Beranda / Romansa / LOVE is YOU, Ra! / Bab 41 Pelajaran Berharga

Share

Bab 41 Pelajaran Berharga

last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-21 19:45:59

Kediaman Keluarga Danutirta

“Akhirnya, sampai juga,” desah lega keluar dari bibir merah Alina.

Jajang turun lebih dulu, membantu mengeluarkan koper dari bagasi disusul Alina dan Maura.

“Kok rumah sepi, Mang? Pada ke mana?”

“Bapak dan Ibu sedang keluar, Neng. Ada reuni dengan teman SMA Bapak, kalau tidak salah.” Jajang menarik dua koper besar masuk ke dalam rumah.

Maura masuk mengikuti Alina yang menggamit lengannya. Sejak keluar dari kamar resor, Alina seolah enggan berpisah dengannya.

“Kamu kenapa, Al?”

“Kata Bang Rangga, kali ini aku tidak boleh membiarkanmu lepas dari pandangan mataku, Kak. Aku sendiri juga trauma dengan kejadian penculikanmu, jadi lebih baik aku selalu menempel padamu.”

Maura memutar bola matanya dengan kesal. “Gak perlu sampai begini juga, Al.”

“Hmm,” gumam Alina sambil menggeleng cepat.

“Selamat datang,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 42-1 Bocah Lucu

    Ketiga bocah itu terlonjak kaget karena teguran Maura, dua gadis kecil segera bersembunyi di belakang bocah laki-laki yang paling besar.“Umm,”“Cepat katakan, minta bolanya.” Gadis dengan bintik cokelat di wajah mulai mendorong bocah laki-laki di depannya.“Ish, jangan dorong!”“Masih mau berdebat?” tanya Maura lagi.Gadis dengan ekor kuda mengintip takut-takut dari balik punggung. “Maaf,” ucapnya lirih.Maura menelengkan kepalanya dan melambaikan tangan. “Gadis kecil, kemarilah.”Gadis itu terlihat ragu sejenak sebelum akhirnya memisahkan diri dari dua temannya dan mulai maju menghampiri Maura.‘Gadis pemberani,” batin Maura menahan senyuman.“Coba katakan padaku apa yang sudah kalian lakukan.”“Umm, kami sedang bermain bola dan Jason tidak sengaja menendang bolanya dengan keras. Apa sangat sakit?” tanya g

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 42-2

    “Siapa ini, Al? Temanmu?” tanya Oma Tuti saat tangannya memeluk Alina sedang matanya menatap Maura yang berdiri canggung.“Ini istrinya Bang Rangga, Oma.” Alina menarik Maura mendekat. “Perkenalkan dirimu,” bisik Alina lirih.Mata tua itu menatap tajam ke arah Maura, penuh rasa ingin tahu. “Istri Rangga? Cantik.” Oma mengulurkan tangannya.“Senang berkenalan dengan Oma, saya Maura.”Tangan kurus terbalut kulit keriput itu menggenggam erat tangan Maura, tetap seperti itu selama beberapa saat. “Kau wanita berpendirian kuat, cocok bersanding dengan Rangga.” Bibir yang tadi sinis dan kaku, kini menyungging senyuman hangat.Alina menyikut lengan Maura dan mengerlingkan sebelah matanya. “Dia menyukaimu.”“Ayo, masuklah. Aku sudah menyuruh Euis memasak makanan kesukaanmu, Al.”Alina dan Oma saling berpandangan. “Nasi liwet, bakakak hayam, sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 43 (Bukan) Pertemuan Pertama

    Reno menarik lengan Vivian keluar dari vila keluarga Danutirta. Kali ini, Vivian sudah kelewat batas. Reno terus menarik sepupunya itu menjauh dari vila. “Lepas!” Vivian mengibaskan lengannya. “Sakit, Kak!” “Eve, kali ini kau terlalu jauh melewati batas. Apa maumu dengan bersikap begini? Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauhi Maura.” “Bukan aku yang mengatur ini, takdir yang mengaturnya,” bantah Vivian. “Aku tidak tahu kalau vila mereka bersebelahan dengan vila Oma Tuti, nenek Cleo dan Jason. Mereka yang mengundangku dan Yuki untuk berlibur bersama mereka.” Reno menyugar rambutnya kasar. “Rahasia yang berusaha kau tutupi sekuat tenaga, akhirnya terbuka dengan sendirinya. Sudah waktunya semua tahu bahwa Yuki adalah anakku dan Rangga.” “EVE!” “Apa? Kau mau aku bagaimana kali ini? Pergi ke mana? Mengirimku ke mana?” Vivian meraih jemari Reno, mencoba membujuknya. “Kak, hanya kau yang aku punya. Harusnya kau menolongku, bukan be

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 44-1 Tamu Tak Diundang

    Alina sedang menonton siaran pemilihan ratu sejagad di televisi sambil memangku setoples berondong jagung mentega yang masih hangat, saat Rangga dan Alina turun dengan penampilan memukau. “Rapi banget. Kalian mau ke mana?” tanya Alina penasaran. “Maura mengajakku makan malam romantis.” Rangga nyengir saking antusiasnya. “Keren?” “Kak, aku ikut, ya?” tanya Alina memelas. “Boring, nih.” Alina meletakkan toples kaca ke atas meja dan memakai sandalnya dengan tergesa. “Ya, ya, ya?” “Sejak kapan kencan rame-rame, Al? Kamu ajak aja Reno keluar.” Rangga mengulurkan kartu debit warna hitam. “Nih, unlimited. Balikin kalau sudah selesai pakai.” “Ogah, mending aku ajak Kang Asep bikin api unggun di belakang. Bakar jagung dan ikan,” ucap Alina kesal. “Masih belum baikan, Al?” tanya Maura lembut lalu maju selangkah dan berbisik, “Buka telinga dan hati, bicarakan baik-baik. Anggap kami keluar untuk memberimu ruang bicara leluasa dengan Reno.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 44-2

    “Silakan, saya siap mendengarkan.”“Dari reaksimu saat melihatku tadi, aku duga kau sudah tahu tentang kami di masa lalu.” Vivian berdiri dengan banggasaat berhadapan dengan Maura.“Ya, tentu. Saya tahu tentang bagaimana Anda meninggalkannya di hari pernikahan kalian karena kabur bersama Damian. Saya juga tahu Anda datang ke hotel beberapa saat setelah pesawat Anda mendarat. Dan saya tahu, Anda sengaja datang ke Bali untuk menemui suami saya.” Maura membalas serangan Vivian telak.“Rupanya Rangga tidak menyembunyikannya darimu.”“Kami sudah menikah, apalagi yang perlu disembunyikan. Kami menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Itu tandanya kami saling mencintai, bukan begitu?”Vivian mencibir kenaifan Maura memandang sebuah hubungan. “Jangan senang dulu, Maura. Menikah tidak membuat seseorang menghapus kenangan masa lalunya dan itu akan terus melekat bersamanya,” ujar

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 45-1 Sukarela Atau Terpaksa?

    Alina masih duduk di depan TV, dengan kacamata bulat besar menggantung di hidungnya dan mulut mengunyah berondong jagung ketika ekor matanya menangkap bayangan orang berjalan menuju dapur.“Mau apa kemari?” tanyanya sinis.“Kang Asep meminta saya mengantarkan makan malam untuk Anda.”Brak.Alina meletakkan toples kaca dengan keras dan berjalan cepat ke depan Reno, memojokkan pria itu di antara kulkas dan dirinya. “Apa maumu sebenarnya?”Reno mendorong bahu Alina menjauh. “Jangan seperti ini, Nona. Akan menimbulkan kesalahpahaman bagi yang melihat.”“Biarkan saja, aku yang akan menjelaskannya nanti. Sekarang, jelaskan padaku kenapa sikapmu berubah?”“Nona, kejadian di Bali murni kesalahan saya. Saya minta maaf.”Plak.Alina menampar Reno dengan keras. “Pengecut!” Alina mundur dua langkah. “Oke, sesuai janjiku saat kita di Bali. Itu t

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 45-2

    "Deal?” Alina mengulurkan tangannya. Aldo hanya bisa tersenyum mengakui kehebatan Alina. Dia tahu betul kelemahan Aldo yang menggilai Ranggapati Danutirta dan arsitektur. “Apa dia pria yang mengantarmu pulang saat resepsi pernikahan kakakmu?” Alina mengangguk. “Dia pria beruntung karena berhasil mendapatkan cintamu. Apa hebatnya dia?” “Aku adalah wanita paling beruntung apabila bisa mendapatkan cintanya. Dia pria paling lurus dan setia yang pernah aku temui. Limited edition,” aku Alina penuh kekaguman dan binar di matanya. Aldo menangkap sosok yang Alina maksud. “Dia baru saja masuk dan sedang menatap ke arah kita. Apa yang perlu aku lakukan?” “Sialan! Kamu mau bantu atau tidak?!” geram Alina. “Jangan pernah katakan kamu menyesal berbisnis denganku.” Aldo meraih tangan Alina dan menariknya hingga gadis itu duduk di pangkuannya. Perlahan Aldo mendekatkan wajahnya membuat Alina terbeliak. “Apa yang kamu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 46-1 Freak Relationship

    “Apa yang kamu katakan padanya di bawah tadi?” tanya Rangga tiba-tiba setelah memarkir mobilnya di garasi. “Rahasia wanita.” “Aku perlu tahu, Ra.” “Untuk?” Maura menggeser bahunya menghadap Rangga. “Merencanakan sesuatu di belakangku?” “Hanya ingin tahu agar mudah bersikap.” “Akan sangat mudah menentukan sikap setelah kamu memutuskan siapa yang lebih penting untukmu, Kak.” Kata-kata dan tatapan Maura menohok Rangga tepat di ulu hati. “Kau tahu pasti siapa prioritasku, Ra.” “Aku belum tahu karena kamu belum mengatakannya padaku, Kak.” Maura terus menatap suaminya. “Keluargaku. Orang-orang yang terikat darah, hukum dan perasaan, adalah prioritasku.” Rangga meraih jemari Maura dan membawanya ke atas pangkuannya. “Yuki?” tanya Maura hati-hati. “Dia akan menjadi penting bagiku setelah tes DNA membuktikan bahwa darah yang mengalir di tubuhnya adalah darah Danutirta. Aku harap kamu mengerti yang aku maksud.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26

Bab terbaru

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 131-2

    Vila Danutirta, Bandung“Gimana, Han? sudah dapat tiket pesawatnya?” tanya Jelita gelisah. “Kasihan Alina dan Rangga, mereka belum pernah menemani ibu bersalin, pasti bingung dan panik.” Jelita mondar-mandir seperti kain pel.“Belum, Bu. Penerbangan hari ini penuh semua. Tiket kereta juga ludes sampai besok,” lapor Hanna tak kalah gelisah.“Haduh ... kenapa bisa habis semua di saat seperti ini? Galih, kamu sudah hubungi Galih dan Reno? Biasanya otak pria bisa berpikir cepat saat situasi mendesak begini.”Hanna menggeleng. “Mas Galih dan Reno sedang berada di kawasan proyek, Bu. Ponselnya dinonaktifkan.”“Astaga, ya Allah Gusti ...! Kok bisa barengan begini, sih?!” Jelita menepuk kedua pahanya putus asa.Yuki yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, hanya bengong sambil kepalanya bergerak mengikuti Hanna dan Jelita bergantian.Jelita melambaikan tangannya denga

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 131-1 Perjuangan Panjang

    Rangga sedang iseng mengintip isi kantong belanjaan yang tergeletak di atas ranjang manakala telinganya mendengar seruan panik dari dalam kamar mandi. Rangga bergegas ke kamar mandi, melihat Maura sedang berdiri berpegang erat pada pinggiran wastafel, tapi mimiknya tidak menyiratkan kesakitan, membuat Rangga menurunkan kewaspadaannya.“Ada apa?” tanya Rangga tenang.“Balonnya meletus,” ucap Maura bingung.Rangga mengedarkan pandangan ke arah langit-langit, mencari bohlam yang pecah. “Mana? Gak ada yang pecah, kok.”“Ini, yang di sini.” Maura menunjuk ke bawah kakinya.“Astaga! Ini balon apa yang pecah, kok isinya air keruh?!” panik Rangga. “Jangan-jangan ... ini ketuban, ya?” tebak Rangga sambil menatap Maura meminta penjelasan.“Sepertinya begitu.”Rangga bergegas mengangkat Maura, membawanya keluar dan membaringkannya di ranjang.“Jangan

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 130-2

    “Hoek, hoek!” Maura bersandar lemas di depan pantry dengan kran menyala deras. Di sampingnya, Alina dengan telaten memijat lembut tengkuknya. “Maura kenapa, Al?” Rangga yang penuh keringat setelah bermain tenis bersama Kirman terlihat cemas. “Entahlah, sejak tadi pagi sudah begini.” Alina meraih selembar tisu untuk mengusap peluh yang membasahi leher dan dahi Maura. “Sini, biar aku saja.” Rangga menggantikan Alina, memijit tengkuk dan mengusap peluh. “Masih mau muntah?” tanyanya lembut. Maura menggeleng. “Aku mau duduk, Kak.” Rangga dengan sigap menggendong Maura, membawanya ke kursi goyang kayu kesayangan eyang kakungnya. “Duduk sini dulu, aku ambilkan minum.” “Aku mau teh lemon madu hangat,” sahut Maura cepat. “Oke, segera datang.” Rangga melesat kembali ke dapur bersih dan sibuk menyiapkan teh yang Maura minta. “Kak, apa masih ingin muntah? Perlu aku ambilkan baskom kecil?” tanya Alina seraya mendekat.

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 130-1 Keluargaku Duniaku

    Rangga, Hanna dan Galih kompak mengernyit jijik melihat isi gelas yang Jelita sodorkan ke depan Maura. Sedangkan wanita hamil itu, dengan mata membeliak, mengintip ke dalam gelas dan penasaran pada isinya.“Sudah, jangan intip-intip. Minum!” desak Jelita lagi.Maura memasang wajah memelas. “Eyang, boleh tidak kita lewati saja tradisi yang ini?”Jelita menggeleng.“Kalau minumnya setelah makan?” tawar Maura lagi.“Bisa-bisa kamu makin eneg dan muntah nanti,” celetuk Rangga, membayangkan dirinya yang meminum ramuan Jelita.Maura mendelik marah ke arah Rangga yang memasang wajah tanpa dosa. “Kalau begitu, biar dia saja yang mewakili Maura, Eyang!” ketus Maura sambil terus menatap Rangga kesal.“Hush! Yang hamil kamu, yang lahiran kamu, masa’ iya yang minum jamu Rangga?” Jelita tersenyum memahami kekesalan Maura, tapi gelas di tangannya tetap teguh di depan waja

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 129-2

    Jelita tersentak melihat Maura berdiri di tengah ruangan dengan lengan menggamit Rangga dan tangan lainnya menggandeng Yuki. Di belakangnya, ada Hanna dan Galih. “Lho, kalian?” heran Jelita sampai tidak bisa berkata-kata. Warsih yang pertama kali tanggap, menarik lengan Kirman dan Barno untuk membawa koper tamunya masuk. “Ayo, kopernya diurus dulu,” bisiknya memberi perintah. “Trus, urusan cacing ini gimana, Mbak?” protes Barno. “Tahan dulu!” hardik Warsih sambil melotot kesal. “Ehhem! Kalian ke belakang dulu, buatkan Maura minuman hangat.” Kumpulan abdi dalem itu pun membubarkan diri dengan wajah penasaran tentang apa yang terjadi pada majikannya. Jelita berdiri, mempersilakan tamunya duduk di sofa tengah. Sikapnya kaku dan canggung, membuat Galih dan lainnya merasa makin bersalah. “Kenapa tiba-tiba datang tanpa kasih tahu dulu? Ada apa?” tanya Jelita datar. Galih dan Hanna duduk mengapit Jelita. “Bu, kami datang untuk

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 129-1 Hal Terindah

    Puri Mangkunegaran 15, Yogyakarta“Sih, Warsih! Ayo, jangan lama-lama. Keburu siang nanti.” Jelita berpaling ke belakang sambil merapikan sanggulnya.Warsih tergopoh-gopoh masuk dari pintu belakang. “Maaf, Ndoro. Saya baru selesai bantu Kirman motong ayam,” ujarnya sambil membenahi kebayanya yang berantakan.“Ya, sudah. Tolong kamu panggilkan Barno, minta dia untuk mengantar kita ke pasar.” Jelita menjinjing tas belanja yang terbuat dari anyaman plastik warna-warni kesayangannya dan berjalan mendahului Warsih ke teras.Nyatanya, Barno sedang sibuk mengelap mobil kuno warna hijau pastel yang bagian atasnya berbentuk lengkung. Melihat majikannya mendekat, Barno bergegas membuka pintu penumpang.“Sudah selesai bersih-bersihnya?” tanya Jelita seraya memeriksa hasil kerja abdinya.“Sampun, Ndoro.” Barno memeras kanebo sebelum memasukkannya ke dalam kotak plastik warna k

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 128-2

    “Kenapa? Gak suka aku temani? Atau aku ganggu momen kamu ketemuan sama mantan pacar?” goda Rangga dengan wajah serius.“Kamu becanda apa beneran, sih? Kok serius banget mukanya?” panik Maura. “Aku ketemuan sama Rissa, bukan Evan, itupun karena gak sengaja. Dan Evan bukan mantan pacarku, Kak.”Rangga tergelak. “Oke, percaya. Masih mau ngobrol atau kita pulang sekarang?” tawar Rangga seraya bangkit dari kursi. Ekor matanya menangkap sososk Evan sedang mencari mereka.“Pulang.” Maura meraih tasnya dan mencium pipi Rissa sekilas. “Kapan-kapan kita sambung lagi,” pamitnya.Sret.Sejurus kemudian, Maura sudah berada dalam dekapan lengan kokoh Rangga. Kedua matanya melebar seolah bertanya apa yang sedang Rangga lakukan.“Biar lebih cepat!” sahut Rangga singkat. “Mang, tolong belanjaannya, ya.”Jajang keluar dari balik pilar besar dan mengangguk sa

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 128-1 Best Partner

    Ibu jari Galih berhenti bergerak, diam terpaku di tulang pipi Hanna. Jelas sekali bahwa dia terkejut mendengar berita perihal kepulangan Jelita.“Ibu pulang? Kapan? Kenapa?”“Pagi tadi, kata Jajang. Alasan pastinya aku tidak tahu, tapi dari nada bicaranya saat menelfonku pagi ini, sepertinya ibu kecewa pada kita.” Hanna tertunduk sedih. “Selama lebih tiga puluh tahun menjadi menantunya, belum pernah aku dengar nada kecewanya terlontar untukku.”“Han, lihat aku.” Galih menarik dagu Hanna naik. “Kita tidak bisa selalu memuaskan orang lain. Tidak apa-apa terkadang salah dan mengecewakan, kita manusia.”Hanna tahu, suaminya berusaha menghiburnya, tapi kata-katanya makin membuat Hanna terbebani. “Apa kamu tahu salah kita di mana, Mas? Apa karena kita tidak memberitahunya tentang Alina? Aku tidak menyangka ibu akan begitu kecewa, padahal—.”“Stt, sudah. Jangan terus memik

  • LOVE is YOU, Ra!   Bab 127-3

    Ruang VVIPAlina sudah kembali ke ruang perawatan. Dua jam di dalam ruang tindakan, membuat Maura menggigil karena terpaan AC dan ingatan masa lalu yang menghantuinya tanpa henti. Hanna tampak cemas melihat anak dan menantunya sama-sama pucat.“Ra, apa perlu mama minta Tante Siska buka satu kamar buat kamu?” Hanna meremas jemari Maura yang dingin.“Tidak perlu, Ma. Sebentar lagi juga mendingan,” kilah Maura sambil memasang senyum.“Ren, Reno!” Hanna meninggikan suaranya agar Reno terbangun.“Ehh, ya? Ada apa, Ma?” gagap Reno.“Ada apa gimana, sih? Tolong kamu jaga Alina, ini Maura kedinginan.” Hanna kesal dengan sikap menantunya.Reno bergegas menghampiri ranjang dan memeriksa keadaan istrinya. Sesekali menutup mulutnya yang tidak berhenti menguap.Beruntung Rangga datang dan mengambil alih perawatan Maura, meringankan kecemasan Hanna. Ketika dua pasang anak mantunya s

DMCA.com Protection Status