PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN
#MENIKAH DENGAN SULTAN (4)Selamat Membaca šššRendi berdecak kesal. Dia baru saja menerima laporan dari Dirman jika ada satu orang yang cukup merepotkan. Seorang gadis yang menentangnya dan tidak mau menjual rumah dan tanahnya dengan harga murah. Dia bermaksud akan turun tangan sendiri menemui gadis itu para kunjungan berikutnya. Rendi cukup dibuat penasaran dengan orang miskin yang cukup punya nyali.
āKenapa mukanya bete gitu?ā Tasya yang duduk di depannya dan tengah menyuap steak menatap kekasih pujaannya.
āBiasa ada masalah di lapangan. Ada orang miskin yang sok jago dan gak mau jual murah tanahnya!ā ucap Rendi sambil meneguk kopi hangat yang tinggal setengah.
āOh, gitu! Kamu pasti bisa lah mengatasinya, Sayang! Siapa sih yang berani sama kamu, Mas?ā ucap Tasya sambil mengerling manja.
āIya pastinya begitu. Btw maaf ya aku jemput kamu pakai Avanza doang, soalnya mobil yang lain lagi dipakai sama nyokap dan bokap. Sebel lah, ada mobil banyak malah kebagian yang paling murah,ā ucap Rendi seraya memegang tangan mulus milik Tasya yang tergeletak di atas meja.
āIya gak apa, Sayang! Asal jangan jemput aku pakai motor saja. Lah, masa calon istrinya dari kerabat keluarga Wira Eka Dharma naik motor?ā kekeh Tasya sambil merasakan aliran desir hangat dari tangan Rendi. Membuat hatinya berdentum tak menentu.āSayang, kapan sih kamu mau buktiin cinta kamu ke aku?ā Rendi kembali mengeluarkan rayuan mautnya. Dari sekian wanita yang sudah dipacarinya, hanya Tasya yang masih gadis sampai hari ini. Rendi sudah tak sabar untuk memadu kasih dengan gadis itu, seperti yang dia lakukan pada wanita-wanita yang dipacari sebelumnya.
āGampang saja sih kalau cuma hal itu, Sayang! Cuma kan kamu saja belum memenuhi permintaanku. Beliin aku mobil dulu dan pertemukan aku sama orang tua kamu! Buktiin kalau kamu pun serius sama aku,ā ucap Tasya sambil mengerling. Dia yakin jika lelaki yang ada di depannya ini memiliki kekayaan yang perlu diperhitungkan.
āItu juga hal sepele, cuma mobil doang ā¦ kamu tinggal bilang saja. Kalau kamu bisa membuktikan dulu cintamu saat ini juga, mobil ini aku kasih buat kamu hari ini juga!ā ucap Rendi sambil memperlihatkan kunci mobil ditangannya.
Kedua netra Tasya membulat senang. Impiannya memiliki mobil sendiri akan segera terwujud. Di rumahnya memang ada mobil, akan tetapi itu pun mobil second yang sudah berumur. Hanya bisa dipakai untuk hal penting dan bukan untuk dipamerkan.
āGimana? Menarik kan tawaran aku?ā Rendi menyeringai.
Tasya terdiam dan menimbang-nimbang. Lalu dia menatap kekasih hatinya itu lagi. Pendiriannya mulai goyah ketika melihat kunci mobil itu tergantung di tangannya.
āEmhhh ā¦ tapi aku mau mobil yang satunya, yang pajero putih,ā rengek Tasya. Dia teringat jika beberapa waktu lalu, Rendi menjemputnya menggunakan Pajero putih yang sangat keren.
āMobil itu masih diservice, Sayang! Gini saja ā¦ kita ke hotel sekarang, yuk! Aku tuh makin gemes sama kamu! Nanti mobil ini kamu bawa pulang dulu. Lusa baru aku tukerin sama mobil yang satunya, ya!ā ucap Rendi sambil mengerling nakal. Melihat pakaian Tasya yang serba terbuka membuat keinginannya untuk menyatukan diri dengan gadis itu semakin menggebu.
āTapi kamu janji, ya ā¦ selain ngasih mobil, nanti nikahin aku!ā ucap Tasya menatap wajah Rendi meminta kepastian.
Dia ingin selalu lebih di atas Rinai. Dia ingin segera menginjak-injak lebih parah harga diri gadis itu dengan memamerkan kekayaan dan kebahagiaan yang dia dapatkan. Dia akan datang ke tempat Rinai berjualan dan memamerkan betapa beruntungnya dia mendapatkan sebuah mobil mewah. Dia ingin mengatakan pada dunia kalau nasibnya jauh lebih baik dari pada anak dari istri kedua ayahnya itu. Wanita yang dulu sudah membuat ayahnya berpaling dan menyakiti hati ibunya.āDuh, pastinya dong, Sayang! Aku tuh sudah cinta banget sama kamu. Cuma kamu ākan tahu sendiri sekarang gimana sibuknya aku. Ya, sebagai kerabat dekat penerus bisnis Wira Eka Dharma Grup, pastinya aku harus mati-matian membantu membangun perusahaan! Kalau bukan aku, siapa lagi?ā Rendi meyakinkan kekasihnya. Dia kembali menatap tubuh Tasya yang terbalut pakaian seksi. Dia bahkan sampai menelan saliva berkali-kali.Akhirnya Tasya yang sudah tidak sabar ingin memiliki mobil sendiri, melupakan semua pesan yang disampaikan ayah dan ibunya. Dia sudah sangat yakin, jika lelaki yang kini resmi menjadi pacarnya itu akan bertanggungjawab. Lagipula mereka berhubungan dengan menggunakan pengaman, seperti yang Rendi biasanya lakukan dengan pacar-pacar sebelumnya.
Keduanya bergegas menuju hotel yang sudah menjadi tempat langganan Rendi. Dia menggandeng Tasya dengan mesra dan terus-terusan mengobral janji-janji manis agar Tasya semakin percaya.
*
Wira sudah tiba di sebuah rumah kumuh di tepi kali. Dia memarkirkan gerobak berisi botol-botol bekas itu di depannya. Wira segera masuk ke dalam bangunan itu dan berganti kostum. Lalu menelpon supirnya yang menunggu tidak jauh dari sana.
Tak lama sebuah range rover putih seharga miliaran itu menepi. Terparkir di depan bangunan kumuh yang sangat sempit. Pemandangan yang cukup kontras sebetulnya, tetapi tempat yang Wira pilih cukup terlindung oleh beberpa bangunan kosong bekas gudang yang tinggi. Wira sudah memastikan jika tempat itu adalah lokasi paling aman untuknya.
Wira naik ke atas mobil itu dan meminta Pak Imam---supir kepercayaannya untuk melaju meninggalkan tempat itu. Satu plastik keresek berisi rempeyek ditentengnya. Ada senyum mengembang pada bibir merah lelaki berjambang tipi situ membayangkan binar bahagia dari netra Rinai ketika dia memborong dagangannya. Dia berikan pada Pak Imam, satu bungkus dia bukan dan dinikmatinya dengan satu botol air mineral.
āIni Pak buat Bapak!ā ujar Wira sambil menyodorkan plastik itu.
āWah rempeyek kacang ya? Saya suka banget, Pak! Makasih!ā Pak Imam menerimanya dengan sumringah.
āYa, sama-sama, Pak!ā Wira menjawab standard.Pak Imam menyimpan plastik keresek berisi rempeyek itu dan menyimpannya pada jok kosong yang berada di sampingnya. Dia sudah tersenyum-senyum sendiri karena tidak perlu membeli oleh-oleh untuk putri bungsunya nanti di rumah. Rempeyek kacang itu akan diberikan pada anaknya.
Wira duduk sambil sibuk pada layar gawai. Satu tangannya tak henti mengambil serpihan rempeyek. Entah kenapa semua terasa begitu renyah di lidah. Rasanya sangat spesial menurutnya.
Jemari kiri Wira dengan cekatan mengirimkan data-data pada tangan kanannya. Semua hal yang didapatkan di lapangan harus tersimpan rapi untuk proses eksekusi sebentar lagi. Biasanya Hardi---sekretaris pribadinya yang akan melakukan semua ini. Namun, Hardi masih berada di luar kota sedang mengurus project penting juga. Karena itu, Wira akhirnya turun tangan sendiri sehingga wajah-wajah bermuka dua itu akhirnya sudah dilihatnya sendiri.Beberapa pesan masuk memenuhi layar. Ada dari rekan bisnis, ada juga beberapa pesan dari keluarganya. Satu pesan dari Bu Erni pun belum dia buka. Tampak sederet informasi Bu Erni berikan terkait mobil yang ditemuinya di dekat area gadis penjual rempeyek itu berjualan.
[Mobil ini memang benar milik kantor, Pak! Informasi dari bagian general affair, hari ini mobil ini dipakai oleh Pak Rendi Janata untuk meeting di luar kantor, Pak!]
PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN#MENIKAH DENGAN SULTAN (5)Subscribe dulu sebelum baca š„°š„°š„°Tasya merapikan pakaiannya. Pergumulan panas itu baru saja selesai. Ada rasa perih pada bagian inti tubuhnya, akan tetapi itu tak apa yang terpenting sekarang ialah kunci mobil itu sudah di tangannya. Kemewahan bagi Tasya adalah tujuannya.Dia menunggu Rendi yang masih membersihkan diri di kamar mandi. Tasya menyisir rambutnya yang basah. Duduk di depan cermin besar sambil menatap pantulan wajahnya yang tampak segar setelah mandi tadi. Sesekali senyum mengembang ketika terbayang jika dia bisa memamerkan mobil baru pada keluarganya. Dia pun sudah berencana akan membawa mobil barunya untuk mengunjungi tempat Rinai---saudara tiri yang sangat dibencinya.“Sampai kapanpun, hidupmu tak akan lebih baik dari pada aku, Rinai! Kamu dan ibumu pantas menderita.&rdquo
PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN#MENIKAH DENGAN SULTAN (6)“Astaghfirulloh!” Rinai memekik kaget. Dirinya pun hampir saja terserempet hingga terjatuh. Beruntung tidak apa-apa.Tasya dan Tisya turun sambil melipat tangan di dada. Menatap nyalang pada Rinai yang tengah memunguti dagangannya. Keduanya tak sadar. Ada sepasang mata Elang menatapnya penuh kemarahan. Sepasang mata dari pemulung tampan yang tengah mendorong gerobak ke arah mereka.Rinai menatap bungkusan rempeyek miliknya yang berserakan, setengahnya hancur karena terinjak mobil. Rinai memungutinya satu-satu. Pungguh ringkihnya membuat hati Wira terasa sesak. Namun jarak dia lebih jauh dari pada Tasya dan Tisya yang sudah melenggang mendekatinya.“Hey, anak pelakor! Kasihan banget, sih! Peyek sudah hancur juga masih kamu pungutin! Semiskin ituka
PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN #MENIKAH DENGAN SULTAN (7) Wira melempar dahan kayu yang dipegangnya. Dia berjalan menuju Rinai yang tampak sedang memilah rempeyek yang masih bisa dijualnya. Wira menghampiri dan menyodorkan tissue pada gadis yang tengah membungkuk itu. Rinai mendongak melihat benda putih yang disodorkan Wira. Dia mengerutkan dahi sambil menoleh pada Wira yang berdiri tak jauh darinya. āBang, itu buat apa?ā Rinai menatap heran. āBuat hapus air mata kamu,ā ucap Wira sambil memperhatikan raut wajah cantik yang ada di depannya. Rinai berdiri lalu meraih benda putih itu sam
PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN #MENIKAH DENGAN SULTAN (8) āAwas saja, kamu pemulung sialan! Bersiaplah bersimpuh di kakiku untuk memint ampun! Aku akan menututmu! Kalau perlu segera menyeretmu ke kantor polisi biar kamu nangis darah sekalian!ā gerutu Tasya sambil menunggu panggilannya terhubung. Panggilan telepon terhubung. Suara berat seorang pria yang dirindukannya terdengar dari seberang sana. āHallo, Sayang! Ada apa?ā Rendi menyapa kekasihnya. Bayangan liarnya langsung bermunculan ketika suara manja Tasya terdengar merajuk. āMas, mobil aku penyok,ā ucap Tasya sambil mencebik manj
PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN#MENIKAH DENGAN SULTAN (9)Selamat Membaca!Rika berjalan keluar ruangannya dalam keadaan ngambek. Rendi menatap punggung perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu. Sementara itu, otaknya memutar cara agar bisa bisa mengendalikan Rika dan tidak merusak reputasinya. Namun dering telepon yang teronggok di mejanya mengalihkan perhatian. Rendi segera mengangkatnya dan menyapa seseorang dari seberang sana.“Selamat pagi, Pak Rendi!” sapa Haris---personnel General Affair.“Pagi!” Rendi menarik napas lalu membuangnya kasar.“Pak Rendi, berdasarkan informasi dari bagian lapangan, mobil operasional yang Pak Rendi pakai untuk meeting kemarin belum kembal
PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN#MENIKAH DENGAN SULTAN (10)Selamat Membaca!Tanpa disangka, satu buah lemparan batu dari jauh mengenai dahi Dirman hingga berdarah. Lelaki itu menoleh ke samping, arah dari mana datangnya batu itu.“Hey, siapa kau! Berani mencari masalah dengan saya? Kau tidak tahu siapa saya, hah?” bentak Dirman pada dua orang lelaki berpakaian lusuh. Keduanya tampak berjalan cepat menghampiri Dirman.Rinai tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia menarik tangan yang masih dipegang erat oleh Dirman. Karena tengah lengah akhirnya genggamannya terlepas. Kedua orang berpakaian lusuh itu mendekat.Bugh!Bugh!Pukula
[Mi, aku minta waktu paling sedikit satu bulan untuk membawanya bertemu denganmu. Malam ini aku tak bisa datang, kalian makan malam saja dengan keluargan Anggenila karena sudah telanjur janji/ Bilang saja, aku sedang di luar kota dan tidak bisa pulang.] Akhirnya pesan itulah yang Wira kirimkan pada Mami---perempuan yang begitu dihormatinya. Gawai Wira kembali bergetar, nomor Mami kembali muncul dan melakukakan panggilan. Wira dengan sigap mengangkatnya. Baginya Mami adalah perempuan yang layak dihormati. Wira tahu semua keputusannya adalah yang terbaik untuknya. āWira! Oke, Mami berikan kamu waktu satu bulan untuk membawa gadis yang kamu rasa bisa mendampingimu. Namun, tolong hargai Mami. Malam ini datanglah meski sebentar, Mami tidak akan membahas apapun terkait masalah pertunangan. Ini akan menjadi makan malam biasa.ā Mami berkata penuh penekanan. Wira tahu, Mami t
Dua orang berseragam polisi mendekat, lalu menatap Wira dan mengeluarkan surat penangkapan. āBerdasarkan laporan dari Ibu Tasya, kami harus menangkap Anda. Silakan jelaskan semuanya di kantor polisi!ā ucap polisi tersebut sambil mengeluarkan borgol. Tanpa disangka, Rinai menghadang kedua polisi itu. Dia menatap kedua lelaki berseragam itu dengan penuh permohonan. āBapak polisi yang terhormat, tolong dengarkan penjelasan saya! Saya menjadi saksi bagaimana kejadian itu terjadi sebetulnya! Bang Wira gak salah, Tasya dan Tisya yang duluan mencari masalah. Mereka membully saya, Bang Wira hanya berusaha menolong,ā ucap Rinai. Dia berharap polisi itu bisa mengerti dan mendengarkannya. Kedua sudut bibir Wira tertarik sempurna. Ada rasa yang tak bisa diartikan ketik
Dua minggu sudah berlalu, Abian berangkat ke rumah sakit ditemani Steven untuk mengambil hasil test DNA. Hatinya harap-harap cemas, Almeera yang cantik itu adalah darah dagingnya. Jika bukan, Abian hanya mengkhawatirkan nasib Almeera di masa depannya. Bagaimanapun seorang perempuan jika hamil di luar nikah, maka anaknya bernasab pada ibunya. Satu lembar amplop putih itu sudah diterima Abian. Dia melirik Steven yang turut menyaksikan isinya. Berulang kali, Steven meminta maaf karena dia baru tahu apa yang sebetulnya terjadi. Selama ini, Angel hanya bercerita pada Elissa---maminya. Sementara itu, Steven menganggap semuanya baik-baik saja. Bahkan ketika Angel memutuskan untuk tinggal di rumah mereka pun alasannya karena Abian sering pulang malam dan jadi kesepian. Dia percaya begitu saja. Keduanya duduk di lorong rumah sak
Abian yakin, Milalah yang mengompori Azizah untuk menikahkannya lagi. Abian sadar jika Mila iri pada Angel karena langsung hamil dan Azizah mengistimewakannya. Karena itu, dia kini ingin melihat reaksi perempuan itu, jika suaminya yang harus menikah.Seketika wajah Mila memucat. Dia lupa karena terlalu sibuk mengurusi ibu mertuanya agar membenci Angel, dia pun sama memiliki kekurangan. Usia pernikahannya dengan Abizar sudah cukup lama, tetapi cucu yang dinantikan keluarga belum juga ada. Dia lupa setiap ujian pernikahan itu berbeda, jika Abian diuji dengan kehamilan Angel yang terlalu cepat, maka dirinya pun sama yaitu diuji dengan menunggu buah hati yang tak kunjung datang.“Abian! Kamu gak pantas bicara seperti itu pada kakak iparmu, di depan tamu pula!” Azizah merasa tak enak. Dia melirik pada keluarga calon besannya yang kini tampak tak nyaman.&ld
“Nanti kamu paham!” bisik Satrio sambil menarik tubuh istrinya untuk berbaring di tempat tidur yang sama.Wajah Maila semakin memanas. Tubuhnya serasa melayang ketika Satrio mulai menyentuhnya. Dia memejamkan mata karena malu. Perasaan bercampur baur menjadi satu. Awalnya keduanya pun masih canggung melakukannya. Namun naluri akhirnya menuntunnya, tubuh Maila yang awalnya tegang karena gugup pun sudah semakin rilex. Perlahan penyatuan itu terjadi, meski sakit dan perih pada awalnya, tetapi perlahan membawanya membumbung menuju puncak surga dunia.Udara yang dingin karena AC tak lagi terasa, keringat membanjiri tubuh Satrio, begitupun Maila. Ada tetes air mata terjatuh pada sudut netra Maila ketika mereka usai melakukannya. Satrio mengecup pucuk kepala gadis yang sudah menyerahkan hidupnya padanya.“Kenapa nangis, May?”
“Saya hanya gak percaya diri, Pak! Saya hanya gadis yatim piatu yang miskin, tak berani bermimpi jadi istri Bapak!” tukas Maila lirih.Satrio mendekat. Tangannya mengambil dagu itu agar wajah Maila terangkat. Ditatapnya manik hitam yang selah terhipnotis itu dengan lekat. Entah magnet apa yang membuat wajahnya semakin mendekat, mendekat dan hampir tak menyisakkan jarak bersama gelayar hangat yang menjalar di dadanya.Satrio kembali menjauhkan wajahnya dari Maila setelah mereguk manis bibir yang gemetar itu. Wajah Maila merona dan memanas. Seluruh dunia rasanya berhenti ketika mereka melakukannya. Bahkan kaki Maila saja masih gemetar, ini sentuhan pertama yang di dapatnya dari seorang lelaki.“Aku tak pernah mempermasalahkan status sosial. Hanya saja aku mempermasalahkan ketidak konsistenan kamu
Satrio melirik ke arah Maila yang masih bengong. Dia berdiri lalu menarik tangan Maila menuju kamarnya. Maila setengah menolak, tetapi tak kuasa. Bingung juga harus berbuat apa, tiba-tiba dirinya kini tengah berduaan dengan atasan yang mendadak menjadi suaminya.Keduanya memasuki kamar yang cukup luas itu. Satrio menggiring Maila untuk duduk di tepi tempat tidur. Hati Maila berdentum, terlebih ketika Satrio memegang dagunya dan membuat wajahnya terangkat.“Ya Tuhaaan? Apakah hari ini kami akan melewati malam pertama?” batin Maila seraya debaran dalam dadanya bertalu tak karuan.Maila sudah memejamkan mata, akan tetapi Satrio melepas tangannya. Dia menjauh dan mengambil kotak P3K. Satrio kembali dan duduk di tepi ranjang berhadapan dengan Maila. Dia mengeluarkan alkohol dan kapas, lalu tangannya kembali mendekat ke wajah Maila yang masih terpejam.&nbs
“Mas, andai kamu gak ridho … maka ceraikan saja aku! Aku ikhlas, aku tak ingin membuat kamu dan keluargamu kecewa pada akhirnya! Aku akan menerimanya dengan lapang dada, Mas!” tukas Angel dengan suara parau karena tangisan.Menatap kedua netra Angel yang mengembun, sontak membuat Abian terkesiap. Dia sadar ada sosok rapuh di depannya yang butuh dikuatkan, tetapi pernyataan Angel yang diluar dugaan membuatnya shock. Bahkan kebahagiaan yang belakangan ini hadir karena dirinya akan mejadi ayah, gelar baru yang diidam-idamkannya.Abian hanya bergumam, tak terdengar jelas. Namun tangannya merengkuh Angel dan disandarkan pada dadanya. Dikecupnya pucuk kepala Angel. Ada hembusan napas berat terdengar.“Jangan bicara seperti itu, Sayang! Aku tak akan menceraikanmu! Sab
“Bos!”Satrio berdiri sambil mengusap keringat dingin di dahi. Wira menepuk bahunya lalu menoleh pada ketua wilayah tersebut. Wira memberikan kartu namanya dan memperkenalkan diri.“Saya Sultan Prawira Eka Dharma---pemilik Dharma Grup! Ini Bapak Satrio, tangan kanan saya! Jadi saya pastikan dia itu terdidik dan tak mungkin berbuat asusila! Mungkin dia hanya dijebak!” tukas Wira dengan tenang.“Saya Badri, Tuan! Koordinator wilayah di sini! Wah berkesan sekali bertemu langsung dengan Tuan Sultan! Namun, semua bukti sudah jelas, Tuan! Mereka ditemukan hampir tak berpakaian dan saksinya banyak! Tak mungkin kami melepaskan mereka begitu saja! Hukum di wilayah kami, jika menemukan pasangan yang seperti itu jika keduanya lajang maka akan ka
Keesokan harinya, Satrio terjaga karena sorot matahari sudah menembus celah gorden apartemennya. Dia terperanjat karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.“Ah, sial!” umpatnya dalam dada.Berantakan sudah rencananya untuk mengetahui siapa sebetulnya gadis itu. Apakah benar Maila atau orang yang hanya mirip saja dengannya.Satrio akhirnya harus rela menunda rasa penasarannya. Dia bergegas membersihkan diri lalu memakai pakaian kantor dan berangkat. Dia mengendarai mobilnya sambil merutuki diri sendiri, kenapa begitu kepo pada asal usul gadis yang tiba-tiba mencuri perhatiannya itu.“Kenapa gue ngurusin dia, ya?” batin Satrio sambil melajukan mobilnya. Dia mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya, akan tetapi tak kunjung ditemukan. Dia tak memiliki alasan kenapa harus sekepo itu pada kehidupan Maila
“Ya, silakan mau pesan apa, Nyonya, Tuan?” Seorang gadis dengan pakaian press bodi muncul. Wajahnya penuh dengan polesan make up lengkap. Satrio menatap wajah yang rasanya taka sing itu. Kenapa gadis itu sangat mirip dengan Maila, tetapi bedanya gadis ini full make up dan tak memakai kerudung.“Maila?”Satrio bergumam dalam dada. Rasanya wajah itu bukan hanya mirip, akan tetapi benar memang wajah itu milik Maila. Dia kembali memindai wajah itu dengan seksama.Gadis tersebut tampak terkejut. Atau mungkin pikiran Satrio saja yang menebaknya seperti itu. Satrio yakin, tak mungkin dia akan menimbulkan ekspresi seperti itu jika memang dirinya tak mengenal Satrio.Sekretaris Mr Lee menyebutkan pesanannya. Gadis itu menunduk sambil mencatat. Dari raut wajahnya tampak ada kilat tak nyaman. Satrio diam, entah kenapa dia yakin jika gadis