"aku sangat terkejut sekaligus tidak percaya bahwa papa Adam bisa melakukan hal itu" ujar Raka menarik nafas panjang."Setelah itu aku tidak tahu bagaimana kabar istri dan anak om Adam sekarang aku berharap masih bisa menemukan sepupu kecilku Alina" ucap Devan seketika Raka terdiam."Apa katamu Alina?" Tanya kembali Raka memastikan bahwa sepupu yang Devan maksud adalah istrinya atau bukan."Iya Alina dzakiya dia anak yang baik om Adam sangat menyayanginya karena dia anak semata wayangnya belum lagi Alina sangat mencintai ayahnya mungkin karena dia perempuan kali yah" papar Devan membuat Raka semakin tidak menyangka bahwa memang benar selama ini pak Adam adalah ayah kandung Alina yang pernah iya ceritakan dulu saat masih bersahabat dengan Raka.Raka tidak menyangka bahwa Alisia dan Alina adalah saudara tiri dan mereka memiliki satu ayah yang sama walaupun anak kandung padam adalah Alina.Dan hal yang semakin membuat Raka tidak percaya bagaimana bisa seorang ayah kandung tega menghancur
"mas ayo kita harus segera pergi ke hotel," ujar Alisia dengan senyum bahagia, karena hari ini dia kan mendapatkan sebuah pengakuan sebagai istri sah dari Raka, dan tidak akan ada orang yang memandangnya sebagai istri kedua atau selingkuhan Raka karena Alina sudah tidak ada dalam hidup Raka."Iya sebentar," jawab Raka merapihkan bajunya terlebih dahulu.Sebuah keputusan terberat namun, dia harus bisa melakukannya karena semua demi keluarganya terutama Alina."Wah pengantin baru pagi-pagi sudah rapi saja mau kemana?" Tanya Devan pada Alisia dan Raka."Hari ini mas Raka resmi bergabung di perusahaan Adam Grup dan memegang salah satu bisnis hotel papah jadi hari ini perkenalan direktur hotel yang baru," papar Alisia tersenyum bahagia pada sang suami."Wah keren kamu Raka menjadi penerusnya Om Adam aku yakin sih kamu akan menjadi pria sukses dengan bisnis ini" ujar Devan menatap Raka."Terimakasih banyak yah Devan kamu juga tumben sudah rapih mau kemana?" Tanya Raka penasaran."Oh iya aku
"Bu ibu kenapa?" Tanya Nasya yang cemas melihat Bu asih yang tiba-tiba memegang kepalanya saat akan pergi menjenguk Alina."Ibu baik-baik saja nak hanya kepala Ibu sedikit pusing, "jawab Bu Asih.Nasya pun mencoba membantu Bu Asih untuk duduk dan mengambilkan segelas air minum di dapur. Nasya khawatir jika Bu Asih terlalu banyak pikiran sehingga membuat badannya lemas. Terlebih akhir-akhir ini Bu Asih yang sudah mengurus Alina sehingga wajar saja kesehatannya mulai drop."Ibu istirahat saja ya biar Nasya yang menengok ke Alina ke rumah sakit jiwa Nasya tidak mau ada sesuatu yang terjadi sama ibu" ujaf Nasya sembari mencoba untuk memberikan segelas minuman kepada Bu Asih."Ibu baik-baik saja kok nak Ibu hanya ingin bertemu dengan Alina kasihan dia di sana sendirian pasti dia ketakutan karena tidak ada orang yang dia kenali di sana, "Jawab Bu Asih sembari terus menangis."Ibu Kak alina pasti akan baik-baik saja apalagi di sana banyak sekali dokter dan juga perawat yang membantu Kak Alin
Setelah beberapa lama dalam perjalanan, akhirnya Devan sampai di rumah sakit tempat dia bekerja dia pun langsung bergegas masuk ke dalam ruangan dan bertemu staff di sana."Selamat siang dokter Devan apa kabar?" Tanya seorang pria yang ternyata pimpinan rumah sakit jiwa di sini."Selamat pagi pak senang bertemu dengan anda," jawab Devan dengan senyuman."Selamat bergabung dirumah sakit ini, saya harap dokter Devan akan suka bekerja disini," ujar pria paruh baya itu dengan senyuman."Tentu saja pak saya akan semangat menjalani profesi say disini," jawab Devan dengan semangat."Untuk selanjutnya dokter Devan bisa berkomunikasi langsung dengan para perawat yang menangani beberapa pasien yang mengalami gangguan jiwa di sini, "papar pria itu pada Devan.Devan didampingi oleh salah satu perawat untuk berkeliling Rumah sakit agar dia terbiasa untuk bekerja di sini. Devan sangat mencintai profesinya walaupun bagi sebagian orang ini adalah hal yang aneh gimana mereka harus berhadapan dengan ba
"kalau boleh aku tahu apakah yang menyebabkan kakak iparmu itu mengalami depresi? "Tanya Devan pada Nasya."Dulu dia adalah wanita yang paling ceria tapi semenjak suaminya berselingkuh lukanya kembali datang bahkan membuat dia hancur jauh dari apa yang dia pernah lalui saat dulu ayahnya berselingkuh, "jawab Nasya dengan mata berbinar."Lalu sekarang suaminya di mana apa dia tahu keadaan istrinya sekarang? "Tanya kembali Devan semakin penasaran."Suaminya sudah menikah lagi dengan perempuan lain dia menikah secara diam-diam walaupun memang awalnya hanya ingin menolong wanita itu namun ternyata kakak aku malah jatuh cinta dengan dia bahkan sekarang dia sudah tidak peduli lagi dengan istri dan anak yang ada dalam kandungan istrinya" papar Nasya sembari menyeka sudut matanya.Nasya tidak sanggup, jika menceritakan semua yang terjadi pada kakak iparnya Alina rasanya masih sangat begitu menyakitkan untuk dirinya bahkan, hingga sampai dengan detik ini dia pun tidak tahu apakah Raka sang kaka
"baik buat semua karyawan yang telah hadir di sini Saya ingin memperkenalkan di depan kalian adalah Raka Hardiman dia adalah suami sah saya dan kita sudah menikah dan sekaligus ingin memperkenalkan bahwa sekarang yang akan menjadi pimpinan dari hotel kita adalah mas Raka, "papar Alisia kepada semua staff yang hadir di rapat dan juga beberapa media yang datang meliput.Alisia pun tersenyum bahagia karena akhirnya hari yang dia tunggu pun tiba di mana Sebuah pengakuan sebagai istri dari Raka akan terjadi, dan hal itu pasti akan membuat dia bisa mendapatkan sepenuhnya Cinta dari Raka karena dengan itu Alina akan melihat semuanya apa yang telah dilakukan oleh sang suami karena tidak ada lagi cinta yang bisa didapatkan oleh Alina dari suaminya.Semua pun bertepuk tangan bahagia menyambut pimpinan baru dari hotel milik Adam grup."Wah selamat ya Mbak Alisia ternyata Mbak memiliki seorang suami yang tampan dan juga bisa memimpin hotel kita semoga pernikahan kalian selalu bahagia ya, "ucap sa
"Assalamualaikum Bu," ucap Nasya sembari mengetuk pintu."waalaikumsalam Nasya Alhamdulillah kamu sudah pulang," jawab Bu asih yang terkejut melihat Nasya pulang dengan seorang pria.Devan pun mencium tangan wanita yang pernah menjadi tantenya tersebut dengan penuh haru. Akan tetapi Bu asih masih menatap dengan kebingungan."Bu, ini dokter Devan dia seorang psikiater di rumah sakit jiwa yang menangani kak Alina dan di mau bertemu dengan ibu," papar Nasya menjelaskan pada Bu asih."Oh yasudah ayo masuk," ujar Bu asih mempersilahkan Devan dan nasya masuk."Maaf dok tapi untuk apa dokter Devan datang menemui saya ke sini padahal kan sudah diwakilkan oleh Nasya? "Tanya Bu Asih penasaran."Karena aku mau ketemu sama Tante Asih, "jawab Devan seketika membuat Bu Asih menatapnya."Memang ada perlu apa? Kenapa kamu manggil saya Tante?" Tanya Bu asih semakin bingung dan menatap Nasya."Aku Devan Tante keponakan Om Adam yang waktu kecil sering bermain dengan Alina tapi saat itu aku terpaksa pind
"ngomong-ngomong Devan kamu di sini tinggal sama siapa? "Tanya Bu asih pada keponakannya itu."Devan baru hari ini sih Tante ada di Bandung dan mungkin Devan akan mencari tempat tinggal selama kerja di sini. "jawab Devan dengan senyuman."Bagaimana kak Devan tinggal di sini saja sama Bu asih soalnya aku harus kembali lagi ke Jakarta karena aku harus meneruskan kuliahku di sini aku hanya menemani ibu asih selama 3 hari lagi pula aku khawatir jika Bu asih sendirian tinggal di sini" sahut Nasya menatap Devan."Tante setuju karena banyak kamar juga di sini yang masih kosong villa ini terlalu luas untuk tante tinggali sendiri. "ujar Bu asih meyakinkan Devan."Ya sudah kalau gitu Devan tidak akan menolak kalau memang itu tidak merepotkan Tante asih selama tinggal di sini lagi pula Devan juga di sana yang menangani Alina jadi Devan bisa kasih tau perkembangan Alina secara langsung" papar Devan dengan senyuman"Alhamdulillah makasih banyak ya kak Devan aku lega banget ninggalin Bu asih sendir
"Kak Devan, maafkan aku aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup kak Devan aku pikir keadilan selama ini mencintai kalian yang ternyata dia adalah kak Raka." Ucap Nasya dengan menitikan air mata di hadapan Devan, Dia sangat merasa bersalah karena menjadi wanita yang tidak percaya dengan kekuatan cinta yang dia miliki Dan dia juga tidak bisa percaya dengan cinta yang Devan berikan padanya selama ini."Nasya, kamu tidak salah kok justru aku yang minta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memenuhi janjiku tepat waktu untuk menemuimu saat itu aku dan raka justru mengalami kecelakaan dan membuat hidup kita benar-benar hancur sekarang satu-satunya cara bagaimana agar kita bisa menyelamatkan hidup kalian dan Aisyah. "Papar Devan dengan senyuman."Sudah, jangan bersedih seperti itu Kamu jelek tahu aku lebih suka lihat kamu tersenyum. "Goda Devan pada wanita yang dia cintai itu."Hmmmm, romantisnya sudah selesai ya sekarang waktunya kita memikirkan Bagaimana caranya agar me
"jadi, Aisyah adalah putriku dia Putri kandungku bersama dengan Alina? "Tanya Raka terbelalak ketika tahu bahwa kenyataannya selama ini dia memang sudah bertemu dengan Putri kandungnya."Iya Raka, Aisyah adalah putrimu bersama dengan Alina apa kamu ingat sebelum sebuah kecelakaan itu terjadi kamu mengantarkan aku pergi ke bandara agar aku bisa melamar Nasya segera mungkin tapi ternyata justru kecelakaan malah menimpa kita hingga akhirnya wajah kita malah rusak namun hal itu malah dimanfaatkan oleh Alicia yang ternyata selama ini berpura-pura gila di depan kita semua. "Jawab Devan seketika membuat kepala Raka pun sakit.Ingatan Raka perlahan mulai kembali dia tidak mampu menahan rasa sakit kepalanya kalau mengingat sedikit demi sedikit apa yang diucapkan oleh Devan, hingga akhirnya dia pun tersungkur ke lantai dan pingsan Devan tidak bisa berkutik karena dia diikat oleh Alisia."Raka, sadar aku mohon kamu sadar kita harus cepat-cepat pergi dari tempat ini sebelum Alicia kembali ataupun
Devan salah, dia justru malah dijebak oleh perawat tersebut yang menjadi suruhan alesia bukannya diantar ke alamat yang dia inginkan, namun Devan justru disekap di sebuah ruangan yang entah di mana.Devan pun tidak mampu berkutik, karena dia tidak bisa melawan Alicia dalam kondisinya yang masih seperti ini."Maafkan aku pak Devan, aku sudah berjanji untuk tetap terus berada di pihak Mbak Alisia jadi aku tidak bisa berada di pihakmu. "Jawab perawat tersebut yang justru meninggalkan Devan sendirian.***Waktu terus berlalu, tidak terasa pernikahan Alina dan juga Fathir memang sudah dekat mereka sudah mempersiapkan segala persiapan pernikahan yang memang akan direncanakan dengan sangat sederhana Alina tahu ini bukan pernikahan pertama dalam hidupnya bukan seperti pernikahan bersama dia dengan Raka tapi mau tidak mau Alina memang harus menikah dengan Fathir agar Devan tidak lagi mengganggu kehidupannya.Sementara itu, Nasya memang memutuskan untuk menetap di Bandung dia tidak kembali ke J
