"Pak Adam mencoba menguatkan hatinya. Karena dia kembali harus menceritakan pada Raka apa yang terjadi pada putrinya Alina selama ini. Karena Raka memang sama sekali tidak tahu apapun. Semua tertutup dengan rapat. Bahkan, Raka pun tidak tahu bahwa keluarganya bahkan adiknya Nasya adalah orang yang turut andil menyembunyikan Alina. Tetapi selama ini yang Raka tahu adalah Alisia adalah dalang atas kepergian Alina istrinya selama ini dari kehidupannya, sehingga dia memang selalu menunggu kapan waktunya akan membuat Alisia berkata jujur."Saya akan jelaskan semuanya padamu Raka apa yang sebenarnya terjadi," ucap pak Adam menatap Raka dengan serius.Raka menatap pak Adam. Dia berharap laki-laki itu akan memberikan jawaban dari semua keresahan hatinya dalam mencari istri dan anaknya selama ini yang telah lama menghilang."Alina ada dibandung selama berbulan-bulan dia harus menjalani pengobatan dirumah sakit jiwa karena gangguan mental pasca perselingkuhan mu dengan Alisia dan kamu tahu bah
Raka tiba dirumah kedua orang tuanya, dia menarik nafas panjang dan mencoba untuk tetap tenang. Raka tidak mau jika dia harus kembali bertengkar dengan nasya adik ya. Padahal, selama ini satu-satunya yang Raka percaya hanya keluarganya. Namun, ternyata keluarganya lah yang telah menyembunyikan istrinya selama ini."Assalamualaikum," ucap Raka sembari mengetuk pintu rumahnya."Waalaikumsalam Raka bukannya kamu masih berlibur di luar negeri bersama Alisia dan pak Adam?" Ujar bu karin yang sangat terkejut melihat putra pertamanya itu sudah ada di depan rumah."Aku sudah pulang mah karena papa mertua aku pak Adam meminta untuk segera pulang ke Indonesia dan akhirnya Alisia mau menuruti permintaannya Aku mau bertemu dengan Nasya apa dia ada di rumah?" papar Raka menatap sang mama."Kamu tumben nyariin Nasya dia lagi liburan sama teman-temannya karena Kak Nasya sedang liburan semester jadi Ya sudah Mama izinkan dia, "jawab Bu Karin terpaksa berbohong kepada putranya Raka Karena dia sudah be
Raka semakin terpuruk di depan Alina, dia tidak bisa membayangkan bagaimana Alina berjuang sendirian untuk menghadapi semua yang telah terjadi dalam kehidupannya. padahal, dulu awal menikah dengan Alina Raka berjanji untuk menjaganya tetapi, Raka justru malah membuat hidup Alina hancur."Alina aku mohon izinkan aku bertemu dengan Aisyah selama ini aku mencari kamu Alina tapi sama sekali tidak ada satupun orang yang memberitahuku tentang keberadaan kamu bahkan keluargaku sendiri, "ucap Raka menatap sang istri."Maaf Raka bukan maksud kita semua menyembunyikan Alina tapi ini demi kebaikannya karena kamu tidak pernah tahu betapa hancurnya Alina saat itu mendengar namamu saja dia tidak bisa mengendalikan emosinya dan kamu tahu dia bisa menyakiti dirinya dan anak yang ada dalam kandungannya dia tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun apa kamu bisa membayangkan istrimu saat itu! "Jawab Devan dengan penuh emosi."Devan Ayo kita pergi sekarang,"ucap Alina menatap Devan."Alina aku mohon izi
Akhirnya, setelah bercerita banyak kepada sang Mamah Raka kembali pamit untuk pulang ke rumahnya dia tahu dia harus bisa ikhlas untuk menerima semua keputusan dari Alina karena mau bagaimanapun Alina adalah ibu kandung dari Aisyah dia yang sudah berjuang sendirian agar Aisyah bisa lahir ke dunia.Raka juga sadar, kini memang hidupnya sudah hancur bahkan bersama Alisia pun dia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan dia hanya bertahan karena anak yang ada dalam kandungannya Alisia dia tidak mungkin melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan pada Aisyah.Setiba jadi rumah, tiba-tiba Alisia sudah menunggu suaminya itu di ruang tamu dia menatap Raka dengan penuh curiga karena seperti melihat Raka yang habis menangis."Kamu dari mana saja sih mas masa sampai malam begini ke rumah doang emang masih ada urusan apa kamu sama keluargamu? "Tanya Alisia menatap Raka."Tadi sebelum berangkat Aku sudah katakan kan sama kamu aku ada perlu kepada kedua orang tuaku jadi kamu tidak harus tah
"Raka kamu kenapa belum tidur?" Tanya pak Adam yang melihat menantunya itu dihalaman belakang."Aku masih memikirkan Alina dan Aisyah pah bagaimana keadaan mereka disana," jawab Raka dengan tatapan kosong."Kamu tidak perlu khawatir Raka, saya sudah memberikan fasilitas yang layak untuk anak dan cucuku lagipula disana ada Devan saya percaya Devan mampu menjaga Alina dan Aisyah serta mantan istri saya Asih," papar pak Adam menjelaskan pada Raka."Tapi aku ayah kandungnya Aisyah dan Alina juga masih istriku pah!" Ucap Raka yang mulai kesal."Mereka memang masih milikmu saat ini Raka sampai nanti mungkin sidang perceraianmu dengan alina tiba, tapi kamu harus realistis Alina seperti ini karena kamu saya pun belum bisa bertemu dengan Alina karena saya sudah membohonginya lagi," papar pak Adam dengan mata berbinar.Apa yang dirasakan pak Adam memang tidak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan menantunya Raka, diapun sangat merindukan Alina dan cucunya Aisyah tetapi, pak Adam sadar putrinya
Setelah beberapa jam perjalanan jakarta-bandung akhirnya, pak Adam pun sampai di sebuah perumahan yang cukup besar di daerah Bandung."Alina tinggal di sini pah?"tanya Raka pada mertuanya itu."Sebenarnya ini rumah pemberian dari saya untuk Alina dan juga Aisyah tetapi saya minta Devan untuk tidak mengatakan yang sejujurnya pada Alina karena saya tahu bahwa Alina tidak akan pernah mau menerima apapun pemberian dari ayah kandungnya apalagi setelah apa yang saya sudah lakukan kepadanya, "Papar Pak Adam menceritakan pada Raka apa yang sebenarnya terjadi."Alina dan Bu Asih memang wanita yang kuat mereka tidak pernah mau meminta ataupun mengemis kepada siapapun mereka rela berjuang demi bisa mencukupi segala kebutuhannya aku kenal Alina dari kecil dan juga tahu bagaimana Bu Asih berjuang keras untuk membesarkan Putri semata wayangnya," ucap Raka membuat Pak Adam semakin sedih."Ya sudahlah Kak Ayo kita masuk semoga saja Alina sedang ada di rumah lagi pula yang saya tahu Devan juga hari in
"Devan lepasin aku! "Teriak Alisia yang terus merintih kesakitan."Aku nggak akan ngebiarin kamu keluar dari sini Kamu kenapa sih Alisia selalu saja bertindak semau kamu! "Jawab Devan membentak Alisia."Devan kamu itu sepupu aku kamu keluarga aku seharusnya kamu bilang aku dibanding kamu membela Alina, "ucap Alisia yang terus berontak."Aku tidak akan membiarkan kamu melakukan hal yang salah apalagi kamu lihat akibat perbuatan kamu Om Adam kena serangan jantung kamu tidak pernah mikir apa Alisia bagaimana keadaan papah kamu apa kamu mau melihat papamu sendiri meninggal hanya karena perbuatan kamu! "Ucap Devan."Aku mohon devano pastiin aku aku pengen ketemu sama papa, "ucap Alisia dengan mata berbinar."Maafkan aku Alisia kamu tetap di sini aku terpaksa mengikat kamu di ruangan ini karena kamu pasti akan mengamuk jika aku membawa kamu pergi ke rumah sakit aku juga tidak mau hal apapun terjadi pada Alina "ucap Devan membuat Alicia semakin marah."Devannnnn lepasin akuuu!!" Teriak Alisi
Alina keluar ruang rawat pak Adam dan dia langsung memeluk ibu kandungnya Bu asih. Bu asih dan semua orang yang di luar sudah mengetahui kepergian Pak Adam mantan suaminya untuk selamanya. Mereka pun mencoba untuk ikhlas dan menguatkan Alina. Karena selama ini Alina lah yang merasa kehilangan ayahnya dan disaat mereka bisa dipertemukan kembali ternyata itu adalah pertemuan terakhir yang Allah takdirkan untuk mereka.Bu asih sudah memaafkan semua kesalahan dari mantan suaminya dia tidak ingin lagi menyimpan dendam dalam hidupnya apalagi, suaminya sudah sempat meminta maaf secara langsung kepada dirinya dan menyesali semua perbuatan yang telah dia lakukan di masa lalu.Jasad pak Adam dikuburkan di Bandung sesuai dengan permintaan pak Adam yang saat itu memang berbicara pada Devan ingin sekali menetap di Bandung bersama Alina. Kepergian pak Adam tidak bisa juga diterima oleh Alisia anak yang telah dibesarkan penuh kasih sayang dan cinta sejak kecil. Alisia histeris sejak mengetahui bahwa
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo