Sekitar setengah jam kemudian, orang-orang yang dikirim oleh Dewan Agung terlihat datang bersama beberapa staf bank, semuanya tampak cemas. Sungguh mengejutkan mengetahui bahwa seseorang dikunci di dalam mesin ATM. Setelah sekitar sepuluh menit mencongkel ATM, mesin itu pun terbuka dan mereka akhirnya berhasil menemukan seseorang di dalamnya. Sesuai dugaan Gerald dan Ray, benar-benar ada seorang wanita yang terperangkap di dalam! Yang lebih mengejutkan lagi, dia adalah salah satu staf bank! Selanjutnya wanita itu pun segera dilarikan ke rumah sakit, sementara orang-orang dari Dewan Agung mulai memeriksa tempat kejadian. Dari penyelidikan, didapat bahwa tutup di bagian belakang mesin sengaja dilas erat oleh pelaku. Saat mereka melanjutkan penyelidikan, salah satu supervisor mengambil amplop ungu dari dalam mesin dan bertanya, “Hmm? Sebuah surat?" Mendengar itu, Gerald segera mengambil darinya. Supervisor itu tidak berusaha menghentikannya. Bagaimanapun juga, Gerald cukup ter
Gerald dan Ray segera berlari keluar dari rumah sakit, berharap bisa menyusul wanita itu. Saat sedang berlari keluar, untung saja keduanya berhenti tepat waktu untuk menghindari tabrakan sebuah mobil hitam yang melaju kencang. "Hei! Kau ini bisa menyetir tidak? Dasar berengsek!" umpat Ray sambil melotot dan menunjuk mobil hitam itu. Sementara itu, perhatian Gerald justru tertuju pada amplop ungu yang terbang keluar dari mobil dan tergeletak di tanah. Ia pun segera cepat membukanya dan membaca surat itu.‘Permainan kedua telah resmi dimulai!’ “Bajingan itu!”Gerald menggeram sambil meremas surat itu, sadar dia sudah terlambat selangkah. Karena amplop itu berasal dari mobil hitam tadi, maka mobil itu adalah kuncinya! Tetapi sekarang bukan waktunya untuk meratapi dirinya sendiri. Gerald bergegas berlari menuju mobil sambil berteriak, “Cepat, Ray! Kita harus mengejar mereka!” Setelah mereka berdua berada di dalam mobil, Gerald langsung menginjak pedal gas, membuat mobil itu melesat
Tak lama kemudian, keduanya tiba di tempat yang tampak seperti panggung yang belum jadi. Gerald melihat ke atas dan menunjuk, kemudian berteriak, “Di atas sana!” Saat Ray mendongakkan kepalanya, dia terkejut melihat rambut seorang wanita terjuntai di sisi panggung. Sudah bisa ditebak bahwa wanita yang berbaring di sana tidak lain adalah staf bank yang tadi mereka selamatkan dari mesin ATM, yang kemudian ditangkap lagi segera setelah keluar dari rumah sakit. Sungguh wanita yang malang. Pada saat itu, keduanya menyadari bahwa ada sosok yang sedang menatap tajam ke arah mereka dari bebatuan di dekat sana. Menyadari hal itu, Gerald segera memberi perintah, “Ray, selamatkan wanita itu. Biar aku yang urus orang itu!” Setelah itu, Gerald langsung berlari ke arah sosok itu. Gerald meyakini sosok itulah pelaku di balik semua ini! Ketika dia mengejar pria yang berusaha melarikan diri, Gerald yang sudah sangat marah berteriak, ""Jangan lari, Pengecut!” Yang cukup mengejutkan, pria itu sege
“Oh? Apa kau pikir kau bisa menyingkirkan aku?" balas Gerald sambil menatap Yorrek dengan ekspresi menghina. Jangankan menyingkirkannya, Yorrek mungkin bahkan tidak mampu menyakitinya!"Andai aku tidak bisa membunuhmu secara pribadi, aku masih bisa menyingkirkan orang lain!" balas Yorrek dan segera berlari ke arah Gerald! Melihat itu, Gerald dengan cepat menghunus Pedang Astrabyss dan siap menebas Yorrek saat dia berada dalam jangkauan! Namun di detik berikutnya, Yorrek tiba-tiba menghilang!Padahal Gerald telah menyiapkan pedangnya, Yorrek masih berhasil lolos. Meskipun itu tentu saja mengecewakan, permainan antara Gerald dan Yorrek belum berakhir. Bahkan pertemuan ini mungkin adalah awal permainan yang sebenarnya. Beberapa saat kemudian, Ray—yang tampak bingung—menatap Gerald, nadanya dipenuhi kekaguman saat dia berkata, “Kau benar-benar luar biasa, Tuan Crawford!""Oh, iya?" jawab Gerald dengan rendah hati. Untuk menjelaskan yang menyebabkan munculnya obrolan ini, mari kita ke
Melihat Gerald menginjak rem, Ray menggunakan kesempatan itu untuk mengeluarkan kotak kayu dari ranselnya. Kotak itu memiliki lukisan menyerupai laba-laba di bagian penutupnya. Setelah itu, Ray perlahan membuka kotak kayu itu, di dalamnya ada satu manik hitam. "Benda yang mereka cari adalah manik ini!" kata Ray sambil menyerahkan kotak itu kepada Gerald. Gerald menerima kotak itu, kemudian menatap manik-manik hitam di dalamnya. Sesaat kemudian, manik-manik itu memancarkan sinar merah! Melihat itu, keduanya saling bertukar pandang. Ternyata keduanya pernah menyaksikan hal yang sama. “Di mana kamu mendapatkan benda ini?” tanya Gerald setelah tertegun sejenak.“Kau ingat saat kita pergi jalan-jalan ke pedesaan? Aku menemukannya di tepi sungai kecil dan akhirnya aku mengambilnya. Kemudian, Tyson dan yang lainnya menyadari bahwa aku memiliki kotak itu dan mereka memaksaku untuk menyerahkannya kepada mereka meskipun aku menolak,” jawab Ray. "Hmm. Apakah ada kejadian aneh yang terjadi p
“Oke!" jawab mereka berdua. Karena mereka pergi bertualang tanpa petunjuk, mereka tidak tahu halangan yang akan terjadi. Jadi yang bisa mereka lakukan hanya menyiapkan rencana dan peralatan dengan harapan itu akan membuat mereka cukup siap untuk menghadapi situasi apapun. Tetapi dengan adanya Gerald di sana, Juno dan Ray merasa jauh lebih yakin. Keduanya tahu bahwa Gerald tidak akan pernah membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.Mereka bertiga datang lebih awal malam itu. Mereka akan memulai petualangan baru keesokan harinya, jadi mereka harus cukup beristirahat dan dalam kondisi yang baik. Pukul delapan keesokan paginya, mereka memeriksa lagi peta Gerald—yang diberikan Old Flint kepada mereka—sebelum masuk ke mobil dan mengemudi ke Sunset Village.Dari titik awal, akan memakan waktu sekitar dua hari sebelum mereka tiba di sana. Itu artinya mereka harus menghabiskan dua hari penuh di jalan. Sementara Gerald mengemudi kencang di sepanjang jalan raya, Juno—yang duduk di kurs
"Oh, meskipun begitu, tidak akan mudah mendapatkan token itu. Buku itu juga menyatakan banyak orang yang juga telah berusaha untuk mendapatkan token Darah Iblis. Pada akhirnya, mereka tidak hanya gagal, tetapi juga harus membayar mahal,” jawab Juno. "Aku tahu. Tapi aku yakin kita akan bisa mendapatkan token itu,” kata Gerald dengan percaya diri. Meskipun yang lain gagal mendapatkan token, Gerald tidak boleh gagal. Gerald yakin setelah berjalannya waktu, kemampuannya akan sulit untuk dihadapi oleh Klan Darah Iblis.Apalagi dengan kekuatannya saat ini, dia yakin bahwa dia memiliki hak untuk mendapatkan token Darah Iblis. Setelah mengemudi selama dua hari, ketiganya akhirnya tiba di Sunset Village.Sesampainya di sana, Gerald menyuruh Juno mencari hotel untuk mereka menginap. Mereka akan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Juno mengikuti perintah Gerald dan segera menemukan hotel kelas atas untuk mereka menginap. Setelah menempatkan barang bawaan ke kamar, ketiganya kemudian me
“Kalian berdua, tetap di sini. Aku akan ke sana untuk melihat-lihat!” perintah Gerald seraya bangkit dan mengambil gelas kosongnya lalu berjalan menghampiri tempat keempat pria itu duduk.Karena pelanggan harus mengisi ulang minuman mereka sendiri di restoran ini, sangat normal bagi Gerald untuk mengambil lebih banyak air untuk dirinya sendiri. Namun setelahnya, Gerald memastikan untuk 'secara tidak sengaja' menjatuhkan gelasnya tepat di sebelah meja keempat pria itu!Melihat air yang secara tidak sengaja memercik ke beberapa celana pria, Gerald dengan cepat meraih gelas sambil 'meminta maaf' dan berkata, "A-aku minta maaf!"Sebagai tanggapan, salah satu pria hanya mengambilkan gelas Gerald untuknya lalu mengembalikannya kepada pemuda itu sambil berkata, “Tidak apa-apa. Berhati-hatilah!""Baik!" jawab Gerald sambil melihat tato di pergelangan tangan pria itu ketika mengambil gelasnya kembali.Setelah itu, Gerald kemudian bergegas kembali ke meja makannya. Namun, begitu ia duduk, ekspre