Dengan kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki oleh ayahnya, Waylon selalu bisa melakukan semua yang dia mau dan bersikap sombong serta arogan di depan teman-teman sekelasnya. Tidak pernah terpikir oleh Waylon bahwa orang seperti Charlie dan anak buahnya bisa bertindak seganas itu dan mereka bahkan berani memukuli Waylon.Di saat itu, Waylon benar-benar merasa hancur secara fisik dan mental."Dia butuh pertolongan medis segera!" teriak Morgana sebelum kemudian mengeluarkan HP dan menelepon ambulans.Tak berapa lama, ambulans pun datang dan karena Morgana sendiri adalah petugas medis, dia pun turut masuk ke dalam ambulans untuk membantu membalut luka-luka Waylon. Dia menemani mengantar Waylon ke rumah sakit."Waylon terluka dan sekarang dia dilarikan ke rumah sakit. Apa yang harus kita lakukan?""Lebih baik kita pulang. Bagaimana kalau orang-orang gila itu kembali dengan membawa pasukan lebih banyak?""Kamu benar! Mereka sepertinya bukan orang sembarangan." Teman-teman sekelas Waylon kasa
“Astaga! Itu Mercedes-Benz seri G yang harganya lebih dari 300.000 dolar!” pekik mereka dengan nada cemas.Dua mobil itu sama-sama mengalami kerusakan, tetapi kerusakan pada Mercedes-Benz jauh lebih ringan daripada mobil Cameron. Meski begitu, jika harus mengganti rugi, Cameron tahu dia harus mengeluarkan setidaknya 100.000 dolar. Itu membuatnya gemetar ketakutan.“Maafkan aku, Cameron. Kalau bukan karena aku, kamu nggak akan menabrak mobil itu.” keluh Xella merasa beban di pundaknya semakin bertambah. Dia menghela napas berat sambil menahan air mata. ‘Kalau bukan karena aku, semua hal buruk ini tidak akan terjadi... tadi Waylon dipukuli dan sekarang Cameron menabrak mobil orang lain karena mau mengantarku ke rumah sakit untuk menjenguk Waylon. Apa yang harus aku lakukan sekarang?’ Pikiran Xella dipenuhi hal-hal negatif dan itu membuatnya semakin bingung dan gelisah daripada sebelumnya. Yang lain pun demikian, mereka ketakutan. Mereka pun mulai berdiskusi untuk mencari jalan keluar b
Bagaimanapun juga, mobil Cameron tidak mungkin digunakan dalam keadaan seperti itu.Semua yang terjadi memang disebabkan oleh Xella, tetapi tidak ada gunanya juga menyesali yang ada.Sementara itu, Gerald merasa tidak enak hati meninggalkan mereka begitu saja, karena biar bagaimanapun juga mereka adalah teman-temannya."Ayo, kalian masuklah ke mobilku. Aku antar kalian ke rumah sakit," ajak Gerald pelan.Sikap Gerald yang demikian terlihat asing dan aneh di mata mereka semua.Jika diingat-ingat lagi, tidak heran kalau Gerald begitu santai dan tenang saat berbicara dengan mereka di halte bus waktu itu. Sejujurnya, waktu itu mereka tidak begitu memperhatikan Gerald karena mereka menganggap bahwa Gerald hanyalah seorang pecundang.Namun, sekarang setelah mereka perhatikan dengan seksama cara Gerald berbicara, mereka baru menyadari bahwa nada bicara Gerald terdengar dingin dan tenang dari sebelumnya. Itu membuat mereka kagum."Gerald, ini... ini mobilmu?" tanya Rae dengan mata terbelalak.
Waylon meminta Jaxon untuk membantunya.Namun sebelum mereka mendengar lebih detail, Waylon sudah menutup teleponnya karena dia melihat Xella dan yang lainnya memasuki ruangan."Waylon, aku minta maaf. Ini semua salahku!" ujar Xella memelas."Apa yang kamu bicarakan, Xella? Aku tadi cuma kaget karena mereka tiba-tiba menyerangku tanpa menjelaskan perkaranya terlebih dahulu. Kamu jangan khawatir, saat ini anak buah Papaku sedang membereskan semuanya. Papa juga sudah tahu masalah yang kamu hadapi di kantor," kata Waylon dengan nada penuh keyakinan.Xella baru akan mengatakan sesuatu ketika kemudian HPnya berbunyi. Sambil menghela napas dalam, dia mengangkatnya. Setelah berbicara sebentar, dia menutup telepon."Semuanya sudah berakhir! Itu tadi telepon dari pimpinan kantorku, ia mengatakan bahwa aku sudah dipecat," ujar Xella dengan lemah. Kini dia telah kehilangan kesempatan untuk memiliki karier yang cemerlang. Karena dia telah dipecat, itu artinya ia tidak bisa melamar ke perusahaan-pe
Semua orang tercengang. Mereka memikirkan hal yang sama.'Apa? Sungguh perubahan kondisi yang drastis dan begitu cepat!'"Xella, aku menebak ada seseorang yang membantu kamu di balik ini semua. Kalau nggak, bagaimana bisa bosmu tiba-tiba turun tangan membereskan si pria cabul itu? Menyelidiki masalah ini sebenarnya tidak perlu sampai harus melibatkan pimpinan tertinggi. Tapi lihat, dia malah meneleponmu secara pribadi dan si cabul itu bahkan langsung dipecat!"Rae dan yang lain mulai berspekulasi."Aku pikir itu masuk akal juga karena sangat sulit mendapatkan posisi trainee untuk departemen personalia. Aku jadi penasaran siapa orang yang punya pengaruh sampai bisa membuat pimpinan dan para atasanku mengambil tindakan itu," imbuh Xella sambil mengusap pelipisnya dengan lembut.Xella termenung sejenak sebelum kemudian ia mengangkat kepala dan pandangannya tertuju pada Gerald."Gerald!" Tak disangka, Xella tiba-tiba berdiri dan memanggil Gerald dengan suara lantang."Hah? Gerald?" Semua
Pria itu menjabat tangan Gerald dengan antusias dan senyum sumringah tergambar di wajahnya."Hah? Tuan Crawford?"Semua orang di dalam kamar tercengang mendengar nama itu, terutama Waylon yang sejak tadi sudah bersikap sombong dan bersiap menyambut Presiden Rumah Sakit. Dia dua kali lipat lebih terkejut dibanding yang lain.‘Kenapa dia memanggil Gerald dengan sebutan Tuan Crawford?’“Anda mengenal saya, Tuan Presiden?” tanya Gerald, dia tak kalah kaget.“Tentu saja! Waktu itu ketika Tuan Winters dirawat di rumah sakit, saya juga menjenguknya. Tetapi sayang sekali saya tidak sempat bertemu karena Anda lebih dulu pergi,” kata pria itu sambil tersenyum.Mendengar penjelasan itu, Gerald akhirnya paham. Saat Tuan Winters dirawat di rumah sakit, dia bertemu dengan Morgana di kantin. Ketika itu Morgana sedang punya masalah di tempat kerjanya. Berikutnya, saat Gerald pergi menemui Zack, dia menceritakan tentang masalah yang sedang dihadapi Morgana. Meski kemudian masalahnya terselesaikan, teta
Pertanyaan itu datang dari Rae.“Apa kamu bilang? Dia mengendari Mercedes-Benz Seri G?” tanya Waylon kaget.Kalau diingat lagi, Gerald hanya tersenyum saat Waylon memamerkan mobilnya saat itu. Dia pikir Gerald iri, tetapi ternyata Gerald hanya menertawakan orang bodoh di depannya yang memamerkan Audi A4L! Kalau dilihat dari harga Mercedes-Benz Seri G saat ini, itu bisa digunakan untuk membeli delapan sampai sembilan Audi A4L.“Seperti yang kukatakan tadi, aku menang undian. Mobil itu hanya kubutuhkan untuk berkeliling saja,” kata Gerald santai sambil tersenyum. Dia lalu meletakkan gelas di atas meja dan keluar meninggalkan ruangan.Xella tidak berkata apapun, tetapi dia menunjukkan sikap hormat pada Gerald lebih dari yang pernah dia lakukan. Sementara Gerald langsung meninggalkan bangsal segera setelah semua masalah terselesaikan tanpa mengharapkan apresiasi dan imbalan.Dalam benak Xella, dia tahu meskipun tetap mengira orang lain yang membantunya, Gerald tidak akan peduli dengan h
Sementara itu, di depan gerbang kampus Universitas Mayberry.“Tammy, Tuan Quarrington sangat cemas. Dia bahkan sudah melapor ke kantor polisi. Apa yang harus kita lakukan? Harus berapa lama kita menunggu Gerald datang?”Kabar menghilangnya Giya tentu saja sudah menyebar dan diketahui teman-temannya. Yang berbicara tadi adalah teman sekamar Giya. Saat ini mereka sedang menunggu Gerald di depan gerbang kampus. Tammy sudah sepakat untuk bertemu dengan Gerald di telepon tadi.Karena Tuan Quarrington sudah melapor ke kantor polisi, Tammy dan yang lain ambil langkah dengan pergi ke kampus. Mereka saling berbagi informasi apapun yang mereka punya dengan pihak kampus, itulah yang bisa mereka lakukan saat ini. “Kita tunggu saja. Dia yang tahu banyak yang terjadi karena terakhir kalinya Giya terlihat ada di tempatnya. Namun, kita akan beri dia pelajaran nanti dan kita nggak akan biarkan dia kabur! Menghilangnya Giya juga disebabkan olehnya!” kata Tammy marah. Gadis-gadis yang lain juga sama