Sosok bayangan yang tadi dilihat para prajurit melesat masuk kedalam jurang adalah sosok pemuda yang kini telah menyelamatkan Gwang Oamsinn dan dia adalah Bintang. Dari atas kuda Sembrani, Bintang dapat melihat tindakan nekat dari seorang gadis yang melompat ke dalam jurang, tanpa menunggu waktu lagi, Bintangpun melompat, melesat turun dengan cepat kebawah untuk menyelamatkan gadis tersebut, begitu berhasil meraih tubuh sigadis, dengan mengandalkan ilmu peringan tubuhnya yang sudah sempurna, Bintang menjejak kakinya sendiri sebagai tumpuan diudara untuk melesat kembali naik keatas, begitu berada diatas jurang, Bintang bersalto beberapa kali untuk menjauh dari gerombolan para prajurit yang tengah menunggunya di bibir jurang.
Kemunculan Bintang menyelamatkan Gwang Oamsinn tentu saja mengagetkan semua orang. Terlebih perwira kerajaan yang kini tampak turun dari kudanya, di ikuti belasan orang prajurit lainnya. Bintang sendiri yang melihat hal itu, tampak berbalik dan berjalan me
Melihat para prajuritnya dapat dikalahkan dengan begitu mudahnya, barulah mata perwira kerajaan Ayutthaya ini terbuka dan menyadari kalau lawan yang dihadapinya saat ini bukanlah orang biasa.Bintang sendiri yang melihat semua lawannya sudah terkapar, segera berbalik kearah Gwang Oamsinn yang saat itu masih menatapnya dengan kagum.“Swuittt..” tiba-tiba saja Bintang bersiul nyaring.“Hiieekkk..” entah darimana datangnya tiba-tiba saja seekor kuda sudah datang menghampiri Bintang, Sembrani.Bintang tampak naik keatas punggung kudanya dan berjalan mendekati Gwang. Begitu berada dihadapan Gwang Oamsinn. “Ayo nona, hamba ajak sampai ketempat yang aman” ucap Bintang seraya mengulurkan tangannya. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Gwang Oamsinn menyambut uluran tangan Bintang dan naik kebelakang Bintang.Perwira kerajaan Ayutthaya tampak tak mau melepaskan Bintang begitu saja, dengan cepat diraihnya busur panah dan a
Saudari tertua mereka berpesan sebelum mereka berpisah.“Gwang.. Bunny, kita berpisah disini untuk menghindari kejaran prajurit Ayutthaya. Ingat jangan sampai tertangkap, kalau tertangkap kita pasti akan dijual sebagai budak. Untuk membalaskan dendam ayah kita, kita harus meminta bantuan dan memanfaatkan para raja dan putra mahkota yang dulu pernah melamar kita, tapi kita tolak. Jika hal itu tidak berhasil sebaiknya keluarlah dari negeri ini sejauh mungkin, jika beruntung cari dan bergabunglah dengan kelompok Perompak Lima Samudra..” ucap saudari tertua mereka yang bernama Babby Cherry.“Perompak Lima Samudra, siapa mereka kak Babby?” tanya saudari mereka yang bernama Bunny.“Benar, dimana mereka? kenapa kita harus bergabung dengan mereka. Kita keluarga bangsawan kenapa harus bergabung dengan perompak?” Gwang ikut menimpali.“Gwang.. Bunny.. Perompak Lima Samudra adalah perompak yang sangat disegani, jumlah mereka
“Dua orang gadis digambar ini adalah kakak saudari hamba, yang ini bernama Bunny Kan’an..” ucap Gwang seraya menyerahkan selembar sketsa kepada Bintang. Bintang menatapnya sekilas.“Yang ini saudari tertua kami, namanya Babby Cherry” ucap Gwang kembali menyerahkan lembaran itu kepada Bintang.“Kami bertiga adalah keluarga kerajaan Sukhothai, kami kalah berperang dengan kerajaan Ayutthaya, seluruh keluarga kerajaan banyak yang diburu dan dibunuh oleh prajurit Ayutthaya, kami bertiga berhasil melarikan dan meninggalkan wilayah Sukhothai hingga sekarang kami menjadi buronan kerajaan Ayutthaya” ucap Gwang selesai menceritakan perihal dirinya dan kedua saudarinya yang lain. Sejenak Gwang tampak melirik kearah Bintang yang tidak menampakkan reaksi apa-apa atas ceritanya.Gwang tiba-tiba saja mengambil sikap bersimpuh dihadapan Bintang dan langsung menundukkan kepalanya seperti sikap sujud tapi dengan kedua kaki bersimpuh. Bint
KEDATANGAN Gwang Oamsinn di Phayao langsung disambut langsung oleh raja Phayao, tanpa menunggu waktu, Gwang langsung mengungkapkan keperluannya kepada raja Phayao.“Jika tuan raja bisa membantu membalaskan dendam Sukhothai, kak Babby bersedia menjadi istri tuan raja..” ucap Gwang lagi, dulu raja Phayao memang pernah meminang kakak tertua Gwang, yang bernama Babby Cherry, tapi ditolak.Raja Phayao terlihat saling pandang dengan para petinggi kerajaan atas apa yang disampaikan oleh Gwang.“Berikan hamba waktu 1-2 hari untuk memikirkan hal ini, sementara itu silahkan putri Gwang beristirahat” ucap Raja Phayao lagi.Raja Phayao memerintahkan salah seorang pejabat untuk mengantarkan putri Gwang beristirahat.Malam itu, entah kenapa Gwang tak mampu memejamkan kedua matanya, pikirannya gelisah. Hal ini yang membuatnya tidak bisa tidur. Gwang mencoba menenangkan hati dan pikirannya dengan membayangkan hal-hal indah dikehidupannya, d
Bintang mengalihkan pandangannya kearah kedua panglima yang berada cukup jauh darinya, lalu Bintang kembali mengarahkan pandangannya kearah 2 gembok besar yang ada dihadapannya. Bintang tampak terdiam seakan berfikir, dan ;“Nona Gwang, hamba akan mencoba menghancurkan kunci gembok ini, tapi nona harus cepat-cepat keluar begitu kunci gembok ini hancur” bisik Bintang kepada Gwang, dan Gwang tampak mengangguk mantap.Bintang tampak menggenggam kedua gembok tersebut dengan kedua tangannya, dan ; “Kraaakkkk..” sekali genggam, kedua gembok itu langsung hancur ditangan Bintang, Gwang yang melihat hal itu langsung membesar kedua matanya seakan tak percaya. “Hebat” batin Gwang“Kreaakk.. ayo cepat!” pintu kerangkeng berbunyi saat dibuka dan Bintang dengan cepat menyuruh Gwang untuk keluar.“Tawanan kabur!” tiba-tiba satu teriakan keras langsung menggemparkan tempat itu. Sementara itu Bintang dan Gwang de
“Menolong wanita secantik nona, hanya lelaki bodoh yang tidak mau melakukannya” ucap Bintang lagi, Gwang menjadi tersipu malu mendengarnya. “Tangannya mau dipegangin terus ya nona Gwang?” tanya Bintang hingga menyadarkan Gwang yang dengan cepat melepaskan pegangannya.“Oh ya, maaf kalau hamba sering bercanda. Hamba baru tahu kalau nona Gwang adalah seorang putri. Apakah hamba harus memanggil putri Gwang?” ucap Bintang hingga membuat wajah Gwang berubah.“Tidak perlu tuan, panggil nama saja, Gwang..” ucap Gwang tersenyum.“Kalau begitu nona Gwang... eh Gwang juga jangan panggil hamba dengan sebutan tuan lagi ya” ucap Bintang tersebut.“Siap kak Bintang..” ucap Gwang dengan sikap siap, Bintang tersenyum, Gwang tertawa renyah, akhirnya Bintangpun ikut tertawa.Tapi tiba-tiba saja Bintang menghentikan tawanya seraya langsung menoleh kearah pintu goa. Gwang ikut-ikutan berhenti tert
Secepat apapun serangan pedang yang dilancarkan oleh panglima Chatu, selalu dapat dipatahkan dengan mudah oleh Bintang, lebih gilanya lagi, Bintang menangkis setiap serangan panglima Chatu hanya dengan menggunakan sebelah tangannya saja yang mengenggam keris Kyai Guntur, sedangkan tangan yang satunya lagi tampak dicentol santai dibelakang pinggang. Sungguh mengagumkan apa yang diperlihatkan oleh Bintang.Semua terpana kagum melihat apa yang dilakukan oleh Bintang, baik itu para prajurit yang ada disitu, termasuk Putri Gwang sendiri yang benar-benar terkagum-kagum melihat kemampuan Bintang. Memasuki jurus ke 78, panglima Chatu melompat mundur, nafasnya terlihat memburu, tubuhnya penuh bersimbah keringat, tenaganya benar-benar terkuras, sementara itu lawannya, Bintang masih berdiri dengan tenang ditempatnya, tidak terlihat lagi keris Kyai Guntur ditangan Bintang, keris itu sudah tersimpan rapi di warangkanya dipinggang belakang Bintang.“Lebih baik tuan-tuan pergi
Hanya Panglima Chatu dan panglima Maracha saja yang masih sadar ditempatnya, itupun keduanya tampak tidak bergerak sama sekali, seakan-akan tubuh mereka kaku. Bahkan putri Gwang sampai terpaku ditempatnya bukan karena pengaruh Mata Penakluk yang baru saja dipergunakan oleh Bintang, melainkan melihat kejadian mengejutkan yang baru saja terjadi didepan matanya, seperti sebuah mimpi.“Gwang..!” teguran lembut Bintang membuat putri Gwang menyadari keadaan dirinya.“Eh..iya..iya kak” ucap Gwang dengan cepat“Ayo kita pergi dari sini..” ucap Bintang lagi“Baik kak..” ucap putri Gwang mencoba melangkah, tapi langkahnya yang pincang membuatnya kembali menyandarkan dirinya ke dinding. Bintang tersenyum melihat hal itu, lalu Bintang berbalik dan menyodorkan punggungnya. Putri Gwang tampak bingung menatap kearah Bintang. “Ayo naik” ucap Bintang lagi tersenyum, putri Gwang tersenyum lalu naik ke pun
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu