Beranda / Pernikahan / Lelakiku Sedingin Es / Bab 36 Ciapa , Papi ...?

Share

Bab 36 Ciapa , Papi ...?

Penulis: Delly Marcha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ganis ikut berlutut di hadapannya. "Pran ... jangan disesali, kamu sudah menolong Gagah. Darahmu akan mengalir di tubuhnya. Kamu sudah melakukan apa yang harus dilakukan seorang bapak kepada anaknya." Prana mengangkat wajahnya, sudah tidak bisa dijelaskan bagaimana ekspresi wajahnya. Membuat Ganis mengusap air mata suaminya dengan penuh pengertian.

"Terima kasih, untuk tidak mengeraskan hatimu. Kamu telah menyelamatkan Gagah." Ganis merengkuh kepala Prana, ke pelukan.

Tubuh Prana bergetar kembali, baru kali ini dia menangis melepaskan rasa sesak di dada. Tidak bisa berkata sepatah kata pun, terasa berat dengan penyesalan yang sedang dirasakan. Bahkan, untuk berkata maaf saja merasa belum sanggup.

Ganis membantu mengangkat tubuhnya, hingga berdiri. Membimbingnya, mendekati ranjang di mana Gagah berbaring tidur. Ia membiarkan Prana menatap wajah anaknya. Momen ini tidak ingin Ganis ganggu.

Ia melihat tangan besar itu menyentuh pipi Gagah, mengelusnya dengan lembut. Air mata Prana ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agustia Mentiri
seruuuu Ganiis sudah menerima Prana kembali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 37 Ada Apa, Ini?

    Hasil pemeriksaan darah dari laboratorium sudah keluar, dinyatakan trombosit anaknya sudah normal kembali. Dokter memuji Gagah, sebagai anak pintar yang penurut dan tidak rewel. "Pasti anak sepintar Gagah, akan cepat sembuh." kata dokternya. Sebelum berlalu dari ruangan.Semua merasa lega dan Prana berlutut di di depan pangkuan Naning yang sedang duduk di atas sofa. "Ibu, ampuni Prana yang sudah meragukan kesetiaan Ganis selama ini. Berlaku tidak adil, membuat ibu ikut repot mendampinginya." aku Prana, tertunduk dengan penyesalan yang sangat mendalam.Naning memegang kedua bahunya, "Kamu anak ibu juga. Lupakan yang lalu dan teruskanlah rumah tangga kalian dengan berlandaskan saling percaya." nasihat Naning dengan bijak. Berusaha untuk tidak menghakimi dengan kata-katanya.Mengangkat tubuh Prana, untuk duduk di sisinya. Naning mengelus punggung menantunya itu dengan lembut. Ia mengerti, bagaimana beban rasa bersalah Prana kepada Ganis sangatlah besar sekali. Butuh kesiapan untuk menan

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 38 Lelaki Bodoh

    "Pran," panggil Ganis, menyadarkan Prana."Kenalkan teman SMA-ku, Yuni dan Duta." Ia menarik Prana lebih dekat, pada suami-istri sahabatnya itu.Dengan canggung Prana menyalami mereka, terutama saat bersalaman dengan Duta. Sepertinya dia berusaha mengendalikan diri.Tanpa disadari, Prana menghilang ketika mereka mengobrol cukup lama. Saat mau pamitan, Ganis mencari sosok Prana di sekitar ruangan, tetapi tidak menemukannya. "Maaf, Yun. Sepertinya suamiku lagi ke kamar mandi, atau ke luar.""Tidak apa-apa, Nis. Aku pamit pulang, ya? Salamin ke ibu." kata Yuni."Salam juga untuk suamimu, Nis." ucap Duta.Ganis terpekur, duduk menatap Gagah yang tertidur. Pikirannya mengingat sikap Prana tadi, yang menghilang begitu saja tanpa permisi.Ganis sama sekali tidak tahu, kalau Prana sengaja menghindari kedua temannya itu.Dengan tangan terkepal, Prana berusaha mengendalikan emosinya. Bulak-balik di sebuah lorong rumah sakit yang sepi. Dia tidak ingin merusak apa yang sudah membaik. Harus menyel

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 39 Aku Sangat Merindukanmu

    Tidak lama setelah kepergian teman-teman dari kantor, tante Rini datang dengan om Gustaf.Ganis dipeluknya, terlihat sarat dengan rasa kangen dan haru secara bersamaan. Rini melihat wajah Ganis dengan uraian air mata, kemudian memeluk kembali dengan erat. "Maafkan Tante, maafkan Prana juga Nis." bisiknya, parau.Ganis melepas pelukan dan tersenyum. "Tante tidak salah, hanya ponakan Tante ini yang memang bodohnya sejagat raya. Main asal tuduh, tanpa mencari dulu kebenarannya." Ganis memelototi Prana dengan gemas. Tapi sudah tidak ada kemarahan di sorot matanya.Rini jadi tergugu dengan sikap Ganis. Ia jadi tersenyum, melihat Prana yang sedang menatap istrinya dengan sejuta cinta di manik mata, "Aku ingin melihat anakmu, Nis. Prana sudah menceritakan gimana tampannya anak itu.""Mirip siapa, coba? Suka memuji diri sendiri." ungkap Ganis, meledek suaminya yang kepedean.Ia menyalami om Gustaf yang tersenyum padanya. "Apa kabar, Om?" sapanya."Baik, Nis." tatapnya. "Cinta Prana sama kamu

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 40 Di Apartemen

    Pagi yang sangat cerah, Prana sudah membuka gorden hingga sinar matahari masuk menghangatkan ruangan. Dia melihat istrinya, masih meringkuk di sofa dengan mata terpejam. Sama sekali tidak terusik oleh cahaya yang sudah terang benderang. Prana hanya tersenyum, membiarkan Ganis memuaskan tidurnya.Gagah sudah tampak rapi, karena Prana sudah mengelap tubuh dan mengganti pakaiannya. Terlihat sudah sehat."Mami beum banun Papi, banunin gih." tunjuk Gagah ke maminya."Biarin aja, kemarin mami sangat capek. Jadi, perlu banyak tidur.""Mami, kalau ndak dibanunin, ngak banun-banun. Gagah cuka diculuh eang banunin mami.""Gimana cara Gagah bangunin mami?" tanya Prana penasaran."Cium bibilna" tunjuk Gagah, ke bibirnya yang mengerucut.Prana tertawa. 'Kok sama, ya?' pikirnya, merasa tergugu."Papi cium mami, bial banun.""Mau sama Gagah atau sama Papi?""Bocan ah cama Gagah teus, gatian cekalang cama Papi aja."Ya, ampun! Prana benar-benar gemas dibuatnya. Namun, dia mengikuti juga saran anakny

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 41 Serasa Pengantin Baru

    Ganis menggeliatkan tubuhnya, yang terasa sakit dibagian-bagian tertentu. Ia baru menyadari kalau seharian kemarin sampai semalam, ia terus digempur oleh suaminya. Tubuh keren Prana seolah tidak mengenal lelah, sangat kuat tidak terbantahkan."Sudah bangun?" sapa Prana dengan senyum yang memikat."Kamu kejam, membuat tubuhku sangat lemas dan sakit-sakit begini." keluh Ganis."Anggap saja itu hutangmu, di Puncak dan di sungai Mayon." gelak Prana spontan."Dasar!" Ganis memukul dada terbuka suaminya.Prana langsung mengambil tangan yang dipakai untuk memukul, lalu mencium Ganis sambil terus menatapnya. Ia merebahkan kepala di atas lengan, sementara rambut panjangnya tersebar, memunculkan wajah cantik alaminya. Prana seolah tidak merasa bosan untuk terus memandangi kelebihannya itu."Pran, aku lapar." Ganis menyentuh perut, yang mulai terasa perih."Kita pesan online saja, ya?" usul Prana. Ikut mengelus perut mulus istrinya."Pasti lama." Ganis menunjukan ketidaksabarannya."Sudah lapar

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 42 Aku Cinta Pertamanya

    Semua merasa lega setelah lima hari Gagah di rawat, dokter menyatakan sudah sembuh dan boleh pulang.Anak itu sangat senang saat selang infus terlepas dari tangan. Langsung memeluk Prana, bergelayut, mengalungkan tangan di lehernya.Untuk sementara mereka tinggal di apartemen, sedangkan Naning ikut dengan Tante Rini. Saat keduanya sudah masuk kerja, Gagah dititipkan dulu ke eyangnya.Memasuki kantor seakan mendapat aura baru. Awalnya semua orang kaget dengan kenyataan, kalau Direktur Utama mereka sudah menikah dan punya anak. Lebih kaget lagi, saat mengetahui kalau istrinya tiada lain orang yang mereka kenal juga. Yaitu Ganis, wanita cantik dari divisi Site Engineer. Jadi terkenal namanya, hingga banyak yang memberi ucapan selamat.Ganis langsung disodori tugas oleh Mila, untuk menangani interior sebuah rumah besar di kawasan perumahan elite. Lokasinya tidak begitu jauh dari kawasan gedung perusahaan. "Nis, klien kita kali ini sepenuhnya menyerahkan pada ide kreatif kita. Tidak ada

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 43 Proyek Rumah Besar

    "Nis, keruanganku, ya?" pinta Prana, saat Ganis mau meninggalkan ruang rapat."Ini soal kerjaan, kan?" tanyanya."Tentu saja, ini soal rumah besar yang sedang kamu kerjakan itu." jawab Prana, meyakinkannya.Ganis mengekor suaminya menuju lantai tiga, setelah bilang dulu pada Mila akan membicarakan proyek rumah besar itu dengan Prana.Saat masuk ke ruangan, sudah tidak merasakan aura dingin lagi. Siscka sekretaris Prana, tersenyum. Begitu mereka melewati mejanya.Menurut Ganis, Siscka terlihat semakin cantik dan bohaynya itu Lo. Ia saja yang sesama perempuan, merasa kagum akan keindahan bentuk tubuhnya.Prana menuntunnya untuk duduk di sofa, setelah ada di ruang kerjanya. "Ceritakan tentang rumah yang akan kamu kerjakan itu." pintanya, penuh minat"Kamu tampak berminat sekali pada proyek rumah ini?" Ganis menatap Prana yang duduk di sofa sebelahnya."Aku kira semua Proyek yang masuk ke perusahaan ini, akan selalu jadi perhatianku." jawab Prana kalem.Ganis menatapnya lagi "Rumah ini sa

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 44 I Love You

    Besok harinya, Prana membawa Ganis ke poliklinik kandungan. Hasil pemeriksaan, Ganis dinyatakan positif hamil."Selamat ya, Pak. Istrinya telah hamil enam minggu." kata dokter kandungan.Terlihat mata Prana berbinar, melihat pada layar USG. Betapa bahagia dirinya, sudah memiliki anak yang tahu-tahu sudah gede, dan sekarang Ganis mengandung lagi anak keduanya."Kandungannya sehat kan, Dok?" tanya Prana. Melihat pada dokter kandungan, yang sedang menggerakkan mouse untuk menunjukkan gambar bayi yang sama sekali tidak dimengertinya."Ini detak jantungnya, Pak. Sangat kuat sekali." Pandangan Prana kini terarah pada gambar di layar. Tampak seperti gelembung yang sedang berdenyut-denyut. Entahlah Prana melihatnya seperti itu."Memang belum kelihatan secara jelas, karena masih terlalu kecil. Bapak bisa lebih jelasnya nanti di USG 4D, tapi itu bisa dilakukan setelah bayi berumur sekitar 24 minggu. Itu pun, tidak boleh sering-sering. Lebih tepatnya, hanya untuk mendeteksi bila ada kelainan pad

Bab terbaru

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 53 Dua Tubuh, Satu Hati (TAMAT)

    Wajah itu terlihat sarat dengan berbagai perasaan, kerinduan, haru, dan kagum. Ganis dipeluknya dengan erat oleh mertua perempuannya, Marie. Masih terlihat cantik, walaupun usianya sudah lanjut. Papanya, Edward. Menyenggol bahu anaknya. "Istrimu memang luar biasa, dengan kesabarannya sampai bisa meluluhkan hati Mamamu."Prana terkekeh. "Jangankan Mama, Gunung Es aja dia bisa taklukan!" kata Prana. Melihat pada Ganis yang masih berpelukan dengan Marie"Apa tuh, Gunung Es?" perhatiannya mendadak teralihkan dari menantunya. Marie melirik Prana."Itu julukan Ganis, Mam. Karena sikapku yang kaku dan dingin, jadi dia menjulukiku sebagai Gunung Es." jawab Prana, dengan senyumnya.Tawa Edward meledak. "Untung kamu ketemu Ganis yang punya kepribadian sehangat matahari." pujinya, sambil membuka rentangan tangan untuk Ganis. Ibu muda itu tanpa segan, masuk ke dalam pelukan papa mertuanya yang tampak ramah dan berwibawa.Dulu waktu mereka menikah, suasananya sangat kaku. Jangankan bisa beramah t

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 52 Baby Maura

    "Kamu hebat, Nis. Bisa melahirkan secara normal begitu." ucap Rini, dengan kagumnya. Saat Ganis sudah dipindahkan ke ruangan biasa. Ibunya, tante Rini dan om Gustaf, tampak mengelilingi tempat tidur. Sementara Prana duduk di dekat Ganis, tidak mau beranjak ingin terus di sisi istrinya."Waktu melahirkan Gagah pun, Ganis melahirkan dengan normal. Hanya waktunya tidak secepat ini, 10 jam baru bisa lahiran." terang Naning."Oh ya? Mungkin itu kelahiran pertama jadi agak susah, ya?" tanya Rini."Mungkin kurang motivasi juga, karena melahirkan tanpa suami." ceplos Naning, begitu saja. Prana yang di sisi Ganis sambil memegang tangannya, jadi merasa bersalah. "Ternyata perjuangan seorang ibu saat melahirkan itu benar-benar mempertaruhkan nyawanya." ada kabut di matanya dan ia mencium kening Ganis. "Kamu memang hebat, Nis. Maaf, saat melahirkan Gagah, aku tidak ada di sisimu." Ganis menatap suaminya dengan senyum. "Tidak usah dipikirkan lagi, semuanya sudah aku maafkan. Jangan diingat lagi

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 51 Melahirkan

    "Nis, tadi itu luar biasa, Lo. Prana udah kayak cacing kepanasan aja di belakang pintu." Felix tertawa, saat mereka sudah berkumpul di ruang gedung yang khusus disediakan untuk keluarga. Prana mengelus rambut Ganis. "Aku juga bilang Ganis itu suka nekat, itu yang bikin gue suka khawatir. Untung berakhir baik."Ganis hanya tersenyum menanggapinya.Bram muncul, setelah mengganti baju pengantinnya. "Mila, belum selesai, ya?" tanya Ganis kepada Bram."Yah, begitulah. Wanita lebih ribet." jawab Bram, tertawa."Cewek yang tadi itu, beneran sepupu, lo?" tanya Felix."Ya, dari nyokap. Bokapnya, kakak nyokap gue. Mereka keluarga tajir, jauh sekali dengan kehidupan keluarga gue yang kere.""Gue sempet naksir dia sih, dulu. Tapi yang dikejar dia, malah Prana. Orangnya udah ilang, tetep aja ditanyain. Sempet sebel jadinya gue.""Lo kenapa jadi sebel ma gue? Tahu juga kagak.""Tuh cewek, emang terobsesi banget ama lo. Desek-desek gue supaya ngasih tahu keberadaan lo." ucap Felix keki."Ke gue ju

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 50 Kepedulian Ganis

    Orang pada berteriak, melihat gelas runcing di sabetkan ke kiri dan ke kanan. Mata wanita itu sudah terlihat liar. Menatap Ganis, dengan segala kebencian. Prana menyembunyikan Ganis ke belakang punggungnya, dengan tatapan waspada.Beberapa keamanan sudah mulai bermunculan. Bram sudah turun dari pelaminan. Saat Mila mau mengikutinya, dia mencegah. "Mil, lebih baik tunggu di atas saja. Ini bukan kali pertama Rania ngamuk seperti ini.""Kamu mengenalnya?" tanya Mila."Dia sepupuku, dari ibu." jelas Bram. Dia segera mendekati ke arah wanita cantik itu berada."Rania, ini pesta pernikahanku. Ini bukan ajangmu untuk mencari perhatian." ucap Bram tampak tenang, tetapi tegas.Mata liar itu melihat padanya. "Lelaki sombong itu telah menpermalukanku." tunjuknya pada Prana. "Ok, dia temanku. Tidak mungkin mempermalukanmu, kalau kamu sendiri tidak bertingkah untuk mengganggunya." Bram menyanggahnya."Dia angkuh! Dia sombong!""Dia sudah punya istri! Dan Dia bukan jenis laki-laki yang tidak set

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 49 Uji Kesabaran

    "Apakah Fe, ada?" tanya Prana. Mengagetkan yang ditanya.Seperti disengat kalajengking, mata bulat milik Siscka terbelalak. Membuat alis Prana terangkat sebelah. Prana tiba-tiba ada di depan meja kerjanya. Tumben-tumbenan manusia dingin ini, mau berbasa-basi. Seumur-umur kerja jadi sekretarisnya, belum pernah ditanya seramah itu. Makanya Siscka kaget."Apa aku seperti hantu?" tanya Prana lagi.'Ampun! Suaminya mbak Ganis ini, sungguh gak lucu bercandanya.' batin Siscka."Ma ... maaf, Pak. Saya merasa kaget. Tadi tiba-tiba Pak Prana datang begitu saja." ucap Siscka sedikit gugup.Prana hanya mengedikkan bahu, lalu masuk ke ruang Felix tanpa mengetuk pintu.Felix yang sedang asik memeriksa berkas-berkas dokumen, mengangkat wajah. "Wah! Yang baru pulang dari seminar. Bagaimana, hasilnya?" tanya Felix. Langsung berdiri mendekati Prana, lalu menggandengnya untuk sama-sama duduk di sofa."Gue gak nyampe akhir, ngikutinnya." jawab Prana."Kenapa emang?" Felix melihatnya."Gak terlalu penti

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 48 Kebersamaan

    "Pran, siapa wanita itu?" tanya Ganis. Saat Prana sudah duduk kembali di sofa. Mereka masih tersabung dengan video call."Terus terang aku juga gak kenal, Nis.""Tapi dia tahu namamu, nyosor banget lagi sama kamu.""Begitulah, Nis. Kalau jadi orang ganteng, banyak yang suka." cengenges Prana, yang menurut Ganis tidak lucu.Wajah Ganis langsung ditekuk. "Kepedean, nyebelin! Dapat tontonan gratis tuh, mana besar lagi.""Apanya yang besar?" goda Prana, pura-pura tidak mengerti.Ganis bersiul. "Yang bulat, kayak batok kelapa." omong Ganis sekenanya.Prana terkekeh. "Itu kelihatan dicetak, berarti gak asli. Mending yang punya kamu, besarnya sama kayaknya.""Apa? Berarti kamu liatin terus dong, sampai tahu itu cetakan.""Mataku gak buta, Nis. Itu di depan mata.""Aish! Lelaki sama saja di mana-mana. Matanya gak bisa menghindar dari yang gituan.""Loh ... loh ... kamu kan, tadi lihat dan denger sendiri kejadiannya? Kamu beruntung loh punya suami kayak aku. Sepantasnya dimuseumkan karena suda

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 47 Uji Kesetiaan

    "Sebentar ...!" Wanita cantik itu, nekat mengejarnya.Prana tidak menggubrisnya. Terus berjalan, tidak sedikitpun memedulikan wanita yang terus bejalan cepat tanpa berhenti mengejar.Prana tahu, wanita itu tertarik padanya. Dia sering menghadapi wanita-wanita seperti itu. Kalau mau, mungkin sejak dulu dia akan jadi laki-laki yang sering bergonta-ganti pasangan.Namun, sebelum ketemu Ganis pun dia tidak berminat untuk terlibat dengan banyak wanita. Apalagi setelah ketemu Ganis, tidak ada lagi yang dapat mengisi hatinya. Sudah penuh, tidak tersisa lagi ruang buat wanita yang lain.Prana tidak bisa tergoda, karena selama ini dia tidak pernah memberi peluang untuk menarik perhatian wanita lain. Akan tetapi, dengan sikap dinginnya itu malah semakin membuat penasaran lawan jenis. 'Wanita memang suka bersikap aneh, semakin dijauhi malah semakin mengejar.' batinnya."Aku mengenalmu, Prana Guntara!" tandas wanita itu, ketika sudah ada di dekatnya.Prana menghentikan langkah, berada di tengah d

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 46 Kepedulian Prana

    Ganis menghampiri Prana yang sedang duduk di ruang keluarga. Kepalanya langsung menyusup di antara sela-sela tangan yang sedang memegang ipad-nya. Menaruh kepala di atas pangkuan dia.Tangan Prana langsung mengelus perutnya yang masih rata. "Aku ingin melihat perut ini membuncit. Aku melihat gambar-gambar wanita-wanita hamil, ternyata seksi juga, ya?""Apa?" Ganis merasa kaget."Ini lihat, aku sedang mencari tahu tentang bagaimana wanita hamil itu. Belum buka artikelnya sudah dikasih gambar-gambar seperti ini." tunjuk Prana pada layar benda canggih delapan incinya."Mau lihat artikel atau gambarnya?" selidik ganis.Prana jadi terkekeh. "Aku sih sejak tahu kamu hamil, sudah banyak baca-baca artikelnya. Hanya ingin tahu juga kalau wanita sudah hamil besar itu seperti apa.""Mulai kelayapan tuh imajinasinya." sindir Ganis."Yang aku bayangkan istriku sendiri, kok. Tadi kan aku bilang, gimana kalau perutmu sudah buncit. Pasti tidak akan kalah seksinya dengan foto-foto ini.""Mana ada peru

  • Lelakiku Sedingin Es   Bab 45 Foto Syur

    "Bagaimana kamarnya, Nis?" tanya Prana, mengecup bahu istrinya. Tangan sudah mengitari tubuh Ganis, dari arah belakang.Mata Ganis diedarkan ke seluruh ruangan kamar. Rasanya tidak menyangka sama sekali, kalau kamar yang diciptakan olehnya itu, jadi kamar milik sendiri.Ganis memegang tangan Prana, menelengkan wajah, hingga berhadapan dengannya yang sedang menunduk. Mereka saling bertatapan, mengekspresikan rasa bahagia. "Terima kasih, Pran. Ini merupakan rumah impianku." Ganis memagut bibirnya dan Prana menyambut dengan segala rasa senang hati.Setelah melepaskan ciuman mereka, Prana berkata. "Terima kasih, Nis. Sudah dengan sabar menghadapi sikapku selama ini. Terima kasih juga, sudah mau mengandung dua anak kita, di rahimmu. Itu merupakan kebahagiaan yang sangat tidak terkira bagiku." Kemudian tangannya mengelus perut Ganis yang masih rata.Ia menggelinjang kemudian, saat tangan Prana tidak di tempatnya semula. Prana tertawa, meneruskan kenakalan tangannya. Membuat Ganis mencium b

DMCA.com Protection Status