Home / Urban / MY CEO [Hate And Love] / JODOH DARI SEMESTA

Share

JODOH DARI SEMESTA

Author: Catatan Ayra
last update Last Updated: 2024-08-28 17:59:48

“Mama Ayo!” teriak Oliver dari balik bahu kuat Papanya.

Mayleen menghela napas, lalu dia pun mau tak mau membawa William pergi bersamanya. Berkendara beberapa saat, Mereka pun sampai di toko. Ketiganya mulai memilih-milih hadiah. “Yang ini saja!” imbuh William.

“Kakak ipar tidak menyukai waran merah muda!” jawab Mayleen.

“Oh kalau begitu yang ini saja!” Imbuh William lagi.

“Bibi tidak terlalu suka boneka!” Kali ini oliver yang menjawab.

William meletakan lagi bonekanya, berpikir betapa dekat hubungan dari keluarga istrinya itu. Selama ini dia tidak pernah turun tangan membeli hadiah. Biasanya dia akan meminta assitennya untuk memilih dan membeli lalu mengirimkan.

Mayleen melihat wajah William berubah menjadi sedikit muram, dia pun langsung berkata, “Pilihkan pernak-pernik untuk pesta kecilnya saja!” imbuh Mayleen.

William pun mengangguk, lalu dia memisahkan diri dari Oliver dan Mayleen. Dengan semangat dia mengambil pernak-pernik yang menurut dia lucu dan unik. “Ini… Ini juga… ini jug
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
bisual foto ny thor please
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MY CEO [Hate And Love]   TIGA HARI

    Oliver terlihat sudah mulai mengantuk, William pun langsung menggendongnya, “Saatnya kita pulang, tidur di rumah saja!”Mayleen mengambil jaket dan tasnya, memeluk Fang-Fang seraya sekali lagi mengucapkan, “Selamat mengulang hari kelahiran!”Setelah kepergian William dan yang lainnya. Tiba-tiba saja Fang Fang jatuh pingsan. “Sayang!” imbuh Li Jancent langsung menangkap tubuh istrinya itu.“Apa yang terjadi, ada apa dengan Kakak?” tanya Niu Nuan dengan raut wajah panik.Li Jancent memberi tanda kepada pelayan untuk membawa Niu Nuan. Sementara itu, dia pergi ke kamar utama. Dia merebahkan Fang Fang, “Bukankah sudah sehat, kenapa kambuh lagi!”Li jancent mengahangatkan tangan istrinya yang terasa dingin, lalu mencium-cium tangannya. Fang Fang pun membuka matanya. “Maafkan aku…!”“Kau sedang meminta maaf untuk apa?” tanya Li Jancent seraya merapihkan anak rambut yang menempel di pipi Fang Fang.“Maafkan aku karena selalu membuatmu khawatir!” imbuh Fang Fang lagi.“Tidak merepotkan, tidak

    Last Updated : 2024-09-14
  • MY CEO [Hate And Love]   JERAT DI PABRIK TUA

    Mayleen dan Fang Fang menyusuri lorong-lorong pusat perbelanjaan yang ramai, penuh warna, dan hiruk pikuk. Hari itu, mereka berencana membeli perlengkapan bayi untuk Niu Nuan, istri kedua Li Jancent. Hubungan mereka tetap hangat meskipun situasi keluarga yang rumit.“Bagaimana menurutmu, Mayleen? Ini terlalu imut, bukan?” Fang Fang mengangkat baju bayi kecil berwarna pastel, sambil tersenyum.Mayleen tertawa kecil, “Tentu saja, Niu Nuan pasti akan menyukainya. Bayi itu akan terlihat seperti malaikat.”Sementara mereka sibuk memilih-milih barang, ada sekelompok orang yang memperhatikan mereka dari kejauhan. Dengan tampang dingin dan langkah yang terencana, mereka bergerak diam-diam, mengikuti setiap gerakan Mayleen dan Fang Fang. Kelompok ini bukan penculik biasa, mereka sudah mempersiapkan penculikan ini sejak lama, dengan tujuan khusus: Li Jancent.Di saat yang sama, Li Jancent sedang mencari-cari si pengusa tua. . Li Jancent, yang selalu teliti dan hati-hati, tidak menyadari bahwa k

    Last Updated : 2024-10-02
  • MY CEO [Hate And Love]   MISI PENYELAMATAN

    William memutus sambungan ponselnya, lalu meminta asisten He agar membatalkan bala bantuan. "Kuncinya!" pinta William kepada asisten He.Dengan sigap asistennya itu pun langsung mengeluarkan kunci mobil yang dipinta oleh Tuannya itu.William dan Li Jancent bertemu di sebuah lokasi aman di kota untuk menyusun strategi. Keduanya duduk berhadapan, di atas meja terdapat peta kota dan beberapa dokumen terkait kelompok kriminal yang kemungkinan terlibat.“Menurut informan, pabrik tua itu dijaga ketat. Mereka tahu kalau kita akan mencoba sesuatu,” jelas Li Jancent, menunjukkan titik lokasi di peta."Ada beberapa penjaga di pintu depan dan belakang. Jika kita masuk tanpa rencana matang, kita akan langsung ditangkap."William menatap peta dengan serius, menganalisis setiap jalur dan kemungkinan. “Kita perlu membuat gangguan.”“Apa kau bisa menyerang dari sisi lain untuk menarik perhatian mereka. sementara, aku masuk diam-diam dari pintu samping. Nah ini! Ada jalur air di sini,” kata Li Jancent

    Last Updated : 2024-10-02
  • MY CEO [Hate And Love]   SAYANG

    "Apa kalian pikir kalian bisa lolos begitu saja?" Li Jancent mendesis kepada pemimpin kelompok penjahat yang tersisa.Wajah lelaki itu pucat, ketakutan, matanya liar mencari jalan keluar. Namun, Li Jancent sudah terlalu marah untuk memberinya kesempatan. Dengan satu pukulan terakhir, pemimpin itu roboh, napasnya tersengal-sengal di tanah. "Ini hadiah untukmu!" imbuh Li jancent sembari melepaskan satu peluru untuk bersarang di kaki lelaki itu.Setelah memastikan tak ada lagi ancaman, Li Jancent menarik napas panjang. Dia membersihkan darah dari tangannya dan bergegas menuju mobil.Fang Fang... dia harus segera menemui Fang Fang di rumah sakit. Dia pun melajukan mobil seperti orang yang baru saja kerasukan. Berkendara dengan kecepatan seperti petir menyambar tanah, dia pun tiba di rumah sakit.Li Jancent hampir tak bisa menahan kesedihannya saat berlari memasuki Rumah sakit. Mayleen melihat Li jancent berlari dari ujung koridor ruang ICU. "Kakak!" imbuhnya dengan suara sedikit bergetar.

    Last Updated : 2024-10-02
  • MY CEO [Hate And Love]   PERMINTAAN TERAKHIR

    suasana tegang terasa begitu kental di salah satu ruang kamar rawat inap Fang Fang. Dengan raut wajah penuh kecemasan keringat dingin membasahi pelipis Mayleen. meski suhu di ruang tunggu itu terasa dingin. Matanya terus terpaku pada jemari tangan yang tadi dirasa bergerak.Pada saat ini, di taman atas rumah sakit, selesai mandi dia ingin menghirup udara segar barang sebentar saja. Li Jancent sedang duduk di kursi taman,menundukkan kepalanya, mengulang doa yang sama berkali-kali. Fang Fang, istrinya, sudah berjuang selama bertahun-tahun melawan penyakit langka yang menyerangnya.Li Jancent menutup wajahnya dengan kedua tangan, tak mampu menahan tangis yang sedari tadi ia tahan. "Semesta, aku Mohon selamatkan dia!"Setelah puas menghirup udara segar, Li Jancent kembali ke kamar rawat inap. Perasaan lega dan haru bercampur aduk dalam hatinya. Baru saja masuk ke dalam ruang rawat inap istrinya. Mayleen lannsung menarik tangannya."Kak, tadi aku lihat jari tangan Kakak Ipar bergerak!" imb

    Last Updated : 2024-10-02
  • MY CEO [Hate And Love]   PERGI

    Tiba-tiba saja suasana terasa menjadi lebih sunyi. Di ruangan rumah sakit ini suara mesin-mesin penunjang medis yang mengiringi napas Fang Fang yang pelan dan teratur semakin jelas terdengar.Li Jancent masih berada di kursinya, tatapannya kosong menatap lantai yang dingin, pikirannya terus bergulat dengan kenyataan yang baru saja dia terima.Pikirannya tak henti-hentinya memutar ulang kalimat terakhir Fang Fang. Permintaan yang tak terduga, namun penuh cinta dan keikhlasan. Li Jancent merasakan dadanya sesak, seolah ada beban tak tertahankan yang menghimpit setiap napasnya.Fang Fang baru saja membuka mata, setelah operasi panjang yang seharusnya membawa harapan baru. Namun, kini harapan itu seperti memudar begitu saja dengan permintaan yang datang begitu cepat.Terdengar suara lirih Fang Fang lagi, kali ini dia berusaha bagun dari ranjang. Fang Fang mencoba menggerakkan tubuhnya yang masih lemah."Sayang..." panggilnya dengan suara serak.Panggilan Fang-fang membuyarkan lamunannya.

    Last Updated : 2024-10-02
  • MY CEO [Hate And Love]   KORNEA YANG MENGHILANG

    Li Jancent melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tak wajar. Matanya memandang lurus ke depan, tetapi pikirannya melayang jauh, diliputi amarah dan kesedihan yang membuncah. Niu Nuan yang duduk di sampingnya, merasa cemas. Suasana mobil begitu mencekam, tak ada sepatah kata pun yang keluar sejak mereka meninggalkan rumah.“Kita mau ke mana?” tanya Niu Nuan akhirnya, mencoba mengurai ketegangan yang begitu nyata di udara.Li Jancent hanya mengencangkan genggamannya pada setir, rahangnya mengeras. "Kita akan ke rumah sakit," jawabnya singkat, dingin.“Kenapa ke rumah sakit?” Suara Niu Nuan bergetar. Ia merasakan ada yang tidak beres. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan Fang Fang? Tiba-tiba hatinya penuh kekhawatiran yang semakin besar.“Bagaimana dengan Kak Fang Fang? Dia baik-baik saja, kan?”Mendengar nama istrinya disebut, Li Jancent membuang napas kasar, menahan luapan emosi yang memuncak di dadanya. "Fang Fang... dia sudah pergi," katanya tiba-tiba, suaranya serak dan penuh keb

    Last Updated : 2024-10-02
  • MY CEO [Hate And Love]   NIU NUAN JUGA MENGHILANG

    Li Jancent berdiri di lorong rumah sakit, merasakan detak jantungnya semakin cepat. Rasa panik melandanya, membuat pikirannya terus memutar pertanyaan yang sama " Bagaimana bisa kornea Fang Fang hilang?" Segala hal yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir seolah memuncak dalam satu momen ini.Kehilangan Fang Fang sudah cukup menghancurkan hatinya, dan sekarang korneanya yang berharga hilang entah ke mana.Perawat yang tadi berbicara dengannya segera bergegas kembali ke ruang operasi, meninggalkan Li Jancent sendiri di lorong yang sepi. Ia mencoba mengatur napas, tetapi dadanya terasa semakin sesak. Tiba-tiba, langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari ujung koridor.“Li Jancent!” Suara berat William, adik iparnya, memecah keheningan. Dia datang bersama Mayleen, keduanya terlihat khawatir dan bingung.“Apa yang terjadi?” William bertanya, suaranya penuh ketegangan.Li Jancent menatap William dengan mata kosong seraya menjawab. “Kornea Fang Fang… hilang. Bagaimana mungkin?”Willia

    Last Updated : 2024-10-02

Latest chapter

  • MY CEO [Hate And Love]   SEBUAH AKHIR

    Li Jancent berjalan perlahan keluar dari markas geng Bamboo, merasa seolah beban berat yang selama ini menghimpitnya mulai terangkat. Udara malam terasa lebih segar, dan untuk pertama kalinya, dia bisa merasakan harapan untuk masa depan yang berbeda. Namun, di balik rasa lega itu, ada juga kekhawatiran yang terus menghantui pikirannya.Apakah dia benar-benar bisa melepaskan dirinya dari kehidupan kelam yang selama ini ia jalani? Dan lebih dari itu, apakah ia bisa membangun hubungan yang tulus dengan Niu Nuan, wanita yang ia jaga lebih karena janji daripada cinta?Keesokan harinya, suasana di rumah sakit terasa tegang namun penuh harapan. Li Jancent duduk di ruang tunggu, memandang jam di dinding yang seolah bergerak begitu lambat. Operasi transplantasi kornea Niu Nuan sedang berlangsung, dan meski ia berusaha tetap tenang, kegelisahannya tak bisa disembunyikan. Pikirannya melayang ke masa depan, membayangkan saat Niu Nuan membuka matanya dan bisa melihat dunia dengan jelas, bisa melih

  • MY CEO [Hate And Love]   MASIH TERASA CANGGUNG

    Hari Ini Li Jancent berdiri di sudut kamar rumah sakit, memandang Niu Nuan yang duduk di ranjang dengan raut wajah sedikit gugup. Hubungan mereka masih terasa canggung meski ia selalu berusaha memperlakukannya dengan baik. Dia tahu bahwa perasaannya pada Niu Nuan bukanlah cinta, melainkan sebuah bentuk tanggung jawab dan janji yang pernah ia buat pada Fang Fang—wanita yang baru saja wafat, yang dulu adalah bagian penting dalam hidupnya.Li Jancent berdiri dengan tatapan kosong. Ia tersenyum kecil, meski terlihat ada keraguan di matanya. Namun, dia berusaha menenangkan Niu Nuan.” Aku tahu, ini pasti berat untukmu," katanya lembut.Niu Nuan mengangguk pelan, mencoba memberikan senyum yang tulus meskipun sulit. Li jancent pun berkata lagi "Kau tidak perlu sungkan. Aku di sini karena aku ingin memastikan semuanya berjalan dengan baik untukmu."Suasana di antara mereka kembali hening. Niu Nuan tahu bahwa Li Jancent selalu ada di sampingnya, namun ia juga merasakan jarak yang tidak kasat ma

  • MY CEO [Hate And Love]   TERTANGKAP

    Berita tentang tertangkapnya Anton menyebar dengan cepat kepada William dan Li Jancent Meskipun mereka semua merasa lega, ada perasaan yang lebih mendalam di hati mereka akhirnya, setelah semua ketegangan dan ancaman yang mereka hadapi, mereka bisa merasa sedikit amanWilliam menatap Li Jancent, matanya berbinar. “Jadi… kita benar-benar bebas sekarang?” imbuhnya sembari berdiri di balkon rumah sakit. Mereka berbicara santai tapi serius.Li Jancent mengangguk sambil tersenyum kecil. “Ya, dia tidak akan kembali lagi. Anton sudah di tangan orang yang tepat, dan dia tidak akan punya kekuatan untuk melawan balik.” Li menghela napas panjang. Seolah-olah beban yang selama ini menekan dirinya perlahan mulai menghilang.Li jancent yang sedang berdiri di sebelah William juga tampak lega, tetapi ada sedikit kecemasan di wajahnya. "Meskipun Anton sudah tertangkap, apakah kita benar-benar aman? Maksudku, dunia ini selalu penuh dengan bahaya yang tak terduga."William menghela napas, menenangkan d

  • MY CEO [Hate And Love]   HAMIL

    Li Jancent berdiri di koridor rumah sakit, matanya tertuju ke arah ruangan tempat Mayleen berada. Di dalam, William tampak gelisah, berdiri di samping ranjang istrinya yang masih terlihat lemas. Li Jancent tidak pernah melihat adik iparnya begitu panik, begitu cemas. Biasanya William adalah orang yang tenang, selalu penuh perhitungan. Tapi malam ini, semuanya berubah. Tak lama kemudian, william menemui dokter yang baru saja masuk ke ruangan dengan wajah tenang namun penuh arti. "Tuan Gu, kami telah mendapatkan hasil tes Mayleen." William segera menghampiri, wajahnya penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi, Dok? Ada apa dengan istriku?" Dokter itu tersenyum kecil. "Sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nyonya Gu baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan dan... ada kabar baik." William mengerutkan kening, mencoba mencerna kata-kata dokter. "Kabar baik? "Ya," jawab dokter sambil melirik berkas di tangannya. "Selamat, Tuan Gu. Istri Anda hamil." Seketika, seluruh dunia William

  • MY CEO [Hate And Love]   BERBAGI KURSI

    "Apa sekarang kita harus mundur?" tanya Bear, nadanya tegas tapi menyiratkan rasa takut yang mulai menghantui dirinya. William menatap Li Jancent yang masih memandang Anton dan sosok misterius di sebelahnya. Di matanta, ada kebimbangan yang jelas. “Tidak,” jawab Li dengan dingin, tanpa mengalihkan pandangannya. "Kita tidak bisa mundur sekarang. Jika kita biarkan mereka pergi kali ini, tidak ada yang tahu kapan mereka akan menyerang lagi," imbuh Li Jancent lagi "Tapi kita kehabisan waktu!" William membalas, matanya berkeliaran ke arah ledakan yang masih membara di belakang mereka. Setidaknya mereka merasa lega karena Mayleen dan Niu Nuan sudah aman berada dibawah perlindungan asisten He. Sementara itu, perdebatan pun berlanjut kembali. “Jangan bodoh,” potong Bear, mendekatkan diri ke Li jancent. "Ini bunuh diri! Kita bahkan tidak tahu siapa orang itu. Dia bisa saja lebih berbahaya dari Anton," imbuh Bear berapi-api. Li Jancent hanya mengeraskan rahangnya, berusaha menyusun rencan

  • MY CEO [Hate And Love]   SERANGAN BALIK

    “Kita diserang dari dua sisi!” seru William, suaranya terdengar tenang meskipun situasi semakin mencekam.Mayleen menggenggam erat tangan Niu Nuan yang masih pingsan di sebelahnya, sementara Bear dan anggota tim lain bersiap menghadapi serbuan dari musuh yang sudah mulai mendekat.Jendela-jendela van bergetar oleh desingan peluru yang diarahkan ke mobil mereka, untung saja kaca jendela dan bagian mobil lainnya dibuat anti peluru, meski begitu tetap saja menciptakan suasana semakin tak terkendali.“Kita harus keluar dari sini, atau kita akan jadi daging panggang!” teriak Bear sambil mengokang senapan otomatisnya.“Kita tidak bisa melawan mereka di sini,” kata Li Jancent, tatapannya tajam ke arah William. “Apakah ada jalan keluar lain?”William menggertakkan giginya. “Tidak ada yang mudah. Mereka sudah mengepung kita.”Suara desingan itu semakin intens, membuat mereka semua berjongkok dan berlindung. Lalu, dengan cepat dan tak terduga, Li Jancent meraih benda yang sama yang dipakai oleh

  • MY CEO [Hate And Love]   BEAR

    Ketika asap mulai mereda, siluet besar seorang pria muncul dari pintu darurat yang sudah terjatuh ke lantai. Li Jancent menyipitkan mata, mencoba melihat lebih jelas. “Siapa itu?” gumamnya, tangan masih menggenggam erat pistol yang baru saja dia rebut dari salah satu penjaga.Pria itu melangkah keluar dari asap, wajahnya penuh dengan tekad. Itu adalah salah satu orang William, seorang pria yang dikenal dengan panggilan "Bear." Nama itu bukan tanpa alasan—tubuhnya besar dan kekar seperti seekor beruang, dan di tangannya dia membawa sebuah senapan otomatis.“William, kalian semua baik-baik saja?” teriak Bear sambil berlari mendekat.“Bear!” seru William, senyum lega melintas di wajahnya. “Kau datang tepat waktu.”Bear menatap Li Jancent, Mayleen, dan Niu Nuan yang masih tak sadar dalam gendongan. “Kelihatannya kalian butuh sedikit bantuan.”Anton, yang sebelumnya teralihkan, kini menegakkan tubuhnya kembali, senyum dingin muncul di wajahnya. “Jadi, kalian berpikir bantuan kecil ini bisa

  • MY CEO [Hate And Love]   JALAN MENUJU BAWAH TANAH

    Namun, sebelum Anton bisa mengambil langkah lain, suara keras dari arah pintu masuk membuat semua orang menoleh. Sekelompok pria dengan pakaian seragam taktis lengkap menyerbu masuk, bergerak dengan cepat dan terlatih. Dalam hitungan detik, mereka telah melumpuhkan para penjaga Anton dan mengepung pria itu. “Menyerahlah!” teriak salah satu dari mereka, yang ternyata adalah asisten He. Tim ini adalah bantuan yang sudah dipanggil William sebelumnya. Anton menoleh dengan tatapan marah, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dengan perlahan, dia mengangkat tangannya, menatap dingin ke arah Li Jancent dan kawan-kawannya. "Kalian pikir ini sudah berakhir? Ini baru permulaan." “Diam kau!” seru salah satu anggota tim William sambil memaksa Anton berlutut, lalu memborgol tangannya. Sementara itu, William yang tampak lega dengan kedatangan asisten He, mendekat ke Li Jancent. “Orang-orangku sudah di sini,” ujar William sambil menepuk bahu Li Jancent. “Tapi kita belum selesai. Niu Nuan...

  • MY CEO [Hate And Love]   BAYANG-BAYANG YANG MENGINTAI

    Li Jancent merasakan keringat dingin merembes di tengkuknya saat sekelompok preman itu memenuhi ruangan. Jian berdiri tegar di sampingnya, sorot matanya tajam, tetapi Li Jancent tahu pria itu tidak menyangka situasi ini akan berubah secepat itu.Mayleen tampak panik, matanya melirik ke arah William yang sedang menggenggam erat tangannya. Waktu terasa melambat, dan keheningan menyergap ruangan dalam ketegangan. Pria yang memimpin kelompok itu mendekat, senyum lebar masih menghiasi wajahnya, seolah-olah dia sudah mengantisipasi setiap langkah yang diambil Li Jancent dan kawan-kawannya.Pria itu adalah sosok yang belum mereka pernah lihat di balik layar, seorang pengatur yang kini muncul di depan mereka. “Selamat datang,” pria itu berbicara dengan nada licin. “Kalian datang jauh-jauh untuk menyelesaikan misteri ini, bukan?”Li Jancent merasakan darahnya mendidih, tetapi dia berusaha tetap tenang. “Siapa kau? Apa maumu?”tanyanya, meskipun jauh di dalam hati, dia sudah memiliki dugaan yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status