Share

Part 17

last update Last Updated: 2021-09-10 22:57:03

Aku berjalan lesu ke kamar lalu menghempaskan punggung di kasur. Tertegun memandang langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang jauh. Dalam waktu singkat, aku sudah kehilangan dua istri sekaligus.

"Well, aku harus belajar melupakan mereka. Tak pantas para pengkhianat itu terus mengganggu pikiranku," gumamku pada diri sendiri lalu beranjak mendekati lemari untuk mengambil baju ganti dan bersiap tidur.

Mas ... Mas Malik.

Mas ....

Aku terperanjat bangun dan langsung menyalakan lampu tidur di atas nakas. Memindai ke sekeliling kamar demi mencari asal suara. Kosong. Kamar ini sepi dan hampa sejak ditinggal ratunya.

Jelas-jelas tadi aku seperti mendengar suara Karin berbisik memanggil, tapi tidak ada. Lagi-lagi ini hanya cuma mimpi. Kenapa bayan

Airi Mitsukuni

Jangan lupa berikan vote dan bantu share, ya. 😊

| 8
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
dewi mimpi
ampun deh, kalo punya mertua kayak gitu
goodnovel comment avatar
Ida88483652
malik laki2 bodoh
goodnovel comment avatar
Sri Wartini
iiih gemeess deh samaa ibunya ... supertega menghancurkan anaknya sendiri ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 18

    Mamamu....Cengkeraman tanganku di kerahnya seketika terlepas dan jatuh terduduk. Lemas. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya."Kamu ... bercanda, 'kan?""Untuk apa aku bercanda?" Pria itu menyeka matanya yang berair. "Aku jujur karena aku menyesal atas kejahatanku itu. Aku telah menyakiti wanita yang tidak berdosa.""Kamu pasti lagi coba memfitnah mamaku, 'kan? Mengaku saja! Apa Karin yang menyuruhmu melakukan ini, huh?!"Pria itu tersenyum miris, lalu menggeleng. "Bukan sepenuhnya salahku kalau kamu sampai kehilangan istrimu. Tapi kamu sendiri yang gampang terbawa emosi dan tidak bisa percaya sedikit pun padanya.""Tutup mulutmu! Mamaku tidak mungkin sejahat itu!" desisku tak terima. "Kamu sendiri y

    Last Updated : 2021-09-11
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 19

    Dengan cepat aku turun dari motor, lalu menekan bel di depan gerbang rumahnya Anthony. Cukup lama aku berdiri di sini sampai pada akhirnya, seorang pria tua membukakan gerbang tersebut."Cari siapa, Mas?""Anthony ada? Saya temannya," jawabku dengan dada bergemuruh."Mas Anthony lagi pergi ke depan. Sebentar lagi juga pulang. Mari silakan masuk! Mas tunggu di dalam saja." Pria tua itu mempersilakanku masuk dengan ramah."Terima kasih, Pak," ucapku, lalu mendorong motor dan memarkirkannya di halaman, dan duduk menunggu Anthony di kursi teras. Sementara, pria tua tadi masuk ke dalam dan tak lama kembali lagi ke sini."Diminum dulu, Mas." Beliau menyuguhkan secangkir teh."Terima kasih, Pak. Tidak perlu repot-repot."

    Last Updated : 2021-09-12
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 20

    Sepanjang perjalanan, aku banyak merenung dan itu membuat Papa marah. Akhirnya, mau tak mau Papa menggantikan posisi menyetir karena tidak mau mengambil risiko. Entahlah. Perasaanku mendadak tidak tenang dan gelisah. Bahkan, jantung ini dari tadi berdebar tidak karuan.Pikiranku terpaut pada keberadaan Karin sekarang. Di mana dia? Sedang apa? Apa dia juga merindukanku seperti aku merindukannya sekarang?Maafkan aku, Karin. Aku menyesal atas semuanya."Kenapa kamu nangis?""Tidak apa-apa, Pah," jawabku dengan suara sedikit serak, lalu menyeka air mata dan memalingkan wajah.Aku terlalu hanyut memikirkan tentang keberadaan Karin. Hingga tanpa sadar, mobil yang dikemudikan Papa sudah sampai di parkiran rumah sakit. Dalam hati, aku terus bertanya tujuan Papa membawak

    Last Updated : 2021-09-13
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 21

    Bu Wati dibopong para anak panti remaja, lalu dibawa masuk ke dalam. Sementara, Bu Ikah membantuku yang lemas supaya kembali berdiri dan memapahku.Aku masih menangis tertunduk di sofa. Sementara, para anak panti tengah mencoba menyadarkan ibu asuh mereka."Diminum dulu, biar tenang."Aku menoleh. Bu Ikah dengan senyum ramahnya menyodorkan secangkir teh hangat."Terima kasih," ucapku lirih.Bu Ikah mengangguk, lalu duduk di sampingku. "Lalu bagaimana dengan jenazah Karin sekarang? Apa sudah ketemu?" tanyanya dengan suara bergetar.Ah, iya. Aku belum sempat mendengarkan seutuhnya penjelasan petugas itu tentang jenazah Karin. Saking syok dan tidak percaya, aku sudah lebih dulu menyangkal sebelum mereka menjelaskan secara rinci."Saya belum tahu, Bu. Tadi keburu syok duluan sewaktu me

    Last Updated : 2021-09-15
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 22

    Mungkinkah ....Dengan cepat aku membuka pita, lalu merobek asal bungkus kadonya. Sebuah kotak persegi putih membuatku menelan ludah gugup. Jika benar ini hadiah Karin untukku, apa isinya?Dengan perlahan kubuka penutup kotaknya, mengernyitkan dahi saat melihat sebuah kertas putih yang dilipat menjadi origami bentuk angsa.Deg!Mataku seketika membelalak terkejut saat origami itu diambil. Detak jantung sempat berhenti sepersekian detik saat melihat sebuah testpack bergaris dua yang diletakkan di bawah origami tersebut.Ini ....Dengan tangan yang gemetar, aku mengambil testpack itu. Bibir bergetar seiring dengan pandangan yang semakin buram karena terhalang air mata."Apa ... apa ini testpack milik Karin?

    Last Updated : 2021-09-16
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 23

    Anthony duduk menggantikan posisi Papa. "Kamu harus kuat, Malik. Jangan rapuh dan putus asa. Kita harus yakin kalau Karin pasti selamat." "Kamu benar," sahutku, lalu mendekap erat surat peninggalan Karin di dada. "Aku yakin Karin selamat. Dia pasti baik-baik saja," lirihku dengan mata terpejam. Pulanglah, Sayang. Aku di sini. Aku menyesal pernah menduakanmu, Karin. Kembalilah dan akan kuperbaiki semua kesalahanku. Aku berjanji tidak akan pernah membuatmu tersakiti lagi. Dadaku seperti tersayat, begitu perih tanpa ada obat yang bisa mengobatinya. Aku teringat dengan Karin yang selalu menyambut dengan senyuman lembut dan pelukannya ketika pulang kerja. Sekarang, tak akan pernah kurasakan lagi kehangatan itu. Separuh jiwaku telah pergi dan menghilang. Masihkah ada kesempatan untukku mengembalikan s

    Last Updated : 2021-09-18
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 24

    Kuputuskan untuk berdiam diri di bawah guyuran air shower. Berharap dinginnya air ini bisa membuat kepala, hati dan wajah yang terasa memanas akibat perkataan Mama menjadi lebih baik. Aku duduk bersandar lesu sambil sesekali mengusap air dari wajah. Memejamkan mata, berharap semua rasa sakit ini akan ikut hanyut terbawa air yang mengalir.Nanti masuk angin, Mas.Aku spontan membuka mata dan menoleh. Karin sedang berdiri sambil tersenyum memegang handuk."Karin ...."Aku mengucek-ngucek mata dengan kasar, lalu melihat kembali untuk memastikan. Hilang. Ternyata itu hanya khayalan saja.Ah, aku sudah seperti orang tidak waras. Bayangan Karin selalu hadir seiring dengan penyesalan yang makin menggunung.Aku beranjak bangun dan

    Last Updated : 2021-09-19
  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 25

    Aku bangkit dari sujudku lalu melipat sajadah. Mengambil figura foto kami berdua di atas nakas lalu berbaring sambil memandanginya. Satu per satu kenangan manis kami kembali hadir memenuhi pikiran. Bahkan, aku seperti masih mendengar suara tawanya yang renyah di kamar ini.Betapa aku ingin mengulang semua masa lalu itu. Masa-masa di mana aku pernah memperjuangkannya hingga akhirnya kami menikah. Hari-hari yang selalu dipenuhi senyum dan tawa bahagia meskipun sikap Mama tak pernah baik.Lelehan air mata kembali merembes dari kedua sudut mata. Betapa aku merindukannya. Aku ingin kembali memeluknya dengan erat, mengecup bibir ranum, membelai rambut hitam panjangnya. Aku rindu dengan semua yang ada pada dirinya.Begitu dahsyat hukuman yang Engkau berikan padaku, Ya Allah. Sampai-sampai, aku tak diberikan kesempatan untuk meminta maaf secara langsung atau p

