MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 65Malam semakin larut, tapi Tiara, mamanya Tasya belum bisa memejamkan matanya. Pikirannya kacau. Dia benar-benar geram melihat Raheni yang tak mau membela Tasya bahkan lebih membela menantu pelac*rnya itu. Tiara berpikir keras bagaimana caranya membalas semua sikap Raheni pada anaknya. Namun, saat ini dia fokus pada kebebasan Tasya lebih dulu. Dia tak bisa tidur nyenyak dan makan enak jika anak kesayangannya itu masih mendekam di balik jeruji besi. Tiara yakin saat ini anaknya sangat menderita. Tak hanya batin, tapi juga fisiknya. "Tasya pasti nggak bisa tidur. Mana mungkin dia nyaman tinggal di tempat seperti itu. Maafkan mama, Sayang. Mama janji akan melepaskanmu secepatnya." ucap Tiara lirih. Kedua matanya berkaca-kaca. Tiara ikut nelangsa tiap kali mengingat bagaimana penderitaan anaknya di penjara. "Besok mama akan bawakan makanan kesukaan kamu. Kamu pasti rindu makanan seperti itu 'kan?" Lagi-lagi Tiara mengusap kedua matany
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 66 Dari kejauhan saat pulang dari mengajar, Zoni melihat mobil berhenti di pinggir jalan. Dia memelankan kecepatan motornya dan berhenti tak jauh dari mobil itu.'Duh, kenapa nih, mobil?' gumam Lilis sambil turun dari mobil. Matanya langsung tertuju pada ban mobil belakang yang kempes."Aih! Kenapa kempes sekarang sih? Mana jauh lagi penginapannya!" gerutunya sambil menendang ban mobil itu dengan kesal."Ada apa, Mbak?" Lilis menoleh ke arah Zoni, yang turun dari atas motor dan menuju ke arah mobil Lilis."Bannya kempes, Mas!" jawab Lilis dengan nada kesal."Ini mobilnya ada ban serap tidak? Kalau ada, Insyaallah, saya bisa bantu," ucap Zoni dengan sopan membuat Lilis menjadi terkesima melihatnya."Sepertinya tidak punya, Mas. Ini mobil rental soalnya," jawab Lilis jujur.Sekilas suara gluduk terdengar membuat Lilis menjadi resah sebab langit sudah mulai gelap dan akan segera turun hujan."Rumah Mbak di mana?" tanya Zoni."Jauh, Mas. Sa
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 67 "Sayang, itu Tasya ya, 'kan?" tanya Anton."Iya, Mas. Itu adik sepupu sama mantan kamu!" jawab Amira dengan memanyunkan bibirnya sedikit ke depan.Anton mengernyit lalu melihat ke arah Tasya dan Siska yang sudah sampai di samping taksi yang sedang parkir."Eh, tapi kok, Tasya bisa sampai Bandung? Dia 'kan tahanan kota. Nggak boleh ke sana ke sini seenak jidatnya. Ini nggak bisa dibiarkan. Aku harus lapor polisi. Kalau Tasya seenaknya sendiri begini, bagaimana dia bisa jera?" Anton mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana lalu mencari nomor temannya yang mengurus masalah Tasya. "Jangan dulu, Mas. Sini, aku videokan dulu. Biar jadi bukti," kata Amira.Amira meraih ponsel Anton lalu memulai memvideokan Tasya dan Siska yang masih berada di depan Bandung Indah Plaza Mall. Amira sengaja menyorot Tasya lebih lama agar wajahnya terlihat jelas. Dengan begitu dia nggak akan bisa mengelak lagi. Setelah mereka berdua masuk ke dalam taksi,
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 68Bu Tiara dan Tasya mendekati tempat duduk Amira. Mereka menatap Amira tajam seolah ingin menerkam. Tak suka dengan tatapan sepupu dan tantenya, Anton beranjak dari kursi lalu menghadang Tasya yang hendak menarik tangan Amira."Kalian kenapa? Shock atau iri melihat Amiraku secantik ini?" Anton tersenyum menatap Tasya dan mamanya bergantian. "Tante seharusnya paham kalau Amira memang cantik dari sananya. Jadi, dipoles sedikit saja pasti memukau," puji Anton lagi. "Jangan belagu! Kecantikan wajah tak berarti kalau hatinya busuk, masa lalunya buruk!" sahut Tasya geram. Dia benci mendengar pujian Anton yang bertubi-tubi pada istrinya. "Hatinya busuk? Bukannya itu kamu, Tasya? Kamu yang selalu iri melihat Amiraku bahagia. Lagipula, aku menerima masa lalu Amira. Seburuk apapun itu. Kenapa kamu yang emosi? Bagiku, yang penting masa kini dan masa depan. Masa lalu biarlah jadi kenangan dan cara untuk memperbaiki diri." balas Anton."Ck!" Tas
