Empat orang yang tersisa maju kembali untuk menghajar Rey. Mereka semua maju bersamaan, berharap bisa mengalahkan Rey.SwutDuak! Duak!Rey melakukan pukulan upercut ke salah satu orang, pria itu langsung terjungkal ke belakang dan tidak sadarkan diri.SwutDuak!Salah satu dari mereka berhasil menendang punggung Rey. Sontak saja Rey menoleh, ia mengepalkan tangannya dan langsung melakukan tendangan memutar.SwutDuak!Tendangan memutar Rey tepat mengenai kepala pria itu hingga ia langsung terseret jatuh ke tanah dengan sangat keras.Tersisa dua orang lainnya, mereka berdua kembali melesatkan pukulan demi pukulan ke Rey. Namun, gerakan mereka berdua terlalu lambat sehingga Rey dapat menghindari setiap serangan mereka berdua.SwutDuak!Rey menendang keduanya sambil melompat, hingga mereka jatuh kebelakang secara bersamaan. Ia bergegas bangun lagi setelah terjatuh melakukan tendangan melompat, bergegas untuk menghajar mereka."Berhenti! Atau ku bunuh dia!" seru pemimpin kelompok tersebu
Rey menghempaskan kepala Zargat, hingga membentur lantai. Pria itu memekik kesakitan saat Rey melakukan hal tersebut.[Tuan, anda bisa jadikan mereka bawahan untuk melindungi anda di kota ini.]Tiba-tiba Sistem memberikan pemberitahuan di benak Rey.Rey tersenyum penuh arti, menurutnya ide Sistem sangat bagus, mengingat ia juga butuh pelindung agar tidak selalu terkena masalah.Bawahan Zargat mengerutkan kening melihat Rey yang senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Mereka saling menatap, saling menganggukan kepala kemudian menyerang Rey bersamaan.SwutDuak! Duak! Duak!Rey menggunakan kemampuan beladiri dan pergerakan cepatnya, hanya dalam beberapa saat semua bawahan Zargat terkapar di lantai.Zargat yang melihat hal tersebut menelan ludah, ia tidak menyangka kalau ada pria yang sangat kuat di kota Andalas."Kalian pikir bisa mengalahkanku?" tanya Rey sambil duduk di salah satu punggung bawahan Zargat yang terkapar di lantai.Zargat dan bawahannya ketakutan. Pasalnya mereka semua
Tangis Azalea pecah di sana, wanita itu benar-benar marah, merasa semua pengabdiannya selama ini serasa tidak berarti sama sekali.Rey berbalik menatap Azalea, ia langsung menelan ludah di marahi Azalea sampai menangis seperti itu. Pria itu bingung harus berbuat apa, ini pertama kalinya melihat wanita menangis."Seharusnya aku bekerja untuk orang lain saja! Pria gak tahu diri!" raung Azalea masih bercucuran air mata.Azalea terus menceracau mengeluarkan semua unek-uneknya, wanita itu seolah mengambil kesempatan tersebut untuk memarahi Rey, tidak memikirkan dirinya sedang berhadapan dengan sang Bos.Wanita itu berjalan ke arah Rey, membuat bosnya itu berjalan mundur hingga terpepet di pembatas balkon."Sekarang katakan padaku, apakah ada orang yang sekompeten aku di dunia ini, hah!" bentak Azalea masih sambil menangis."A ....""Kenapa? Setelah semua yang aku lakukan, kamu akan membuang ku begitu saja?!" Rey belum selesai bicara Azalea sudah membentaknya.Rey menelan ludah berkali-kali,
Avril dan Rey bercumbu sedikit lama, sebelum keduanya melepaskan pagutan masing-masing. Mereka saling menatap satu sama lain, menebak-nebak apa yang sedang ada didalam pikirannya.Rey tersenyum, walaupun ini pertama kalinya, tapi ia mencoba untuk tetap tenang mengikuti setiap langkah dari Drama percintaan yang ia tonton di TV, mengingat Avril tidak kabur seperti Azalea.Pria itu menggenggam kedua tangan Avril. "Apa kamu tidak malu dekat dengan pria lusuh seperti aku?" tanyanya lembut.Avril menggeleng kepalanya sambil malu-malu ia menghambur ke pelukan Rey kembali. "Aku malahan senang bisa bertemu denganmu," jawabnya sambil sedikit mendongak.Rey tersenyum simpul, ia mengecup kening Avril dengan lembut. "Apa artinya sekarang kita ...."Rey sengaja menggantung ucapannya. Avril langsung mengangguk pelan malu-malu. Pria itu mendekap Avril semakin erat.Akhirnya setelah sekian purnama, pria itu bisa memiliki seorang kekasih. Sudah sangat lama ia mendambakan hal tersebut."Aku mandi dulu, k
Moses mendekati Rey, hingga jarak mereka hanya terpaut satu jengkal tangan saja. Wajah mereka saling bertatapan satu sama lain. Jika itu Rey yang dulu, mungkin ia akan langsung ketakutan. Namun, sekarang Rey balik menatap Moses tanpa rasa takut sama sekali."Hoooh ... sekarang kamu sudah memiliki keberanian menatapku, pecundang?" tanya Moses meremehkan, di ikuti gelak tawa teman-temannya.Rey melepaskan rangkulan Avril, menyuruh kekasihnya itu agar sedikit menjauh darinya. Avril yang sudah melihat kalau Rey bisa berkelahi, ia menuruti permintaan prianya itu."Kenapa pecundang? Apa kamu takut denganku?" tanya Moses lagi."Takut?" Rey balik bertanya sambil terkekeh geli.SwutDuak!Rey melesatkan sebuah pukulan, membuat Moses langsung terhuyung dan jatuh ke lantai. Teman-teman Moses terkejut dengan apa yang di lakukan Rey, mereka langsung tidak terima, berteriak berusaha menghajarnya."Brengsek!" seru salah satu teman Rey.SwutPukulan teman Moses di tangkap oleh Rey. Ia tersenyum dan l
Ketika Rey selesai memakaikan kalung ke leher Avril, seseorang tiba-tiba memanggil nama Avril. Mereka pun menoleh secara bersamaan.Avril terkejut, ia langsung beranjak berdiri. "Ayah!" "Ayah?" Rey bertanya spontan."Kamu tidak kuliah, Nak?" tanya Ayah Avril.Avril terlihat gugup. "So-sore ... aku kuliah Sore."Ayah Avril menganggukan kepalanya mengerti, ia menatap Rey yang sedang berdiri di samping sang Anak. Memandangnya dengan seksama dari atas sampai bawah.Avril bingung akan berbuat apa, ia taku Ayahnya marah, mengingat pria itu tidak suka jika dirinya dekat dengan pria."Halo Paman, saya Rey Asmodeus," ucap Rey sopan sambil mengulurkan tangannya.Rey tahu kalau sang Kekasih gugup, sebab itulah ia langsung berinisiatif memperkenalkan diri dengan Ayah Avril."Rogers Hanks," jawabnya sambil menyambut uluran tangan Rey.Rogers menatap sang Anak, seolah meminta penjelasan darinya, siapa pria yang sedang bersamanya tersebut."Ayah kenapa ada di sini?" tanya Avril mengalihkan pembicara
Dexter Grup, ruang rapat berada ...."Cepat lakukan sesuatu, hubungi Mis Azalea sesegera mungkin, tanyakan kenapa beliau menyerang kita!" seru Graham Dexter, Direktur Dexter Grup."Percuma Tuan Dexter, beliau tidak mau mengangkat panggilan kita," jawab Manajer umum Dexter grup.Graham menggebrak meja rapat dengan keras, sehingga membuat para eksekutif perusahaan terlonjak kaget. Mereka semua juga bingung, para koneksi Dexter Grup juga tidak ada yang mau membantu sama sekali.Tiba-tiba Sekretaris Graham masuk ke dalam ruang rapat dengan tergesa-gesa, menghampiri Bosnya."Ada apa?" tanya Graham langsung tanpa berbasa-basi terlebih dahulu."Lihatlah ini Tuan," ucapnya pelan sambil menyodorkan ponselnya yang sedang memutar Video.Graham mengerutkan keningnya, ia pun memegang ponsel sang Sekretaris. Awalnya ia biasa saja melihat Moses dan teman-temannya mengerumuni sebuah mobil sport. Namun, ia mengerutkan kening saat Moses dan teman-temannya di hajar oleh seorang pemuda."Apa maksudnya ini
Mendengar suara seorang wanita di seberang telepon. Avril langsung tertegun, ia terkejut yang mengangkat panggilannya seorang wanita.Avril bergegas mematikan ponselnya setelah terasadar. Ia menatap layar ponselnya tidak percaya. Baru saja tadi pagi resmi berpacaran. Rey sudah bersama seorang wanita. Bulir bening tanpa terasa menetes, membasahi pipi wanita itu. ***Sementara itu di sebuah Restoran bintang lima, terlihat Azalea sedang memegang ponsel Rey sambil terheran-heran."Kenapa dengan Avril?" tanyanya pada diri sendiri."Maaf lama Azalea," tegur Rey yang baru kembali dari kamar mandi."Tidak apa Tuan," jawab Azalea tersenyum, bergegas meletakkan ponsel Rey kembali di tempatnya.Mereka berdua pun melanjutkan makan malam yang sudah di persiapkan Azalea tersebut. Wanita itu mencuri-curi pandang ke Rey, berharap pria itu akan menyatakan perasaan kepadanya."Bagaimana kondisi Giovani?" tanya Rey sambil makan."Baik Tuan, dia juga begitu cekatan, mampu menyerap semua yang saya beritah
Rey berdiri tegap di depan gerbang kediamannya, menatap tajam ke arah Hors yang juga sedang menatapnya balik. Mereka berdua seperti terjebak dalam ketegangan yang tak terucapkan, seolah ada perang bisu yang terjadi di antara mereka. Bawahan Rey, yang melihat dari kejauhan, pun tak luput dari suasana yang menyelimuti situasi itu. Mereka menyaksikan Tuan mereka dengan kewaspadaan yang tinggi, siap siaga untuk bertindak jika ketiga orang yang datang bersama Hors tiba-tiba berbuat onar, walaupun mereka yakin Rey pasti mampu menangani segalanya sendiri. Hors akhirnya memecahkan keheningan dengan ucapannya yang langsung menohok. "Ikutlah dengan kami secara baik-baik, kau harus menjelaskan darimana kekuatanmu itu berasal," tantangnya tanpa basa-basi, dengan nada yang tegas."Ikut denganmu? Kau seenaknya datang dan menyuruhku ikut denganmu, apa kau pikir aku mudah ditekan?" tanya Rey mengejek.Bawahan Hors yang terhempas terlihat menyerang kembali ke arah Rey, kali ini dengan kecepatan penu
Keesokan harinya, Hors dan ketiga bawahannya berjalan dengan langkah pasti di jalanan kota yang sibuk, mencari tahu keberadaan Rey, manusia yang memiliki kekuatan setara dengan mereka yang merupakan Dewa. Mereka terus menyusuri jalan-jalan di kota tersebut, sambil mencoba mencari tanda-tanda keberadaan Rey.Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah bangunan megah yang tampaknya menjadi tempat tinggal Rey. Bangunan itu berdiri megah di tengah-tengah kota, dengan arsitektur yang mewah dan elegan. Mereka merasa yakin bahwa di sinilah tempat Rey berada.Hors, dengan bijaksana, meminta para bawahannya untuk menekan energi spiritual mereka, agar kedatangan mereka tidak terdeteksi oleh Rey. Mereka ingin mengejutkan Rey dan menghadapinya dengan kekuatan penuh."Jangan sampai keberadaan kita diketahui olehnya," ucap Hors penuh penekanan.Ketiga bawahan Hors mengangguk dan segera menurunkan energi spiritual mereka, membuat mereka tampak seperti manusia biasa yang berjalan di jalanan kota. Mere
Di Istana Langit yang megah dan penuh keagungan, Dewa Agung duduk di atas singgasananya yang tinggi. Dia yang sudah tahu kalau Rey manusia terkuat yang ada di Bumi, tidak merasa terganggu sama sekali dengan keberadaannya. Karena sepanjang dia mengawasi Rey, pria itu tidak pernah berbuat sesuatu yang negatif, cenderung bergerak positif melindungi orang-orang terdekatnya.Sementara itu, Hors, berbeda Dewa Agung, dia yang merasa penasaran dengan sosok Rey. Pasalnya, Rey mampu mengelabuhi sihir penglihatan Dewa Pengawasan yang selama ini dianggap sempurna. Hors merasa perlu untuk turun ke Bumi dan mencari tahu tentang siapa sebenarnya Rey.Hors berencana turun ke Bumi membawa beberapa bawahannya, untuk melihat sendiri, siapa sebenarnya Rey.Hors segera memanggil beberapa bawahannya yang handal, setelah dari kediaman Dewa pengawasan.Mereka bersiap-siap untuk turun ke Bumi, menyamar sebagai manusia biasa, dan mencari informasi tentang Rey dari jarak jauh."Kalian, jangan sampai membuat kes
Rey berdiri di atas atap rumahnya, menatap langit yang semakin gelap. Raihdo baru saja meninggalkan Rey setelah mereka membuat segel kontrak janji.Raihdo berjanji tidak akan memberitahukan kekuatan yang dimilikinya pada Dewa lainnya dan akan melindungi rahasia Rey.Angin malam bertiup kencang, membuat rambut hitam Rey terbang mengikuti hembusan angin. Matanya yang tajam melihat ke arah langit, seolah mencari sosok Raihdo yang sudah menghilang.Rey menghela napas panjang, menahan kebingungan dan kekhawatiran yang kini mulai menguasai pikirannya."Semakin rumit saja, masalahku," gumam Rey dalam hati.Dalam sekejap, hidupnya berubah drastis. Entitas yang seharusnya jauh dari kehidupannya, kini turun ke Bumi dan mencampuri urusannya. Rey merasa gelisah, namun sekaligus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.Rey menghentakkan kakinya ke atap, mengekspresikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa situasi ini berpotensi membawa bahaya bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai.R
Raihdo terkejut ketika melihat kekuatan yang dimiliki oleh Rey, yang sudah mencapai tingkat Dewa tinggi. Dia merasa takjub dan tak percaya, bagaimana mungkin seorang manusia biasa seperti Rey bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Rey berdiri tegak, penuh percaya diri, dengan sinar kilauan kekuatan yang melingkupi tubuhnya. Kemampuan regenerasi yang dimiliki Rey juga sangat cepat, membuat Raihdo merasa tidak mampu lagi untuk melawannya. Setelah berpikir panjang, Raihdo akhirnya memutuskan untuk menyerah. Dia menunjukan wajah memelas pada Rey, memohon belas kasihannya.Rey menatap Raihdo dengan pandangan tajam, mencoba menilai kejujuran dari wajah sosok tersebut. Setelah beberapa saat, dia akhirnya angkat bicara. "Baiklah, aku akan mengampunimu. Tapi, jelaskan padaku, apa tujuanmu datang ke Bumi?"Rey melepaskan injakan kakinya dari dada Raihdo, sosok tersebut pun perlahan beranjak dari tanah dan bertekuk lutut dihadapan Rey.Raihdo menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. "Sebe
Raihdo, terkejut melihat sosok manusia yang datang menghampirinya. Energi spiritual yang dimiliki manusia itu begitu kuat, sehingga Raihdo merasa tertekan dan tidak bisa bergerak sama sekali. Keringat dingin mengalir di wajah Raihdo, dan matanya terbelalak, menatap sosok tersebut dengan takjub."Siapa kau?!" tanya Raihdo dengan suara yang bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya.Sosok manusia itu tersenyum tipis, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan tegas, "seharusnya bukankah aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di sini?"Raihdo menelan ludah, merasakan betapa luar biasa tekanan yang diberikan oleh energi spiritual Rey. Dia tidak pernah menyangka bahwa akan ada manusia yang mampu menekan dirinya,sebagai sosok Dewa penjaga gerbang langit, hingga sejauh ini.Rey melangkah maju, menyadari ketakutan Raihdo, namun tetap tidak menurunkan energi spiritualnya. "Aku tidak tahu apa yang kau cari di sini, tetapi dari kekuatanmu, aku yakin kau bukanlah manusia biasa," uc
Raihdo dan Uruz merupakan penjaga gerbang langit, ketika mereka sedang berjaga melihatvpetir kehendak langit aktif, keduanya pun langsung mencari tempat dimana petir kehendak langit menyambar yang menandakan adanya peningkatan Drajat Dewa. Kedua Dewa penjaga gerbang itu langsung turun ke Bumi sebab hal seperti ini jarang sekali terjadi."Uruz, kau laporkan masalah ini pada Dewa Agung! Aku yang akan mencari sosok yang telah mengaktifkan petir kehendak langit!" Perintah Raihdo dengan nada tegas."Baik, berhati-hatilah, Raihdo," jawab Uruz sambil pergi meninggalkan rekannya tersebut.Dengan kekuatanya, Raihdo segera melacak sosok yang terkena sambaran petir kehendak langit tersebut. Ternyata sumbernya berasal dari tempat Rey tinggal. Meskipun hanya merasakan samar-samar, tetapi Raihdo yakin itu berasal dari sana.Raihdo yang penasaran dengan apa yang terjadi dan ingin mencari tahu lebih jelas lagi, dia memperhatikan kediaman Rey dari kejauhan untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang melih
Ledakan yang menggelegar terdengar mengiringi sambaran petir berbentuk siluet Naga yang menghantam tubuh Rey. Seketika, tempat itu hancur, membuat bawahan-bawahan Rey yang berada di kejauhan terhempas oleh gelombang angin yang tercipta oleh benturan dahsyat tersebut.Noel yang tahu betul bahwa tuannya sedang berada dalam proses peningkatan kekuatan, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil berharap semoga Rey baik-baik saja. Tubuhnya terjungkal terhempas oleh gelombang angin yang disebabkan oleh sambaran petir Naga yang sangat besar tersebut.Para bawahan Rey lainnya yang terhempas oleh gelombang angin itu juga terlihat sangat khawatir, mereka menatap ke arah Rey dengan mata yang penuh kegelisahan. Beberapa di antaranya berusaha bangkit dan melihat kearah Rey untuk memastikan kondisinya, namun asap tebal masih menyelimuti tempat tersebut.Sementara itu, Rey yang terkena sambaran petir Naga, terasa seolah tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa. Wajahnya tampak meringis menahan ras
Rey terpaku melihat tubuh manusia rekayasa genetika yang hancur di depan matanya. Dalam hitungan detik, ia menyaksikan daging dan tulang yang hancur mulai menyatu kembali, perlahan membentuk sosok yang utuh. "Tidak mungkin..." gumam Rey terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa darahnya terasa membeku melihat kekuatan regenerasi yang dimiliki sosok itu, seperti kekuatan yang ia miliki. Merasakan ancaman yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rey merasa terancam oleh kekuatan yang sama dengan dirinya, kini ada pada sosok di depannya.Rey menatap tajam ke arah sosok misterius itu, bersiap untuk menghancurkan setiap inci tubuhnya agar tidak bisa beregenerasi kembali. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tenaga penuh. SwuzzSwuttBooomm! Kawah raksasa yang sudah tercipta menjadi semakin besar ketika Rey melepaskan pukulan mautnya. Asap tebal menyelimuti tubuh Rey, menciptakan nuansa mencekam di sekitarnya. Namun, kali ini Rey tidak menunggu asap t