Beranda / Romansa / MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI / Dua tempat yang berbeda

Share

Dua tempat yang berbeda

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-31 18:50:08

***

Kevin menoleh dan mendapati kedua mata Anita berkaca-kaca. "Apa maksud kamu, Nit? Perasaan apa?"

Anita melengos bersamaan dengan kristal putih meluncur dari bola matanya yang bening.

"Aku tau, Mas ... dari gelagat kamu saja mungkin bukan hanya aku ... tapi semua orang tau kalau kamu ... mencintai Mbak Hana."

"Omong kosong apa ini, Anita?"

"Apa perasaan itu masih ada untuk Mbak Hana, Mas?" Ulang Anita. "Ah ... seharusnya tanpa bertanya pun aku tau jawabannya. Aku ... aku memang wanita yang tidak pandai bersyukur. Sudahlah hamil di luar nikah dengan pria lain, sekarang ... sekarang aku justru ingin menuntut cinta dari suamiku. Maafkan aku, Mas ...."

Kevin merengkuh bahu Anita dan memeluk istrinya dengan erat. Detak jantung pria yang beberapa hari resmi menjadi suaminya itu menjadikan ketenangan tersendiri bagi Anita.

"Maafkan aku. Aku memang lancang, tidak seharusnya aku ikut campur urusan hati kamu, Mas."

"Lihat aku, Nit!"

Anita menggeleng samar. "Aku memang tidak tau diri. Seharus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bapak yang Hancur

    ***Menjelang malam ...."Mari masuk, Bu ... Pak ...."Emak melenggang setelah Bu Wira mempersilahkan wanita tua itu masuk ke dalam rumah."Hana ...."Bu Wira paham, ia menuntun Emak masuk ke dalam kamar dimana Hana sedang tertidur pulas, disusul Bapak dan Kenan di belakangnya sementara Kevin yang mendengar suara di depan pintu kamarnya pun mulai terusik. Pria itu menyingkirkan tangan Anita yang melingkar di pinggang dengan lembut dan perlahan. Ia bangkit setelah mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.Setelah Kevin keluar untuk bergabung bersama keluarga dan calon mertua Kenan, Anita membuka mata lalu buru-buru mengusap sudut matanya yang berair. Betapa pun Kevin menggaungkan kata cinta di depannya, Anita tetap paham bahwa Hana memiliki tempat khusus di hati suaminya. Dan Anita tidak bisa menjamah tempat itu."Masya Allah, Hana ...."Emak memeluk tubuh putrinya yang terbaring lemah. Setelah tertidur cukup lama, Hana merasakan seluruh tubuhnya remuk redam. "Emak ...," li

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Penyesalan

    ***"Bu, bantu aku bebas. Aku ... aku dijebak, Bu. Hana yang sudah ...."Plak ....Bu Heni menampar pipi Ari dengan cukup keras saat menyadari bahwa bungsunya belum juga jera meskipun sudah berada di kantor polisi."Bu ....""Ibu datang bukan untuk membebaskan pria brengsek seperti kamu," ucap Bu Heni. "Kami harus berangkat ke luar pulau hari ini, sertifikat rumah sudah Adrian tebus, kalau kamu bebas suatu hari nanti, tinggal saja disana."Ari menangis. "Ibu tidak adil. Dari dulu memang ibu tidak pernah adil," cicit Ari. "Sejak awal Ibu tau kan kalau aku dan Risa adalah sepasang kekasih, tapi ... kenapa justru meminang dia untuk Mas Adrian? Katakan, Bu!""Sudah terlalu jauh untuk membahas masa lalu, Ar," sahut Bu Heni. "Semua sudah terjadi, untuk apa membicarakan hal yang sudah tertinggal di belakang."Ari membuang muka. Bagi Ibunya, hubungan antara dirinya dan Risa dulu bukanlah tujuan utama. Adrian, sulung Bu Heni lebih dulu menaruh hati pada Risa, tanpa dia tahu jika adik dan wanit

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kembali pada Tuhan

    ***"Risa ...?"Risa masuk ke dalam ruangan berkunjung dengan ditemani Sang Bapak. Wanita yang beberapa hari nampak hancur itu kini mulai bisa menguasai air muka. Di depan banyak orang ia bisa terlihat baik-baik saja, tapi ketika sendirian ... siapa yang bisa menyembunyikan luka?"Selamat pagi, Bu ... Mas ...," sapa Risa sungkan ketika matanya bersiborok dengan kedua mata Adrian. "Maaf, kalau kami ingin berkunjung tanpa memberi kabar," ucapnya lagi."Aku bersyukur Hana bisa segera ditemukan sebelum hal-hal buruk terjadi padanya." Risa menatap wajah Ari yang berantakan setelah menangis. "Maaf, karena aku harus menggagalkan rencana kotormu, Ar. Ada gunanya juga aku mengaktifkan GPS di ponselmu."Ari menunduk dalam. Diam-diam pria itu bersyukur karena Risa yang sudah menyelematkan dirinya meskipun berujung pada hotel prodeo akhirnya."Sudah terlalu banyak kita menyakiti orang lain, Ar. Dan aku sadar ... apa yang aku dapatkan sekarang mungkin adalah sebagian kecil dari hukuman yang Tuhan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Derita Belum Berakhir

    ***Dua bulan kemudian ....Hana yang sedang menyiangi tanaman di depan rumah dibuat terkejut dengan kedatangan seseorang. Seseorang dari masa lalu yang sudah membuat rumah tangganya hancur berantakan. Seseorang yang tanpa dosa mengatakan kalau Ari, lebih mencintai dia daripada Hana selaku istrinya sendiri.Hana ...Setelah dinyatakan sembuh dan bisa bangkit dari rasa trauma yang ia miliki, tekadnya bulat untuk kembali ke kampung dan menunda pernikahannya dengan Kenan tanpa memaksa pria itu untuk bertahan.Teringat percakapannya dengan Kenan sehari sebelum ia ikut Emak dan Bapaknya pulang ke kampung. "Pikirkan baik-baik, Hana," ucap Kenan lesu."Keputusan saya sudah bulat, Mas. Tidak perlu menunggu, saya yakin ada banyak wanita lain yang jauh lebih baik dari saya di luaran sana, yang bahkan jauh lebih pantas mendampingi Mas Kenan ke depannya nanti," sahut Hana sedih. Bukan inginnya, hanya saja siapa yang tahu dalamnya hati. Hana selalu merasa tidak pantas bersanding dengan pria seper

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Rumit

    ***Bapak yang sejak tadi bersembunyi di balik pintu utama segera keluar ketika matanya menatap bahu Hana yang mulai bergetar. Awalnya perlahan, lama-lama guncangan di bahu putrinya semakin intens menandakan di empunya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja."Nak ...."Hana melepas selang yang masih mengucurkan air. Dia berbalik, melihat kedua mata Bapak memerah, Hana menubrukkan tubuhnya pada tubuh pria paruh baya yang mulai mengurus termakan usia."Pak ....""Sudah, menangis lah!"Bapak memeluk Hana dengan erat sementara di ambang pintu, Emak mengusap sudut matanya yang berair melihat pemandangan di depannya."Aku hanya ingin hidup tenang," keluh Hana serak. Bapak mengangguk paham. Diusapnya punggung Hana dan membawa putrinya masuk ke dalam rumah tanpa melepaskan pelukannya erat."Ada apa, Pak?" tanya Emak penuh selidik. "Kenapa Hana?"Hana melepaskan pelukan. Dia melenggang pergi meninggalkan Emak dan Bapak berdua di ruang tamu.Dua pasangan paruh baya itu menatap punggung putr

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kepergian Anita

    ***"Kalau memang tidak ada lagi tempat untukku, biarkan aku pergi, Mas. Aku sadar siapa diriku sebelum menjadi istrimu," tutur Anita pilu.Bu Wira mendekat. Wanita cantik dengan usia yang tidak lagi muda itu memeluk Anita dan membiarkan menantunya menangis sampai bahunya bergetar hebat."Maafkan Kevin, Nit. Beri dia waktu," bisik Bu Wira ragu. Anita menggeleng. Terlalu lama ia terjebak dalam perasaan yang tidak berbalas. Sakit. Hanya luka yang ia terima karena terlalu mengharap pada selain-Nya. "Keterlaluan kamu, Kev!" desis Kenan marah. "Hari ini juga aku akan pergi ke rumah Hana, kupastikan kami akan segera menikah dan hidup jauh darimu! Lama-lama kamu makin nggak ada otak!" cibir Kenan sarkas. "Tau apa kamu tentang semua perasaanku, Ken?" Kevin berteriak lantang. Kedua matanya memerah menahan tangis. Siapa yang ingin terjebak pada kubangan masa lalu? Tapi semua tentang Hana teramat sulit ia enyahkan. Hana punya tempat tersendiri di hati Kevin.Kenan menarik ujung bibirnya sinis

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kata Hati Dua Wanita

    ***Hana memicingkan mata menatap Anita yang ada di sebelahnya. "Apa maksud kamu, Nit?"Anita membuang muka. Mengatakan banyak sekali kebenaran di depan Hana membuatnya seperti tidak memiliki hati nurani. Bagaimana tidak, saat ini bahkan Hana sedang berusaha berdamai dengan keadaan, tapi ... Anita datang dan ingin menambah beban wanita cantik yang ada di sebelahnya itu."Mbak Hana tau kalau Kevin ternyata memiliki kenangan masa kecil bersamamu?"Kening Hana mengkerut. "Coba katakan pelan-pelan, Nita. Aku ... aku benar-benar tidak mengerti maksud kamu," ucap Hana bingung."Kevin adalah bocah kecil yang selalu Mbak hibur di pinggiran sawah ketika ia sedih ....""Anak kecil?" gumam Hana. "Epin ... Kevin adalah Epin, begitu maksud kamu, Anita?""Mungkin, Mbak," jawab Anita ragu. "Aku tidak tau dia dipanggil apa semasa kecil, hanya saja ... Kevin terjebak dalam perasannya sendiri. Dia ... dia memiliki ruang tersendiri untuk kamu, Mbak. Kevin ... suamiku menaruh hati padamu ... sejak dulu."

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Keputusan Hana

    ***Hana mematung setelah mendengar permintaan Anita. Ada setitik rasa sakit yang ia rasakan ketika melihat seorang wanita meminta agar wanita lain menyadarkan suaminya. Hana tau, ia paham bagaimana terlukanya ketika suami memilih mencintai wanita lain.Hingga tidak lama setelah itu, Hana mengangguk sembari menjanjikan sebuah keputusan yang mungkin bisa membuat rumah tangga Anita kembali utuh. Entah siapa yang pantas disalahkan dalam hal ini. "Maafkan aku, Nit ...."Anita mengangguk sembari menggenggam jemari Hana. "Aku pun minta maaf, Mbak. Maaf sekali kalau mengusik ketenangan kamu disini," ucap Anita sendu. "Aku sudah berusaha untuk mengikhlaskan semuanya tapi ... ada perasaan nyeri di dalam hati saat kembali mengingat ada nama wanita lain di hati suamiku."Hana mengangguk samar. Keduanya saling diam sampai dirasa matahari mulai menyengat kulit, Hana dan Anita sama-sama beranjak dan berlalu meninggalkan area persawahan dengan tanpa suara.***Hana duduk di tepi ranjang dengan ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12

Bab terbaru

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   TAMAT

    ***"Assalamualaikum, Ma?""Waalaikumsalam, Sayang. Apa kabar?" tanya Bu Wira ramah. "Emak sama Bapak sehat, Hana?""Alhamdulillah. Kami semua sehat, Ma, kabar Mama sendiri bagaimana?""Sehat, Nak. Selalu sehat. Tumben telepon Mama, mau kasih kejutan ya?"Hana menggigit bibirnya gusar. "Ma ....""Ya, katakan, Nak!""Dua minggu lagi aku menikah ... dengan Pak Bima," ucap Hana hati-hati. "Mohon doa restunya.""Alhamdulillah ... serius secepat ini, Hana? Masya Allah, Mama bahagia, Nak! Semoga acara kalian berjalan lancar, kabari Mama dimana acara kalian berlangsung nanti.""Mama okey?""Tentu, Hana. Mama okey, apa yang kamu pikirkan, hah?"Hana menghela napas panjang. Beban yang berada di pundaknya hilang sudah. Rasa bersalah dan tidak tau diri yang dia rasakan selama ini menguap begitu saja saat semua keluarga Kenan memberikan restunya."Terima kasih, Ma. Terima kasih banyak." Hana menangis. Terbayang bagaimana wajah sedih Bu Wira di seberang sana. "Jangan pernah lagi merasa bersalah y

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Menikah?

    ***"Pa ....""Sudah kubilang jangan panggil aku, Pa! Menjijikkan!" hardik Pak Agung. "Mang, bawa mereka berdua keluar, dan jangan pernah biarkan dua wanita mengerikan ini masuk ke dalam rumahku!"Mamang menyeret tangan Melinda dan Nasya secara kasar dan mendorongnya keduanya agar keluar dari dalam rumah dengan sedikit menghempas."Bikin kerjaan aja! Sana pulang!" hardik Mamang. "Gak tau diri banget!"Nasya berkacak pinggang, dadanya membusung dan berteriak lantang. "Kurang aja sekali kamu, hah? Dasar satpam miskin!"Mamang tertawa sumbang. Semakin bersyukur karena Bima tidak jadi menikah dengan wanita seperti Nasya. "Benar kata Pak Agung. Menjijikkan!"Nasya dan Melinda di usir secara tidak hormat. Mang Dadang segera menutup pintu pagar dan meludah tepat di depan Mel dan Nasya untuk melampiaskan rasa kesalnya."Sana pergi! Gak punya malu!"Mel menghentak-hentakkan kakinya sementara Nasya menatap rumah Bima dengan bergumam. "Semua gara-gara Satria, Brengsek! Harusnya aku jadi Nyonya B

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Siapa Nasya?

    ***"Ternyata benar kata Melinda kalau sekretaris baru kamu itu memang gatel!"Bima berdiri. Napasnya memburu melihat Nasya tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi. "Satpam!" teriak Bima lantang. Mang Dadang berlari tergesa-gesa dan memasuki ruang tamu dengan tatapan bingung. "Loh, Mbak Nasya kok bisa masuk?" "Mamang bagaimana sih, daritadi kemana saja?""Ada Mbak Melinda di depan, dia ngajakin ngobrol, Mas. Saya gak tau kalau ada penyusup ....""Bim, tenang! Duduk!" Pak Agung bangkit. Dia berjalan mendekati Bima dan Nasya yang nampak bersitegang."Silahkan duduk, Nasya," kata Pak Agung formal. Hana dan kedua orang tuanya canggung. Wanita cantik itu merasa jika Nasya adalah orang penting di hidup Bima sebelumnya. Suasana sedang tidak baik-baik saja apalagi wanita di depannya itu sempat menyebut nama Melinda. Tentu saja sekretaris gatal yang dimaksud adalah dirinya. Hana."Kenapa datang-datang marah-marah di rumah kami, Nasya? Ada keperluan apa?""Pa ....""Maaf, saya bukan P

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kedatangan Masa Lalu

    ***"Sudah siap?"Hana dan Emak mengangguk berbarengan. "Sudah, Bapak masih di dalam, ganti baju sebentar," sahut Hana malu-malu. Pasalnya Bima sejak tadi tidak membuang pandangan darinya. Bahkan sesekali pria itu tersenyum sambil menatap Hana yang tersipu."Make up-nya terlalu menor ya?"Bima menggeleng. "Sudah pas. Malah makin cantik," puji Bima tulus. "Meskipun tanpa make up juga cantik, tapi kalau begini semakin cantik," imbuhnya.Emak tersenyum simpul. Dia mengusap lengan Hana dan berkata. "Jangan gugup! Kalau mau makan malam sama keluarga pacar memang begini.""Emak apa-apaan sih, pacar ... pacar ... udah tua ini kita," gerutu Hana malu. "Emak lupa kalau aku ini janda, sudah pernah gagal menikah pula.""Itu tidak penting, Hana," sahut Bima menimpali. "Janda, perawan, singel, itu tidak penting. Yang semua orang cari dalam sebuah hubungan adalah kenyamanan dan keterbukaan pada pasangan.""Jangan merasa rendah karena status janda, tidak semua status itu menyandang hal buruk." Emak

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Salting

    ***"Kenapa buru-buru ngajakin balik, Han?" tanya Emak ketika mobil mereka mulai keluar dari pelataran rumah sakit. "Emak sama Bapak sudah bersiap bawa baju ganti. Eh, gak jadi menginap. Kenapa?""Canggung, Mak," jawab Hana lirih. "Lagian gak enak sama Pak Bima. Sudah diantarkan gratis, masa dia balik sendiri. Kasihan.""Perhatian sekali," puji Bima sambil tersenyum manis. "Terima kasih sudah memikirkan aku."Hana melengos. Bima selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar hebat. "Saya hanya merasa tidak tau diri kalau membiarkan Pak Bima pulang sendirian. Setidaknya kalau pulang sama-sama kan saya jadi gak sungkan-sungkan amat."Emak dan Bapak manggut-manggut paham. "Ya sudah, setidaknya tadi sudah menjenguk. Bagaimana baiknya menurut kamu saja, Emak dan Bapak ngikut."Suasana di dalam mobil mulai hening. Emak dan Bapak tertidur sementara Hana bermain-main dengan ponselnya. "Besok makan malam bersama Papa, kamu siap, Han?"Hana meletakkan ponsel ke dalam tas. Dia menoleh sejenak la

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Titik terang

    ***"Mama habis nangis?" Hana duduk di samping Bu Wira dan bergelayut manja di lengan wanita yang dulu adalah pemilik pemasok sayuran terbesar. Siapa sangka, pertolongan Bu Wira kala itu adalah jalan bertemunya Hana dan Kenan. "Kenapa?"Bu Wira menggeleng. Dia membalas pelukan Hana dari samping dan berbisik. "Dia suka sama kamu ya?"Pipi Hana bersemu. Air muka wanita itu sudah menjelaskan bagaimana perasaannya di depan Bu Wira. Ada sedikit nyeri, namun Bu Wira lagi-lagi berusaha menguasai diri. Kenan dan Hana memang bukan jodoh. Hana berhak melanjutkan hidupnya sementara Kenan berhak melihat kebahagiaan Hana di alam sana. "Kalau Mama lihat, sepertinya lebih dari suka. Sikapnya seperti Kenan."Hana menoleh dengan cepat. "Mama juga merasakan itu?"Bu Wira mengangguk membenarkan. "Caranya mencuri hati kamu persis seperti cara Kenan waktu itu. Iya kan?"Hana bergeming. Lagi-lagi kesedihan merajai hatinya. "Tapi perasaan ini belum tumbuh, Ma. Aku ....""Tidak perlu terburu-buru, Hana. Mam

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Tidak Rela Hana Berpaling

    ***"Ma, dia bukan supir," kata Kevin membuat langkah kaki Bu Wira terhenti. "Hah, bukan? Lalu ...?" Bu Wira menatap bingung pada Kevin dan semua orang yang ada di ruang tamu."Ini Pak Bima, partner bisnisku," jelas Kevin. "Bos Hana."Sorot mata Bu Wira seketika meredup. Senyumnya langsung memudar ketika Kevin mengatakan jika Bima adalah Bos Hana yang baru. Sontak saja ingatannya beralih pada bagaimana dulu Kenan memperlakukan Hana. Sikapnya sama seperti sikap Bima pada Hana saat ini. "B-- Bos?"Suasana yang hangat seketika membeku. Semua orang di ruang tamu sontak saja saling pandang karena air muka Bu Wira yang berubah tidak ramah seperti semula. "Hana ... bekerja?"Hana paham. Sejak awal dia tidak mengatakan jika dia sudah bekerja di Perusahaan lain sementara Perusahaan Kenan pun bisa kapan saja menerimanya dengan pintu terbuka. Wanita cantik itu melangkah mendekat. Dia memeluk Bu Wira dan berkata. "Maaf, Ma.""Kamu bekerja, Nak?" tanya Bu Wira menyelidik. "Dimana?"Belum sempat

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bu Wira bertemu Bima

    ***"Pak Bima?" Hana memekik di depan rumah ketika Bima keluar dari mobilnya yang berbeda lagi dari kemarin malam. "Kan saya sudah bilang kalau ....""Pak, Mak ... sudah siap?"Emak dan Bapak memandang Hana dengan tatapan bingung sementara Hana justru jauh lebih bingung lagi."Kalau sudah siap, ayo! Kita langsung ke Rumah Sakit atau ke rumah Kevin dulu?"Segaris senyum terbit di bibir Bapak dan Emak. Keduanya paham jika keberangkatan mereka kali ini adalah dengan diantar oleh Bima. Sementara Hana cemberut karena Bima datang tanpa memberi kabar."Kami naik Bus, Pak. Pak Bima bisa naik Bus?" tanya Hana tak acuh. "Kalau gak bisa, mending gak usah ikut!""Kamu gak lihat aku bawa mobil?" sahut Bima ketus. "Kalau kamu mau naik Bus, ya silahkan! Tapi Bapak sama Emak ikut aku.""Loh, situ siapa kok ngalah-ngalahin anak sendiri?" Hana berkacak pinggang. "Anaknya Emak sama Bapak itu saya, Pak. Kok Bapak yang ngatur sih?!""Kamu gak tau, ini ... calon mantu," kata Bima sembari memainkan kerah ba

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Mengambil hati Calon Mertua

    ***"Sudahlah, Pak, jangan bercanda ke arah sana terus. Saya ...."Hana menggantung ucapannya di udara sementara Bima mengangguk paham dan kembali menikmati hidangan di depannya."Jadi besok kamu gak bisa makan malam bersama Papa?""Saya sudah berjanji pada Anita untuk datang, Pak, bisakah acara makan malamnya ditunda minggu depan? Maaf," kata Hana sungkan. "Keterlaluan sekali saya menolak ajakan orang pertama di Perusahaan, tapi ... saya benar-benar sudah berjanji pada istri Kevin, Pak.""Oke, Hana. Aku paham," sahut Bima tenang. "Jangan khawatir, Papa juga pasti paham. Lagipula kita terlalu dadakan membuat acara."Hana berterima kasih dan kembali mengikuti gerakan Bima menghabiskan makanan di atas meja. Siasana puncak yang semakin lama semakin ramai membuat Hana dan Bima semakin enggan untuk beranjak. Dinginnya puncak tidak lantas membuat keduanya jengah menatap keindahan alam dari atas sambil menikmati minuman hangat. "Kita pulang?" Hana mengangguk setuju. "Sudah terlalu larut, s

DMCA.com Protection Status