Home / Pendekar / Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir / BAB 26. Akademi Pulau Jiangxin_3

Share

BAB 26. Akademi Pulau Jiangxin_3

Author: Hudi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Melihat tubuh dari Gao Zu yang terpelanting sangat jauh dan pingsan. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin lalu berlari menghampirinya.

“Saudara Gao! Bangun!” ucap cemas Guang Mei-Yin sembari menepuk-nepuk tubuh dari Gao Zu.

“Saudari Mei, bagaimana ini? Seharusnya kita berenam tadi menyatukan kekuatan kita untuk bertarung melawan Kakek tua itu. Kalau keadaannya seperti sekarang kita tidak akan bisa menang melawan dia!” ucap cemas Ho Xiuhuan yang terdengar terlalu menyalahkan kejadian sebelumnya.

“Aku tidak peduli, akan ku bunuh Kakek tua itu! Hiyaa!” Guang Mei-Yin lalu mengeluarkan seluruh tenaganya dengan suhu panasnya langsung terasa bergelora di sekitar tubuhnya.

Aura pembunuh langsung keluar dari dalam tubuhnya.

Wajah dari Kwee Seng tampak semakin cemas saja. “Kenapa anak perempuan ini sekarang mempunyai aura pembunuh yang sebegitu besarnya.”

“Hiyaa!!!” Ratusan jarum kali ini berterbangan menuju ke arah tubuh dari Kwee Seng.

Dengan susah payah Kwee Seng menghindar dari jarum-jarum itu, d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 27. Awal Akademi

    Huang Xin sangat kesal karena tangkapannya dapat ditahan oleh akar pohon yang keluar dari cincin dimensi si kembar Guang Chen. “Aissh, anak-anak ini kenapa sangat bebal sekali! Kekuatan kalian tidak apa-apanya dibandingkan dengan kekuatanku!” ucapnya sombong.Dan dengan satu kali sabetan pecut, Huang Xin dapat memotong akar yang keluar dari cincin dimensi si kembar Guang Chen. Guang Xian Xie pun terlepas dari lilitan dan dapat diambil dengan mudah olehnya."Baiklah sekarang bagian kalian yang akan aku culik!" ucap ancam Huang Xin sembari melempar tubuh dari Guang Xian Xie jauh ke belakang, agar tubuhnya lebih bebas bergerak."Hiyaa!" Pecut dari Huang Xin kembali dilecutkan ke arah dua anak kembar itu."Aahhk!!!" Dua anak kembar tadi hanya bisa berteriak sembari mengeluarkan akar pohon dari dalam cincinnya.Dengan mudah Huang Xin memotong-motong akar pohon itu menggunakan pecut nya, sampai akhirnya ia mendekati si kembar itu dan dalam dua kali sabetan, keduanya pingsan.Kembali ke pert

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 28. Desa Danbao

    “Kakek Tua itu lagi! Lebih baik pergi saja dari sini, apabila Kakek itu yang akan menjadi Guru! Bisa-bisa menjadi Pendekar Iblis aku disini!” seru Ho Xiuhuan.“Apa! Bukankah mereka adalah pasangan suami istri yang tadi membuat ku pingsan di dalam hutan!” gumam teriak Guang Mei-Yin. “Mau apa kalian ada di Akademi ini! Lebih baik mati daripada menjadi murid kalian disini!” Lanjutnya berteriak mengancam karena harus bertemu pasangan suami istri ini lagi.“Ke-kenapa Kakek tua itu dan wanita pecut itu yang akan menjadi Guru kita disini … .” Guang Xian Xie yang juga mulai khawatir karena bertemu lagi dengan wanita yang telah memecutnya di hutan.“Aku juga ikut pergi saja kembali ke Istana!”“Iya aku juga ikut pulang ke istana!”Kembar Guang Chen pun merasa cemas.Dan hanya Gao Zu yang terlihat tenang.Datang ke dalam ruang kelas mereka pasangan suami istri yang merupakan Pemimpin di Akademi Pulau Jiangxin Kwee Seng dan Huang Xin.“Ha ha ha! Tenangkan diri kalian terlebih dahulu.” Kembali Kw

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 29. Desa Danbao_2

    "Silahkan disantap bubur, daging dan susu kedelai yang diambil dari peternakan kami." Keesokan pagi hari Cang Lin mempersilahkan tamunya untuk menyantap sarapan yang telah disajikan. "Sebentar lagi Orang tuaku datang Guru." Lanjutnya memberitahukan kepada Fang Yuan beserta murid-muridnya."Selamat pagi Guru, selamat datang di Gubuk ku yang sederhana ini." Tak lama datang sepasang suami istri paruh baya menyapa dengan kerendahan hati kepada Fang Yuan dan murid-muridnya yang sedang menyantap sarapan di ruang makan."Bapak, Ibu sudah datang, mari bergabung bersama Guru dan yang lainnya." sambut Cang Lin.Mereka adalah Gong Yibo dan istrinya Qin Liu orang tua dari Cang Lin, Tetua di Desa Danbao. Kedua pasangan paruh baya itu pun akhirnya ikut sarapan bersama dengan yang lainnya.Selesai sarapan dan perkenalan singkat dari masing-masing murid, lalu Gong Yibo menjelaskan bahwa Desa Danbao sebelum adanya iblis yang menyerang, adalah Desa yang tenang dan damai. Desa Danbao adalah Desa yang

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 30. Penelusuran Desa Danbao

    “Kakak tiri! Kenapa tiba-tiba ada segerombolan serigala muncul! Jangan-jangan mereka hewan iblis yang menghabisi semua penduduk yang ada di Desa ini.” Terka Guang Xian Xie.“Kita lihat saja, apakah benar serigala-serigala ini merupakan binatang iblis? Bila benar pasti kekuatan mereka sangat besar! Dan akan kuhabisi serigala ini!”Tak lama salah satu dari serigala itu menyerang mereka dengan lompatan tinggi dan berusaha menyerang dengan kuku tajamnya.Gao Zu juga langsung menyerang serigala yang melompat itu, dan …Serigala itu dapat dengan mudah di pukul oleh Gao Zu sampai-sampai terjungkal jauh ke belakang."Tidak mungkin serigala-serigala ini yang menghabisi penduduk disini."Gao Zu lalu dengan jurus bayangan menggunakan 3 pisau kecil yang melesat dari tangannya mampu membunuh keempat serigala itu dengan mudah.Tidak berbeda dengan Desa Danbao yang berada di wilayah timur, kembar Guang Chen ketika ingin kembali, mereka juga dihadapi oleh keempat serigala. Dan …Dengan mudah juga ser

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAb 31. Laporan Penelusuran

    Ho Xiuhuan mengulurkan tangannya untuk mengelilingi tubuh dari Guang Mei-Yin. Ia meletakkan satu lengan mengelilingi punggungnya, dan lengan lainnya di belakang lututnya. “Saudari Mei mohon maaf, tolong lingkarkan tanganmu di bahuku.” ucap memohon Ho Xiuhuan.“Aish, kenapa ia masih saja berbicara sangat formal kepadaku … .” gumam Guang Mei-Yin.Saat sudah di gendong tubuh keduanya menjadi sangat berdekatan, Guang Mei-Yin yang wajahnya berada di depan dada dari Ho Xiuhuan sedang berpura-pura lemah pun merasa senang dan sangat ingin tersenyum, namun ia harus bisa menyembunyikan senyumannya agar tidak terlalu kentara kalau ia sedang merasa bahagia.“Dada Saudara Ho kenapa sekarang terlihat sangat kuat dan keras sekali yah … .” Tanpa disadari Guang Mei-Yin, ia bergumam tentang bagian tubuh dari Ho Xiuhuan yang sekarang terlihat lebih berotot dibanding dengan pertemuan pertamanya, yang terlihat sangat kurus dan pucat.“Ah apa yang ada di pikiranku sekarang. Ya ampun, kenapa pikiranku malah

