu."Enggak apa-apa. kan aku sudah bilang, alasannya. Aku pengen kamu cepat hamil. Enggak perlu capek-capek lagi," Arjuna bersikukuh dengan alasan lamanya."Yaelah! kalo ke sana kan nengok doang, gak ngapa-ngapain! Gak capek. Gak ngaruh, Mas!" protes Lily."Pokoknya enggak boleh!""Kalau aku sudah hamil, baru boleh berarti ya?" tanya Lily. Arjuna diam, nampak masih enggan mengiyakan. Lily jadi makin penasaran melihat tingkah laku suaminya."Maaaas! Kalau sudah hamil, jangan kurung aku lagi, ya!" Lily mulai merengek."Heeeeeemmm. Hamil aja dulu!" Arjuna akhirnya mulai tak tega mendengar rengekan Lily."Bener, Mas?" Lily berbalik menatap suaminya. Arjuna hanya menaikkan alis sebagai jawaban."Mas. Liat deh!" Lily mengambil ses

  • Main Cantik   Keanehan Mbak Fi

    Tiga minggu berlalu begitu cepat.Lily bersiap tidur mengenakan piyama lengan panjang. Ia menyusun bantal seperti biasanya. Arjuna masih menggosok gigi di kamar mandi.Setelah semuanya beres, Lily memilih-milih kaset yang sudah hampir semuanya ditonton."Yaaaah!"Suara Lily terdengar kecewa."Kenapa?" tanya Arjuna yang baru keluar dari kamar mandi."Ngadat semua kasetnya! Padahal tinggal ini aja yang belum diputar. Besok kita cari kaset-kaset baru yang banyak, ya!" ucap Lily.Arjuna diam saja, tak menjawab. Lily menuju pembaringan, sambil membuka ponsel ia berbaring. Jari-jarinya langsung berselancar di youtube. Tiba-tiba Arjuna berbaring dan langsung merampas ponsel Lily."Mau ngapain?" ucapnya sambil meletakkan kembali ponsel Lily di dekatnya."Mau cari tontonan. Kan kasetnya rusak, besok kita cari lagi kaset baru, ya?" sahut Lily sambil bertanya."Enggak perlu! Mulai sekarang sebelum

  • Main Cantik   Menahan Diri

    Arjuna menurut saja pada ajakan Lily. Begitupun saat Lily memaksanya duduk sambil menatap wajahnya."Jadi, dulu itu aku melakukan sterill enggak dipotong. Cuma diikat, dan masih bisa dibuka lagi," terang Lily membuat Arjuna sangat terkejut."Emang bisa?" Arjuna menampakkan ketidakpercayaan."Kenapa enggak? Jaman udah semakin canggih. Tubektomi yang kulakukan hanya sebatas menutupi saluran indung telur kanan dan kiri supaya tidak terjadi pembuahan, jadi masih bisa dibuka. Prosedur membuka ikatan itu namanya anastomosis tuba, yaitu menggabungkan bagian saluran indung telur yang masih sehat," terang Lily sambil mengingat ucapan Dokter yang membantunya beberapa tahum silam.Arjuna menatap Lily penuh rasa syukur. Tetapi sesaat kemudian senyumnya meredup. "Tapi, apa enggak ada resiko kalau dibuka lagi ? Kalau membahayakan kamu, sebaiknya enggak usah. Kita sudah punya Husen dan Abi. Aku enggak masalah punya anak tiri aja. Bukankan selama aku ja

  • Main Cantik   Surprise Untuknya

    Setelah Rizal keluar, Arjuna langsung menutup pintu dan menguncinya. Ia tak ingin Rizal kembali mengusik mereka berdua. Arjuna merasa tak tega, melihat Lily selalu menangis bila berurusan dengan Rizal.Di luar kamar mereka, Rizal serasa tak mampu melangkah. Tulangnya seperti tak mampu menopang tubuh. Rizal bergeser dari pintu kamar Arjuna dan Lily, untuk bersandar di dinding. Ia meremas dadanya yang terasa sakit luar dalam. Berkali-kali ia menyapu matanya yang kabur, karena aliran air mata yang tak mampu dibendung.Rizal baru tahu rasa dan arti sebuah kehilangan, setelah hartanya yang paling berharga kini dalam genggaman orang yang tepat. Dia tak lagi memiliki alasan untuk memintanya kembali.Menyesalkah dia? Sangat! Tapi, kini Rizal sadar. Sesal tinggallah sesal. Mungkin memang sudah tiba waktu dan garis jodohnya dengan Lily terputus, dan tak bisa disambung lagi. Jodoh mereka sudah habis, tak akan bisa ia paksakan untuk bersatu lagi.Bu Erna mengha

DMCA.com Protection Status