BAB 175 SIHIR YANG SANGAT PEKAT DAN GELAPAnelies melihat gelembung di atas permukaan air keruh, kemudian kabut hitam mulai merayap di lantai, terus merata seperti sihir galap yang menjalar. Hanya mata tertentu yang dapat melihatnya merayap melalui tiap celah, meluncur turun melalui tangga hingga ke aula tempat semua orang sedang berkumpul. Jiwa-jiwa polos itu tidak akan sadar dengan datangnya bencana.Sekumpulan pria berpakaian jas rapi yang sedang terlibat obrolan di dekat anak tangga tiba-tiba terhenti, mendadak tubuh mereka tidak dapat bergerak begitu kabut hitam menyentuh kakinya dan terus menjalar sampai ke sekujur tubuh. Tidak ada yang bisa luput, karena begitu kaki mereka melangkah melalui pintu saat itu juga mereka telah siap menukar jiwa untuk bersekutu dengan iblis.Ternyata di sana juga ada wajah-wajah yang tidak asing bagi Anelies. Brandon Lington, Dominic Rodriguez, Aron Lohan, bahkan adik laki-lakinya dan saat itu juga Anelies menjerit."Tidak!!!"Serkan juga terkejut
BAB 176 JEBAKANBrandon Lington mendapat undangan serupa dengan Yang Mulya Serkan, undangan untuk ikut hadir dalam acara Economic Gathering. Yang membuat Brandon merasa aneh, undangan tersebut juga cuma mencantumkan nama pribadi. Beruntung beberapa saat setelah Brandon meletakkan kembali undangannya di atas meja, tiba-tiba Jared menelpon."Jangan datang!"Jared juga langsung menjelaskan jika Anelies telah melihat kilasan mengerikan mengenai perangkap yang telah disiapkan oleh sekelompok orang untuk menjerat mereka semua dalam sebuah perjanjian terkutuk."Siapapun yang ikut hadir di sana tidak akan pernah sadar dengan kesepakatan apa saja yang telah mereka tandatangani. Hal tersebut bakal menjadi senjata untuk melakukan pemerasan. Mereka sedang mencari sumber dana dan budak untuk membangun sebuah kekuasaan." Jared terus menjelaskan persis dengan semua yang telah diperingatkan oleh Anelies. Sebelumnya Jared juga sudah menghubungi Aron Loghan serta yang lain utuk tidak menghadiri undanga
BAB 177Langit sedang sempurna gelap tanpa cahaya bulan. Latuza terus berjalan menyebrangi halaman rumput dari sebuah mansion megah yang sebagian lantainya sedang terang benderang. Sebuah pesta pertemuan yang dihadiri oleh banyak petinggi penting dari berbagai perusahaan besar.Dengan tubuhnya yang masih telanjang berbalut lumpur hitam Latuza memanjat ke sisi bangunan dan memecahkan dinding kaca di lantai empat yang gelap gulita untuk masuk ke sebuah kamar. Ada sebuah bak marmer besar untuk berendam, Latuza masuk ke dalam bak dan seketika air di dalamnya ikut berubah keruh hitam.Salah seorang sekuriti di lantai tiga mendengar suara pecahan kaca dan langsung berlari naik ke lantai empat untuk memeriksa. Sebenarnya lantai empat yang gelap gulita itu tidak pernah digunakan, seluruh pekerjaan juga dilarang untuk naik ke lantai teratas tersebut.Tapi karena mendengar suara pecahan kaca yang cukup nyaring, sekuriti harus memeriksa. Sebuah dinding kaca yang menghadap ke halaman samping ter
BAB 178Walaupun Anelies telah memohon agar Yang Mulya Serkan tidak datang dan mengingatkan semua keluarganya, tapi Yang Mulya Serkan tetap tidak kehabisan akal. Yang Mulya Serkan mengutus Gerald untuk menyelinap sebagai mata-matanya di acara para Lycan. Tidak ada yang lebih lihai dari Gerald dalam urusan menyelinap, bahkan para lycan dan penyihir pun tidak akan pernah bisa mencium jejaknya. Gerald ikut mengawasi semua lycan yang datang terutama salah satu pimpinan mereka yang tampil mencolok dengan setelan jas putih. Gerald melihat Batista pergi peningalkan para tamunya, Gerald segera melesat seperti kilat untuk mengejar. Batista beserta anak buahnya tidak pernah sadar jika di balik bayangan tubuh mereka sedang ada mahluk yang terus mengikuti. Gerald berhenti terkejut ketika merasakan keberadaan lycan lain, seekor lycan yang juga ikut mengendap-endap masuk ke lorong gelap seperti penyelinap. Garald langsung kembali melesat untuk menangkap lycan bodoh itu dengan cekikan keras agar ti
BAB 179 BERDAMAI Gerald melempar Theo ke tebing tepi sungai di pinggiran kota, memukulnya dengan sangat keras sampai pemuda itu meraung dan meledak ke wujud Lycan. Seekor Lican berbulu hitam pekat dengan ukuran sangat besar. "Grrrrr...!!!" Geraman Theo terdengar murka. Theo balas menerjang dengan lompatan berdebum tapi cuma dengan satu tinju dari lengan Gerald, tubuh Theo langsung terpelanting jauh dengan tulang nyaris remuk. Beruntung lycan cukup cepat untuk memulihkan diri. Theo sudah kembali bangkit berdiri, meloncat terpelanting siap menggunakan cakar untuk merobek tubuh Gerald tapi sekali lagi Gerald yang lebih dulu membanting tubuhnya. Theo terus memekik dengan rasa remuk. Gerald sengaja menghajar pemuda ingusan itu agar dia paham musuh seperti apa yang sedang dia hadapi. "Hrrrmmm...!" Theo merangkak bangkit dengan napas berat tersengal. "Hrmmm....!" Theo benar-benar tidak tahu mahluk apa di hadapannya, mustahil untuk disentuh dan darahnya tidak busuk seperti lycan.
BAB 180 MELAWAN SIHIRGerald sudah berdiri tepat didepan moncong serigala hitam besar bergigi tajam."Ikuti caraku jika kau ingin mengalahkan mereka!"Ternyata Theo diberi tawaran damai. Saat itu Theo benar-benar masih belum tahu mahluk apa yang sedang berdiri di hadapannya, tapi Theo mengangguk."Cakar tajam dan taringmu tidak akan berguna untuk menghadapi sihir!" Gerald terus bicara. "Kau harus lebih cerdik dari mereka jika ingin menang!"Theo terus menyimak semua rencana Gerald untuknya. Mahluk itu bukan cuma sangat hebat dan tangguh, ternyata dia juga sangat cerdik dan cerdas. Theo terus dibuat takjub dengan segala kemampuan Gerald."Kau benar-benar hanya akan mati sia-sia jika tidak mengikuti aturanku!" Gerald terus mempertegas peringatannya. "Aku juga tidak akan perduli jika kau menjadi bangkai anjing tidak berguna!"Gerald sama sekali tidak seperti Jhony. Gerald tetap akan menghajar Theo terlebih dulu meskipun niatnya sama-sama baik.*****Setelah hampir satu jam berendam berd
BAB 181 KETAKUTAN MIAMia berteriak histeris hingga burung-burung kecil yang sedang hinggap di sekitar halaman terbang terkejut berhamburan."Tidak mungkin!" Mia memeriksa tubuhnya di dalam selimut.Mia yakin masih virgin tapi semua pakaian yang terakhir dia pakai sudah berceceran di lantai. Mia buru-buru melompat turun dari ranjang untuk memungut pakaian."Sial!"Mia memungut tali bra-nya yang sudah putus."Oh, tidak!"Mia semakin pening melihat satu-satunya pakaian dalam yang dia punya juga sudah jadi kain perca. Tanpa memiliki pilihan, Mia segera menyambar kemeja untuk dia pakai tanpa pakaian dalam dan bra.Mia keluar dari kamar untuk mencari Zontus dan terus merinding ketika melihat lukisan di sepanjang lorong. Anehnya Mia tidak melihat Zontus di manapun. Mia sudah turun di lantai bawah, tapi Zontus tetap tidak ada."Zontus!" Mia berteriak memanggil. "Zontus!"Bahkan Mia tidak melihat Drako."Zontus, di mana kau?"Mia yang semula ingin mengamuk mendadak merinding karena membayangk
BAB 182 HARUS BISA PULANG"Oh, tidak ... tidak ... tidak!" Mia menggeleng cepat, tidak mau melihat Zontus."Sampai kapan kau tidak mau melihatku!" Sebenarnya mereka juga juga sudah sering telanjang berdua."Sial!" Mia langsung mengumpat.Zontus benar-benar membiarkan Mia melihat sekujur urat tegangnya yang sedang mencuat keras hingga hampir menyentuh pusar."Tolong buat aku lupa ingatan!"Walaupun pernah berada di bilik shower dan satu bak bersama, tapi Mia memang tidak pernah mau memperhatikan Zontus sampai ke bawah pusar. Tubuh Zontus penuh taburan bulu maskulin kasar, coklat liat dengan banyak otot keras berurat tebal."Kau membuatku takut!" Mia mengatakan takut tapi masih fokus memperhatikan.Zontus langsung mendorong kepala Mia sampai terpental di atas bantal untuk dia terkam."Kau boleh minta berhenti jika tidak suka!"Ingat, saat itu Mia cuma memakai kemeja milik Zontus tanpa pakaian dalam atau bra. Zontus tinggal menyingsingkan ujung kemeja Mia untuk membuat gadis muda itu po
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala
BAB 230Latuza semakin berulah, dia telah berani menyerang Helena dan masih akan terus mendatangi musuh musuhnya yang lain."Ular terkutuk!" Lengan Zontus mengepal keras dengan otot meregang kencang.Latuza dan para lycan telah mengusik rajanya. Sepertinya Zontus memang harus segera melenyapkan para pembangkang.Zontus pergi ke Timur, mendatangi istana megah milik keturunan Raja Husain. Sama halnya seperti darah para raja yang telah diberkati, selama berabad-abad, keturuan Raja Husain memiliki garis darah yang terus terjaga. Sampai tiba-tiba keturunan terakhirnya menikahi wanita berambut merah dan melahirkan bocah laki-laki pembuat onar.Pangeran Husain baru melangkah masuk ke dalam kamarnya, ketika dibuat berjingkat terkejut karena melihat sosok Zontus yang tegap tinggi menjulang sudah menghadangnya."Ikut denganku!" Zontus memberi perintah tegas."Aku tidak boleh pergi dari istana!" Pangeran Husain menggeleng. "Baba akan marah!"Bagi Zontus, Pangeran Husain adalah biang masalah kare