    Last Updated : 2021-09-20

Latest chapter

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 78

    Seminggu setelah penolakan lamaran itu, aku masih merasakan sedih dan kecewa. Namun, perasaan itu tidak kutunjukkan pada siapa pun termasuk pada Papa. Naila pun bekerja seperti biasa setelah sempat izin dua hari. Aku masih tidak menyerah mendekatinya. Dia masih sering kupanggil ke ruangan untuk mengerjakan tugas kecil hanya agar bisa melihatnya lebih leluasa.Hingga pada akhirnya, kesabaran dan doaku membuahkan hasil. Tiba-tiba Naila datang ke ruangan dan mengatakan sesuatu yang tidak diduga-duga. Dia menerima lamaranku yang membuat senyum bahagia langsung merekah menghiasi wajah ini. Papa dan kedua adikku pun turut senang dan dengan semangatnya membantu mempersiapkan pernikahan kami.Kami juga meminta alamat adik dari mendiang ayahnya, dan akan menjemput dia nanti untuk menjadi wali nikah."Ciee, yang sebentar lagi jadi peng

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 77

    POV KAMAL🍁🍁🍁Semakin hari, ketertarikanku pada Naila semakin nyata. Diam-diam aku sering memperhatikan dari kejauhan. Bahkan terkadang memanggilnya ke ruangan hanya untuk alasan yang tidak terlalu penting. Beda hal dengan perasaanku pada Angelina yang semakin terkikis dan hilang begitu saja."Pak Kamal!"Aku yang sedang berjalan menuju parkiran pun, mau tak mau berhenti dan menoleh ketika Angelina mengejar, lalu berdiri di depanku."Ada apa?""Maaf, Pak. Boleh saya minta waktu sebentar? Ada sesuatu yang mau saya bicarakan."Aku melirik jam tangan, lalu mengangguk."Bicaralah." 

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 76

    POV KAMAL 🍁🍁🍁 Hari ini aku berangkat lebih awal dari biasanya ke kantor. Faisal sendiri sedang pergi ke luar kota. Kami memang bergantian mengurus cabang perusahaan di sana. Sementara, akhir-akhir ini Papa yang sering jatuh sakit kami larang untuk ke kantor. Aku yang sedari tadi memandang keluar jendela mobil pun langsung menegakkan posisi duduk, ketika melihat gadis bernama Naila sedang berjalan kaki. Kalau dilihat dari data pribadi, usianya hanya berbeda satu tahun di atas Ayesha. "Pak Galih, tolong menepi sebentar," titahku pada sopir. "Iya Pak." Pak Galih memutar kemudi, dan menghentikan mobil tepat di bawah pohon. Melihat dia semakin mendekat ke mobil ini, akhirn

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 75

    "Semua bekalnya sudah disiapkan, Bi?" tanya Ayesha seraya mendekati Bi Murti di meja makan."Sudah, Non. Ini sedang bibi masukin semua ke kotak.""Terima kasih, ya, Bi.""Sama-sama, Non Ayesha. Hati-hati."Ayesha mengangguk dan tersenyum, lalu mengambil kotak berukuran besar yang didalamnya terdapat banyak bekal."Ayo, Pah!" Dia merangkul lenganku, lalu kami berjalan bersama menuju pintu depan.Namun, baru maju beberapa langkah, aku sudah terhenti lagi seiring napas yang tertahan."Kenapa, Pah?" Ayesha menatap khawatir.Aku masih terdiam karena untuk menarik napas saja rasanya sakit."Pah?"Aku menoleh dan tersenyum."Papa tidak apa-apa," jawabku setelah rasa sakit di dada berangsur menghilang."Papa jangan bohong. Papa kenapa?" rengek

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 74

    POV MALIK🍁🍁🍁"Papa."Aku yang baru selesai meminum obat pun menoleh pada Kamal yang berjalan mendekat."Sudah pulang, Nak. Ada masalah di kantor?""Tidak ada, Pah. Semua baik-baik saja," ujarnya, lalu duduk sampingku. "Papa katanya sesak napas.""Sudah tidak, kok.""Pasti Papa kepikiran Mama lagi, kan?"Aku diam menunduk."Pah ...." Kamal menyentuh pundakku. "Mama sudah lama pergi, Pah. Mama sudah tenang. Jangan terus diratapi.""Papa hanya rindu." Mataku memanas saat mengatakan itu.Kamal merangkul dan mengusap lenganku."Kita semua juga rindu, Pah," lirih Kamal, "tapi Papa harus tetap sehat. Mama juga pasti sedih kalau Papa sakit karena memikirkan Mama terus."Aku mengangguk. "Maafkan Papa. Papa sulit mengont

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 73

    POV KAMAL🍁🍁🍁"Ayo, Bang, pulang!" Faisal menemuiku di ruangan.Aku mengangguk, membereskan berkas di meja, lalu menyambar tas dan berjalan menghampirinya."Mampir ke toko kue dulu, ya. Beli bolu kesukaan Papa."Faisal mengangguk dan kami pun berjalan menuju lift."Ada urusan apa kamu sama gadis itu?""Gadis yang mana?""Naila, OB baru di kantor kita itu.""Oh ... aku hanya kasih amanah dari Papa.""Amanah apaan? Kok, aku tidak diberitahu?""Papa lupa kali.""Amanahnya apa memang?""Uan

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 72

    POV KAMAL🍁🍁🍁"Permisi, Pak."Aku yang tengah menunduk memeriksa berkas-berkas pun mengangkat wajah mendengar seseorang masuk ke ruangan."Masuk!"Angelina—gadis berambut ikal sebahu itu tersenyum dan mengangguk, lalu mendekat ke sini. Diam-diam aku memiliki ketertarikan padanya. Bukan hanya karena cantik, tapi juga pintar."Ada apa?""Ini, Pak. Ada berkas yang harus Bapak tanda tangani." Angelina menyodorkan beberapa map di mejaku.Kuperiksa sebentar, lalu membubuhkan tanda tangan di sana dan memberikannya lagi."Ada lagi?""Tidak ada, Pak.""Ya sudah. Kamu bisa kembali ke ruanganmu.""Pak."Aku yang baru akan fokus dengan laptop pun mau tak mau menoleh lagi ketika dia memanggil.

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 71

    "Di mana Ayesha, Bi?" tanyaku yang baru pulang dari kantor bersama Kamal."Di kamarnya, Tuan. Tadi, sih, sepertinya nangis.""Nangis kenapa?""Uhm— anu ... bibi kurang tahu. Tapi tadi Non Ayesha pas keluar dari kamar Den Faisal sudah nangis."Aku dan Kamal saling melempar pandang."Biar aku yang tanya ke mereka, Pah. Mungkin bertengkar lagi.""Tidak usah, Mal. Biar papa saja. Kamu mandi dan istirahat," kataku, lalu pergi ke kamar Ayesha yang berada di lantai atas juga, sama seperti kamar Faisal."Ayesha," panggilku seraya mengetuk pintu kamarnya.Masih belum ada jawaban."Buka pintunya dulu, Nak. Ayesha?""Sebentar, Pah!" sahutnya dari dalam.Tak berselang lama, Ayesha sudah berdiri di depanku sambil tersenyum manis seperti biasa. Jejak air mata di w

  • MENYESAL MENDUAKANMUΒ Β Β Part 70

    Hari demi hari telah berlalu. Kini, Ayesha sudah bukan lagi anak remaja. Tahun ini dia mulai masuk kuliah. Sementara, Kamal dan Faisal fokus mengurus perusahaan. Mereka mampu bekerjasama mengelola dengan baik beberapa perusahaan yang kubangun dari nol.Bahkan satu pun dari mereka belum ada yang menikah. Aku sudah mencoba mengajak bicara, tapi keduanya kompak berkata belum siap dan belum menemukan calon yang cocok.Aku bangga pada Karin. Dia benar-benar berhasil mendidik Kamal dan Faisal dengan sangat baik. Keduanya berpegang teguh pada nasehat mamanya yang melarang pacaran. Meski aku tahu, sudah lama Kamal diam-diam menaruh hati pada karyawan di kantor yaitu Angelina."Permisi, Pak."Aku yang tengah fokus pada layar laptop pun menoleh ketika Pak Lukman mengetuk pintu dan melongokkan kepalanya."Masuklah."Sudah dua hari aku menggantikan Kamal yang sejak kemar

DMCA.com Protection Status