Hidup di desa dengan udara sejuk dan suasana yang tenang mungkin bukan menjadi keinginan banyak orang.Tapi bagi Aura yang sedari kecil bergelimang kemewahan dan tinggal di kota besar—tinggal di desa menjadi harapannya.Maka ketika dia ingin melarikan diri dari Rendra untuk mengobati rasa sakit hatinya, Aura memilih pergi ke sebuah desa di Belanda di mana dulu dia pernah menghabiskan lima hari masa bulan madunya bersama Rendra.Aura kembali ke desa Kinderdjik, menyewa rumah yang sama seperti yang suaminya sewa dulu.Semuanya masih sama, mulai dari bentuk rumah hingga furniture yang ada di dalamnya hanya saja kini dia berdua bersama calon anaknya.Bibir Aura mengulas senyum tipis dengan hati bergetar hebat, melangkah menyusuri jalan setapak untuk sampai di depan pintu utama.kenapa dirinya harus pergi ke tempat di mana banyak kisah indah bersama Rendra terukir?Karena meski bagaimanapun Aura telah merelakan hatinya untuk Rendra dengan sadar sepenuhnya sehingga dia akan selalu me
Entah kemana fokus itu pergi, yang ada hanya Aura di dalam benak Rendra saat ini.Bagaimana keadaan Aura dan calon anaknya?Apakah cukup makan dan tinggal di tempat yang nyaman?Apakah Aura bahagia?Apakah Aura sudah melupakan sakit hati karenanya?Klien menggelengkan kepala kecewa karena Rendra tidak menyimak apa yang disampaikan timnya.Rendra lalu meminta maaf dan akan mengkajinya lebih lanjut setelah ini.Meeting tersebut akhirnya berakhir lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan.Rendra berlari menyusuri lorong setelah keluar dari lift, tujuan utamanya adalah Elgi untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan Aura.Elgi mendongak ketika Rendra dengan nafas tersengal telah berada di depannya.“Barusan saya mendapat info dari pihak Bank katanya Ibu menguras semua isi rekeningnya juga menutup save deposite box miliknya, Pak.” kata Elgi sebelum Rendra bertanya.Rendra terduduk di kursi, Aura pasti sangat membencinya hingga berniat melarikan diri membawa buah cinta me
Nyaris satu minggu Aura pergi dan selama itu juga Rendra tidak bisa tidur dengan benar, asupan gizinya pun bisa dibilang buruk karena lelaki itu hampir tidak makan dalam satu hari.Hanya kopi saja yang memenuhi lambungnya karena membutuhkan cafeein yang banyak untuk membuat dirinya tetap waras.Sampai di rumah, Rendra langsung merebahkan tubuh lelah itu di atas ranjang.Ketika baru saja memejamkan mata, bayangan Aura dengan wajah memerah sambil berderai air mata setelah ia melayangkan tamparan nampak begitu jelas dalam ingatannya.Ribuan penyesalan menghujam hati Rendra layaknya samurai yang menyayat, melukai dan kini tertancap di sana.Seharusnya dia membuat Aura tersenyum bukan membuatnya menangis.Seharusnya dia melindungi bukan menamparnya di depan dua sekertaris dan Alisha.Tidak bisa Rendra bayangkan seberapa besar luka yang istrinya dapatkan.Pasti Aura berpikir kalau dia ingin kembali bersama Alisha, pasti sang istri sangat membencinya saat ini.Ke manapun Rendra perg
Menyendiri ternyata tidaklah buruk, bisa menjernihkan pikiran di tempat yang sunyi jauh dari hiruk pikuk kota.Aura belum memikirkan tentang langkah yang akan diambilnya nanti apabila uangnya telah habis karena biaya hidup di negara ini meskipun di desa, tidaklah murah.Seperti niat awal, Aura akan kembali pulang tapi tidak sekarang.Aura juga harus menyiapkan mental jika saat pulang nanti dia menghadapi kenyataan ternyata suaminya telah menikah dengan Alisha.Bukannya sedih, Aura malah tersenyum mengingat kalau hal itu memang benar terjadi karena suaminya tidak akan bisa tenang selama mami masih hidup.Mami pasti akan meneror dan menggagalkan apapun rencana Rendra dengan Alisha.Aura jadi merindukan mami, walaupun sedikit cuek tapi sebenarnya mami sangat menyayanginya.Dulu ketika menjalani hubungan jarak jauh dengan Rendra, hampir setiap hari mami menghubungi untuk mengabarkan keadaan Rendra meskipun sejujurnya Aura tidak membutuhkannya.Karena saat itu Rendra lagi sayang-sa