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 32. Insting Guang Mei-Yin

    "Anehnya aku tidak berpikir kalau perempuan itu merupakan iblis." ucap ragu Guang Mei-Yin."Apa maksudmu Saudari Mei! Aku mendengar sangat jelas suara ledakan itu! Sangat kencang sekali." seru tidak percaya Ho Xiuhuan. Ia menganggap yang mempunyai kekuatan itu pasti seorang iblis tingkat tinggi. "Dan kamu pun sempat pingsan kan?" ungkapnya dengan lirih. "Mei'er kamu pingsan?" tanya khawatir Guru Fang Yuan. "Tadi kamu bilang hanya terhempas saja." Lanjutnya menekankan."Enak saja! Siapa yang pingsan!" seru Guang Mei-Yin menutupi rasa malunya. "Tuan, kenapa hanya keluarga Tuan saja yang masih hidup di wilayah selatan Desa ini?" Tiba-tiba Guang Mei-Yin menoleh dan bertanya kepada Gong Yibo Tetua Desa.Ia yang berusaha untuk mengganti topik pembicaraan dan dengan gegabah mempertanyakan masalah yang agak sensitif kepada Tetua."Bi~bi Mei, a~pa~kah kamu curiga kepada Tetua?" bisik Guang Xian Xie yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Guang Mei-Yin."Ada apa denganmu Saudari Mei

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 33. Batu Iblis

    "Kepala kambing bertanduk!"Suara lantang yang sangat meyakinkan terdengar dari bibir tipis Guang Mei-Yin di ruangan tamu rumah Gong Yibo."Menurut apa yang diajarkan oleh Guru, kepala kambing bertanduk ini merupakan salah satu lambang dari iblis.""Bisa kamu tunjukkan batu merah kepala kambing bertanduk itu?" pinta Fang Yuan."Saudara Ho, bisa tolong ambilkan batu berhala itu dan tunjukkan kepada Guru.""Baiklah."Ho Xiuhuan dengan sigap mengambil batu itu dan langsung menunjukkan kepada semua orang di ruangan itu.Kepala kambing bertanduk iblis berwarna merah yang ditunjukkan oleh Ho Xiuhuan itu merupakan penyatuan dari beberapa serpihan batu yang ditemukan oleh Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin dengan cara menyelinap pada malam hari.Serpihan batu-batu itu setelah bersatu dengan ajaibnya dapat menempel erat dan membentuk kepala kambing bertanduk iblis."Waah Bibi Mei, kamu luar biasa sekali bisa tahu kalau serpihan batu berwarna merah itu bisa menjadi batu sembahan berbentuk kepala kambi

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 34. Melawan Kekuatan Api

    "A~aku juga tidak tahu harus berbuat apa, bukan keahlianku dalam merencanakan strategi bertarung ini."Suasana mulai mencekam karena Su Yang mulai menunjukkan aura api dan hawa panas yang sangat membara."Apa! Bagaimana ini! Kakak tiri Gao! Kamu disini adalah orang dengan kekuatan berlevel 4, lebih tinggi dari yang lainnya dan setara dengan Bibi Mei. Menurutmu kita harus bagaimana melawan perempuan dekil ini!""Hmm … .""Sepertinya … .""Kita langsung serang saja dia." ucap Gao Zu tenang."Tidak!!! Kita tidak boleh langsung menyerang!" teriak Guang Mei-Yin, "Kita sekarang tidak boleh gegabah. Saudara Ho cepat pikirkan bagaimana cara kita melawan perempuan ini!?" Lanjutnya."Kenapa kita harus menurut-" "Diam kamu!!!"Guang Mei-Yin memotong perkataan dari Guang Xian Xie, agar Ho Xiuhuan bisa dengan cepat berpikir untuk bagaimana bisa melawan Su Yang dengan aura api nya ini."Kita bertahan.""Bertahan? Maksudmu kita akan bertahan untuk melawan serangan dari perempuan itu Saudara Ho!""I

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 96. Misi Menyelamatkan Guang Xu

    Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 95. Pintu Gerbang Hutan Angan

    Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 94. Kuil Hutan Angan.

    Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 93. Hutan Angan.

    Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   92. Melawan Alam

    Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   91. Goa Meditasi

    Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 90. Kura-kura Roh

    Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 89. Pulau Persik Kecil

    Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 88. Terselamatkan.

    Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad

DMCA.com Protection Status