Tok...tok... Pagi-pagi sekali, sudah ada tamu di rumah Alina dan di saat dia membukakan pintu ternyata itu adalah Devan. Alina mencoba menutup pintunya kembali karena dia tidak mau bertemu dengan Devan dia tidak mau lagi ada kesalahpahaman di antara mereka."Alina, Aku tahu kamu marah pada aku tapi aku minta sama kamu jangan menikah dengan Fathir dia bukanlah laki-laki yang baik aku takut jika dia menyakiti kamu lagi. "Teriak Devan di depan pintu rumah Alina."Sudahlah Devan lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan pernah lagi ganggu aku dan juga Mas Fatir Aku akan menikah dengannya Bulan depan aku mohon terima keputusanku itu. "Jawab alina.Nasya melihat Alina berdiri di depan pintu, dia sekolah tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Nasya pun menghampiri Alina."Kenapa Kak Alina melakukan hal itu? ""Maksud kamu apa Nasya, Aku hanya tidak mau bertemu lagi dengan Devan Aku akan menikah dengan mas Fathir jika dia datang ke sini hanya untuk menemuiku lebih baik dia pergi
Devan perlahan mulai menggerakkan kakinya, dia ingin segera bisa bergerak dan keluar dari rumah ini pada dia mau menghentikan rencana Alicia yang sangat jahat."Selamat pagi Tuhan, Saya perawat baru di sini dan saya yang akan merawat Tuan Devan. "Ucap seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Devan."Alicia ke mana? ""Nyonya Alisia sedang pergi, kemungkinan dia pergi sangat lama katanya ada sesuatu yang harus dia selesaikan. "Akhirnya Devan bisa sedikit lega, karena dia terbebas dari Alisia dan dia akan memikirkan cara untuk keluar dari rumah ini."Perawat itu pun memberikan sebuah nampan berisikan makanan, Irfan meminta dia keluar karena devan ingin berusaha keras untuk bisa menggerakkan kakinya, dia tidak menyangka akan tidur terlalu lama dalam koma, belum lagi yang ternyata wajahnya telah ditukar oleh sepupunya sendiri, karena ingin membalaskan dendamnya pada Alina.***"Kenapa kamu mengajakku ketemuan di restoran ini Alicia aku mah bagaimana kalau ada yang melihat kita?""Kamu t
Devan perlahan tersadar, dan mendapati dirinya berada di rumah sakit dia terus memagangi kepalanya, dan dia baru ingat bahwa tadi dia habis bertengkar dengan Fathir."Dokter Devan, lebih baik anda istirahat dulu soalnya tadi ada pingsan. "Ucap salah satu perawat menghampiri dirinya."Gimana dokter Fathir? ""Dokter Fathir tadi sudah izin untuk pulang dia meminta saya untuk merawat Pak Devan lagi pula, Ada apa yang terjadi sama dokter Devan kenapa bisa ada bertengkar dengan dokter Fathir? "Tanya perawat tersebut seolah sudah mengenal Devan dengan baik, karena memang Devan sendiri dulu pernah bekerja di rumah sakit ini merawat Alina namun yang ada di hadapan perawat tersebut memang bukanlah Devan yang asli dia hanyalah Raka yang wajahnya harus tertukar dengan Devan karena ulah Alisia."Maaf sus, tapi saya itu bukan dokter saya yang laki-laki biasa lagi pula kenapa pertanyaan Anda seperti itu seolah Anda mengenal saya dengan baik. "Ucap Devan."Jadi dokter Devan tidak ingat dengan saya?
Fathir tiba di rumah Alina, dia pun langsung bergegas mencoba untuk menghampiri Alina karena dia tahu dari Devan bahwa Alina telah menerima lamarannya. Baru saja Fatir ingin menekan bel rumah Alina, tiba-tiba saja Nasya keluar dan menatap laki-laki yang akan menjadi calon suami dari kakak iparnya."Mas Fathir, Ada apa ke sini? "Tanya Nasya yang seolah tidak suka dengan kehadiran Fathir."Aku mau bertemu dengan Alina Nasya, apa dia ada di dalam? ""Aku mau tanya sama Mas Fathir, apa sebenarnya maksud Mas Fatir melamar Kak Alina? ""Apa maksudmu Nasya, lagi pula memang aku salah mengungkapkan perasaanku ingin melamar Alina bukankah Alina juga sudah berstatus bagi seorang janda dan dia sedang tidak menerima lamaran dari laki-laki lain. ""Tapi kenapa bisa secepat itu mas Fatir melamar Kak Alina?"Belum sempat Fathir menjawab pertanyaan dari Nasya, tiba-tiba saja Alina pun menghampiri mereka berdua Alina menatap Nasya seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja, namun tetap saja d
Devan terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia pun menuju rumah sakit di mana tempat Fathir bekerja. Ternyata Devan begitu sangat terluka atas yang dilakukan oleh Fathir Karena dia pikir Fathir adalah sahabatnya yang membantu dia untuk bisa dengan Alina namun ternyata, justru Fatir malah ngelamar Alina tanpa sepengetahuan dirinya."Kurang ajar kamu Fathir, ternyata kamu malah menusukku dari belakang! "Ucap Devan yang terus mengendarai mobilnya dengan begitu sangat kencang.Sesampai di rumah sakit tempat Fatir bekerja, Devan pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja, dia bertemu dengan Fathir secara langsung."Devan, tumben sekali kamu datang ke rumah sakit ada apa? "Belum sempat pertanyaan Fathir dijawab oleh Devan, tiba-tiba saja Devan melayangkan satu pukulan di wajah Fatir, hingga membuatnya terjungkal ke lantai."Pengecut kamu Fathir! Kamu selama ini telah membohongiku kamu bilang kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Alina tapi ternyata apa? Kamu malah
"Aisyah." Panggil nasyah membuat Aisyah tersenyum bahagia."Tante Nasya, Ayo masuk tante. ""Tante mau pamit, karena mungkin besok Tante mau pulang ke Jakarta. ""Tante kok cepat sekali sih, kata Ibu Tante mau tinggal di Bandung. "Ucap Aisyah dengan raut wajah sedih.Ada rasa sesal di hati Nasya, karena dia yang awalnya memang ingin menetap di Bandung karena dia berharap dia akan bisa bersatu dengan Devan namun ternyata semua itu hanyalah sia-sia Nasya harus kembali melanjutkan kehidupannya yang baru dan mengikhlaskan Devan untuk bersama dengan kakak iparnya Alina."Aisyah, tante kan harus kembali lagi bekerja nanti kalau seandainya ada waktu tante akan datang berkunjung ke sini lagi. ""Ayolah tante, Aisyah tidak punya teman lagi selain tante Nasya ibu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya belum lagi, Om Devan juga sudah tidak tinggal di sini. "Rengek Aisyah membuat Nasya pun menahan tangisnya.Nasya tahu, bagaimana perjuangan Alina untuk membesarkan Aisyah seorang diri tanpa ada seo