"Bu, sudah ya, sebaiknya pulang sudah malam. Sebentar lagi taksi online datang.""Mana sini duitnya. Ibu tidak mau di bohongi sama kamu, kayak adikmu itu ngasih cek taunya nyuruh preman buat rampok."Kesabaran Aisha semakin menipis beruntung di saat bersamaan taksi yang di tunggu telah tiba lebih cepat dari perkiraan."Aku tidak peduli ibu mau ngomong apa. Buat kami pantang untuk mengambil apa yang sudah pernah kami berikan. Silahkan ibu masuk, aku sudah membayarnya,""Pak, antar ke alamat yang sesuai di aplikasi ya, ambil kembalinya." "Dasar mantu tidak tahu diri. Mertua pulang bukannya di kasih uang ini malah ngasih sopir yang jelas-jelas tidak ada hubungannya. Beruntung anakku menceraikan kamu!!"Bukan hanya Aisha yang menggelengkan kepala mendengar umpatan Bu Winarti. Sopir taksi itu pun tak kalah terkejutnya melihat tingkah dan ucapan yang terlontar dari wanita di kursi penumpang yang ternyata hanya mantan mertua."Yang sabar, mbak,""Ya, pak. Saya yakin stok kesabaran saya mak
Pertengkaran yang selalu terjadi dalam rumah tangga Ferdi dan Esti membuat Bu Winarti meminta pada Ferdi untuk menceraikannya agar bisa fokus meminta maaf pada Aisha dan rujuk dengannya."Ibu, sudah ya, jangan paksa aku untuk rujuk sama Aisha. Apa ibu tidak capek terus-menerus melakukan hal ini?""Ibu cuma ingin melihat kamu bahagia. Kamu lihat Esti kayak apa, anak aja tidak di urus, sama ibu ngelawan terus. Apa ini istri yang baik?""Ibu ingin aku bahagia? Ibu tidak lupa kan, Esti itu istri pilihan ibu. Dia wanita yang ibu siapkan untuk melahirkan anakku, sekarang kenapa ibu yang tidak suka? Kenapa bisa berubah pikiran? Ibu menghadirkan Esti dalam rumah tanggaku sekarang ibu juga minta supaya aku menceraikan Esti dan balik lagi sama Aisha?""Ya, kamu jangan nyalahin ibu juga. Kan ibu kasih tau alasan kenapa ibu minta kamu nikah sama Esti, ibu pengen cucu–""Kemauan ibu sudah aku turuti, Ahmad cucu ibu. Jangan ngeluh menjaganya dia cucu dan menantu yang ibu harapkan. Tadi ibu tanya in
"Belum nak, tadi Khandra membantu bunda untuk melaporkan pada polisi. Memeriksa CCTV apakah ini unsur kesengajaan atau memang benar-benar kecelakaan. Kita tunggu dokter menjelaskan keadaan Ayah,""Dra, kamu sudah tahu siapa pelakunya?""Kita tunggu kabar dari kepolisian ini masih menyelidiki apakah benar ini kesengajaan atau tidak, sebagian CCTV di sana rusak itu yang membuat kita kesulitan untuk mencari tahu penyebabnya. Kamu jangan khawatir kita pasti menemukan pelakunya dan kita bisa tahu apa penyebab dia melakukan ini, apa benar-benar karena kecelakaan atau sebaliknya."****Setelah menunggu beberapa saat akhirnya mereka bisa bertemu dengan Rayyan. Walau tubuhnya masih lemah namun Rayyan masih bisa menjelaskan apa yang terjadi padanya meski dengan suara terbata."Sebaiknya sekarang Ayah istirahat jangan memikirkan hal lain. Biarkan pihak kepolisian yang mencari tahu penyebab kecelakaan yang menimpa ayah. Jika ini unsur kesengajaanmaka kita akan mengusutnya,""Iya sayang lagi pula
Aisha berusaha untuk membuka matanya yang terasa berat. Aroma tidak sedap tercium namun ada sesuatu yang terasa berat di tubuhnya, tersadar jika tangannya terikat pantas tak bisa bergerak."Aku di mana, ini?"Aisha berusaha untuk mencari cara agar bisa melepaskan diri dari ikatan yang membelenggu tangannya meski hal itu justru semakin memperkuat dan pergelangan tangannya mengalami luka. Berusaha untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi hingga sampai ia terikat di dalam sebuah rumah yang berdinding bambu."Sudah bangun, kamu?"Wanita berjilbab itu mengangkat wajahnya ingin melihat siapa yang memiliki suara yang amat ia kenali. Walau ingin menepis namun pada nyatanya wanita pemilik suara itu tersenyum miring kearahnya."Tante? Kenapa Tante melakukan ini?""Hahaha, menurut kamu kenapa aku bisa melakukan ini padamu?""Aku tidak tahu niat dan tujuan tante melakukan ini padaku. Selama ini aku tidak pernah ikut campur dengan urusan Tante selama itu tidak mengusik keluargaku tapi nyatanya
Rayyan mengikuti langkah Ajeng ke kamar lagi. Sejenak terdiam kembali menatap wajah sendu Ajeng. Rayyan tahu ada sesuatu yang di sembunyikan oleh istrinya."Sayang, kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?"Rayyan memejamkan mata sejenak melihat sikap Ajeng begitu kentara bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu yang besar."Kamu sendiri akan menceritakannya padaku, atau aku harus mencari tahu sendiri?" sambung Rayyan."Mas, kamu mikir apa? Apa wajahku terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dari kamu? Aku ingin kamu secepatnya sembuh mas. Kamu tahu aku tidak bisa melihatmu seperti ini,""Sayang, lihat aku. Apa dengan mengalihkan pembicaraan ini aku tetap tidak bertanya? Katakan apa yang terjadi?"Ajeng menghela napasnya sikap tenang yang ia tunjukkan pada Rayyan adalah sebaliknya. Hatinya begitu khawatir putrinya di luar sana tengah berjuang seorang diri tanpa bisa menolongnya.Di genggaman tangan Rayyan menyalurkan kegundahan hatinya, Meksi bibirnya tetap tersenyum. Ajeng tidak ingin
Kursi yang di duduki Aisha jatuh ke samping, sejenak terdiam menetralkan detak jantungnya yang terpacu cepat dan tubuhnya yang semakin tak bertenaga."Kalian ngapain? Periksa di dalam apa yang di lakukan wanita itu!"Dua pria itu bergegas berdiri dan melihat ke arah kamar yang digunakan untuk menyekap Aisha. Tak lama mereka kembali di hadapan Wulan."Gimana?""Wanita itu jatuh, sepertinya mau minum boss. Kakinya aja kan yang di lepas talinya sama bos jadi dia jatuh,"Wulan hanya menggelengkan kepala mendengar laporan dari orang suruhannya. Mereka hanyalah seorang preman kampungan yang sebenarnya tidak memiliki nyali bahkan hanya untuk pekerjaan yang mudah bagi Wulan tapi tidak untuk mereka yang selalu gagal melakukannya."Kalian pergi, biarkan dia sendiri. Aku ingin tahu apa yang bisa dia lakukannya,""Jangan ada yang membantunya, jika kalian mendengar apapun cukup kalian lihat setelah itu tutup lagi. Awas kalau di antara kalian ada yang menyentuhnya kalau sampai kalian melakukannya
Tubuhnya terus berguling ke bawah begitu tinggi hingga Aisha tak mampu lagi menahan kesadaran bibirnya bergumam sebelum matanya terpejam."Ayah, bunda, maafkan aku. Oma, kakek, Arga, aku –""Khandra, tolong aku –"Tubuhnya terbentur kayu besar sebelum kembali meluncur ke bawah entah apa yang terjadi setelahnya gelap gulita. Begitu gelap Aisha rasakan hingga tubuhnya melayang.Wulan begitu marah saat melihat tubuh Aisha hilang setelah jatuh ke jurang. Takdir yang mengenaskan, Wulan tak perlu lagi memikirkan dirinya yang akan tertangkap. Baginya kini terbebas tanpa ada yang mencium apa yang sudah di lakukannya. "Boss gimana ini? Aku tidak ingin di tangkap polisi.""Kita pergi dari sini. Hubungi teman mu, kita secepatnya pergi, kamu tahu jalan pintasnya?""Ya, jalannya pintas yang tidak di ketahui oleh orang lain. Ayok boss,"Mereka pergi dengan cepat entah kenapa Wulan merasa akan ada yang datang ke sana. Benar saja mereka telah jauh terdengar suara gaduh di dan suara seseorang memangg
Semalaman Khandra tak bisa tidur ia memikirkan kondisi Aisha. Walau sudah menghubungi Rayyan dan Ajeng namun sinyal yang sulit membuatnya pun tak bisa berkirim pesan terlebih saat ini. Khandra menyusuri tebing meski pagi belum sepenuhnya memancarkan cahaya indahnya."Aisha! Kamu dengar, aku?""Khandra, Aisha gimana?""Om, Tante, Oma, Kakek, kalian sampai di sini?""Khandra, kamu belum jawab pertanyaan om?""Maafkan aku, om, saat kami sampai gubuk sudah kosong, hanya ada ini,"Khandra memberikan cincin dan sobekan gamis milik Aisha. Ajeng histeris melihat barang yang ada di tangannya, bahkan Bu Sekar hampir saja pingsan melihat sebagian milik Aisha.Tak lama terdengar suara helikopter Khandra meminta mereka untuk menjauh memberikan kode pada pilot untuk memperluas pencarian."Dra, itu helikopter?""Ya, om, aku menyuruh mereka datang,""Dra, kamu mau kemana?" Ajeng melihat Khandra pergi segera menahannya. Ia tahu apa yang akan di lakukan oleh pria itu."Aku akan turun tan, aku tidak bis
"Itu tidak sebanding dengan kamu yang menerima cintaku, Aisha. Aku berjanji akan membuatmu bahagia selamanya. Tidak ada lagi mahar Sepuluh Ribu atau pun nafkah sepuluh ribu padamu. Ingatkan aku jika lalai dalam memberimu nafkah," ucap Khandra lembut."Kamu adalah segalanya untukku. Dan padamu aku berlabuh, menyerahkan segalanya, cintai aku jika aku layak untuk kamu cintai. Sebaliknya jika aku tak layak maka –" Khandra terdiam. Tatapan Aisha tak biasa."Kamu bicara apa, sih, Dra? Ngelantur aja. Aku suka cincin ini, akan aku pakai.""Alhamdulillah, ayok. Kita pulang, jadi mau ke rumah Wina? Apa bunda tadi, ya?""Mas anterin aku ke pabrik aja ya. Tadi ada telpon katanya ada masalah di sana.""Oke. Jangan lupa sebentar lagi kita akan tunangan. Aku tidak mau kamu lelah.""Ya. Kamu jangan khawatir."Wina yang menikmati hari-harinya sebagai istri dari Arga putra bungsu dari keluarga Rayyan. Tidak ada hari terlewat untuk saling berbagi cerita. Seperti siang ini setelah menyelesaikan pekerjaa
Jawaban Aisha membuat semua yang ada di ruang keluarga pun bersorak bahagia sebab penantian panjang Khandra berakhir dengan manis. Aisha wanita yang ia cintai sejak lama menerima cintanya tanpa syarat. Tidak ingin menunggu lagi Khandra pun meminta pada kedua orang tua Aisha untuk mempercepat pernikahan mereka tentu saja hal itu disambut bahagia oleh kedua orang tua Aisha dan keluarga besarnya. Mengingat mereka sangat mengenal siapa Khandra yang sebenarnya namun sayang dibalik kabar bahagia itu ada rasa rindu dan sedih Khandra tidak bisa memberitahukan kabar bahagia itu pada sang Ibu sebab wanita yang sangat mendukung hubungannya dengan Aisha telah pergi untuk selamanya tepat Aisha pergi ke luar negeri. Mereka sudah sepakat jika seminggu lagi mereka akan bertunangan keluarga ingin mereka segera menikah namun Aisha menginginkan mereka tunangan untuk sementara waktu sampai tiga bulan. Bukan tidak mungkin Aisha hanya menyiapkan semua bukan hanya hatinya tapi juga kesiapan lahirnya.
