"Iya apa Kamu mengenalnya Adelio?" tanya Mira.
"Tidak terlalu kenal tapi pernah beberapa kali bertemu!" jawab Adelio.
"Kau tahu rumahnya?" tanya Mira lagi.
"Nanti Aku tanya Papa dulu!" jawab Adelio kemudian mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Papanya.
"Halo.. ada apa Kami sudah meninggalkan wanita itu!" ucap Papanya di seberang sana dengan suara tegas.
"Aku ingin menanyakan alamat rumah Om Abian Lii pa!" ucap Adelio tanpa basa basi.
Disebrang sana Papanya sedang berfikir untuk apa anaknya menanyakan alamat Abian Lii.
"Nanti Papa kirim!" jawab Abraham Kim kemudian mematikan sambungan telefon.
Tidak lama kemudian satu alamat di kirim papanya rumah ini berada di daerah puncak Adelio tahu alamat ini.
"Ada kepentingan apa Kamu sama tuan Abian Lii Mir?" tanya Adelio yang masih penasaran dengan Mira.
Mira tidak mungkin mengatakan kalo Dia sebenarnya ingin memastikan apakah Mira be
"Kamu akan bekerja di rumah tuan Abian Lii Mira?" tanya Adelio ketika mereka sudah sampai rumah.Mira langsung mendudukkan dirinya disofa yang berada di ruang tamu."Iya Biar Aku bisa mengganti semua uang yang sudah kamu keluarkan untukku!" jawab Mira dengan semangatSebenarnya bukan itu alasan utama Mira bekerja disana."Itu tidak perlu Aku tidak meminta kamu menggantinya Mira!" ucap Adelio Dia seperti tidak rela jika Mira pergi secepat ini dari sampingnya.Kemudian Adelio juga mendudukkan dirinya disamping Mira."Kamu memang tidak meminta tapi ini kemauanku sendiri jadi biarkan Aku bekerja yaa meskipun Aku tidak bisa mengganti semua uangmu, kita bisa tetap berteman kan?" tanya Mira memastikan.Dirinya juga sangat berat meninggalkan Adelio tapi dirinya tidak memiliki hak atas Adelio Dia sebentar lagi akan menikah jadi mulai sekarang Mira harus menjaga jarak dengan Adelio."Ke
Mira terbangun seperti biasa jam lima pagi karena Mira yang tidak mengetahui ada Adelio yang tertidur di lantai Mira tersandung kaki milik Adelio dan sudah dapat dibayangkan kepala Mira pasti akan terbentur lemari karena di depannya ada lemari yang cukup besar Mira sudah menutup matanya tapi tiba-tiba tangan kekar menarik tubuh Mira akhirnya Mira terjatuh di atas tubuh Adelio."Auuhhh!" rintih Adelio.Adelio langsung menggulingkan tubuh Mira kesampingnya dan mereka saling bertatapan tangan Adelio terulur kearah pipi Mira dan membenarkan anak rambut yang berantakan dipipi Mira.Hal itu membuat darah Mira berdesir begitu juga dengan Adelio kejantanannya mulai bereaksi wajah Adelio mendekat kewajah Mira dan hidung Adelio sudah berada tepat dipipi Mira."Aku menginginkanmu!" bisik Adelio ditelinga Mira kemudian kepalanya dia tengelamkan ke leher jenjang milik Mira.Tapi Aku akan sabar menunggu sampai kamu siap menerima tubuhku dengan
"Apa kita harus melakukan ini semua lebih dulu kenapa tidak langsung saja!" Adelio sedang mencoba bernegosiasi dengan Mira tapi Mira tetap kukuh dengan apa yang dia rencanakan agar malam ini penuh dengan kenangan ya tulisan itu terdapat beberapa kegiatan malam ini dari makan malam hingga minum anggur dan masih banyak lagi."Bukan kah melakukan semua itu juga butuh tenaga mari kita makan terlebih dahulu!" jawab Mira kemudian menarik tangannya yang masih dipengang Adelio.Dengan cepat Adelio menghabiskan makanannya Dia ingin cepat selesai agar dapat menikmati tubuh Mira yang malam ini terlihat begitu menggoda.Tapi berbanding terbalik dengan Mira dia makan dengan sangat pelan bukan tanpa sebab dia melakukannya Mira ingin malam ini tidak cepat berlalu."Selesai!" ucap Mira kemudian memajukan piring bekas makannya."Apa kita bisa melakukanya sekarang?" tanya Adelio lagi dirinya sungguh tidak kuat lebih lama lagi untuk menekan hasratny
"Tuan, Nyonya!" ucap Mira ketika sudah sampai diruang tamu."Duduklah dan kalian semua tolong tinggalkan kami bertiga!" perintah Tuan Abian.Awalnya semua yang berada disana saling berpandangan kemudian mengangguk dan meninggalkan Tuannya diruang tamu bertiga.Mira melihat tatapan Nyonya Giani menandakan dirinya sangat merindukan seorang anak."Ada beberapa pertanyaan yang harus kamu jawab Mira dengan sejujur-jujurnya!" ucap Abian Lii.Apa kalo mau bekerja dirumah orang kaya harus seperti ini kita seperti seorang tahanan batin Mira."Ya Tuan saya akan jawab!" jawab Mira."Berapa usiamu?" tanya Tuan Abian."Dua puluh lima Tuan!" jawab Mira."Siapa orang tuamu?"Mendengar pertanyaannya Tuan Abian Mira merasa ada yang aneh apa hanya karena menjaga istrinya."Emmm... Mamaku bernama Nia dan Papaku..!""Apa papamu bernama Angga?"Belum selesa