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 69Ponsel Lilis berdering diatas meja rias. Dia langsung bangkit dari zona nyamannya diatas ranjang.Nomor Zoni tertera di layar ponselnya membuat Lilis tersenyum senang."Halo, assalamualaikum." Lilis menjawab dengan senyum tersemat indah di bibirnya."Waalaikumsalam, Lilis. Lagi sibuk nggak?" tanya Zoni."Kebetulan lagi rebahan di tempat yang paling nyaman.""Baiklah, kalau gitu, kamu bisa keluar sekarang? Aku lihat iklan rumah dijual barang kali kamu berminat. Sepertinya sesuai yang kamu inginkan.""Oh, sudah dapat rumahnya?" tanya Lilis senang."Iya, makanya aku nelpon. Kita lihat rumah itu sama-sama. Kalau cocok, kamu bisa langsung tempati." "Oke, oke. Aku tunggu di depan gapura ya. Kamu susul aku di sana.""Sip!"_______"Gimana? Suka tidak rumahnya?" tanya Zoni ketika melihat Lilis sudah melihat rumah baru itu."Aku suka, cocok, tempatnya nyaman. Tetangga juga dekat. Aku mau ini. Nanti kalau harganya cocok, aku mau langsung beli
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 70"Ada apa ya, Mbak?" tanya Alda sembari membuka kaca mobilnya. Pak Arwan bersembunyi di balik jok mobil saat wajah Lilis dan Amira muncul di depan kaca jendela. "Mbak keluar dulu deh. Kami mau bicara. Sekalian ajak bapaknya keluar," ujar Lilis masih terdengar tenang dan sopan. "Mbak kenal sama saya? Atau bapak saya?" Alda cukup kaget saat mendengar permintaan perempuan yang asing baginya. Seketika Alda menoleh ke belakang. "Kami kenal dengan Pak Arwan," sahut Lilis lalu menoleh pada laki-laki tua di belakang Alda. "Bapak! Bapak kenapa?" tanya Alda. Dia heran melihat bapaknya yang bersembunyi di jok belakang mobil, padahal sebelumnya dia duduk di kursi depan bersebelahan dengan Alda. "Alda, itu Amira." Alda langsung membulatkan kedua mata ketika bapaknya menyebut nama Amira.Sekarang Alda dan Amira saling berpandangan. Amira mencoba mengulas sebuah senyum namun Alda tak membalasnya."Jadi, ini Amira mantan istrinya Aldi?" "Iya. Ka
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 71"Kenapa kalian pada bengong! Angkat Bapakku ke mobil!" perintah Alda pada dua pengawal yang hanya berdiri sambil menyaksikan Pak Arwan terkapar bersimbah darah. Sesekali Pak Arwan merintih sakit."Tolong angkat bapaknya, biar cepat dibawa ke rumah sakit dan ditangani." Amira berbicara kepada dua pengawal itu, dan langsung dituruti."Bapak tenang dulu ya. Kita akan ke rumah sakit sekarang juga, Pak," ucap Alda.Tak hanya mengangkat tubuh Pak Arwan ke mobil, dua pengawal itu pun juga ikut ke rumah sakit karena Alda tidak bisa menyetir, sebab harus memangku kepala bapaknya."Ayo," ajak Lilis."Ke mana?" tanya Amira."Ke rumah sakit." "Ngapain?""Kita harus melihat Pak tua mesum itu, kalau dia baik-baik saja, kita penjarakan dia. Kalau cideranya parah, kita bisa pikirkan nanti untuk langkah selanjutnya.""Tapi kayanya parah, Lis. Lihat saja itu darah berceceran di mana-mana." "Kita ke rumah sakit dulu, Amira. Namanya kecelakaan, darah j
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 72"Mama, kapan aku keluar dari sini, Ma. Mama bantuin aku dong, badanku sakit-sakitan berada di sini. Mama tega lihat aku begini?" rengek Tasya saat Bu Tiara datang menjenguknya.Tasya benar-benar di penjara dan sudah seminggu dia di sana. Setiap kali mamanya menjenguk, dia pun terus merengek minta segera dibebaskan. Tasya nggak betah tinggal di penjara yang pasti nggak sebersih dan senyaman rumahnya. "Sabar, Sayang. Mama juga lagi usaha kok, kamu tenang, ya?" Bu Tiara membujuk dan mencium pucuk kepala Tasya. "Gimana bisa tenang kalau sampai sekarang Mama belum bisa keluarin aku dari sini. Tolonglah, Ma. Cari cara lain supaya aku cepat keluar dari tempat busuk ini," rengek Tasya manja."Iya, iya, Mama janji akan membebaskanmu dari sini. Sekarang Mama mau pulang dulu. Kamu baik-baik di sini, ya? Percaya sama Mama. Mama akan cari cara supaya kamu lekas bebas." Bu Tiara mengusap-usap pipi lembut anak perempuannya."Janji, ya, Ma?""Iya,
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij