Home / Romansa / Labuhan Cinta / Pemeriksaan USG

Share

Pemeriksaan USG

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

El menunggu Freya dengan setia di sampingnya. Tak melepas pandangannya barang sedikit pun. Saat mendapati tangan istrinya yang sedari tadi, dia pegang bergerak, El tersenyum.

Pemandangan pertama yang dilihat Freya adalah senyuman manis khas El. Senyuman yang selalu membuatnya jatuh cinta.

“Apa tubuhmu masih lemas?” tanya El menatap lekat istrinya yang begitu dia cintai.

“Aku sudah jauh lebih baik.” Walaupun wajahnya masih terlihat pucat, Freya masih bisa tersenyum. Senyumannya masih seperti biasa, terlihat sangat cantik.

“Tadi perawat membawakan makan saat kamu tidur, jadi sekarang makanlah, agar kamu cepat kuat.”

Mendapati perhatian suaminya sudah biasa untuk Freya, tetapi kali ini rasanya berbeda. Suaminya itu jauh lebih perhatian dari biasanya.

El mengambil makanan yang disediakan rumah sakit. Menyuapi istrinya dengan telaten. Freya memang tidak merasakan mual. Dia hanya lemas saja dan pusing. Jadi dia masih bisa menerima
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Labuhan Cinta    Tega Menyakiti

    “Bisakah aku bicara dengan Freya berdua.” Kakek Theo memandang El yang berdiri tepat di samping Freya. Kalimat permintaannya terdengar biasa, tetapi penuh penekanan dan seolah tak terbantahkan. El ragu. Netranya beralih pada istrinya. Bertanya dengan isyarat mata. Anggukan dari Freya menandakan tidak apa-apa jika suaminya itu keluar. Meyakinkan dengan senyuman tipis jika dia akan baik-baik saja. “Aku akan tunggu di luar.” El membelai wajah istrinya sebelum keluar. Kemudian mengayunkan langkahnya keluar ruang rawat. Sesekali El masih menoleh pada Freya. Masih sedikit ragu dengan istrinya itu. Takut Kakek Theo melakukan hal yang buruk pada istrinya. Tepat saat menutup pintu. El berharap. Istrinya akan baik-baik saja. “Apa yang ingin Kakek bicarakan?” Tanpa berlama-lama Freya langsung bertanya. Tak berbasa-basi terlebih dahulu. “Aku sudah bilang untuk menunda kehamilanmu, tetapi kenapa kamu justru mengabaikannya.” Mata yang sudah mulai di kelilin

  • Labuhan Cinta    Mempertahankan Harga Diri

    “Kamu yakin akan bekerja?” tanya El memastikan kembali pada istrinya. Istrinya yang pagi-pagi bangun, bersiap untuk ke kantor. Membuat El keheranan dan bertanya. Ternyata istrinya berniat untuk berangkat bekerja. “Iya.” Freya tersenyum manis. Tubuhnya yang sudah jauh lebih segar membuatnya ingin merasakan kembali beraktivitas. Dua hari di Rumah sakit membuatnya sangat bosan. “Baiklah, kamu harus menjaga dirimu. Jangan terlalu lelah. Nanti siang, aku akan ke kantor untuk menemani makan.” El memberikan peringatan penuh untuk istrinya dan berbalas pelukan dari sang istri. Setelah sarapan pagi, mereka menuju ke kantor. Sepanjang jalan Freya dan El bercerita tentang kehamilan Freya. Dia tidak merasakan mual sama sekali seperti yang terjadi pada ibu hamil lainnya. Membuatnya menjadi ragu, apakah dia benar-benar hamil atau tidak. El meyakinkan istrinya, jika mungkin karena usianya masih dini jadi belum membuatnya mual. Freya pun mengiyakan apa yang d

  • Labuhan Cinta    Hasil USG

    “Apa hari ini kamu akan ke dokter, El?” tanya Mommy Shea dari sambungan telepon.“Iya, Mom. Hari ini kami akan pergi ke Rumah sakit.” Sudah dua minggu berlalu. Hari ini adalah hari di mana El dan Freya akan memeriksakan kandungan Freya sesuai dengan kata dokter. Mereka berharap jika kali ini dokter bisa melihat jelas kandungan Freya. Jadi mereka tidak berpikir terus apakah Freya hamil atau tidak. “Baiklah, kami akan ke sana.” Kami? Dahi El berkerut dalam. Kata ‘kami’ menjelaskan jika mommy-nya tidak sendiri. El sudah menduga jika mommy, daddy, mama dan papanya akan ikut seperti tempo hari. Mereka sudah seperti anggota demo yang memaksa masuk ke ruang periksa dokter kandungan. “Baiklah, aku akan menunggu kalian semua di Rumah sakit.” El mematikan sambungan teleponnya. Kemudian menghampiri istrinya yang sedang berbaring di tempat tidur. Sedari tadi dia pusing sekali.“Masih pusing?” El merangkak naik menuju ke tempat tidur. Men

  • Labuhan Cinta    Pingsan Lagi

    Perut yang berbunyi, membuat Freya mengerjap. Mengedarkan pandangannya, dia melihat jam dinding yang terpasang di dinding kamarnya. Waktu menujukan pukul satu dini hari. Itu menujukan jika dia baru tidur sekitar tiga jam. Karena tadi dia berangkat tidur tepat jam sepuluh malam.Perutnya yang berbunyi, terus saja mengusik Freya. Mau tak mau, dia akhirnya mencoba membangunkan suaminya. “Sayang,” ucapnya seraya menggoyang-goyangkan tubuhnya. El mengerjap ketika tubuhnya bergoyang-goyang. Hal yang dilihatnya pertama adalah wajah istrinya. “Kenapa?” tanyanya panik. Tak biasa-biasanya istrinya membangunkannya pagi-pagi seperti sekarang ini.“Aku lapar,” jawabnya dengan tersenyum. El mengembuskan napasnya. Merasa bersyukur ketika istrinya hanya lapar saja. Dia pikir ada yang terjadi dengan kandungan Freya. Tangan El membelai lembut wajah Freya. “Mau makan apa?” tanyanya tersenyum. “Aku mau aku mau telur setengah matang lalu disirami

  • Labuhan Cinta    Kenapa Kakek?

    Papa Felix kembali ke Rumah sakit setelah puas mengungkapkan semua perasaan dalam hatinya. Dia sedikit menyesali karena tidak melakukannya sejak lama dan justru membiarkan papanya melakukan apa yang dia mau. Namun, kini Felix tidak akan membiarkannya. Dia akan menjaga anak dan cucunya. Sampai di Rumah sakit sudah banyak orang yang datang. Ada kedua orang El yang ada di sana. Istrinya pun turut hadir di sana. “Kamu dari mana?” tanya Mama Chika pada suaminya. “Dari kantor papa.” Wajah Felix tampak masih terlihat kesal. Masih ada amarah yang meliputinya. “Papa marah dengan kakek?” tanya Freya cepat ketika mendengar ucapan dari papanya. “Dia tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ini sudah melampaui batas. Harusnya dia tidak seenaknya memintamu mengecek proyek langsung karena kamu sedang hamil. Lagi pula masih banyak karyawan yang bisa dia suruh untuk mengecek.” “Ta—”Freya masih mau menyanggah, tetapi El memegangi lenganny

  • Labuhan Cinta    Saat Terakhir

    Papa Felix merasa cemas dengan keadaan papanya. Pikirannya menerka-nerka apa yang terjadi dengan papanya. Ada sedikit ketakutan dalam hatinya karena apa yang sudah dilakukannya kemarin yang menjadi papanya itu masuk Rumah sakit. Turun dari mobil, Papa Felix langsung menghubungi sekretaris papanya, menanyakan keberadaan papanya. “Apa yang terjadi?” Tepat di depan ruang rawat, Papa Felix bertanya pada sekretaris papanya. Pandangannya penuh ketakutan dan kecemasan. “Pak Theo sudah masuk ke Rumah sakit sejak tiga hari yang lalu, dan sekarang kondisinya menurun.” “Sudah tiga hari dan kamu baru memberitahu sekarang!” Papa Felix ingin melayangkan bogem mentah pada sekretaris papanya itu, tetapi ditahan oleh Daddy Bryan. Temannya itu membawa Felix untuk duduk. Tubuh Felix begitu lemas. Tiga hari artinya di saat dirinya bertemu dengan papanya dan pastinya papanya sakit karena semua ucapannya. “Maaf, Pak, selama ini Pak Theo melarang untuk men

  • Labuhan Cinta    Sangat Berarti

    Freya hanya bisa menangis di atas makam sang kakek. Perasaannya hancur ketika tak bisa ikut mengantarkan kakeknya ke peristirahatannya terakhirnya. Dia yang harus pingsan, justru menghabiskan waktu di Rumah sakit.“Jangan bersedih terus. Kamu harus kuat.” El mencoba menenangkan sang istri. Membelai punggung lembut sang istri. Berharap istrinya dapat tenang. El dapat merasakan betapa sedihnya istrinya, tidak bisa menemani sang kakek untuk terakhir kalinya. “Kakek bilang dia ingin bermain dengan cicitnya.” Freya menoleh ke arah suaminya. Matanya yang sudah sembab-menandakan jika dia terus menangis tanpa henti. Freya mengingat apa saja yang dia rencanakan dengan sang kakek sewaktu di Rumah sakit. Namun, rencana tinggal rencana, karena kini sang kakek pergi untuk selama-lamanya. “Iya, dan dia tidak akan senang jika kamu membuat cicitnya kenapa-kenapa. Jadi jangan terus bersedih.” El membawa istrinya dalam pelukan. Manusia hanya bisa berharap dan Tuhanlah yan

  • Labuhan Cinta    Satu bayi laki-laki, satu lagi ....

    Beberapa hari ini El disibukkan dengan kepindahannya kantor. Kini kantornya berada di kantor Julian Company. El bertanggung jawab atas perusahaan istrinya karena sang istri yang sedang hamil dan tidak bisa mengurusi perusahaan. Namun, nanti saat sang istri sudah bisa bekerja kembali, dia akan menyerahkannya kembali. Keluarga yang lain pun tidak masalah. Mereka menyerahkan pada El. Terutama Papa Felix. Dia yakin El bisa mengurus perusahaan peninggalan papanya itu. Tidak terasa kandungan Freya sudah mencapai dua puluh minggu. Perutnya semakin hari semakin membesar. Semakin bertambahnya usia kandungannya, mual yang dirasakan Freya semakin berkurang. Dia pun sudah mulai bisa makan seperti biasanya. Justru dia sangat lahap saat makan.El keluar dari kamar mandi. Menggosok-gosokan rambutnya yang basah. Melihat istrinya yang sedang berada di depan cermin. Tampak istrinya itu sedang melihat wajahnya yang terlihat sangat gembil. “Semakin hari, kamu sema

Latest chapter

  • Labuhan Cinta    Bonchap 2

    “Kamu yakin menitipkan anak-anak ke daddy dan mommy?” tanya Freya memastikan. “Iya.” El tersenyum menyeringai. Dia memanfaatkan situasi dengan benar seperti yang dikatakan oleh daddy-nya.“Aku malu. Kalau mereka tanya mau apa kita, kita jawab apa?” Freya merasa malu ketika harus menitipkan anak-anaknya. “Mereka lebih paham. Tidak perlu menjelaskan panjang kali lebar.” El tahu jika orang tua mereka lebih paham akan hal itu. “Baiklah, aku akan pastikan yang akan dibawa.” Freya tidak mau ada yang sampai ketinggalan. Yang ada dirinya pasti tidak akan tenang bersama dengan El nanti ketika pergi. “Baiklah, aku akan lihat anak-anak dulu.” El mengayunkan langkah ke kamar sebelah. Mengecek anak-anak yang masih tidur lelap. El tersenyum. Dia merasa waktu bergulir begitu cepatnya. Anak-anak tumbuh begitu cepatnya. Belum lama El mengendong mereka bergantian. Kini mereka sudah bisa digendong bersamaan. Tepat saat El sedang meme

  • Labuhan Cinta    Bonchap 1

    Suara tangis yang saling bersahutan terdengar mengisi keheningan malam. Di saat orang-orang sedang terlelap tidur, sepasang orang tua baru itu tampak sibuk menenangkan dua bayi yang kini sudah berusia lima bulan tersebut. Biasanya Kean akan anteng ketika malam hari, tetapi kali ini dia ikut menangis juga. Freya yang menyusui Lean harus pasrah ketika Kean menangis. El langsung mengambil susu yang disiapkan dan menghangatkannya. Sambil menunggu menghangatkannya, El mengajak main anaknya. Dia meletakkan Kean di atas bahunya, memanggulnya seraya memegangi tangannya. Seketika bayi kecil itu terdiam.El mengayun-ayunkan tubuh Kean hingga membuat melayang-layang. Kean langsung tertawa terbahak merasakan tubuhnya diayun-ayunkan. Tawa Kean itu menarik perhatian Lean. Adiknya itu langsung menoleh. Mulutnya yang masih menyesap puncak dada mommy-nya, tanpa sadar menariknya begitu saja sambil melepaskannya. Membuat mommy-nya mengaduh kesakitan dengan aksi si bungsu. Bola

  • Labuhan Cinta    Labuhan Terakhir

    Waktu bergulir dengan cepatnya. Semua menanti kelahiran penerus dari dua keluarga. Setelah kejadian kemarin, semua keluarga menjaga Freya. Apalagi sudah menjelang melahirkan, pastinya Freya perlu pengawasan penuh. Mommy Shea dan Mama Chika selalu berganti menjaga Freya di saat El bekerja. Tak mau sampai anak dan cucu mereka kenapa-kenapa. El yang biasanya pulang larut malam pun, kini pulang lebih awal. Tak mau sampai kehilangan momen. Mengingat Freya sudah akan melahirkan dan di saat itu, dia ingin selalu ada di sisi istrinya.“Ini sudah jalan berapa minggu?” El yang merebahkan tubuhnya, meletakkan kepalanya di kaki istrinya. Menghadap ke arah perut Freya yang semakin membesar. “Tiga puluh sembilan.” “Kenapa lama sekali mereka keluar. Bukankah harusnya mereka keluar di antara waktu tiga puluh tujuh minggu sampai empat puluh minggu.” El selalu dengan saksama mendengarkan ucapan dokter. Jadi dia selalu tahu perkembangan ibu hamil. “Enta

  • Labuhan Cinta    Karena Kamu

    “Pa, cepat!” El menepuk kursi kemudi dari belakang. Meminta untuk papa mertuanya bergegas untuk melajukan mobilnya. “Sabar, El.” Rasanya, Felix benar-benar mengulang kepanikan sewaktu El lahir. Temannya-Bryan juga menepuk kemudinya, hingga membuatnya lemas. “Berapa bulan sebenarnya usia kandungan anak Freya?” tanya Papa Felix. Mengingat El yang lahir prematur membuat Papa Felix takut jika cucunya akan mengalami hal yang sama. “Tiga puluh enam minggu, Pa.”El menatap Freya dengan tatapan kasihan. Freya tampak meringis kesakitan saat perutnya kencang. Dengan usia segitu, artinya anak akan dilahirkan prematur. Karena usia tiga puluh tujuh-baru anak dikatakan normal. Papa Felix hanya bisa berharap semua baik-baik saja. Mobil berhenti di depan Rumah sakit. El buru-buru membawa Freya keluar dari mobil. Saat keluar dari mobil, mereka sudah disambut oleh perawat. Namun, El justru membawa Freya dengan tangannya sendiri ke UGD.Papa Fe

  • Labuhan Cinta    Tidak Akan Jauh Darimu

    Sebagai pengusaha muda, El mulai diperhitungkan. Namanya mulai dikenal di kalangan pengusaha. Apalagi, El terkenal membangun bisnisnya di luar negeri. Kini perusahaannya sudah bergabung dengan Julian Company. Semua proyek pembangunan di bawah tanggung jawab El. Tiga bulan sejak kematian Kakek Theo, perusahaan semakin membaik di bawah pimpinan El. Seperti yang diharapkan Kakek Theo, El berusaha keras memajukan perusahaan. Menjalin kerja sama dengan beberapa kolega sang kakek mertua. “Sayang, ingat besok aku, mama dan mommy akan pergi untuk mencari baju untuk anak kita. Jadi aku harap kamu ikut!” Freya memberi peringatan penuh pada suaminya itu. Beberapa hari belakangan ini El sibuk bekerja hingga malam. Dia takut saat libur, suaminya itu akan tetap bekerja. Kini usia kandungan Freya sudah mencapai dua puluh sembilan minggu atau setara dengan tujuh bulan satu minggu. Semua persiapan mulai dilakukan oleh keluarga, termasuk membeli perlengkapan dari mulai baju dan pe

  • Labuhan Cinta    Satu bayi laki-laki, satu lagi ....

    Beberapa hari ini El disibukkan dengan kepindahannya kantor. Kini kantornya berada di kantor Julian Company. El bertanggung jawab atas perusahaan istrinya karena sang istri yang sedang hamil dan tidak bisa mengurusi perusahaan. Namun, nanti saat sang istri sudah bisa bekerja kembali, dia akan menyerahkannya kembali. Keluarga yang lain pun tidak masalah. Mereka menyerahkan pada El. Terutama Papa Felix. Dia yakin El bisa mengurus perusahaan peninggalan papanya itu. Tidak terasa kandungan Freya sudah mencapai dua puluh minggu. Perutnya semakin hari semakin membesar. Semakin bertambahnya usia kandungannya, mual yang dirasakan Freya semakin berkurang. Dia pun sudah mulai bisa makan seperti biasanya. Justru dia sangat lahap saat makan.El keluar dari kamar mandi. Menggosok-gosokan rambutnya yang basah. Melihat istrinya yang sedang berada di depan cermin. Tampak istrinya itu sedang melihat wajahnya yang terlihat sangat gembil. “Semakin hari, kamu sema

  • Labuhan Cinta    Sangat Berarti

    Freya hanya bisa menangis di atas makam sang kakek. Perasaannya hancur ketika tak bisa ikut mengantarkan kakeknya ke peristirahatannya terakhirnya. Dia yang harus pingsan, justru menghabiskan waktu di Rumah sakit.“Jangan bersedih terus. Kamu harus kuat.” El mencoba menenangkan sang istri. Membelai punggung lembut sang istri. Berharap istrinya dapat tenang. El dapat merasakan betapa sedihnya istrinya, tidak bisa menemani sang kakek untuk terakhir kalinya. “Kakek bilang dia ingin bermain dengan cicitnya.” Freya menoleh ke arah suaminya. Matanya yang sudah sembab-menandakan jika dia terus menangis tanpa henti. Freya mengingat apa saja yang dia rencanakan dengan sang kakek sewaktu di Rumah sakit. Namun, rencana tinggal rencana, karena kini sang kakek pergi untuk selama-lamanya. “Iya, dan dia tidak akan senang jika kamu membuat cicitnya kenapa-kenapa. Jadi jangan terus bersedih.” El membawa istrinya dalam pelukan. Manusia hanya bisa berharap dan Tuhanlah yan

  • Labuhan Cinta    Saat Terakhir

    Papa Felix merasa cemas dengan keadaan papanya. Pikirannya menerka-nerka apa yang terjadi dengan papanya. Ada sedikit ketakutan dalam hatinya karena apa yang sudah dilakukannya kemarin yang menjadi papanya itu masuk Rumah sakit. Turun dari mobil, Papa Felix langsung menghubungi sekretaris papanya, menanyakan keberadaan papanya. “Apa yang terjadi?” Tepat di depan ruang rawat, Papa Felix bertanya pada sekretaris papanya. Pandangannya penuh ketakutan dan kecemasan. “Pak Theo sudah masuk ke Rumah sakit sejak tiga hari yang lalu, dan sekarang kondisinya menurun.” “Sudah tiga hari dan kamu baru memberitahu sekarang!” Papa Felix ingin melayangkan bogem mentah pada sekretaris papanya itu, tetapi ditahan oleh Daddy Bryan. Temannya itu membawa Felix untuk duduk. Tubuh Felix begitu lemas. Tiga hari artinya di saat dirinya bertemu dengan papanya dan pastinya papanya sakit karena semua ucapannya. “Maaf, Pak, selama ini Pak Theo melarang untuk men

  • Labuhan Cinta    Kenapa Kakek?

    Papa Felix kembali ke Rumah sakit setelah puas mengungkapkan semua perasaan dalam hatinya. Dia sedikit menyesali karena tidak melakukannya sejak lama dan justru membiarkan papanya melakukan apa yang dia mau. Namun, kini Felix tidak akan membiarkannya. Dia akan menjaga anak dan cucunya. Sampai di Rumah sakit sudah banyak orang yang datang. Ada kedua orang El yang ada di sana. Istrinya pun turut hadir di sana. “Kamu dari mana?” tanya Mama Chika pada suaminya. “Dari kantor papa.” Wajah Felix tampak masih terlihat kesal. Masih ada amarah yang meliputinya. “Papa marah dengan kakek?” tanya Freya cepat ketika mendengar ucapan dari papanya. “Dia tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ini sudah melampaui batas. Harusnya dia tidak seenaknya memintamu mengecek proyek langsung karena kamu sedang hamil. Lagi pula masih banyak karyawan yang bisa dia suruh untuk mengecek.” “Ta—”Freya masih mau menyanggah, tetapi El memegangi lenganny

DMCA.com Protection Status