“Apa? Bukankah kamu sudah masuk ke wilayah mereka?” tanya Suijin dengan sedikit kesal.“Yah, meskipun lelaki tua itu sangat kuat, aku tidak tahu apakah dia seorang ninja atau bukan. Apalagi aku belum pernah bertemu seorang ninja sebelumnya jadi aku tidak bisa membedakan mereka dari orang biasa,” gumam Ryugu yang tidak berani berasumsi bahwa lelaki tua itu adalah seorang ninja hanya karena dia punya kecepatan yang luar biasa."Kalau begitu selidiki lebih lanjut tentang ini. Tapi lakukan setelah kamu selesai menyelidiki Gerald. Ingat, taruhannya sangat tinggi kali ini! Untuk sementara aku tidak akan berdebat tentang kasus Endo dan Izumi jadi sebaiknya kamu bawa mereka kembali dengan selamat atau aku akan mengganti posisimu sebagai pemimpin tim pembunuh dengan orang lain yang lebih mampu!” geram Suijin sambil memelototi Ryugu. “A-aku paham!” jawab Ryugu yang menjadi sangat ketakutan sampai dahinya basah oleh keringat dingin.***Sementara itu di tempat lain.Kai baru saja terbangun di ru
Saat pertemuan berakhir, semua anggota Futaba langsung berkumpul di sekitar Gerald dan menyerahkan kartu nama mereka sambil berkata, “Kami sudah salah paham padamu selama ini, Tuan. Tapi kita lupakan saja itu, sekarang kami akan mengandalkanmu untuk mengembalikan nama baik keluarga kami!” “Ya, yang dia katakan benar! Omong-omong, ini nomor kontakku. Kalau kamu memerlukan bantuan di waktu mendatang, jangan ragu untuk menelepon. Aku pasti akan membantu semampuku!” “Ini ambil juga kartu namaku!”Gerald tersenyum menanggapi antusiasme mereka lalu menerima kartu sambil menjawab, "Sabar, satu satu, aku akan mengambil semua kartu kalian. Jangan khawatir." Gerald tidak benar-benar tahu nama anggota keluarga Futaba yang lain sebelumnya. Sekarang setelah punya kartu nama mereka, ia akan tahu siapa yang harus dicari jika Futaba membutuhkan bantuan untuk menyingkirkan 'orang-orang' yang bermasalah' di waktu ke depan.Karena semua orang mengerumuni Gerald, Takuya yang masih duduk di kursi utama
Alih-alih untuk membantu, Gerald malah beranggapan bahwa 'bala bantuan' itu hanya akan menjadi beban yang perlu ia lindungi begitu mereka ada di sana. “Siapa yang akan kamu ajak?” tanya Takuya. “Hanya Fujiko dan Aiden. Mereka berdua sudah cukup,” jawab Gerald sambil berbalik pada dua orang yang baru saja ia sebutkan. Mendengar itu, Aiden—yang selalu bersedia mengikuti Gerald sampai ke ujung bumi, tidak peduli seberapa berbahayanya itu—segera menyatakan, “Kami siap kalau kamu siap!” “Kalau begitu, ya, Fujiko kuizinkan ikut,” kata Takuya dengan anggukan karena ia percaya bahwa Gerald akan menjaga putrinya tetap aman. Fujiko balik mengangguk kemudian berdiri sambil bertanya, "Kapan kita akan berangkat?" "Daripada menunggu lebih lama lagi, aku bilang kita akan menemui mereka sekarang. Seperti kata pepatah Weston, 'serang selagi energi masih panas'. Kita akan lihat bagaimana Hanyus merespons kunjungan kita,” jawab Gerald dengan senyum tipis.Tak lama kemudian, ketiganya meninggalkan m
Ryugu mengangguk dan segera melaksanakan perintah. Tetapi sebelum meninggalkan ruangan, ia berbalik melihat pemimpin tim lainnya dan berkata, “Selagi aku pergi, pastikan untuk menjaga Kepala Keluarga dengan baik. Gerald sangat kuat dan percaya padaku kalau aku bilang meskipun kalian semua menyerangnya bersamaan, ia masih bisa lolos tanpa cedera! Jadi kalau sampai terjadi sesuatu pada Tuan Kepala, aku akan memenggal kepala kalian!” "Kami akan waspada, Pemimpin Tim!" jawab para pemimpin tim. Kemudian Ryugu beranjak pergi untuk melanjutkan tugasnya.***Sementara itu di tempat Gerald.Ia melihat penjaga yang tadi kembali dan mengizinkan mereka masuk. Saat dibawa ke dalam area itu, mereka tidak berminat untuk melihat-lihat. Toh rumah-rumah tradisional Jepang seperti ini terlihat hampir sama dengan yang lain. Tampaknya mereka dibawa ke area terdalam dari manor.Meskipun Gerald tidak menunjukkannya, ia sejujurnya selalu waspada sejak mereka melangkahkan kaki ke dalam manor. Ia sangat sada
“Jadi bisa dibilang mereka berdua saat ini berada di ambang kematian. Tampaknya kau harus menyiapkan tandu jika kau benar-benar ingin menyelamatkan mereka. Kalau tidak, mungkin mereka tidak akan tertolong,” jawab Gerald sambil menatap tajam ke arah Suijin.“Be-begitukah?” jawab Suijin, tangannya sudah sedikit gemetar meski dia mati-matian berusaha untuk tetap tenang. “Lepaskan mereka, dasar berengsek! Kalau tidak, kau tidak akan meninggalkan tempat ini hidup-hidup!” raung Ryugu yang tiba-tiba menerobos masuk karena dia yang mengirim Endo dan Izumi untuk menjalankan misi tanpa sepengetahuan Suijin. Ryugu tahu bahwa dia harus bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi pada mereka. Selama mereka masih hidup, ia mungkin hanya harus menanggung satu atau dua hukuman. Tapi jika mereka mati, kemungkinan besar ia juga akan mati! Melihat Ryugu menerjang masuk, Aiden segera berdiri. Dalam hitungan detik, keduanya sudah terlibat baku hantam! Melihat bahwa Aiden tidak bisa diremehkan, Suijin p
Setelah mengatakan itu, Suijin sontak menoleh ke arah Ryugu. Meskipun bukan dia yang menyewa pembunuh itu, bukan berarti Ryugu tidak bisa melakukan perbuatan itu. Apalagi ia sempat mengirim Endo dan Izumi menjalankan misi tanpa sepengetahuannya.“Begitukah…” jawab Gerald sambil menoleh pada Ryugu juga. Menyadari bahwa mereka berdua menatapnya, Ryugu hanya bisa menggertakkan giginya. Ketidakpercayaan Suijin terhadapnya sekarang adalah gara-gara Gerald! Ia kemudian memelototi pemuda itu sambil menggeram, “Aku tidak melakukannya! Aku tidak akan pernah melakukan hal yang memalukan seperti itu! Sekarang jangan banyak bicara dan kembalikan Endo dan Izumi kepada kami!” “Bawa saja mereka sesukamu. Lagi pula, menyimpan mereka di istana Futaba tidak ada gunanya sekarang. Oh, dan jangan lupa bawa tandu!” jawab Gerald sambil mengangkat bahu dengan santai. "Kau…!" desis Ryugu dengan penuh kebencian. Endo dan Izumi adalah tim pembunuh milik Hanyu yang perkasa! Jika mereka benar-benar mati, Ryugu
Setelah itu, Gerald tertawa terbahak-bahak lalu berdiri dan berkata, “Baik, ayo kita pulang kembali. Kita sudah merusak pemandangan mereka.” Aiden dan Fujiko menanggapi dengan mengangguk kemudian mengikuti di belakang Gerald. Tetapi sebelum mereka pergi, Aiden sempat menyenggolkan bahunya dengan kasar ke bahu Ryugu yang menyebabkan Ryugu hampir jatuh. "Kau…!" geram Ryugu saat dia berbalik untuk menatap Aiden. Aiden tidak mempedulikannya dan berjalan keluar bersama Gerald dan Fujiko.Begitu ketiganya tidak terlihat lagi, Ryugu yang sejak tadi menahan amarahnya segera berlari ke arah Suijin dan bertanya, “Tuan! kenapa kau membiarkan mereka pergi begitu saja?” Sujin mendengus kemudian mengejek, “Kenapa kau ingin mereka tetap tinggal? Apakah kau mau mentraktir mereka makan malam atau semacamnya?” Jujur saja, jika bukan karena fakta bahwa Ryugu adalah anggota keluarga penting yang Suijin tidak bisa dengan mudah menggantikannya, ia pasti sudah mengusir Ryugu sejak lama. “Dengan segala
Setelah mendengar suara ketukan di pintu, Suke segera membukanya. Melihat bahwa itu adalah Ryugu, Suke kemudian menariknya ke dalam menutup pintu di belakangnya lalu bertanya, “Akhirnya kau datang! Jadi, apa kata Kepala Keluarga? Asal kau tahu, kita masih bisa mendiskusikan pembagian imbalannya. Kalau Gerald mati, aku tidak keberatan mengambil sepertiga. Jika itu terlalu banyak, seperlima sudah cukup!” Suke benar-benar putus asa karena Gerald belum mati. Selama Gerald masih hidup, ia akan sangat malu bertemu anggota Keluarga Futaba yang lain.Yang membuat Suke cemas, Ryugu hanya menanggapi dengan menyalakan sebatang rokok, lalu duduk dan berkata, “Gerald baru saja pergi.” "Hah? Lalu kenapa kau tidak menghentikannya? Dan untuk apa dia datang?” ujar Suke yang langsung panik dan segera menjulurkan kepalanya ke luar jendela. Ryugu seketika menariknya kembali dan merengut sambil berbisik, “Apa yang kau lakukan? Jika Gerald dan rombongannya melihatmu di sini, kita bisa celaka!""Apa yang