MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 104 "Cepat bawa ke rumah sakit. Takut terjadi apa-apa kalau lama mendapatkan perawatan." Tetangga Bu Tiara berseru.Seorang tetangga laki-laki yang ada di sana ikut membantu Anton untuk mengangkat Bu Tiara dan membawanya ke mobil, sementara Satpam dan anak buah Anton mengawal Tyson yang sudah lemas itu ke kantor polisi. "Kalian urus dia ke kantor polisi, saya bawa Tante Tiara ke rumah sakit. Kalau ada sesuatu, lekas hubungi saya. Paham?" Pengawal Anton dan satpam itu mengangguk. Mereka membawa Tyson ke mobil Pak Sugi lalu mengantarnya ke kantor polisi. "Ke rumah sakit mana, Bos?" tanya salah seorang pengawal Anton yang kini menjadi supirnya. "Sama seperti mama saja. Biar saya mudah untuk menjenguk keduanya," balas Anton setelah duduk di samping supir. "Siap, Bos." Laki-laki yang memegang kemudi itu pun mulai melajukan mobil Anton perlahan. Di jok belakang, Bu Tiara tak bergerak sama sekali. Dia memejamkan kedua matanya. Meski kebe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 105 "Tasya, kamu bisa keluar sebentar. Ada yang menjenguk," ujar seorang penjaga pada Tasya yang masih duduk bersandar di tembok sembari melipat kedua lututnya. Beberapa hari belakangan, Tasya memang sangat sedih karena mamanya tak pernah datang menjenguk. Sejak pertemuan terakhirnya dengan sang mama waktu itu, Tasya sudah memiliki firasat tak mengenakkan.Pasalnya, mamanya bilang akan jarang menjenguk dan membiarkannya menanggung hukuman atas semua yang pernah dia lakukan. "Siapa yang jenguk, Mbak? Apa mama saya?" tanya Tasya dengan suara bergetar. Ada rasa kesal, benci dan rindu yang menggelayut dalam hatinya. "Lihat saja sendiri," ucap penjaga itu sembari membuka pintu sel. Tasya melangkah perlahan menuju ruang tunggu. Dia mengira mamanya yang menjenguk karena selama ini memang hanya dia yang sering datang. Namun, langkahnya terhenti seketika saat melihat Anton sudah duduk di kursi menunggu kedatangannya. "M-mas Anton?" Tasya t
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 106 Dua bulan sudah berlalu. Bu Raheni mengadakan acara kecil-kecilan untuk mensyukuri kesembuhan dan pertambahan usianya yang ke 51 tahun. Acara itu dihadiri oleh para tetangga, kerabat dan teman bisnisnya. "Sudah banyak yang datang, Ma?" tanya Amira yang keluar dari kamar dengan gamis berwarna abu tuanya. Gamis yang senada dengan hijabnya saat ini. "Beberapa tetangga sudah datang, Amira. Ayo ikut mama ke depan menyambut mereka." Amira mengangguk lalu mengikuti mamanya ke teras rumah. Sebagai pemilik acara, sudah semestinya mereka menyambut tamu yang datang dan mempersilakannya masuk ke rumah. "Lisa, ayo masuk. Ajak suamimu sekalian." Bu Raheni menyambut dengan ramah saat saudara dan keponakannya datang. "Acaranya belum selesai 'kan, Tante? Aku tidak telat 'kan?" tanya Lisa sembari melongok ke dalam rumah yang sudah banyak tamu. Dia merasa terlambat datang ke acara syukuran yang diadakan Bu Raheni itu. "Nggak telat kok, Lisa. Aca
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 107[Amira, bila kamu tidak sibuk. Besok sore kamu dan keluargamu datang ke rumah aku ya. Aku mau mengadakan syukuran kecil-kecilan rumah baruku di Jakarta. Aku sudah proses cerai dengan Mas Romi dan akan menetap selamanya di Jakarta untuk merawat bapak. Aku tunggu kedatanganmu.]Amira membaca pesan itu agar Anton ikut mendengarkan. Sepasang suami istri itu saling tatap lalu sama-sama menghela napas panjang."Syukurlah kalau memang Alda mau bercerai dengan suaminya itu. Aku yang bukan perempuan saja ikut merasakan sakit hati, karena suaminya menikah lagi dengan alasan ingin punya anak. Suami seperti itu memang nggak pantas dipertahankan. Lagipula, Alda masih muda, masih bisa menghidupi diri sendiri. Jadi, memang lebih baik berpisah daripada terus makan hati." Anton ikut berkomentar setelah mendengar isi pesan Alda yang dibacakan Amira. "Iya, Mas. Aku yakin Mbak Alda bisa mendapatkan pendamping hidup yang terbaik nantinya," balas Amira l
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 108"Kamu mau ke mana lagi, Bil? Kamu baru saja pulang, masa mau pergi lagi? Emang tidak puas dua hari kamu kelayapan nggak pulang?" tanya Putri pada sahabatnya Nabila."Aku mau jalan-jalan. Pacarku mau membelikanku hadiah. Jadi, aku harus keluar sekarang." Nabila menjawab sambil memutarkan badannya di depan cermin.Nabila bahagia setelah putus dari Tyson karena sekarang dia berhasil menggaet pengusaha fashion yang tampan dan tentu lebih berduit. "Pacar yang mana? Tyson?" tanya Putri lagi."Bukan, kalau itu sudah lama putus. Pria ini lebih kaya tujuh turunan. Dia pemilik pabrik garmen yang terkenal di Jakarta timur. Pokoknya dia pengusaha kaya raya. Kalau aku sebut pabriknya, mungkin kamu akan tahu dan kenal." Nabila tersenyum bangga. Dia merasa lebih berprestasi dalam meluluhkan hati lelaki kaya dibandingkan Putri sahabatnya. "Terkenal? Siapa sih, Bil? Aku jadi penasaran. Apa dia juga sudah punya istri sama seperti kekasihmu sebelumnya
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 109"Ayo kita pergi." Anak pengusaha itu menarik tangan temannya untuk pergi dan meninggalkan Nabila di mall."Wanita ini pingsan. Dia harus cepat dibawa ke rumah sakit. Kening dan kakinya juga terluka." Seorang perempuan memeriksa tubuh Nabila. Kerumunan di sana pun semakin melebar. "Biar saya yang antar, Pak, Bu. Kasihan kalau kelamaan di sini." Seorang laki-laki berucap pelan."Masnya sendirian?" tanya ibu itu."Nggak kok. Saya sama adik perempuan saya. Itu dia," tunjuk laki-laki itu sembari melambaikan tangan ke arah adiknya. "Kalau begitu biar saya bawa ke mobil." Beberapa orang di sana pun mengantar laki-laki itu ke mobil sembari menggendong Nabila. "Jagain dia di belakang, Dek," ucap laki-laki itu pada adiknya yang duduk di kursi belakang. "Iya, Kak. Aku jagain biar nggak jatuh." Sang kakak pun mengangguk lalu mulai melajukan mobilnya perlahan menjauhi mall. Jalanan di ibukota kali ini tak terlalu macet. Mobil laki-laki itu m
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan
MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij