Share

Aku Hamil

Author: bundaRey
last update Last Updated: 2021-03-31 04:20:38

Sudah seminggu Reni berada di rumah orang tuanya, dan Dani sama sekali tidak merajuk untuk menjemputnya, seperti yang selama ini dilakukannya.

Pria itu hanya sesekali menghubungi Reni, itupun hanya sekedar lewat pesan, tak sampai video call.

Reni tak terlalu kaget dengan hal ini. Dia sudah bertekad memantapkan hatinya untuk tidak lagi menangis karena Dani.

Seminggu ini, tidak Reni habiskan hanya untuk berdiam diri. Dengan sisa uang simpanannya, dia berusaha membangun usaha yang bisa diurus oleh adiknya.

Kebetulan Zaki, adik satu-satunya Reni, adalah anak yang terbilang cukup rajin. Meski dia masih duduk di kelas sebelas, tapi bibit-bibit berbisnis sudah mulai kelihatan.

"Dek ...," panggilnya pada Zaki yang tengah menyapu halaman belakang.

Zaki dengan patuh menghampiri kakaknya yang kini berdiri di belakang rumah. Di sana sudah berjejer beberapa kandang yang akan digunakan untuk memelihara kelinci.

"Ini kandangnya udah dateng. Nanti siang gimana kalau kita cari indukan kelinci yang bagus? Kemarin kakak sudah menghubungi salah satu kenalan kakak yang sudah lebih dulu terjun di bidang ini." Zaki terlihat manggut-manggut mendengar penjelasan kakaknya.

"Kamu mau 'kan ngurus kelinci ini? Nanti keuntungannya bisa kita bagi dua. Kakak sudah ada tempat yang akan bersedia menampung kelinci-kelinci itu nantinya."

Reni memang berencana mengembangbiakkan kelinci konsumsi. Dan dia sudah punya gambaran untuk distribusinya.

Setelah beberapa hari memesan, akhirnya kandang itu datang juga.

Sebelumnya Reni telah membicarakan hal ini pada Zaki dan juga orangtuanya. Yang disambut sebuah antusiasme oleh anak muda itu.

"Nanti semua modal dari kakak. Kamu tinggal memberi makan dan membersihkan kandang aja."

"Baik, Kak." Reni sangat senang adiknya itu bukanlah tipe anak bungsu yang malas. Meski anak laki-laki terakhir, Zaki bukanlah anak yang hanya bisa berpangku tangan. Bahkan dia tidak keberatan membantu ibunya melakukan tugas-tugas domestik, seperti menyapu, dan cuci piring.

Lega. Itulah perasaan Reni saat ini. Dia harus bangkit dan membangun usahanya. Ternak kelinci konsumsi keuntungannya sangatlah menggiurkan. Banyak permintaan, tapi bahan bakunya selalu kehabisan. Jadinya sering mendatangkan bahan baku dari daerah lain.

Reni mengambil peluang tersebut. Kalau dia bisa menjadi suplier untuk kedai-kedai sate kelinci itu, bukankah akan menguntungkan baginya?

"Tumben Mas Dani belum jemput, Mbak?" Bahkan Zaki pun merasa aneh dengan kakak iparnya.

'Ada mainan baru, Dek. Jadinya mungkin udah nggak terlalu butuh Mbak.' Hanya saja Reni mengucapkan kalimat itu di dalam hati.

Tak mau orang tuanya tahu tentang apa yang ada di pikirannya. Biarlah bapak dan ibunya tidak tahu tentang kecurigaannya selama ini.

"Ya, Mas Dani lagi lembur-lembur terus, Zak. Mungkin dia capek kalau mesti jemput malem-malem." Terpaksa Reni berbohong untuk menutupi kelakuan suaminya.

Setiap malam wanita itu selalu mengecek keberadaan suaminya. Dan selama seminggu ini, setiap malam suaminya berada di lokasi yang sama dengan saat dia mengeceknya pertama kali.

Miris memang, tapi jika dia menyerah sekarang hanya akan memberi mereka berdua senyum kemenangan.

"Tapi, biasanya juga meski malam-malam, Mas Dani tetep ke sini buat jemput Mbak Reni." Zaki berusaha mengingat-ingat, kakak iparnya itu sering menjemput kakaknya malam-malam, bahkan pernah sampai tempat mereka jam sebelas malam. Tanpa rasa capek, paginya jam lima sudah berangkat kembali. Maklum, Dani masih harus kerja.

"Udah-udah, sana kamu lanjutin aja nyapunya. Nanti kumis kamu nggak tumbuh lho." Reni berusaha mengalihkan perhatian Zaki agar tidak bertanya lagi tentang Dani. Karena dia juga merasa bersalah jika terus-terusan berbohong untuk menutupi aib suaminya.

Reni terpikirkan sebuah ide untuk benar-benar menguji suaminya.

[ Mas, bisa jemput malam ini. Aku sudah kangen.] Meski dengan sedikit ekspresi jijik ketika Reni mengetikkan kalimat itu. Dia ingin tahu, suaminya itu akan lebih memilih bersenang-senang dengan kekasih haramnya itu atau menjemputnya, memadu kasih dengan kekasih halalnya. Meski Reni sendiri tidak terlalu yakin, apakah dia masih baik-baik saja saat disentuh suaminya.

Lama menunggu belum ada jawaban. Reni memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan menunggunya di sana.

[ Maaf, Yank. Hari ini aku lembur mungkin sampai sore. Pastinya nanti malam aku capek banget. Besok aja, ya?] Mungkin inilah definisi sakit tak berdarah. Padahal ini hari Sabtu, biasanya juga libur. Kenapa mendadak lembur sampai malam?

Sudah tak ada lagi air mata yang bisa Reni keluarkan untuk suaminya itu. Dani begitu kentara dengan sikapnya yang mulai cuek dan tak sehangat dulu.

[ Baiklah, Yank. Besok aja. Kasian kamunya.] Wanita itu sudah tak mengharap sebuah balasan lagi dari ujung sana. Segera dia lempar gawainya itu ke tengah kasur.

Sekelebat setan melintas di pikirannya. Bagaimana kalau dia juga membalas kecurangan suaminya itu. Ada satu mantannya yang terus berusaha mendekatinya lagi. Bahkan tidak segan-segan bilang masih menunggunya.

Yudha, mantan pacarnya saat masih duduk di bangku SMA yang sampai saat ini belum menikah. Padahal Yudha bisa dibilang sudah mapan dengan menjadi seorang PNS di salah satu instansi pemerintah. Tapi, jika ditanya kenapa belum menikah, jawabannya pasti karena menunggu Reni.

Padahal Reni sudah berkali-kali bilang padanya untuk melupakan kisah mereka. Toh, itu sudah sangat lama dan hanyalah sebuah cinta monyet, setidaknya itulah yang Reni yakini.

Tapi, kembali Reni berpikir jika membalas perselingkuhan dengan perselingkuhan, apakah jadinya tidak sama saja? Dia jadi tidak lebih baik dari Dani. Malah bisa dibilang sama bejatnya dengan suaminya itu.

"Tidak! Aku tidak serendah itu. Biarkan saja mereka terjebak dalam kubangan dosa, tapi aku tidak mau. Aku harus bersinar untuk membuktikan bahwa pada akhirnya level kami berbeda." Reni segera membuang jauh-jauh pikiran kotornya untuk berselingkuh.

"Tapi, kenapa aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku? Kenapa di bagian sini terasa agak bengkak dan sakit, ya?" lirih Reni sembari memegang bagian d*danya.

"Kapan terakhir kali aku mens?" Reni berusaha mengingat-ingat tanggal terakhir periode bulanannya.

"Tidak! Sepertinya aku telat dua minggu." Segera wanita itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Aku harus memastikannya." Dia buru-buru keluar kamar dan mengeluarkan motor bapaknya. Dia harus membeli sesuatu untuk memastikannya.

"Lho, kamu mau ke mana Ren?" Yanti, ibu Reni tampak bingung karena sikap Reni yang tiba-tiba mengeluarkan motor bapaknya itu.

"Oh, Reni ada perlu bentar, Buk. Mau ambil uang buat bayar kelinci nanti." Untung saja Reni punya alasan, jadi Yanti tidak akan terlalu banyak bertanya.

"O ..., nggak minta antar Zaki aja," tawar ibunya.

"Nggak papa, Buk. Sebentar aja."

"Yaudah. Hati-hati kalau gitu."

Reni segera melajukan motor bapaknya itu menuju salah satu apotek paling dekat dengan rumah orang tuanya untuk membeli testpack. Tidak lupa dia mampir ke ATM untuk mengambil uang. Jadi, dia tidak sepenuhnya berbohong pada wanita yang telah melahirkannya itu.

Sesampainya di rumah segera dia berlalu ke kamar mandi untuk membuktikan kecurigaannya.

Dua garis merah. Reni benar-benar terperanjat. Entah dia harus senang atau tidak. Mungkin jika suaminya itu tidak sedang berselingkuh, ini akan menjadi berita paling bahagia bagi keduanya.

Tapi, dengan keadaan seperti ini, hatinya benar-benar terasa sakit. Hanya satu yang pasti, dia bersyukur dengan hadirnya sebuah kehidupan di rahimnya. Dan dia akan tetap mempertahankannya sampai kapanpun.

Hal itu juga sebagai bukti, tidak ada yang salah dengan rahimnya. Hanya saja memang Allah baru memberikan anugerahnya saat ini, saat dia mengetahui bahwa suaminya itu sudah tak setia lagi.

Related chapters

  • Madu Untuk Istriku   Lautan Dosa

    "Siapa, Mas yang ngirim pesan?" tanya Tari penasaran. Dani dan Tari sedang makan di salah satu warung bakso di sekitar tempat kerja mereka.Hari ini hari Sabtu dan seharusnya mereka libur kerja. Tapi sejak mengantar Reni kemarin, Dani pamit dengan orang tuanya untuk berangkat dari tempat istrinya itu. Tentu saja mereka tidak curiga sama sekali saat Dani tidak pulang ke rumah. Padahal malam-malamnya dia habiskan bersama Tari, yang hanya pasangan zinanya."Biasa ... siapa lagi," jawab Dani singkat."Istrimu yang galak itu?" Ada nada mengejek dalam pertanyaannya."Hmmm ....""Tapi, aku nggak habis fikir, deh, Mas. Bisa-bisanya dia itu tidak melayani suami dengan baik. Kalau aku, ya. Pasti suami aku bakal aku layanin dengan baik. Seperti malam tadi." Beberapa hari ini

    Last Updated : 2021-03-31
  • Madu Untuk Istriku   Kenapa di Kunci

    Pagi-pagi sekali Dani sudah sampai di rumah mertuanya. Secangkir kopi kini sudah ada di hadapannya. "Dari rumah jam berapa, Dan?" tanya Bambang, ayah Reni. Pria berusia 55 tahun itu duduk di kursi ruang tamu untuk menemani menantunya. Karena ayahnya menderita asam lambung, Reni hanya menyuguhkan segelas teh hangat untuk ayahnya itu."Sekitar jam 6 tadi, Yah." Bambang hanya manggut-manggut mendengar jawaban Dani.Setelah basa-basi dengan mertuanya itu, Dani pun segera pamit untuk pulang ke rumah. Orang tua Reni masih menyambut hangat menantu kesayangannya itu. Reni sendiri belum bisa bercerita pada keluarganya.Dengan motor matic keluaran 2016, Dani membonceng Reni meninggalkan halaman rumah orang tuanya.Meski Reni sudah

    Last Updated : 2021-03-31
  • Madu Untuk Istriku   Bertemu Tasya

    [ Alhamduillah baik, Ren. Ada apa?]Sebuah pesan masuk . Reni segera melihat ke arah pesan itu. Dengan buru-buru dibalasnya dan mengirimkannya.[ Aku pengen ketemu, kangen nich. Aku main tempat kos kamu, ya.] Reni pikir lebih sopan jika meminta tolong dengan bertatap muka.Reni dan Tasya memang dulu sangat akrab ketika keduanya sama-sama bekerja di pabrik yang sama. Jadi, sudah tak segan lagi bagi Reni untuk bertemu.[ Boleh-boleh aja. Kapan kamu mau main?] [ Besok gimana?] Reni benar-benar tidak sabar ingin tahu tentang Tari. Sebenarnya dia ingin hari ini juga, tapi mengingat hari sudah sore, diurungkannya niat awalnya.[ Oke, deh. Besok aku pulang jam 4.][ Oke]Ren

    Last Updated : 2021-03-31
  • Madu Untuk Istriku   Tari dan Dani

    "Eh itu si Dani, Ren !" Tasya menyenggol lengan Reni. Wanita itu segera mengikuti arah pandang sahabatnya itu.Tentu saja Reni sangat hafal dengan sosok dan perawakan Dani, dan dia yakin bahwa itu adalah dia.Dani berjalan melewati gerbang sendirian. Reni tidak menemukan tanda-tanda suaminya itu tengah berbicara dengan wanita lain."Itu ... yang namanya Tari." Tasya menunjuk ke arah seorang wanita yang berjalan di belakang Dani. Cukup lama Reni mengamatinya, wanita berambut panjang dengan tubuh sedikit berisi. Terlihat begitu segar, tak seperti dirinya yang terlihat seperti bunga yang layu.Reni membuang nafas, 'Apa Mas Dani udah bosen ama yang kerempeng kayak aku?' Hatinya terus menduga-duga kenapa suaminya itu bisa sam

    Last Updated : 2021-03-31
  • Madu Untuk Istriku   Kemarahan Dani

    Dani memasuki kamarnya, hatinya dipenuhi amarah ketika mendengar aduan dari ibunya tadi. Ditambah nafsu yang tidak tersalurkan saat bersama Tari tadi membuat amarahnya semakin memuncak.Dilihatnya Reni yang sudah tidur berbaring memunggunginya."Yank ... yank ...!" panggil Dani kasar. Reni bergeming, dia pura-pura tertidur. Dia tahu apa yang akan dikatakan suaminya itu.Kini Dani mendekatkan tubuhnya pada Reni, dan mengguncang-guncang bahu istrinya agar terbangun."Yank ....""Eugh ...." Reni menggeliat, dia membalik tubuhnya dan menatap wajah suaminya yang penuh dengan amarah.Reni terduduk dan berusaha bersikap biasa, "Kenapa, Mas?" Wanita itu mengernyitkan dahinya, seolah penasaran dengan apa yang akan dikatakan suaminya. Padahal dia sudah menduganya.

    Last Updated : 2021-03-31
  • Madu Untuk Istriku   Dani Menjauh

    Perasaan Dani begitu bahagia pagi ini. Mengetahui bahwa Reni hamil adalah hal paling membahagiakan untuknya. Setelah 7 tahun menanti, akhirnya hari ini datang juga. Hari di mana ada kehidupan di rahim Reni.Sikapnya juga sudah kembali manis pada istrinya itu, seakan kemarahan semalam tidak pernah ada. Reni cukup melambung dengan kehangatan Dani.'Tapi, bagaimana dengan Tari? Apakah harus kulanjutkan hubungan ini atau tidak?' Dani merasa dilema dengan kehidupannya. Jika dia tahu Reni sedang hamil, tak mungkin dia meniduri Tari. "Argh ...! Entahlah. Jalanin saja."Dani men-starter motornya dan melajukan ke jalanan. Pikirannya semrawut antara Reni dan Tari. Tak mungkin dia meninggalkan Reni yang sedang mengandung anaknya. "Mungkin aku harus mengakhiri semuanya dengan Tari. Aku tak mau Reni

    Last Updated : 2021-03-31
  • Madu Untuk Istriku   Suara Hati Tari

    *PoV Tari*Seneng rasanya pagi ini bakal ketemu Mas Dani. Entah kenapa perasaan cinta ini tak bisa hilang begitu saja. Mas Dani adalah cinta pertamaku dulu. Mungkin Mas Dani tak mengingatku, dia ada di kelas 3 sedang aku masih kelas 1.Seperti gadis remaja lainnya yang mengidolakan kakak kelasnya, akupun begitu. Dia memang bukan yang paling populer di angkatannya, tapi dialah yang menjadi idolaku saat itu.Rasanya seperti takdir, saat tahu dia menjadi rekan kerjaku di tempat kerjaku yang baru ini. Mungkin ini yang namanya jodoh. Setelah lama tidak bertemu, akhirnya dipertemukan lagi.Apalagi statusku sekarang yang sudah menjanda, akan mudah untuk bersama-sama lagi dengan cinta pertamaku itu.Sayangnya, Mas Dani masih memiliki istri. Huft! Andai dia mau menceraikan istriny

    Last Updated : 2021-04-02
  • Madu Untuk Istriku   Kejutan Lagi Untuk Dani

    [Apa perlu aku datang ke rumahmu, Mas dan bilang tentang kita?] "Tidak! Tari nggak boleh ke sini." Dani begitu gelisah setelah membaca pesan terakhir dari Tari.[Jangan macam-macam kamu, Tar! Sekarang maumu apa?] [Kita ketemu, Mas.][Baik besok kita bisa ketemu. Tapi nggak bisa lama.][Terima kasih sayangku. Emmuach ....]Dani tak membalas pesan terakhir dari Tari. Segera dia menghapus sms-nya dengan Tari tadi. Pria itu kini sangat bingung dengan perasaannya.Dani menghirup napas panjang dan menetralkan wajahnya. Agar Reni tak melihat raut kecemasan di wajahnya. Dia lantas kembali ke kamar dan berbaring tidur di sebelah Reni yang telah terlelap.***

    Last Updated : 2021-04-03

Latest chapter

  • Madu Untuk Istriku   Kelegaan 2

    Reni memasak makanan yang menjadi ciri khas di rumah makannya, rica-rica kelinci. Selama ini memang ibunya yang memasak di sana, sementara Reni kembali ke rumah Dani. Namun, saat Reni kembali, dia memutuskan untuk memasak sendiri, kasihan Yanti katanya. Kondisi Yanti semakin lemah, jadi dia tidak boleh capek-capek.Hidangan sudah siap, dia bersiap menyajikan untuk Bram dan Yudha. Berkali-kali dia menarik napas karena kali ini dia berniat untuk membicarakan hal ini dengan keduanya. Dia harus tegas agar keduanya tak terluka."Makanan sudah siap, silakan dimakan." Reni tersenyum ke arah dua pria yang masih saling menatap dengan tatapan yang tak suka. Sungguh Reni sangat merasa bersalah kepada keduanya. Apa dia yang jahat karena seolah memanfaatkan mereka berdua?Reni meletakkan masing-masing satu porsi di hadapan Bram dan juga Yudha. Setelah itu, dia menarik kursi di antara keduanya."Makan dulu! Ada yang pengen aku omongin." Reni berusaha sesantai mungkin,

  • Madu Untuk Istriku   Kelegaan 1

    Bram tak banyak berharap pada Reni. Dia tahu jika rasa sakit Reni memang bisa membuatnya trauma. Mungkin dia yang terlalu terburu-buru hingga membuat Reni merasa takut."Aku antar ke mana ini, Ren?""Ke warung aja, Bram. Masih ada urusan di sana."Lebih baik tak memberi harapan untuk keduanya. Setidaknya itulah yang ada di pikiran Reni saat ini. Dia harus sangat berhati-hati kini. Karena hidup tak melulu soal cinta. Hubungan pun bukan hanya suami istri. Ada hubungan yang lebih luas dari pada itu."Oke!" Bram pun menerima penolakan Reni kali ini. Tak mudah bagi seorang wanita yang telah diselingkuhi, membuka hatinya untuk lelaki lain. Dan itu terjadi pada Reni. Lama belum hamil, disalahkan oleh orang-orang sekitar.Saat hamil, malah dia diselingkuhi oleh suaminya. Di samping itu, dalam kehamilannya, suaminya itu malah semakin melukai hatinya. Berjuang sendiri hingga hamil besar, tanpa kasih sayang dan juga dukungan suami. Bahkan saat det

  • Madu Untuk Istriku   Perpisahan 2

    "Kamu kalau lagi ngambek cantik, deh.""Gombalanmu udah nggak mempan ke aku.""Aku nggak nggombal, sumpah! Mau nggak jadi istri aku?"Reni tercengang mendengar apa yang dikatakan oleh Bram barusan. Wanita itu melongo, nggak nyangka jika lelaki yang berprofesi sebagai pengacara itu memiliki rasa untuknya. Persoalan dengan Yudha saja sudah membuatnya merasa sangat pusing, kini ditambah dengan Bram.Apa ini artinya, Bram sedang melamarnya dengan tidak romantis? Di dalam mobil, tanpa cincin, tanpa candle light dinner yang romantis. Tapi, bukan itu sebenarnya ini permasalahannya. Reni belum sembuh benar hatinya saat ini. Masih ada trauma yang menghinggapi hatinya."Kenapa kamu, Ren?" Melihat Reni yang malah bengong, membuat Bram penasaran. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh wanita di sebelahnya."Uhm ... Bram." Reni berusaha mencari kata yang tepat untuk menjelaskan bahwa dia belum bisa menerima Bram. Tapi, dia juga bingung karena Bram telah mem

  • Madu Untuk Istriku   Perpisahan 1

    Setelah proses yang panjang, akhirnya Reni dan Dani resmi bercerai. Meski awalnya Dani masih keukeuh ingin mempertahankan pernikahan ini, namun Reni mengantungi banyak bukti.Dengan bantuan dari Bram, akhirnya Reni dapat lolos juga dari jeratan Dani. Hubungan toxic yang hanya menyakiti dirinya sendiri. Hubungan yang sehat tak akan menyakiti."Puas sekarang kamu, Ren. Misahin anak sama ayahnya?" Dani menghampiri Reni di depan pengadilan agama. Reni saat ini tengah bersama dengan Bram. Dani melirik ke arah pengacara itu dengan muka kesal. Dia tak mungkin menyewa pengacara, duit aja nggak punya. Terlebih dia juga tengah memikirkan tuntutan dari keluarga Tari tentang uang yang digunakan untuk operasi. Kerjaan aja nggak pasti, bagaimana dia bisa dapat uang?Reni memutar bola mata malas, menghadapi Dani harus berkali-kali menghela napas panjang. Sepertinya lelaki macam itu akan sulit untuk melihat keburukannya sendiri."Maaf, Mas. Tidak ada kepentingan lagi antar

  • Madu Untuk Istriku   Memulai Lagi 2?

    Reni tersenyum getir menanggapi permintaan Dani. Dia tidak mungkin mengubah keputusannya. Hatinya telah tertutup bagi Dani dan sama sekali dia tidak berpikir untuk membukanya lagi."Memulai lagi, Mas? Jangan buat aku ketawa. Setelah semua yang telah kamu perbuat padaku, kamu ingin kita memulai lagi? Jangan bikin aku ketawa, Mas." Yang ada di hati Reni kini hanya rasa benci dan juga kecewa, mana bisa dia harus memulai semuanya lagi dengan Dani? Itu hal yang sangat menakutkan baginya. Atau lebih seperti sebuah trauma yang amat sangat mencekam.Reni melewati kehamilannya seorang diri. Dani hanya sesekali saja berada di sampingnya. Dan itupun tak menampilkan tanda-tanda jika Dani menyayangi anak yang ada dalam kandungan Reni. Tak pernah sekali pun Dani mengelus perut Reni, mencoba berinteraksi dengan bayi yang dikandung Reni. Dan kini Dani dengan tidak tahu malunya meminta Reni untuk memulai semuanya dari awal?"Ren! Apa kamu nggak mikirin anak kita? Dia masih butuh sosok

  • Madu Untuk Istriku   Memulai Lagi?

    Setelah kepulangan Reni ke rumah orang tuanya, Dani terus saja menghubungi Reni. Dia selalu berbicara ingin memulai lagi semuanya dengan Reni. Tapi, Reni masih keukeuh dnegan keputusannya. Dia sudah enggan bertemu dengan Dani."Ren! Dani datang dengan kedua orang tuanya ingin bicara sama kamu." Yanti masuk ke kamar Reni yang sedang menyusui bayinya. Reni membuang napas panjang kala mendengar nama Dani."Nanti, Buk. Aku masih netekin si Rey." Sebenarnya sudah sangat malas Reni berhadapan dengan keluarga itu. Tetapi, dia masih menghormati kedua orang tua Dani, meski mereka tidak pernah berlaku baik padanya.Yanti hanya menuruti anaknya. Dia tidak enak hati jika mengusir besannya. Walau bagaimanapun, mereka masih orang yang memiliki unggah ungguh."Sebentar, Reni sedang menyusui Rey." Yanti ikut duduk di ruang tamu, menemani tamunya. Dia sendiri sebenarnya geram dengan perilaku Dani dan juga orang tuanya. Jika orang tua yang benar, anaknya selingkuh, mereka akan men