Suara Aisha kembali terdengar setelah menyelesaikan lantunan ayat suci. Kini wanita bergamis jingga berdiri menghampiri keluarganya yang terdiam di sana menatap tak percaya jika di hadapan mereka adalah Aisha. Keterkejutan dan kesedihan di wajah mereka berubah menjadi air mata bahagia mendapati sosok yang kini tengah berjalan ke arah mereka.Satu tahun mereka menahan rindu, meski mereka mampu untuk datang menemui Aisha namun mereka mengurungkannya mengingat sang putri menolak untuk di temui. Tidak bermaksud untuk membuat kedua orang tuanya tersinggung akan penolakannya tetapi Aisha memiliki alasan sendiri mengapa ia tidak ingin ditemui sebab jika sudah bertemu dengan keluarganya tentu membuat Aisha ingin segera kembali ke rumah. "Sayang kenapa kamu tidak memberi kabar jika pulang?""Kalau aku memberitahu Bunda namanya bukan kejutan. Apa kabar bunda, ayah dan kamu Arga, ah, lupa adik Iparku yang cantik. Bagaimana dengan kalian semua aku merindukan kalian semua.""Kabar kami baik, kak.
Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya. Seperti yang dialami oleh Aisha setelah pernikahan adiknya dengan sang sahabat dia pun memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk menyembuhkan luka hatinya akibat pengkhianatan dilakukan oleh suaminya. Walau hal itu terjadi sudah cukup lama namun luka itu sangat membekas di hatinya sehingga ia memilih untuk menenangkan diri. Lamaran dari sahabat kecilnya pun dia abaikan bukan berarti tidak ada perasaan apapun ia hanya ingin menyelami perasaannya apakah ia benar-benar sudah melupakan Ferdi mantan suaminya, apakah hanya rasa iba yang kelak akan menjadi permasalahan baru jika dia menerima cinta Khandra. Satu tahun berlalu setelah dia pergi ke negeri orang bukan untuk menghindari akan tetapi ia ingin mengobati lukanya sendiri. Senyumnya mengembang melihat seseorang yang sudah menunggunya. "Apa aku terlambat datang?" "Tidak. Justru sebaliknya sepertinya kamu terlalu cepat sehingga kamu harus menunggu aku datan
Kesibukan terlihat di salah satu hotel ternama di ibukota bukan hanya pengantinnya saja tetapi pihak keluarga dari pembelai pria pun sangat sibuk bukan karena tidak percaya dengan orang lain, tetapi mereka ingin memberikan kesan tersendiri untuk salah satu keluarga mereka yang tidak lain adalah Arga yang akan menikah dengan Wina. Pernikahan berlangsung dengan hikmah pagi tadi dan malam nanti dimulainya pesta yang tentu dengan meriah dan mewah. Mengingat Wina hidup sebatang kara sebab sang Bibi yang dulu mengurusnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu sehingga semua disiapkan oleh keluarga Ajeng. Aisha orang yang menyatukan hubungan mereka justru kini ia disibukkan dengan segala kerempongan yang dilakukan adik iparnya yang begitu cemas mengingat mereka akan menghabiskan malam untuk pertama kalinya dengan seorang pria. Berulang kali Aisha menjelaskan bahwa hal itu lumrah terjadi karena ia pun pernah merasakan hal yang sama yang kini dirasakan oleh Wina sebab saat itu Aisha begit
Hari berlalu begitu cepat minggu berganti bulan dan kini setahun sudah setelah kejadian di mana keluarga mantan suaminya datang ke rumah bersama ibu dan istrinya. Aisha sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan tanpa ada rasa dendam dalam hati.Kabar hukuman tiga puluh tahun sampai di telinganya, namun Aisha yang diam-diam meminta pihak berwajib untuk mengurangi hukuman jika terbukti Wulan telah sadar dan bertaubat. Semua ia lakukan mengingat wanita yang berusaha untuk menyingkirkan dirinya seusia Ibunya, mana mungkin Aisha tega melakukan hal itu. Menghabiskan waktu lama di dalam penjara hal yang sangat ia takutkan."Kamu yakin nak?""Ya, bund, kasihan. Bund tahu kan Tante Wulan itu sudah cukup umur. Melihat Tante Wulan, aku ingat Bunda,"Ajeng tersenyum begitu beruntung memiliki anak seperti Aisha dan Arga yang selalu memikirkan perasaan orang lain meski hatinya terluka. "Apa Bunda tidak setuju, dengan keputusan yang aku ambil ini?""Tentu tidak sayang. Justru sebaliknya Bunda sang