Setelah mendengar kata lapar dari sang suami yang pernah menamparnya, Aura langsung pergi ke dapur sambil mengomel.Mengungkapkan semua kekesalan ketika membersihkan bahan, memotong sayuran dan daging hingga setelah tangannya sibuk dengan wajan dan penggorengan pun mulut Aura tidak berhenti mengoceh.Namun saat semua menu itu telah jadi dan dihidangkan di depan Rendra, mulut Aura seketika berhenti bicara.Terakhir Aura menuang air ke dalam gelas untuk sang suami dan untuk dirinya sendiri karena tenggorokannya serak setelah berorasi mengungkapkan kekecewaan selama memasak tadi.Rendra yang sedari tadi duduk di meja makan, tersenyum sambil menopang dagunya menggunakan tangan di atas meja.Semua yang dikatakan Aura tidak berarti apa-apa dibanding rasa bahagianya setelah bertemu sang istri tercinta.Kepergian Aura tanpa pamit nyaris membuatnya gila dan dia berjanji seumur hidupnya, bagaimanapun perangai Aura—tidak akan pernah hilang kontrol sampai membuat cintanya itu pergi lagi.K
“Dan yang kedua, Abang akuin kalau Abang salah besar udah nampar kamu ... fix no debat, Abang salah, Abang khilaf, Ra! Abang enggak tau kalau ternyata Alisha yang duluan mancing kamu, Abang setengah sadar waktu itu ... besoknya Abang denger dari Alisha langsung kalau dia yang mancing kamu duluan, sebagai saudara angkat Abang katanya dia enggak terima Abang sampe sakit ... dia pikir Abang enggak diurus sama kamu, jadi dia sengaja bohong biar kamu cemburu dan berhenti marah sama Abang untuk kejadian di rumah sakit, dia terlalu percaya diri karena merasa udah enggak ada perasaan apa-apa lagi sama Abang,” Rendra menghentikan kalimatnya karena melihat mata Aura memicing dengan kening berkerut dalam.“Masa?” kata Aura sambil melepas genggaman tangan Rendra kemudian melipat tangan di dada.“Kata Ben, Abang enggak setuju kalau Ben nikah sama Alisha,” sambung Aura, matanya menatap Rendra penuh antisipasi.“Kenapa coba enggak setuju? Bukan Abang aja kok yang enggak setuju, mama juga.” “Ken
Plak“Itu untuk tamparan yang diberikan Rendra kepada anak saya!” Mami berseru setelah melayangkan satu tamparan di pipi Alisha membuat Ben berdiri dari duduknya untuk melindungi sang kekasih namun Alisha menahan.Mata Ben membeliak dengan rahang mengetat melihat Alisha memegang pipinya yang sudah berwarna merah.Demi apapun dia tidak sanggup namun sekuat tenaga harus Ben tahan hanya agar masalah yang telah terjadi tidak bertambah besar.“Monica!!” teriak mama Rena menatap nyalang mami, tidak terima anak angkatnya ditampar oleh sahabatnya sendiri.Papa Andra pun hingga menatap tajam Monica sambil mengkerutkan kening.Tidak berbeda dengan Rahma yang tangannya digenggam Kenzi, lelaki itu menggelengkan kepala untuk menahan Rahma agar tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.“Kenapa? Kamu enggak terima? Kamu enggak sadar semua masalah ini biang keroknya tuh dia, dari awal selalu dia ... dia dan dia!!” Mami tidak kalah menyentak.“Miiih, udaaah ...,” Papi berusaha menenangkan agar
Satu bulan sudah Aura kembali ke Indonesia, meskipun tidak ada yang menyalahkannya mengenai kepergian Alisha dari keluarga Gunadhya namun entah kenapa Aura merasa kalau Alisha memutuskan menikah dengan Ben dan mengikuti pria itu keluar Negri adalah karena dirinya.Rendra sendiri sejujurnya merasa kecewa atas keputusan Alisha yang pindah ke Irlandia bersama Ben, dengan titel dokter di depan namanya dan wajah yang cantik, Alisha bisa mendapatkan pria Indonesia yang juga mencintainya.Tapi Rendra hanya saudara angkat Alisha dan tidak mempunyai hak untuk ikut campur mengenai kehidupan gadis itu.Kepergian Alisha bersama Ben membuat Rendra tidak perlu berhubungan dengan lelaki itu lagi.Perusahaan ayah Ben memilih orang lain untuk menggantikan anaknya meneruskan proyek di Indonesia.“Ra, ada Mama ... kamu jalan-jalan sama Mama ya, Abang meeting dulu bentar,” kata Rendra sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu.Sengaja Rendra mengubah ruangan di sebelah ruang kerjanya di kantor
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k