"Pah sejak kapan berada di situ?" tanya Nyonya Giani yang baru menyadari keberadaan Tuan Abian."Sudah dari tadi, mari kita keluar dan makan malam!" ajak Tuan Abian.Mira berjalan dibelakang Nyonya Giani menuju ke meja makan sudah ada beberapa makanan terdaji dimeja.Setelah mengantar Nyonya Giani ke tempat duduknya Mira pamit untuk ke kamarnya di dalam kamarnya Mira memikirkan jalan hidupnya yang begitu berliku-liku.Hari hari berganti dan sudah seminggu Mira bekerja di rumah Nyonya Giani dan Mira sangat menikmati perannya semua pekerja yang disana juga menerimanya dengan baik, siang ini mereka bertiga akan pergi ke rumah sakit untuk melihat hasil tes DNA yang dilakukan oleh Tuan Abian Lii dengan Mira.Ya Tuan Abian dan Nyonya Giani sengaja mengajak Mira agar mereka bisa melihat hasilnya bersamaan jam delapan mereka sudah pergi satu jam kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit ternama di ibu kota."Bagaimana hasil
Pagi ini dikediaman Abraham Kim sudah sangat sibuk dengan berbagai kegiatan karena jam sembilan nanti akan berlangsung lamaran Adelio kim dengan Sherly.Di dalam kamar yang sangat luas ini terdapat seorang Pria yang sedang menatap langit yang sangat cerah pahi ini wajahnya sangat tampan dengan jas berwarna gold dan kemeja warna putih juga dasi kupu-kupu warna merah yang menyepurnakan penampilannya.Tapi ada yang kurang dari pira itu wajahnya sangat dingin dan tidak ada pancaran kebahagian seperti calon pengatin lainnya.Bagaimana pria itu akan bahagia jika hatinya dipenuhi dengan wanita yang sangat dia cintai wanita beruntung itu adalah Mira Andini.Sudah dua minggu semenjak Adelio mengantarkan Mira ke rumah Tuan Abian, Adelio tidak bisa hidup dengan nyanyak pikirannya dipenuhi dengan Mira.Dan di kamar lainnya sang wanita yang sangat cantik dengan balutan gaun berwarna putih dan sebuah mahkota, bibirnya dipenuhi denga
Mira melihat sekeliling ruangan itu berharap dapat melihat ada seseorang yang memegang ponselnya tapi nihil dirinya tidak menemukannya.Tidak terasa sudah malam hari dan pata tamu sudah mulai pamit untuk pulang tinggal teman dekat Tuan rumah yang masih asik mengobrol termasuk Papa Abian.Mira melirik jam dipergelangan tangannya sudah pukul sepuluh malam Mira pun berjalan ke taman samping rumah dan mendapati seseorang sedang duduk dikursi, melihat dari belakang saja Mira sudah dapat melihat siapa orang itu."Ada apa? Bukan kah seharusnya kamu harus menemani calon istrimu!" tanya Mira dan dirinya masih menjaga jarak dengan pria itu.Kemudian pria itu berbalik menghadap Mira dan langsung memeluk pinggangnya."Lepaskan, jika sampai ada orang yang melihat ini pasti saya akan dicap sebagai wanita penggoda!" tegas Mira."Apa kamu melupakan kejadian malam itu!" ucap Adelio yang masih memeluk pinggang Mira.Mira yang di
Leo sejak kapan dia berdiri disana apakah mendengar semua rencanaku kepada Anton batin Mira. "Leo.. Sejak kapan kamu berada disitu?" tanya Mira ketika sudah berhasil meredakan debar jantungnya yang sudah tidak beraturan tadi. "Sejak pria tadi menerima cek emmm apa dia pria simpananmu?" Ucapan Leo membuat Mira marah tapi lebih baik daripada dia mendengar ucapannya kepada Anton. "Bukan urusanmu!" jawab Mira ketus. "Jelas sekarang anda menjadi urusanku karena anda adalah keluarga Lii dan saya orang kepercayaan mereka!" jelas Leo sambil menaikkan sebelah alisnya. "Terserah." Mira masih sebal dengan pria yang berada di depannya ini kejadian saat dirinya ditarik dan dipeluk oleh Leo berputar kembali dibenak Mira membuat tubuhnya begidig ngeri. "Oh iya apa kamu masih dengan Sinta?" tanya Mira basa basi sebenarnya dirinya sudah ingin pulang tapi Leo malah minta dirinya menemani makan siang.&nbs
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.