“Bolehkah hamba tau bagaimana putri sampai berada di organisasi Tatto Iblis?” tanya Bintang. Bunny terlihat menarik nafas panjang dan mulai menceritakan tentang pelariannya yang menjadi buruan prajurit Ayutthaya hingga Bunny diselamatkan oleh salah satu komandan divisi, Kanchana.
Dewi Tatto menerimanya sebagai murid dan bermaksud untuk mengangkat Bunny menjadi komandan divisi timur organisasi Tatto Iblis yang memang belum ada kandidat / calon yang tepat untuk mengisi jabatan itu. Menurut Dewi Tatto, Bunny pantas menduduki jabatan itu karena dendamnya yang besar kepada prajurit Ayutthaya. Mendapatkan tawaran oleh Dewi Tatto, tentu saja Bunny menerimanya dengan senang hati dan sejak saat itu, dibawah didikan langsung Dewi Tatto, Bunny mempelajari ilmu Tatto Iblis.
“Jadi keputusan putri sudah bulat untuk tetap bersama organisasi Tatto Iblis melawan Ayutthaya?” tanya Bintang lagi. Bunny tak menjawab tapi kepalanya mengangguk mantap.
“Lalu apakah kakak punya saran untuk Bunny?”“Heemm... Coba kemarikan pedangmu Bunny” ucap Bintang lagi meminta pedang ditangan Bunny. Bunny segera menyerahkan pedangnya.“Cringg!” pedang itu dicabut Bintang dari warangkanya. Bintang tampak menatap pedang panjang khas Ayutthaya tersebut, diraba dan dibengkok-bengkokkan oleh Bintang.“Lentur juga” ucap Bintang lagi.“Kenapa kak?” tanya Bunny heran melihat apa yang Bintang lakukan pada pedangnya.“Apa Bunny menguasai jurus pedang?”“Sedikit kak, ketua baru mengajarkan dasar ilmu pedang Tatto Iblis kepada Bunny” ucap Bunny lagi.“Kalau begitu kakak akan ajarkan beberapa jurus pedang kepada Bunny. Untuk bekal Bunny kelak saat menghadapi panglima Ayutthaya” ucap Bintang hingga membuat wajah Bunny berbinar mendengar hal itu.“Benarkah kak?”“Benar..”&
Keesokan harinya, Bintang dan Bunnypun melanjutkan perjalanan mereka, saat malam keduanya bermalam dimanapun mereka berada, dan Bintang terus memberikan pelajaran tentang ilmu pedang kepada Bunny. Hari demi hari, rasa kagum Bunny secara perlahan mulai berubah menjadi bulir bulir cinta yang semakin hari semakin tumbuh dengan subur. Perhatian dan kelembutan yang Bintang berikan padanya, benar-benar membuat Bunny mulai jatuh cinta kepada Bintang. Sementara itu dalam waktu singkat pengetahuan dan kemampuan berpedang Bunny jauh meningkat dengan pesat. Kini Bunny justru berharap kalau tujuan yang ingin mereka tuju, jaraknya masih sangat jauh, karena Bunny ingin kebersamaannya bersama Bintang bisa lebih lama lagi.Senja itu, Bintang dan Bunny memasuki sebuah kota kecil.“Bunny... Jika kita teruskan perjalanan mungkin sebelum tengah malam kita akan sampai ditempat tujuan. Bagaimana menurut Bunny?” tanya Bintang lagi. Bunny terlihat terdiam mendengar hal itu.
“Kini aku tau, kenapa kakak Gwang dan kak Babby sampai rela memilih kakak menjadi suami mereka” ucap Gwang tersenyum. “Bunny tak mampu menyembunyikan perasaan Bunny kepada kakak. Bunny jatuh cinta sama kak Bintang” ucap Bunny lagi. “Semula Bunny ingin melakukan hal ini hanya karena tuntutan ilmu Tatto Iblis yang Bunny pelajari” sambung Bunny lagi. “Ilmu Tatto Iblis hanya bisa disempurnakan bila Bunny menjadi seorang wanita seutuhnya” ucap Bunny lagi hingga membuat Bintang heran. “Saat ini Bunny belum menjadi wanita seutuhnya, tapi masih seorang gadis...” sambung Bunny lagi dan kini Bintang baru mengerti maksud ucapan Bunny, perbedaan menjadi seorang wanita dengan menjadi seorang gadis. “Tapi sekarang Bunny ingin melakukannya bukan karena ingin menyempurnakan ilmu Tatto Iblis yang Bunny pelajari, tapi Bunny melakukannya karena Bunny mencintai kakak, mencintai kakak dengan tulus” ucap Bunny lagi terus berbicara. “Tapi kau tau kan akhir dari kisah cinta ini Bunny..” ucap Bintang lagi.
“Uuggghhh !!” Bunny yang telah terenggut kesuciannyapun meronta berusaha mengeluarkan area bawah Bintang dari dalam area terlarangnya. Terlihat air mata bening meleleh dari sudut matanya sambil Bunny menggigit bibir bawahnya karena merasakan sakit perih. “Lanjutkan...?” tanya Bintang memberi pilihan. “... atau berhenti?” Bunny hanya tersenyum manis. Lalu mengangguk sambil berkata, “Teruskan kak....” ucap Bunny berusaha bertahan. *** Keduanya terkapar lemas, Bunny tampak bergerak memeluk dada Bintang dan menjatuhkan kepalanya disitu. Bintang sendiri tampak menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya yang bugil. Senyum kepuasan dan kebahagiaan terpancar dari wajah keduanya. Untuk sesaat keduanya hanya diam. “Kini Bunny tau kenapa kakak Gwang dan kak Babby begitu sangat mencintai kak Bintang” ucap Bunny tiba-tiba memecah kesunyian diantara mereka. Karena tak ada jawaban, Bunny mengangkat wajahnya dan Bintang juga rupanya saat itu tengah menatap kearahnya dengan tatapan penuh a
SIANG datang saat Bintang dan Bunny tiba disebuah dermaga kecil, dimana diujung dermaga tampak berlabuh sebuah kapal besar berbendera tengkorak. Kapal bajak laut. Bintang dan Bunny turun dari kuda mereka, diujung dermaga, terlihat beberapa sosok tubuh tengah menantikan mereka.“Kakak Babby, kakak Gwang...” ucap Bunny dengan wajah gembira saat mengenali dua sosok diantara banyak sosok yang menantinya diujung dermaga.Bunny dengan cepat berlari cepat menuju ke ujung dermaga, sementara itu diujung dermaga, Gwang dan Babbypun ikut berlari kedepan.Ditengah-tengah, ketiganya saling berpelukan dan menangis haru. Pertemuan ketiga saudari lain ayah ini benar-benar sangat mengharukan dan membahagiakan. Bahkan sampai Bintang sudah datang mendekat, ketiganya masih melepaskan rindu yang terpendam selama ini.Bintang tampak mendekati seorang wanita berparas cantik jelita.“Cantik kanda” ucap wanita itu lagi tersenyum kearah Bintang.
PERGURUAN KECAPI SAKTI, perguruan yang sampai saat ini masih diakui sebagai perguruan nomor 1 didunia persilatan. Nenek Yun Si-u si Dewi Kecapi sebagai ketua Perguruan Kecapi Sakti, masih diakui sebagai pendekar nomor wahid tanpa tanding didunia persilatan. Kebesaran nama si Dewi Kecapilah yang membuat Perguruan Kecapi Sakti sangat disegani dan dihormati didunia persilatan.Sore itu dijendela kamar yang ada di Perguruan Kecapi Sakti, terlihat sosok seorang gadis cantik berparas jelita yang tengah duduk termenung, tatapan kosongnya menatap jauh kedepan. Sosok seorang wanita muda berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra berwarna merah. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas beruntai permata ungu tersampir dikeningnya yang indah, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, dilehernya yang jenjang dan indah itu tersampir sebu
Sekte Bulan Purnama saat ini tengah berbenah diri, karena dalam waktu dekat, ketua mereka Lian Nishang akan melaksanakan pernikahan dengan Huang Fu Yi (ketua dunia persilatan) saat ini. Kemeriahan sudah terasa beberapa hari menjelang acara tersebut dilaksanakan. Tamu-tamu dari jauh sudah mulai berdatangan.Keberkahan dari acara tersebut bukan saja memberikan keuntungan bagi Sekte Bulan Purnama sendiri, tapi juga masyarakat kota yang berada tak jauh dari Sekte Bulan Purnama. Dari rumah makan sampai rumah penginapan semuanya full oleh pengunjung. Undangan kali ini bukan saja untuk kalangan para pendekar, tapi juga banyak masyarakat awam dari tempat yang jauh sengaja datang untuk melihat peristiwa besar yang sebentar lagi akan terjadi.Sehari menjelang acara diselenggarakan, ribuan orang sudah tampak berdatangan memenuhi Sekte Bulan Purnama, yang tidak kebagian tempat, lebih memilih untuk mencari penginapan diluar Sekte Bulan Purnama. Penginapan-penginapan disekitar Sekte
“Tok...tok...tokkk” sebuah pintu kamar diketuk dengan pelan dari luar, rupanya sosok Bintang yang berdiri diluar pintu kamar. “Kreaaakkk” pintu kamar terbuka dan menyeruaklah seraut sosok jelita yang tak lain adalah Babby Cherry. Babby Cherry cukup terkejut melihat kemunculan Bintang didepan pintu kamarnya. Belum lagi Babby Cherry mengeluarkan suaranya, Bintang tampak langsung menubruk dan memeluknya dan menempelkan bibirnya dibibir indah Babby Cherry. Dengan cepat Babby Cherry bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan Bintang. Dengan kakinya Bintang menutup pintu dibelakangnya, sementara itu tangan kiri Bintang sudah melingkar di pinggang Babby Cherry yang aduhai dan tangan kanan Bintang meremas pantatnya. Bintang dapat merasakan kalau Babby Cherry tidaklah mengenakan celana dalam dibalik pakaian tidur yang dikenakannya. Napsu keduanya sudah tidak bisa ditahan lagi. Ketika pintu tertutup di belakang, langsung saja keduanya terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. -o0o- Seme
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu