Share

Part 99

Pramudya.

Mata elang yang dibingkai alis legam itu terpaku menatap lurus pada sosok wanita yang berdiri anggun di depan pintu.

Sekujur tubuhnya terasa bergetar saat memandangi senyuman rikuh yang menghiasi bibir merah itu. 

Jantungnya berdentum kencang seakan sedang bertrampolin di dalam dada ketika melihat wajah cantik dengan bola mata hazel yang berkaca-kaca.

Dan wajah berahang tegas itu terlihat memerah kala wanita yang ia rindukan itu melangkah perlahan menghampirinya.

Pandangannya kian mengabur saat wanita itu berdiri tepat di hadapannya. Pertanda ada air hangat yang siap tumpah dari sudut mata.

Kini tak ada lagi rasa kecewa yang menyesakkan dada. Tak ada lagi dendam yang membelenggu diri. Tak ada lagi prasangka buruk yang menyiksa hati nurani. Yang ada hanya kerinduan yang kian bergejolak. Dan penyesalan yang semakin memberontak.

“Maafkan aku ...”

“Maafkan Ibu ...”

Keduany

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status