Seperti yang diucapkan semalam pagi ini mereka pergi ke rumah Aisha. Bersama dengan Bu Wiranti dan tentu Ahmad anak mereka. Taksi yang di pesan Ferdi telah sampai mereka gegas naik. Dalam perjalanan tak ada yang membuka suara mereka memilih diam tanpa ingin mengatakan sesuatu, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.Bukan hanya Esti tapi juga Bu Winarti yang juga merasa bersalah pada keluarga Rayyan. Sejak Ferdi berpisah dengan Aisha hidupnya benar-benar berada di titik terendah, bahkan dulu saat Ferdi masih kerja serabutan hidupnya tidak sesulit sekarang.Menyadari hidupnya hancur karena ulahnya yang berambisi untuk memiliki cucu dan harta ternyata menantunya yang di anggap miskin dan tidak berguna itu adalah seorang wanita kaya raya. Sungguh ironis harta yang dia inginkan ternyata ada di depannya, setelah semua terungkap kehadiran cucu menjadi masalah yang terjadi dalam rumah tangga Ferdi dan lagi semua karena keegoisannya kini semua yang ia inginkan menjadi boomerang untuknya."
Esti tercengang mendengar penuturan dari pria di depan yang tak lain tak bukan adalah Ayah tirinya yang pernah menjadi suami dari ibunya. Benarkah yang dikatakan olehnya? Siapa ibu dan siapa dirinya yang sebenarnya? Jika yang dikatakannya benar lalu apa yang ia dapatkan cerita dari ibunya adalah salah semua. Esti terdiam mencerna setiap kata yang tak coba ia dapatkan jawabannya. "Tidak perlu memikirkan apa yang aku katakan ini. Pergilah jaga keluargamu baik-baik apa yang pernah kamu dapatkan dengan cara merebut sesuatu dari orang lain. Maka kamu akan merasakannya juga entah kapan kamu mengalaminya lebih baik bertobat dan tidak perlu mengusik orang yang sudah kamu sakiti dulu agar hidupmu jauh lebih tenang lagi."Tanpa menjawab Esti pergi dari rumah mewah Aisha. Ya, semua begitu suram tak ada yang bisa menjelaskan padanya termasuk tujuan ibunya waktu itu."Kamu dari mana saja Esti? Ibu kewalahan ngurusin Ahmad."Bu Winarti kesal tiga jam yang lalu menantunya pergi tanpa memberikan ka
"Esti, jaga mulut kamu. Lancang kamu sebut anakku, sundal. Ternyata kamu tidak bercermin dari kesalahan ibumu. Kamu hadir dalam rumah tangga putriku dan kamu menyalahkan anakku begitu? Sangat menyedihkan. Kamu perempuan yang baik cantik dan masih muda seharusnya kamu menata hidupmu lebih baik lagi tidak perlu mendengarkan apa yang dikatakan ibumu yang tentu mengarahkan kamu ke dalam curang kehancuran, kamu tidak tahu kisah yang sebenarnya terjadi di masa dulu dan kamu hanya mendengarkan apa yang dikatakan Ibumu tanpa bertanya pada kami permasalahan yang sebenarnya. Lihatlah di sini ada orang-orang yang berhubungan langsung dengan masa lalu ibu kamu bisa dengarkan mereka,""Aku tidak peduli dengan mereka yang aku butuhkan sekarang adalah anakmu dan kamu yang harus bertanggung jawab atas kehancuran rumah tanggaku dan ibuku. Terutama putrimu yang sok cantik itu dia harus membebaskan ibuku. Ibuku tidak bersalah semua ini rekayasa putrimu tidak mungkin Ibuku menyakiti orang,"Dari dalam su