  • Madu Untuk Istriku   Karma 2

    Setelah Wahyu berbicara dengan ibunya, akhirnya Tari diperbolehkan untuk sementara tinggal di situ. Dan Dani diminta untuk datang ke rumah keluarga Tari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.Beberapa hari yang lalu, Tari melahirkan secara sesar. Jika dihitung, itu selang dua hari dari waktu Reni melahirkan. Mungkin bisa dikatakan itu sebagai untung double bagi Dani. Atau mungkin kepusingan berlipat bagi lelaki tak memiliki pekerjaan tetap seperti Dani. Hanya modal rayuan dan juga modal dengkul, lelaki tamak itu ingin memiliki istri lebih dari satu. Minus akhlak maupun harta, tetapi begitu serakah.Lelaki baik tidak akan mengkhianati istrinya, begitu pula wanita baik. Dia tidak akan datang di antara rumah tangga orang lain. Apalagi jika hanya dicurhati oleh lelaki bersuami tentang masalah rumah tangganya. Jika dia belum mengantungi surat cerai, itu tandanya dia masih lelaki beristri.Sekarang mereka berdua sama-sama pusing. Tari dengan statusnya, sedang Dani

  • Madu Untuk Istriku   Karma 1

    Tari menangis sejadi-jadinya. Dia tak menyangka ibunya akan menyalahkannya seperti itu. Dia berpikir jika ibunya akan memeluknya dan memberinya kekuatan. Tapi nyatanya, jauh panggang dari pada api. Bahkan tak ada satu pun yang terlihat membelanya kini. "Bu, aku anakmu kenapa Ibu malah menyalahkanku?" tanya Tari dengan masih terisak. Ibunya membuang muka. Dia merasa kecewa dengan anaknya itu. "Kamu mau tahu kenapa?" Ibu Tari ikut terisak bersama dengan anaknya. Rasanya sakit sekali hatinya kali ini. Kenapa anaknya sendiri sekarang yang merusak rumah tangga orang lain. "Karena ibu pernah berada di posisi wanita itu. Seorang istri yang diselingkuhi suaminya dengan wanita lain." Semua orang yang ada di ruangan itu kaget, kecuali paman Tari dan juga ayahnya. "A-apa?" Tari melihat ke arah ayahnya yang tengah menunduk. Sepertinya ayahnya malu kala aibnya di masa lalu akhirnya terbongkar saat ini di hadapan anak-anaknya. Lutut Tari seketik

  • Madu Untuk Istriku   Katakan Semuanya 2

    Tari menunggu Wahyu dengan perasaan gelisah. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya. Dia takut tapi juga tak bisa melakukan semua itu sendiri. Dia butuh orang lain saat seperti ini.Tari berbenah dengan perasaan hancur. Dia yang awalnya mendambakan masa depan bersama dengan Dani, harus menelan pil pahit karena sikap Dani yang plin plan dan juga sikap keras kepala Reni yang tak mau dimadu.Air mata terus meleleh membasahi pipi. Semakin deras hingga Tari seakan lupa cara untuk berhenti. Dia tak bisa seperti ini. Awalnya sudah salah, sampai kapan pun pasti tetap salah.Saat membuka lemari dan memberesi bajunya, Tari menemukan beberapa baju milik Dani. Dia mendekat sejenak lantas memasukkannya ke kantung yang berbeda."Ini ijazah sama akte Mas Dani enaknya gimana?" Tari ragu, Dani memang sudah berencana kabur dengan Tari setelah Tari lahiran. Tetapi akhirnya Dani kembali plin plan dan memilih untuk kembali pada Reni. Hancur sudah semua harapan

DMCA.com Protection Status