MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU Selamat membaca 🥰BAB 79 "Maaf, ini ada apa, Pak?" tanya Anton, tangannya yang mencengkram kuat di lengan Siska di lepaskan. Dia tidak mau terlihat kasar pada wanita saat di depan umum. "Mbak Siska ini sudah jual mobil, Mas. Jadi, saya mau minta STNK dan BPKB mobilnya." Anton menoleh tajam ke arah Siska, wajah Siska sudah berubah pias."Tiga hari belakangan saya sudah ke sini bolak-balik, tapi satpam bilang Mbak Siska ke luar negeri. Beruntung sekarang sudah pulang," ujar salah seorang karyawan dealer itu. "Benar kamu jual mobil, Sis? Mobil yang mana? Yang pakai plat nomor ini 'kan?" cecar Anton sembari memperlihatkan layar handphonenya ke arah Siska. Wajah perempuan itu semakin pucat pasi. Dia gugup, tapi berusaha tetap tenang agar Anton tak semakin curiga. "Aku tadi bilang kalau mobil itu sudah kujual lama kan, Ton? Kamu jangan main fitnah dong!" Siska pura-pura emosi. Dalam hati ketar-ketir takut kedoknya te
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 80"Makan yang banyak ya, Sayang. Biar cepat sembuh dan kita akan segera pulang dari sini."Anton begitu sabar menyuapi Amira. Sepasang suami istri itu tampak begitu mesra. Mereka bercanda, sesekali saling tatap dan cium. Anton sangat bersyukur akhirnya Amira terlepas dari masa kritisnya dan sekarang jauh lebih baik. Tak masalah jika kakinya belum bisa pulih seperti sedia kala, yang penting dia sudah sehat dan bisa tersenyum seperti sebelumnya. "Mas, kakiku kenapa ya? Seperti kram bahkan kadang kaya mati rasa. Apa dokter bilang sesuatu sama kamu?" tanya Amira setelah selesai makan. Anton mengusap bibir istrinya dengan tissu lalu merapikan sarapannya yang habis tak bersisa. "Bilang apa sih, Sayang? Namanya habis kecelakaan ya begitu. Wajar kalau terasa sakit dan sesekali seperti kram atau kesemutan." Anton belum mengatakan yang sejujurnya jika Amira lumpuh sementara. Dia takut membuat Amira shock dan frustasi. Anton tak ingin istrinya
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 81"Assalamualaikum. Amira." Winda baru turun dari dalam mobil. Matanya berkaca-kaca saat melihat Amira duduk di kursi roda sambil menikmati udara di luar rumah."Maaf, aku baru pulang dari kampung mertuaku dan baru bisa melihatmu sekarang." Winda membungkuk saat sudah berdiri di hadapan Amira lalu memeluk Amira erat."Aku sangat terkejut saat tahu kamu kecelakaan dengan Zoni." Winda mengurai pelukan sambil menatap wajah Amira lekat."Kamu siapa?" tanya Amira, wajahnya terlihat bingung melihat Winda."Astaghfirullahhal'adzim. A-amira." Winda beristighfar seraya menutup mulutnya."Apa kecelakaan itu benar-benar membuatmu amnesia? Kamu nggak ingat aku? Aku ...."Belum selesai bicara, Amira tertawa melihat ekspresi Winda yang begitu kaget. Winda tak menyangka jika Amira tak mengenalnya. "Ha-ha-ha!" Amira tertawa lepas membuat Winda semakin bingung."A-amira." Winda tergagap sambil melempar pandangan ke arah Anton yang baru keluar lagi dari
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU BAB 82 "1 milyar? Hah! Kamu sudah gila, Tiara. Tidak mungkin aku harus memberikanmu uang sebanyak itu. Jangan sampai dikasih hati, minta jantungku juga. Kamu jangan ngelunjak, Tiara." Bu Raheni mendesah panjang tak percaya dengan permintaan Bu Tiara yang seolah-olah ingin memerasnya. "Uang segitu nggak ada artinya buatmu, Mbak," sahut Bu Tiara lagi. Dia tetap menginginkan nominal yang sama. "Sampai kapanpun aku nggak akan memberimu uang sebanyak itu, Tiara. Namanya bantu sewajarnya saja. Kenapa kamu justru memerasku!" sentak Bu Raheni geram. Bu Tiara memang seolah mengambil kesempatan dalam kesempitan. "Mbak pikir modal untuk butik cukup dengan seratus juta?" "Kenapa nggak? Kamu mau jualan baju, bukan berlian. Kenapa nggak seadanya modal dulu? Kalau kamu memang nggak ada dana, semua harus realistis. Aku hanya ingin membantumu, bukan berarti memenuhi semua keinginanmu," tukas Bu Raheni lagi. "Butikku bukan sembarangan, Mbak. Pakaiannya
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 83"Nyonya ...." Dua asisten rumah tangga Bu Tiara shock melihat darah mulai mengalir dari tubuh Bu Raheni. Wanita berusia lebih dari setengah abad itu pun pingsan seketika. "Jangan bilang siapa pun soal ini, Bi! Kalau sampai bocor, tanggungjawab kalian berdua! Saya nggak akan tinggal diam!" ancam Bu Tiara sembari menunjuk dua asistennya. "Iy-- iya, Nyonya. Kami nggak akan bicara sama siapa pun soal ini." Kedua asisten itu begitu ketakutan. Mereka menunduk dan tak berani menatap sorot mata tajam majikannya. "Bantu saya angkat ke mobil!" perintah Bu Tiara lagi. Dua wanita itu pun buru-buru membantu Bu Tiara membawa Bu Raheni ke mobil. Setelah itu mengambil tas dan handphone Bu Tiara di kamarnya. "Kamu di rumah, Bi. Bereskan rumah yang kaya kapal pecah itu, sementara kamu ikut saya ke rumah sakit. Kamu harus membantu saya saat Anton dan Mas Sugi bertanya tentang kejadian tadi. Mengerti?!" "Me-- mengerti, Nyonya. Kami mengerti." Kedua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU BAB 84[Sayang, aku pulang agak telat ya? Kamu jangan khawatir. Ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan. Nanti kalau sudah beres, aku akan segera pulang. Hati-hati di rumah. Jangan pergi-pergi dulu, bahaya] Anton mengirimkan pesan untuk istrinya lalu kembali melirik Bu Tiara yang mengembalikan handphone dan tas mamanya. "Ini tas sama handphone Mbak Raheni, Mas. Cek saja, barang kali isinya ada yang tercecer nanti biar bibi cari di rumah." Bu Tiara menyerahkan benda itu pada Pak Sugi. "Terima kasih, Ra. Soal isinya apa aku kurang tahu. Semoga saja nggak ada yang tercecer." Bu Tiara manggut-manggut lalu kembali menoleh pada Anton yang menatapnya tajam. Ditatap Anton seperti itu, Bu Tiara buru-buru sedikit menggeser tubuhnya dari Pak Sugi. Sepertinya dia memang sengaja duduk lebih dekat dengan kakak iparnya itu. Ada banyak rencana jahat yang disusunnya. Perempuan licik itu tak pernah puas dengan apa yang dia miliki. Sejak dulu dia mem
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 85"Di sini ada cctv, Bi. Pasti kejadian jatuhnya mama kemarin terekam di cctv. Saya mau lihat rekamannya, Bi." Anton mengamati ruang tengah dan dapur di lantai bawah rumah tantenya. "Maaf, Den. Bibi nggak tahu menahu soal cctv, apalagi lihat rekamannya. Mana bibi ngerti." Asisten menyahut saat Anton memintanya untuk memperlihatkan cctvnya."Masa nggak tahu letak cctvnya, Bi?" tanya Anton ragu karena kamera itu jelas terpasang di sudut atas ruang tengah, dapur, teras dan beberapa tempat lain. "Benar, Den. Bibi benar-benar tidak tahu soal itu. Sebentar, biar Bibi telpon Nyonya Tiara dulu kalau memang Den Anton mau cek cctvnya." Anton mengangguk lalu asisten Bu Tiara mulai mengeluarkan ponselnya dan menelpon Bu Tiara.Anton dan Zoni memperhatikan dengan serius gerak-gerik asisten rumah tangga itu. Mereka nggak mau kecolongan. "Ada apa, Bi? Apa semuanya aman?" tanya Bu Tiara yang kini duduk di cafe menikmati kopinya. "Den Anton minta re
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 86"Mas, makan dulu. Sudah dua hari ini kamu tidak makan, kalau sakit, siapa yang akan jagain Mbak Raheni?" Bu Tiara berkata penuh perhatian. Sejak Bu Raheni dirawat di rumah sakit dua hari yang lalu, Bu Tiara mulai melancarkan aksinya. Dia ingin mendekati Pak Sugi agar bisa leluasa keluar masuk rumahnya, terutama kamar kakaknya. "Makan dulu, Mas. Apa mau saya suapin?" tanya Bu Tiara lagi. Pak Sugi melihat sekilas ke arahnya yang tengah menata makanan ke atas meja. "Kamu tak perlu repot-repot. Aku sudah makan sejam yang lalu. Anton sudah membawa makanannya dari rumah. Satu lagi, jangan melewati batas." Bu Tiara berhenti dari aktivitasnya sejenak saat mendengar kalimat yang tak enak di telinganya. "Selama ini aku baik sama kamu karena Raheni. Kalau nggak, mungkin aku muak sama kamu, Tiara. Seharusnya kamu introspeksi dan sadar diri. Jangan ngelunjak," sambung Pak Sugi lagi. "Kamu kok ngomongnya begitu sih, Mas." "Memangnya harus gim
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij