Share

bab 13

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Flash back satria bertengkar dengan Bintang

Beberapa saat sebelumnya,

Bintang terdiam setelah membaca pesan whatsapp dari Laila. Diremasnya ponselnya sampai buku-buku tangan Bintang memutih.

"Ini tidak mungkin. Kak Satria pasti tidak pernah tidur dengan Laila. Laila pasti ngeprank aku, kan?" gumam Bintang dengan hati yang masygul. "Aku harus memastikan nya sendiri."

Bintang lalu keluar dari kamarnya di lantai dua rumahnya lalu menuju ke arah ruang kerja kakak nya yang berada di lantai tiga.

Ruang kerja kakaknya berdekatan dengan perpustakaan rumahnya yang mengkoleksi berbagai macam buku dengan berbagai genre. Di seberang ruang kerja kakaknya itu terletak kamar Satria, yang bersebelahan dengan ruangan yang mempunyai berbagai alat gym.

Bintang memelankan langkah nya saat sudah berada di hadapan Satria yang sedang asyik mengotak atik laptop nya. Kakak lelakinya itu menoleh padanya dengan mengangkat satu alis nya lalu menoleh ke arah jam yang menempel di tembok.

"Ada apa? Tumben kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 14

    Mendadak salah seorang preman membekap wajah dan mulut Bintang dengan sapu tangan yang telah dibubuhi obat bius. Sementara dua orang lainnya dengan cepat memegangi tangan Bintang. Dan preman lain memegangi kedua kakinya. Dan tak lama kemudian, Bintang pun terkulai lemas."Dia sudah pingsan!" ujar salah seorang preman yang bertugas membekap mulut dan hidung Bintang. "Angkut ke mobil! Cepetan! Keburu bangun nanti!"Ketiga preman lantas menggotong tubuh Bintang yang sedang lemas itu ke dalam mobil. Lalu salah satunya segera menghidupkan mobil milik Bintang dan melajukannya. Sementara preman yang lain mengendarai motor mereka mengikuti mobil itu. Motor dan mobil yang sedang melaju itu akhirnya berhenti setelah menempuh jarak selama satu jam di salah satu vila pinggir pantai. Bintang lalu dibawa keluar dari mobil dan dimasukkan ke vila itu. "Bagus! Pekerjaan kalian bagus sekali. Tidak ada saksi mata yang melihat kejadian ini kan?" tanya Satria yang duduk di dalam sebuah kamar besar.

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 15

    Andre melanjutkan proses hipnoterapi nya. "Dengarkan sugesti saya. Kalau pun kamu bertemu dengan perempuan dalam foto itu, kamu akan melihat dia sebagai perempuan buruk rupa yang berwajah tua," instruksi Andre sambil menatap mata dan memegang pundak Bintang. **Satria menatap ke arah pintu kamar adiknya yang tertutup dengan was-was. Dia berjalan mondar mandir di depan kamar besar itu, sampai saat pintu terbuka, di hadapannya, Satria menatap penuh harap ke arah ahli hipnoterapi itu. "Bagaimana pak Andre?"Andre tersenyum dan mengacungkan kedua ibu jarinya. "Semua sudah selesai. Adik kamu akan melupakan perempuan itu. Hanya ketika aku menarik kembali hipnotis ku padanya, adik kamu baru bisa teringat pada kekasih nya. Selain aku yang mencabut sugesti ku pada adikmu, maka tidak ada yang bisa membuat nya teringat pada perempuan itu," ujar Andre tersenyum. "Wah, anda memang yang terbaik! Terima kasih!" seru Satria mengulur kan tangannya ke arah Andre dan menjabat tangan lelaki setenga

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 16

    "Kak Bintang," sapa Laila tersenyum.Bintang mengerutkan keningnya menatap ke arah Laila. Dan jawaban dari mulut Bintang, membuat Laila tercengang. "Maaf, Ibu ini siapa ya? Kok bisa mengenal saya?"Laila mendelik mendengar ucapan Bintang. "Kak Bintang, ini aku, Laila! Apa kamu lupa?" tanya Laila dengan nada tak percaya. Dia merasa ada dua kemungkinan penyebab Bintang tidak mengenalnya. Satu, karena Bintang ingin mengusili dan membuat prank padanya. Kedua, karena Bintang bisa mengalami kecelakaan sehingga bisa mengakibatkan amnesia. Tapi jika kecelakaan nya menyebabkan amnesia, kenapa saat ini Bintang masih bisa mengendarai motornya? Setahu Laila, jika terjadi kecelakaan dan pengendara sampai amnesia, biasanya opname dulu di rumah sakit. Bukan malah kelayapan seperti Bintang saat ini. Jadi apa yang sebenarnya terjadi pada Bintang?"Ibu siapa ya? Ada perlu apa dengan saya dan memang nya kita kenal dimana?" tanya Bintang membuat badan Laila gemetar. Ditatapnya Bintang lekat-lekat.

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 17

    Akhirnya, baru saja dia sampai di depan rumah nya, Laila terkejut karena melihat seorang perempuan di ruang tamunya. Perempuan yang sangat dikenalnya. Mami Rosa!Laila menepikan motor nya ke halaman rumahnya. Tampak Mami Rosa tersenyum padanya. Mami Rosa memang masih tetangga satu desa dengan Laila, dan Laila penasaran dengan alasan Mami Rosa ke rumahnya sekarang. "Selamat sore, Tante! Apa kabar? Kok nggak masuk ke dalam rumah?" tanya Laila pada Tante Rosa, karena perempuan itu duduk di kursi teras sendirian. Baju Tante Rosa lebih sopan dari pada saat dia menjadi seorang mucikari, yang mengenakan tank top dan celana pendek saja. Tapi sekarang Tante Rosa tampak rapi dengan mengenakan kaus lengan panjang dan rok yang juga panjang warna ungu. Tampak sopan meskipun tidak berjilbab. Laila menyunggingkan senyum dengan menjabat tangan tetangganya itu. Gadis itu lalu duduk di kursi bambu di teras rumahnya bersebelahan dengan Tante Rosa. "Ayo masuk ke dalam rumah, Te," ajak Laila ramah.

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 18

    Suasana sore yang indah dengan udaranya yang segar menyapa Laila dan Noval saat berboncengan ke rumah Iqbal, teman sebangku Noval yang mempunyai orang tua pengusaha bebek. "Hm, rasanya lama sekali ya kita nggak pernah jalan-jalan bareng, Mbak?" tanya Noval. Rambutnya yang mulai panjang berantakan ditiup angin sore. Laila tersenyum lalu mengangguk di boncengan belakang. Sadar bahwa Noval tidak dapat melihat anggukan kepala nya, Laila pun berdehem. "Ehem, iya. Rasanya kita sudah lama tidak jalan-jalan berdua. Dan rasanya aku sudah lama banget nggak ngebawelin kamu soal rambut kamu yang mulai panjang," ujar Laila seraya menjewer telinga sang adik. "Awww! Aduh, sakit lho, Mbak!" protes Noval merasakan telinga nya yang mulai panas karena jeweran sang kakak. Novel lalu mengusap telinga kanan dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang lain masih memegang stang motor. "Makanya kalau punya rambut itu jangan dibiarkan panjang. Segera potong saja rambut mu sebelum disuruh gurumu! Nanti kala

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 19

    Laila tercengang melihat status wa salah satu teman di jurusan yang sama dengannya. Mendadak hatinya terasa diremas dan begitu sakit sampai rasanya susah untuk bernapas. "Ya Tuhan, aku tahu kalau kak Bintang terlalu baik untukku, dia memang berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dariku. Tapi kenapa rasa-rasanya tetap saja hatiku sakit!"Mata Laila mulai berkaca dan berembun, tapi dengan cepat dihapusnya air matanya itu. "Nduk, adik-adikmu masak ap ... Lho kamu kenapa, Nduk?" tanya Ibunya Laila saat keluar dari kamar dan menuju ke ruang tengah rumahnya. Perempuan berumur lebih dari lima puluh tahun itu tercengang melihat anak sulung nya sedang menangis di kursi kayu depan tivi. "Eh, Ibu! Laila nggak apa-apa!" Dengan cepat Laila mengusap air matanya dan tersenyum pada ibunya. Tapi perempuan yang telah melahirkan nya itu tetap mendekat dan duduk di hadapannya. "Cerita saja pada Ibu, Nduk. Kita memang tidak punya apa-apa, tapi kita kan saling memiliki. Kalau kamu tidak cerita pada

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 20

    Bu Yuni melongo mendengar ucapan Laila. "Kamu beneran mau membayar utang mereka? Utang mereka banyak, La," ujar Bu Yuni. "Mending kamu simpan saja uang kamu untuk keperluan kamu sendiri. Mereka kan sudah berlaku tidak baik padamu, masa kamu harus membayar utang mereka?" tanya Bu Yuni tak percaya. Laila menghela nafas panjang. "Beneran, Bu. Biar kubeli mulut-mulut orang yang menghina ku dan keluarga ku," ujar Laila tenang. "Duh, kamu mau bayarin hutang kami? Nggak usah deh, kami nggak mau apes karena dibayarin dengan uang haram," ujar Bu Ina. Lalu Bu Ina menoleh ke arah ketiga temannya. "Ya kan, Bu? Kalian juga tidak mau kan kalau Laila membayar utang kalian dengan uang haram? Nanti malah bikin apes!" Seru Bu Ina. Tapi tampak nya ketiga temannya tidak sependapat dengan nya. Mereka bahkan saling pandang dan saling sikut satu sama lain. "Yaa, gimana ya. Aku sih seneng-seneng saja kalau utang ku lunas. Toh yang menanggung dosanya kan bukan aku? Yang punya uang haramnnya kan dia?" tan

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 21

    "Jadi mbak La, sebenarnya saya ... jatuh cinta dengan mbak Laila," ujar Iqbal terus terang membuat Laila terkejut setengah ma ti. "Apa kamu bilang?" "Hm, saya tahu kalau Mbak Laila pasti kaget dan tidak menyangka bahwa saya akan mengatakan hal ini secara mendadak. Tapi sebenernya tidak. Saya sudah merasa jatuh cinta pada mbak La sejak awal kita berjumpa."Laila mengerut kan dahinya. "Awal berjumpa? Jangan-jangan ... saat ...""Ya, benar sekali. Saat mbak Laila dan Noval pertama kali datang ke rumah, saya sudah merasakan jatuh cinta pada mbak Laila tapi tentu saja saya tidak bisa mengatakannya secara langsung, karena saya tahu mbak Laila pasti memilih laki-laki yang lebih tampan dan mapan daripada saya."Laila tersenyum kecil. Dia takjub juga dengan keberanian bocah yang berusia lima tahun lebih muda darinya itu. "Kamu sudah tahu aku mencari yang mapan dan tampan tapi kamu masih nekat nembak aku?" tanya Laila mengulum senyum. Iqbal menatap ke mata Laila. "Ya saya baru berani nemb

Latest chapter

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 29 (tamat)

    "Kalian bereskan mayat ini! Aku akan mengejar Wulan! Dia juga harus bertanggung jawab atas kesalahannya!" ujar Satria lalu segera melompat ke arah jendela dan berlari mengejar Wulan. Bintang memeluk Laila dan memeriksa apakah ada luka di tubuh calon istrinya itu. "Bintang, kita harus pergi dari tempat ini. Aku tidak mau kita ikut-ikutan kasus penculikan dan pembunuhan ini! " ujar teman Bintang yang merupakan detektif sewaan. Bintang mengangguk lalu menatap iba ke arah Laila. "Sayang, maaf ya kalau aku harus menggendong kamu," ujar Bintang lalu segera membopong tubuh Laila dan berjalan ke luar kamar di vila itu. Laila menceracau dengan kata-kata tidak jelas. Bintang mempercepat langkahnya ke mobilnya lalu membaringkan Laila ke jok tengah dan melajukannya keluar dari vila."Kita bawa Laila ke rumah sakit terdekat segera, Lih!" pinta Bintang pada Galih yang sedang duduk di belakang kemudi. "Siap," sahut Galih seraya melirik dari kaca spion tengah.Bintang mencium kening Laila. "Tena

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 28

    "Siapa kalian?" tanya Laila dengan takut. Salah satu dari para pengeroyok Laila langsung mendorong tangan Laila sehingga gadis itu terjerembab di atas aspal. Motornya jatuh menimpa nya. "Aaargghh!!" jerit Laila. Dia melihat keempat orang yang mendekatinya dan salah satu dari mereka dengan tanpa suara menarik motor nya dan menjatuhkan motor itu menjauhi Laila. Laila dengan ketakutan, mencoba berdiri, tapi baru saja dia bangkit, seorang pengeroyok nya langsung menarik kedua tangannya ke belakang. "Jangan -jangan! Siapa kalian! Ambil saja motorku dan lepas kan aku!"Laila mencoba menggerak-gerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk memberontak sekuat tenaga hingga jilbabnya terlepas dari kepala. "Tolong! Tolong!" Laila berteriak sekuat tenaga. Tapi rupanya dia tidak cukup kuat untuk melawan empat orang lelaki sendirian. Salah satu penculik yang membawa sapu tangan berisi obat bius segera menghambur ke arah Laila dan membekap hidung serta mulut Laila dengan sapu tangan yang telah

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 27

    Tapi ternyata aku tidak bisa melupakan Laila sampai sekarang. Aku tidak akan mengurusi kelainan kakak dan kelainan Wulan. Kalian menikah saja, aku tak peduli. Tapi aku akan mendekati Laila lagi dan jangan ganggu kami.Aku jamin Laila akan tutup mulut tentang kematian teman nya yang disebabkan oleh kakak. Biarkan aku dan Laila hidup bahagia, Kak. Bagaimana? Adil bukan tawaran ku?" tanya Bintang membuat Satria langsung membelalakkan matanya. Satria menatap ke arah Bintang dengan ekspresi wajah tak percaya."Jadi kamu kemarin hanya pura-pura melupakan Laila?" tanya Satria terperangah. Bintang mengangguk. "Betul. Karena aku mendengar kakak bicara saat aku pingsan bahwa kakak akak membu nuh Laila kalau sampai Laila menceritakan tentang kelainan kakak padaku dan pada orang lain. Jadi aku memutuskan untuk pura-pura terhipnotis agar Laila selamat. Jadi kumohon, jangan ganggu kami.""Kamu sadar apa yang kamu bicarakan? Kamu lebih memilih Laila daripada kakakmu ini?" tanya Satria mendelik. "

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 26

    "Mas Bintang, lihatlah! Aku memang selingkuh! Aku selingkuh dengan kakak kandung mu sendiri! Sekarang apa yang akan kamu lakukan pada kami!" seru Wulan dengan berani.Bintang menatap Wulan dengan nyalang. "Kamu main gi la dengan kakakku? Kamu emang sudah gi la!" seru Bintang dengan menggores kan telunjuk tangan kanan ke dahinya. Melihat hal itu, Wulan semakin marah. "Kamu yang salah, kenapa kamu yang menyalah kan aku?" "Lho, yang selingkuh kamu, kenapa kamu kok menyalahkan aku?" tanya Bintang dengan tersenyum meledek. "Kamu nggak bisa memenuhi kebutuhan biologisku, Mas. Padahal kamu suami ku! Wajar dong kalau aku memilih selingkuh!""Suami apa? Suami yang kamu jebak? Tidak ada cinta dalam kehidupan pernikahan kita!"Hati Wulan seperti tersengat listrik saat mendengar ucapan Bintang. "Baiklah, kalau tidak ada cinta. Tapi kenapa kamu terlihat marah saat aku selingkuh dengan kakakmu?"Bintang menatap ke arah Wulan dengan tatapan menguliti. "Apa kamu benar-benar melakukan hubungan su

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 25

    Bintang pun terdiam menatap ke arah Laila.'Ya Tuhan, aku lupa kalau toko bangunan ini satu kecamatan dengan rumah Laila. Tapi kenapa Laila ada di toko bangunan malam-malam?' tanya Bintang dalam hati. Matanya sangat menyiratkan kerinduan, tapi ditahan nya mati-matian keinginan untuk menyapa apalagi memeluk Laila. Bintang hanya mengernyitkan alisnya tanpa mengatakan sepatah katapun lalu menatap ke arah haji Irwan yang sedang menjumlahkan pesanan bahan bangunan oleh Bintang. "Pak Haji, jangan lupa ya besok siang ke tempat saya?!" ujar Bintang mengingat kan. "Siap, Mas. Pesanan mas akan saya total sekarang juga, nanti kalau sudah selesai dijumlahkan, akan saya kirim nomor rekening sekaligus tagihan nya ke nomor mas Bintang. Dan besok, semua orderan mas Bintang akan kami kirim ke alamat mas Bintang. Begitu kan, Mas?" tanya Pak Haji Irwan sambil menatap ke arah Bintang. Bintang tersenyum dan mengacungkan kedua jempol nya. "Sip? Ya sudah, saya pulang dulu, Pak. Assalamualaikum!" "Waal

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 24

    "Kak, badan kakak bagus, ganteng, dan mapan. Kenapa belum menikah?" tanya Wulan membuat Satria menatap tajam ke arah gadis itu. "Apa Bintang atau ada orang lain yang mengatakan sesuatu tentang aku padamu sehingga kamu berpikir tentang kenapa aku belum menikah?" tanya Satria seraya mendekat ke arah tempat duduk Wulan, sang adik ipar. Wulan memejamkan mata saat aroma tubuh yang terbalut kimono handuk dengan aroma moltonya membuai hidung Wulan. Dan gadis itu tanpa sadar menghirup aroma di hadapan dengan perlahan. Hingga suara tawa membuat Wulan sadar diri dan membuka mata. "Kak, ma-maaf, saya ..." Wulan berkata dengan gagap seraya menatap ke wajah Satria. Satria tertawa terkekeh. "Kamu seperti istri yang belum pernah dijamah oleh suaminya. Padahal kalian baru saja menikah dua hari yang lalu kan?"Wulan menundukkan kepalanya. "Memang mas Bintang belum menyentuh ku. Makanya aku kemari, Kak. Siapa tahu ada rahasia mas Bintang yang tidak kuketahui," ujar Wulan lirih. Wulan melirik ke ar

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 23

    "Tapi aku istri kamu, Mas!" protes Wulan. "Iya. Tapi kamu sudah memaksakan perasaan ku padamu. Apa kamu pikir, aku tidak marah dan kesal padamu setelah kamu menjebak dalam kamar rumah sakit, Hah?" tanya Bintang marah. Tanpa diduga Wulan pun ikut berang. "Tapi kenapa kamu masih tetap mau menikahiku kalau kamu tidak mencintai ku, Mas?""Heh, dengar kan aku baik-baik ya. Bagaimana aku tidak mau menikahi mu jika masa depan profesi ku yang dipertaruhkan? Asal kamu tahu saja. Aku hampir dikeluarkan dengan tidak hormat dari rumah sakit saat kamu memfitnah ku kemarin. Dan namaku juga sudah buruk di hadapan teman-teman sejawat, semua gara-gara kamu!"Bintang mendekat ke arah Wulan. "Sekarang, selamat menikmati kehidupan pernikahan tanpa kasih sayang suami," ujar Bintang seraya ngeloyor pergi dari hadapan Wulan yang terdiam dan mengepalkan tangannya. "Kamu mau kemana, Mas?"Bintang menghentikan langkahnya dan menoleh sedikit ke arah belakang. "Rumah ini cukup luas untuk kita berdua. Jadi ka

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 22

    "Lihat saja sendiri!" ucap Noval. Dan seketika hati Laila seperti berhenti berdetak saat melihat di akun tik tok yang sedang viral, tampak pernikahan Wulan dengan Bintang!Laila nyaris menjatuhkan ponsel Noval saat melihat berita itu. "Kok bisa sih?" tanya Laila dengan mata yang mulai berkaca. "Selama ini aku beberapa kali menolak laki-laki karena aku masih ingin mendapatkan kesempatan lagi untuk bersama mas Bintang. Tapi apa yang terjadi sekarang? Mas Bintang benar-benar melupakanku. Ada apa sebenarnya?" gumam Laila. Noval menatap kakak perempuan nya dengan iba. "Mbak, kamu masih mencintai mas Bintang?" tanya Noval penasaran. Laila terdiam. Tapi melihat reaksi Laila, Noval pun tahu jawabannya tanpa Laila harus menjawab pertanyaan darinya. "Kalau saran ku, lebih baik mbak Laila melupakan mas Bintang saja. Carilah lelaki yang baik dan bisa menerima masa lalu mbak Laila,," saran Noval. Laila menatap adiknya dengan mata berkaca-kaca. "Masa lalu ku begitu kelam. Apa menurutmu aku

  • MENCINTAI KUPU-KUPU MALAM   bab 21

    "Jadi mbak La, sebenarnya saya ... jatuh cinta dengan mbak Laila," ujar Iqbal terus terang membuat Laila terkejut setengah ma ti. "Apa kamu bilang?" "Hm, saya tahu kalau Mbak Laila pasti kaget dan tidak menyangka bahwa saya akan mengatakan hal ini secara mendadak. Tapi sebenernya tidak. Saya sudah merasa jatuh cinta pada mbak La sejak awal kita berjumpa."Laila mengerut kan dahinya. "Awal berjumpa? Jangan-jangan ... saat ...""Ya, benar sekali. Saat mbak Laila dan Noval pertama kali datang ke rumah, saya sudah merasakan jatuh cinta pada mbak Laila tapi tentu saja saya tidak bisa mengatakannya secara langsung, karena saya tahu mbak Laila pasti memilih laki-laki yang lebih tampan dan mapan daripada saya."Laila tersenyum kecil. Dia takjub juga dengan keberanian bocah yang berusia lima tahun lebih muda darinya itu. "Kamu sudah tahu aku mencari yang mapan dan tampan tapi kamu masih nekat nembak aku?" tanya Laila mengulum senyum. Iqbal menatap ke mata Laila. "Ya saya baru berani nemb

DMCA.com Protection Status