Beranda / Fantasi / Legenda Sang Immortal / Bab. 21. Twa Suheng Yang Jahat

Share

Bab. 21. Twa Suheng Yang Jahat

Penulis: Master KidOO
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Fang Han bukanlah jenis pribadi yang suka diancam oleh orang yang jelas-jelas lebih lemah dari dirinya. Ketika orang-orang dari Fraksi Klan Song telah coba mengancam Fang Han, ini sama saja dengan mencari penyakit bagi diri mereka sendiri.

Ya, itu langsung dibuktikan oleh Fang Han.

Setelah dia berkata, “Kalian berani mengancam Lao Tzu?”

Fang Han benar-benar tidak menunggu jawaban dari orang-orang Fraksi Klan Song. Cengkraman di leher Song Yilong tidak dilonggarkan sama sekali. Tidak ada yang melihat dia menyimpan pedang karatan ke dalam cincin penyimpanan.

Fang Han kemudian menarik Song Yilong agar lebih dekat, dan menotok urat nadi alur True Qi di tubuh Song Yilong.

“Bukankah orang-orang Fraksi Klan Song sangat hebat?” Fang Han mencemooh, dan menampar Song Yilong dengan keras.

Para bawahan Song Yilong menjadi sangat geram dengan tindakan Fang Han. “Kau … keparat! Beraninya kau menganiaya bakat terbaik dari Fraksi Klan Song!”

Perkataan mereka benar-benar seperti kentut yang keluar s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 22. Jatuh Tertimpa Tangga

    Suara keras Fang Han memperkenalkan diri dengan Twa Suheng yang jahat bergema lama dan lama, terdengar hingga kejauhan.Ini tentu saja mendatangkan kehebohan yang luar biasa di Akademi Api Surgawi.Sedangkan Fang Han, setelah mengeluarkan ucapan yang mendominasi seperti itu. Dia berdiri dengan tenang, raut wajah yang datar dan tidak ada seorang pun dari murid-murid Akademi Api Surgawi yang ada di sana dapat memikirkan apa yang sedang dirasakan olehnya.Fang Han memiliki sejumlah pemikiran mendalam. Dia tahu, hal yang telah dilakukan akan sangat menggemparkan dan merugikan diri sendiri. Akan tetapi, kadang kala hal seperti itu harus tetap harus dikerjakan.Ini bukan saja sebagai bentuk penetapan diri sebagai salah satu eksistensi yang tidak boleh diganggu. Namun, juga bentuk pernyataan dominasi tersendiri. Ya, pada akhirnya tetap saja ini juga merupakan pisau yang memiliki mata dua sisi. Ada keuntungan juga ada kerugian.Ekspresi Fang Han yang masih acuh tak acuh, berdiri dalam kesendi

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 23. Apakah Dia Berniat Membunuhku?

    Ning Rong-Rong merasa kasihan terhadap rasa penasaran Fang Han. “Junior Fang, pada kenyataannya seluruh sumber daya yang akan diberikan Akademi baik itu di masa lalu atau di masa mendatang, semuanya melalui berbagai Fraksi.”“Adakah hal demikian? Lalu bagaimana dengan praktisi yang tidak bergabung dengan Fraksi?”Meskipun coba disembunyikan dengan sikap yang acuh tak acuh. Ning Rong-Rong tahu bahwa Fang Han antusias terhadap berbagai macam informasi tentang fraksi dan sumber daya di Akademi Api Surgawi.“Tentu, keuntungan terbesar selalu diperoleh bagi murid bagian dari Fraksi. Sedangkan untuk murid-murid yang tidak bergabung dengan Fraksi—ini sangat jarang ada yang bisa berkembang. Lalu, kebanyakan dari mereka hanya berada di Ranah Formasi Inti setelah bertahun-tahun pelatihan.” Ning Rong-Rong tidak menutupi fakta sama sekali pada Fang Han.“Hemmm.” Fang Han berpikir dan berusaha membandingkan dengan cermat. “Yah, apapun itu. Bergabung dengan Fraksi tertentu juga tidaklah jelek sama

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 24. Perjanjian Hidup dan Mati

    Bagaimana mungkin Fang Han tidak akan merasakan kesusahan karena tekanan yang diberikan oleh Sima Haochen? Dia tidak boleh menggunakan True Qi untuk saat ini. Jika memaksakan diri, itu sama saja dengan memperlambat pemulihan.Pada saat ini otomatis Fang Han hanya menggunakan kekuatan tubuh—eksternal energy—untuk menahan tekanan yang diberikan Sima Haochen.Wakil Dekan Akademi itu merasakan perlawanan dari Fang Han, lantas tersenyum dan berkata, “Tidak buruk. Anda benar-benar orang yang sejenis dengan kami.” Tapi, anehnya Fang Han merasa bahwa orang tua itu juga menambah tekanan pada Fang Han. “Owwh, Anda tidak dapat menyalurkan True Qi dengan baik. Ini semakin menarik.”Fang Han hanya dapat tersenyum masam dan berusaha dengan keras melawan tekanan itu.Tubuh si Pemuda bahkan bergetar keras. Dia dapat merasakan organ dalam yang bergejolak keras seolah saling bertarung satu dengan lainnya.Wajah Fang Han menjadi pucat dan ada rasa pahit di ujung lidah. Ini tentu saja darah di dalam tubu

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 25. Takut dan Gila

    Namun, apapun yang dipikirkan Ning Rong-Rong keputusan telah diambil dan kabar tersebut juga telah digaungkan dengan keras. Tidak ada langkah mundur, hanya melaju ke depan sedikit demi sedikit.Song Tianxing dan pengikutnya sedikit menjura memberikan penghormatan sekedarnya kepada Wakil Dekan Akademi Api Surgawi. Tidak banyak berbasa-basi lagi. Mereka segera pergi meninggalkan tempat tersebut.Adapun Fang Han ingin juga segera mengajak Ning Rong-Rong, Ning Yue, dan Ning Ruo untuk masuk ke Paviliun Harta milik Akademi. Akan tetapi, Sima Haochen memperlihatkan isyarat untuk berbicara lebih banyak dengannya.Fang Han menunggu sejenak, sambil menyeringai terhadap beberapa keputusannya yang dianggap orang lain merupakan keputusan bodoh dan konyol.Sima Haochen juga menyeringai dengan konyol melihat Fang Han. Dia seolah-olah telah menemukan makhluk lain yang sama eksentrik dengan dirinya. Sima Haochen berkata seraya menepuk pundak Fang Han. “Anak muda, bagaimana strategi Anda untuk mengalah

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 26. Diperhatikan

    Walaupun mendapatkan berbagai macam tanggapan yang berbeda dari setiap murid yang ia temui di hari itu, Fang Han tetap acuh tak acuh dan mempertahankan sikapnya seperti orang bodoh. Dia benar-benar tidak peduli dengan tanggapan orang lain. Fang Han sudah memiliki resolusi dan perhitungan sendiri. Ini semacam keyakinan yang tidak tertandingi berdasarkan pengalaman yang ia pupuk dari ratusan pertarungan. Ya, dalam bahasa yang lebih ringan, ‘Memainkan permainan babi memakan daging harimau.’Setelah hal-hal yang dilakukan di dua paviliun milik Akademi selesai, Fang Han berpisah dengan Ning Rong-Rong dan dua saudarinya.Bantuan yang diberikan mereka bertiga sudah terlalu banyak. Fang Han tidak ingin merepotkan ketiganya lagi untuk mengantarnya ke tempat tinggal yang disediakan Akademi.Ya, lagipula ini juga tidaklah terlalu sulit untuk pergi ke tempat tinggal. Setiap murid telah mendapatkan peta tempat tinggal masing-masing di dalam token pengenal. Mereka hanya perlu menyalurkan sedikit k

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 27. Memilih Misi

    Gui Tua menganggukkan kepala berkali-kali, beban berat sebesar gunung yang ia rasakan telah terangkat sudah. Itu seolah-olah dia diangkat dari neraka ke surga. “Benar, Tuan. Lalu, teknik satu jari yang dikeluarkannya juga terlihat seperti teknik orang itu ….”“Orang itu? Legenda yang dipenuhi dengan lautan darah. Orang yang lebih kejam dari iblis.” Huang Wushuang seakan-akan tidak berdaya terhadap kekuatan orang yang muncul dalam ingatannya. Tapi, kemudian dia tertawa dengan sembrono. “Benar-benar sangat menarik.”Huang Wushuang semakin bersemangat. “Selidiki hal ini lebih lanjut. Jangan sampai didahului oleh Klan Kekaisaran lain.” Sorot mata Huang Wushuang terlihat penuh dengan adorasi dan kegilaan. “Jika benar seperti kamu katakan. Dia benar-benar akan menjadi bahan penyulingan yang bagus.”“Baik, Tuan.” Gui Tua bangkit dan mengepalkan tangan di depan dada. Dia tidak berlama-lama lagi di ruangan tersebut dan segera melesat. Sosoknya menghilang begitu saja, tidak dapat dideteksi oleh

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 28. Faksi Song Yang Gigih

    Ide yang diberikan Ning Rong-Rong pada dasarnya telah menjadi tujuan utama Fang Han. Dengan demikian, itu telah mempermudah si Pemuda untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya.Fang Han berlagak seakan-akan berpikir sejenak, seraya mengerutkan dahi, dia berkata, “Kalau begitu, Junior akan memilih di beranda yang lebih ringan. Kedua saudari senior tidak perlu membantu lebih jauh.”Fang Han sedikit menjura, tidak menunggu tanggapan dari dua gadis itu dia langsung menolehkan kepala ke arah beranda misi yang lebih rendah.Ning Rong-Rong dan Ning Yue memahami maksud Fang Han yang tidak ingin mereka berdua terlibat dengan misi lebih rendah. Keduanya tentu tidak akan memaksakan kehendak untuk membantu si Pemuda. Lagi pula, mereka berdua juga tahu daya ledakan pertempuran Fang Han sebenarnya sangat cocok untuk menjalankan misi tingkat tinggi, hanya saja si Pemuda masih coba membatasi diri dan tidak ingin terlalu mencolok setelah membuat banyak keributan di Akademi Api Surgawi.“Ambil waktu

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 29. Hanya Para Pengecut

    “Sombong! Jika tidak memberikan pelajaran bagimu hari ini, bocah. Kamu tidak akan pernah mengenal Gunung Thay.” Praktisi Ranah Pendirian Yayasan Tingkat Empat bergerak menutup langkah elakan Fang Han. Teknik orang ini memiliki sifat berlawanan dengan wanita genit sebelumnya. Dia mengeluarkan hawa panas yang menyengat. Udara dingin tiba-tiba berubah tergantikan dengan hawa neraka yang merusak.Busur cahaya kemerahan terlihat, itu mengganggu keseimbangan alam.Bayangan telapak tangan besar dengan kecepatan yang menakjubkan melesat ke arah Fang Han.Tapi, Fang Han terlihat sangat tenang. Tidak terganggu dengan perubahan suasana dan langkah elakannya yang tertutup. “Permainan anak-anak, sangat tidak layak untuk ditampilkan padaku.”Segel tangan Fang Han telah siap.“Teknik Jari Menekan Bintang!” Bayangan jari yang lebih besar muncul di udara dan menghantam dengan telak bayangan telapak tangan.Fang Han menyipitkan penglihatan. “Rupanya ini tetap tidak membawa perubahan lain. Teknik ini t

Bab terbaru

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 105. Menebas Lin Feiyang

    Kalkulasi yang dilakukan Fang Han sangat tepat, dia hanya butuh menonton dengan sabar.Di gelanggang pertempuran, delapan Pembudidaya Ranah Yayasan Inti Tingkat Pertama—termasuk Lin Feiyang membuat Formasi Bagua/Patkwa—Formasi Segi Delapan.Ini merupakan formasi pertarungan yang digunakan untuk memperkuat barisan mereka. Baik itu pada saat menyerang maupun bertahan.Akan tetapi, Beruang Salju Berbulu Landak benar-benar tangguh. Menjadi binatang iblis yang telah berhasil naik ke periode kesengsaraan tingkat lima benar saja bukanlah binatang iblis biasa.Dia tentu saja telah memperoleh kesadaran spiritual yang membuat binatang tersebut semakin cerdas. Bahkan jika dia benar-benar ingin, Beruang Salju Berbulu Landak ini bisa saja mengambil wujud manusia sehingga keunggulannya dalam pertarungan akan semakin besar. Tapi, binatang ini tidak melakukan hal itu dan memilih bentuk tubuh beruang dalam pertarungan. Itu terlihat brutal dan primitif, akan tetapi jika seseorang yang berpikiran luas

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 104. Bertemu Lin Feiyang

    Fang Han melihat peta yang disalin dari Su Li Xiu dan menentukan posisi dirinya saat ini. Mengingat detail lain di dalam peta, dia memutuskan untuk pergi ke arah hutan pohon eek. Hutan ini ditandai dengan warna merah oleh Su Li Xiu. Fang Han tahu, hutan pohon eek tersebut bukanlah area terdalam dari Tanah Salju Kuno. Namun, untuk berhati-hati, lebih baik memulai secara perlahan. Mungkin saja di area hutan pohon eek itu terdapat binatang iblis dengan kategori periode kesengsaraan tingkat lima.Dalam kapasitas kekuatan Fang Han saat ini, untuk bertarung dengan binatang iblis periode kesengsaraan tingkat empat saja masih terlalu berat. Lantas, bagaimana jika dirinya bertemu dengan makhluk periode kesengsaraan tingkat lima atau bahkan enam sekaligus?Tidak, Fang Han bukanlah pembudidaya yang sembrono dan hanya tahu cara membuang-buang nyawa secara konyol.Lagi pula, Tanah Salju Kuno merupakan dunia kecil yang diciptakan oleh orang-orang kuat zaman kuno—pembudidaya yang telah memahami p

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 103. Menambang Nadi Es

    Secara perlahan-lahan seuntai kesadaran spiritual milik Fang Han masuk dan coba menerobos segel yang tertanam di dalam cincin. Ini sama melelahkannya jika dibandingkan dengan memurnikan artefak secara pribadi. Fang Han tidak hanya menyalurkan kesadaran spiritual, melainkan juga melepaskan Qi Sejati yang mengandung unsur api pendirian yayasan. Dengan begitu cincin tersebut juga dapat menandai Fang Han sebagai pemilik baru. “Sial, ini terlalu lama. Orang bermarga song benar-benar membuat segel rumit di dalam cincin penyimpanannya.” Fang Han mau tidak mau memaki di dalam hati. Tapi, dia tidak menyerah dan terus coba membuka segel tersebut. Setelah menghabiskan waktu hampir empat dupa terbakar, segel tersebut akhirnya terlepas. Fang Han jelas sangat senang dan segera memasukkan untaian kesadaran spiritual ke dalam cincin penyimpanan yang telah terbuka. Melihat hal-hal yang terdapat di dalamnya, Fang Han sangat puas. Namun, dia lebih terkejut ketika menemukan lembaran lusuh di d

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 102. Memurnikan Racun Ganas

    Itu jelas keberuntungan masing-masing orang yang berbeda-beda ketika masuk ke Tanah Salju Kuno. Satu sisi, ini merupakan kerugian karena tempat Fang Han jatuh yaitu tempat yang sama dengan Pei Huang.Sehingga menyebabkan perkelahian dan Qi Sejati di tubuh Fang Han terkontaminasi dengan racun. Namun, di sisi lain, itu juga merupakan keberuntungan karena tempat Nadi Es berada dapat dimonopoli oleh Fang Han setelah dia berhasil menaklukkan Pei Huang.Walaupun begitu, Fang Han tentu membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk dapat memurnikan Racun Esensi Darah hingga benar-benar berubah menjadi Qi Sejati miliknya.***Di alun-alun/peron batu Sekte Lembah Salju Utara di luar Tanah Salju Kuno. Platform tempat para tetua dari berbagai sekte dan akademi saling mengejek dan membanggakan murid-murid mereka masingmasing.Pada saat itu, dua orang tetua dari Sekte Naga Langit terkejut melihat token jiwa milik Pei Huang hancur. “Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal masih beberapa dupa terba

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 101. Qi Melahap Semesta Kembali Muncul

    Keduanya kembali melakukan banyak pertukaran bahkan itu hampir mencapai seratus pertukaran. Namun, ketika pertarungan sudah mencapai pada gerakan kesembilan puluh lima, Fang Han terlihat lebih kesulitan.Itu juga disadari oleh Pei Huang dan orang ini melihat Fang Han yang mulai bermandikan keringat serta nafas yang mulai tersengal-sengal. Seraya terus membombardir Fang Han dengan pukulan, Pei Huang mengejek, “Bocah, bukankah kamu sangat kuat dan merasa sanggup mengalahkan Lao Tzu? Lalu kemana sekarang kepercayaan diri itu?”Fang Han tentu saja akan mengabaikan perkataan yang menghina tersebut dan terus membalas serangan keras dengan keras.Lagi pula, ini memang tujuan awal Fang Han. Membuat perangkap agar Pei Huang terus lengah. Di dalam hati Fang Han jelas tertawa terbahak dan menghina Pei Huang yang bodoh.Orang yang terakhir ini boleh saja berada di Ranah Yayasan Inti Tingkat Kelima, tapi pada saat ini dia jelas kurang berpengalaman di dalam pertarungan. Pada akhirnya, faktor-fak

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 100. Memainkan Permainan Babi Memakan Harimau

    Serangan Fang Han dengan tepat mengenai bagian punggung dari Pei Huang. Pada saat itu, Fang Han hampir saja bersorak di dalam hati. Tapi, ketika dia melihat kembali hasil dari serangan tersebut, Fang Han merasakan bahaya besar akan mendatanginya.Pedang yang dibentuk dengan menggunakan Qi Sejati patah dan hancur begitu saja. Menciptakan dentingan keras seolah-olah pedang itu telah mengenai plat baja yang sangat keras.Pei Huang tidak terluka sama sekali dan dengan cepat membalikkan tubuh. Tangannya yang membentuk cakar diayunkan ke arah leher Fang Han dengan kecepatan tinggi. Mendatangkan deru angin dingin yang menusuk hingga ke relung-relung tulang.Hanya bilah angin yang keluar dari cengkraman itu saja seolah-olah dapat memotong leher Fang Han hingga putus.Fang Han tidak berdaya untuk menangkis dan hanya menyalurkan Qi Sejati dengan panik. Dia menghentakkan kaki di salju dan membuat tubuhnya melayang ke belakang, menjauh dari jangkauan serangan Pei Huang.Fang Han mengeluarkan ker

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 99. Nadi Es

    Fang Han merasakan sensasi ditarik ke dalam ruang kekosongan yang tanpa batas. Dia telah berpengalaman pada saat mengalami perasaan seperti itu. Fang Han tidak merasa panik dan seperti yang telah diniatkan sebelumnya, memakai kembali jubah murid Akademi Api Surgawi serta melepaskan topeng penyembunyian aura.Setelah beberapa tarikan nafas, suasana yang menekan hati benar-benar berubah seluruhnya. Ini menyegarkan dan sedikit kedinginan.“Energi langit dan bumi yang sangat melimpah.” Fang Han berkata-kata pada diri sendiri dan menemukan dirinya sedang meluncur turun dari ketinggian.Fang Han mendapatkan penglihatan pegunungan dan pepohonan yang tertutup salju seluas jarak pandang mata. Dia coba menyebarkan kesadaran spiritual dan tanah yang tertutup salju ternyata lebih jauh dari yang diperkirakan si pemuda.Kesadaran spiritual Fang Han dengan sengaja coba menembus ke kedalaman tanah. Seperti bor yang tidak berwujud, menembus inchi demi inchi. “Luar biasa, ini sangat tebal dan seolah-

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 98. Tanah Salju Kuno Dibuka

    Fang Han memang tidak membutuhkan kedua jenis jimat itu sejak semula. Dia melakukan pertukaran itu dengan ahli pelukis rune jimat hanya untuk mempermudah perjalanan Su Li Xiu di Tanah Salju Kuno.Untuk dirinya sendiri? Fang Han tidak keberatan melakukan pembunuhan. Lagi pula, jika dipikir kembali, Fang Han merasa ini saat yang tepat untuk mencoba Teknik Qi Melahap Semesta.Teknik ganas yang dapat menyerap True Qi milik lawan dan memurnikannya menjadi Qi Sejati Fang Han sendiri.Sebelumnya, Fang Han selalu menahan diri dan tidak impulsif dengan melakukan pembunuhan secara buta. Apalagi jika Teknik Qi Melahap Semesta digunakan secara sembarangan. Bukan tidak mungkin dia akan menjadi incaran semua praktisi di Alam Tiga Puluh Delapan Provinsi Dao Surgawi.Menyerap Qi Sejati milik satu hingga lima orang lawan masih memungkinkan bagi Fang Han. Namun, jika terlalu banyak praktisi yang mengeroyok dirinya dan dengan terpaksa menggunakan metode menyerap Qi Sejati milik lawan, itu bagi Fang Han

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 97. Perasaan Krisis

    Sekarang orang yang ada di tengah-tengah peron batu mengeluarkan meja, kertas jimat, dan lain-lainnya. Dia benar-benar bersiap memamerkan skil melukis jimat di depan semua orang.Fang Han memperhatikan alat-alat yang dikeluarkan dan diletakkan di atas meja oleh orang tersebut.Ada dua hal yang menarik perhatian Fang Han, yang pertama adalah pena bulu yang akan dijadikan peralatan utama untuk melukis jimat. Itu bukanlah pena bulu biasa.Fang Han bisa merasakan aura ganas yang keluar dari pena bulu tersebut, seolah ada jiwa monster kuno yang sengaja ditekan. “Pembudidaya jimat ini benar-benar tidak sederhana. Orang ini bisa bersembunyi dengan sangat baik.” Fang Han mendekatkan bibir ke telinga Su Li Xiu dan memperingatkan untuk lebih berhati-hati. “Pena bulu itu kemungkinan besar berasal dari Raja Binatang Buas—burung yang sangat mendominasi.”Su Li Xiu mengangguk dia menunjuk ke item lain. “Darah yang digunakan untuk memurnikan tinta itu juga terasa sangat kuat.”“Li Xiu‘er, kamu juga

DMCA.com Protection Status