“Apa kau yakin bisa menang dari suamiku?” tanya Roro dengan sinis.
“Dulu kungfu Yi Jin Jing (Kungfu Pengubah Otot) ku baru mencapai tahap permulaan tahap hitam, tapi sekarang sudah mencapai tahap penghabisan, didunia ini takkan ada yang mampu mengalahkanku.... Ha ha ha...!” Dewa Iblis tertawa, tapi tawa Dewa Iblis terhenti saat melihat senyum diwajah Roro.
“Kenapa kau tersenyum? apa kau tidak percaya dengan kungfu ku” sambung Dewa Iblis lagi.
“Kungfu mu mungkin sudah meningkat, tapi kau tidak berfikir kalau kungfu suamiku juga telah meningkat jauh” ucap Roro lagi hingga membuat Dewa Iblis terdiam.
“Suamiku sekarang bukan saja pendekar nomor 1 diJawa dwipa, tapi juga nomor 1 didunia” sambung Roro lagi dengan senyum bangga.
“Kungfu Pengubah Otot adalah kungfu terkuat didunia, bahkan Tapak Budha yang terkuat didunia saja bukan tandingan kungfuku saat ini” ucap De
“Bersiaplah menerima seranganku, heaaa!” Roro melompat kedepan dan mendorong telapak tangannya kedepan, seketika gelombang hawa panas lahar gunung bromopun menerjang kearah Dewa Iblis. Lagi-lagi wajah Dewa Iblis berubah melihat hal itu, dan ;“Wuussshhhh!” serangan gelombang panas lahar gunung bromopun dengan telak mengenainya, Dewa Iblis percaya dengan kekuatan tahap hitam permulaannya, tapi raut wajah Dewa Iblis berubah saat merasakan kekuatan gelombang hawa panas yang begitu dahsyat terus menyerangnya, Dewa Iblis yang mencoba bertahan, secara perlahan terlihat mulai terseret mundur kebelakang, rupanya kekuatan Tapak bromo Kawah Besar benar-benar dahsyat. Ini pertama kalinya Dewa Iblis terdesak mundur.Tak ingin dipermalukan, Dewa Iblis menghimpun kembali tenaga dalamnya, dan ; “Weesshhh.” tubuh Dewa Iblis mengeluarkan gelombang kekuatan yang amat dahsyat, diwajah Dewa Iblis muncul dua rajah perang, inilah Pertengahan Taha
“Roro, aku sungguh mengucapkan terima kasih”“Terima kasih, terima kasih untuk apa?”“Karena Bintang petaka telah menyempurnakan kungfu Pengubah Otot tahap hitamku hingga mencapai penghabisan tahap hitam.. Ha ha ha...! Kini aku akan menjadi orang nomor 1 didunia. Nomor 1.... Ha ha ha...!” ucap Dewa Iblis lagi seraya tertawa keras, tapi lagi-lagi tawa keras Dewa Iblis terhenti saat melihat senyum sinis dari gadis jelita dihadapannya.“Apa ada yang aneh Roro?” tanya Dewa Iblis lagi.“Kau jangan terlalu senang dulu Dewa Iblis, kalau Bintang petakaku sudah kau anggap hebat, berarti kemampuanmu yang sekarang masih jauh dibawah suamiku” ucap Roro lagi, hingga menyadarkan Dewa Iblis.“Baiklah. akan kutunggu Ksatria Pengembara datang kemari untuk membuktikannya” ucap Dewa Iblis lagi. Roro tampak diam tampak tengah memikirkan sesuatu.“Fuma”
PERGURUAN KECAPI SAKTI adalah sebuah perguruan yang memiliki nama besar didunia persilatan, guru besar mereka yang bergelar Dewi Kecapi merupakan pendekar wanita nomor wahid didunia persilatan, sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkan kehebatan Dewi Kecapi. Nama besar Dewi Kecapilah yang membuat Perguruan Kecapi Sakti menjadi sangat disegani didunia persilatan. Rata-rata murid Perguruan Kecapi Sakti adalah wanita.Dua sosok tubuh tampak berdiri didepan pintu gerbang Perguruan Kecapi Sakti. Dua lelaki yang berperawakan besar dengan pakaian kulit beruang. Di tangan keduanya terlihat tergenggam dua bilah golok yang berukuran besar. Keduanyapun tampak mengenakan topi besar yang terbuat dari kulit beruang. Para murid penjaga pintu gerbang dengan cepat menghadang keduanya, saat keduanya melangkah ingin masuk kearah pintu gerbang.“Kalian siapa! ada maksud apa kemari?” tanya murid penjaga gerbang dengan tegas.“Kami sepasang pendekar dari Nepal
Sepasang pendekar dari nepal inipun segera bersiap dengan golok besar ditangan mereka. Golok Beruang Salju milik mereka yang selama ini selalu menang dalam pertarungan sudah dipersiapkan ditangan.“Ayo adik”“Ayo kak”“Wusshhhh......wussshhhh.” hampir bersamaan sepasang pendekar dari nepal ini berkelebat kedepan menyerang kearah Dewi Kecapi dengan serangan yang dahsyat, bagaikan seekor beruang yang mengejar mangsanya. Gemuruh angin dahsyat mengikuti serangan keduanya.Nenek Yun Si-u si Dewi Kecapi tampak memutar perlahan Golok Batu Langit ditangannya, terlihat putaran tersebut begitu pelan tapi menimbulkan bayangan yang menganggumkan, kedua mata Dewi Kecapi tampak terpejam.Melihat hal ini, tentu saja sepasang pendekar dari nepal ini sangat gembira, dapat dipastikan mereka akan dapat memenangkan pertarungan ini dalam waktu singkat.Saat serangan sepasang pendekar dari nepal semakin dekat, Dewi Kecapi tiba-
AULA Perguruan Kecapi Sakti sangat besar, apalagi kini aula tersebut dipenuhi oleh murid-murid wanita Perguruan Kecapi Sakti, dapat dipastikan suasana sangat riuh bergemuruh. Jika ada disuatu tempat ada dua orang wanita yang tengah berbicara, hebohnya bagaikan sepasar, dapat dibayangkan sebuah ruangan besar yang dipenuhi oleh wanita, bagaimana gemparnya suasana ditempat itu. Hahaha.Suasana tiba-tiba saja berubah sunyi, saat Nenek Yun Si-u si Dewi Kecapi memasuki ruangan tersebut, dengan serta merta para murid-murid Perguruan Kecapi Sakti bangkit berdiri dan menjura hormat dengan cara membungkukkan diri dihadapan Nenek Yun Si-u. Sampai Nenek Yun Si-u naik ke podium dan duduk disinggasana kebesarannya, semua tetap diam dan sunyi. Nenek Yun Si-u tampak mengangkat tangan kanannya, memberikan tanda kepada semua murid-murid Perguruan Kecapi Sakti untuk ikut duduk. Nenek Yun Si-u tampak memanggil salah seorang murid yang selalu mengawalnya dan terlihat me
GORYEO malam itu diliputi oleh awan mendung yang terlihat begitu pekat di langit, sesekali suara guntur terdengar menggelegar di kaki langit, kota Goryeo tampak sepi oleh para penduduknya yang lebih memilih tidur diperaduan ketimbang harus berkeliaran ditengah malam ditengah-tengah badai hujan yang mungkin akan terjadi sebentar lagi. Hanya beberapa orang prajurit yang tampak berlalu lalang karena memang tugas ronda yang mereka emban. Titik demi titik, hujan mulai turun, akhirnya turun dengan derasnya, membasahi kota Goryeo yang begitu panas siang tadi, suasana dingin begitu terasa nyaman bila tidur dikasur yang empuk dan hangat. Ini pula yang terjadi pada sosok gadis jelita yang tampak tengah menikmati tidurnya, bila menilik kamarnya yang begitu mewah, gadis ini tentulah bukan orang biasa, dugaan kita memang benar, gadis ini adalah putri Lan yan, putri pejabat tinggi Yi in-im dari Goryeo. Sejak Bintang dan Im ji hye meninggalkan Goryeo, Lan yan selalu terpikirkan tentang Bintang, pel
SATU minggu berlalu sudah sejak kedatangan Bintang dan Im ji hye di Perguruan Kecapi Sakti. Pagi itu, Nenek Yun Si-u memanggil Bintang dan Im ji hye untuk datang menghadapnya. Saat berada dihadapan Nenek Yun Si-u, Bintang dan Im ji hye segera menjura hormat.“Duduklah Bintang, Im..”Bintang dan Im ji hye segera duduk.“Aku dengar.. kalian ingin segera berpamitan ya?” ucap Nenek Yun Si-u tiba-tiba, hingga membuat Bintang dan Im ji hye saling berpandangan.“Benar nek... Kak Bintang masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan” ucap Im ji hye menjawab pertanyaan. Nenek Yun Si-u tampak menarik nafas panjang mendengar hal itu.“Bintang.. bolehkah Im tinggal untuk sementara waktu disini?” tanya Nenek Yun Si-u lagi. hal ini membuat Bintang dan Im ji hye kembali saling pandang. “Aku ingin mewariskan jurus Golok Batu Langit pada Im” sambung Nenek Yun Si-u lagi.“Jurus
Tanpa menghiraukan apapun, Lian Nishang tampak segera berjalan keluar, menuju ke belakang, dimana tempat kuda-kuda Sekte Bulan Purnama dipelihara. Dan benar saja seekor kuda telah menghilang.“Kak Bintang..” entah kenapa Lian Nishang langsung teringat sosok Bintang yang tadi dilihatnya dari jendela.“Kemana perginya?” tanya Lian Nishang cepat.“Kearah selatan putri..”Lian Nishang tampak dengan cepat menaiki salah satu kuda putih yang ada disitu dan langsung menggebah kudanya dengan cepat.“Hiyaaa..hiyaaa..”Perasaan dihati Lian Nishang berkecamuk, rasa cemas dan bersalah bergabung menjadi satu. Perselingkuhannya dengan Huang Fu yi benar-benar membuat Lian Nishang kalang kabut.Setelah setengah hari memacu kudanya, dikejauhan Lian Nishang dapat melihat seekor kuda putih yang melesat dengan cepat. “Sembrani...” ucap Lian Nishang lega melihat kuda itu dikejauhan, Lian
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu