Share

18. Bagian 19

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam menghampar dikesunyian, sebuah bukitpun tampak berdiri kelam. Sesekali terdengar suara jangkrik berkumandang memecah kesunyian malam. Secercah cahaya tampak menyala disalah satu tempat dipuncak gunung lawu, dan cahaya menyala itu tampak berasal dari seonggok api unggun yang menyala. Didekatnya tampak sepasang muda mudi yang tengah menikmati kehangatan api unggun tersebut. Bila menilik wajah keduanya, mereka tak lain adalah Intan purnama murid datuk langit dan Pusara, pemuda buta murid pertapa buta dari puncak lawu.

“Kira-kira apa ya kang yang dibicarakan mereka?”. ucap Intan memecahkan kesunyian diantara mereka. Yang ditanya hanya terlihat mengangkat kedua bahunya pertanda juga tak bisa menjawab hal itu. Sejenak Intan mengalihkan pandangannya kearah pondok tua yang berada cukup jauh dari tempatnya saat ini.

Sementara didalam gubuk tua itu, tampak Bintang tengah berbicara serius dengan sosok seorang kakek buta, dari raut wajah Bintang, jelas pembicaraan itu sang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
A.Nasya. S
Aneh.....emang brp duit sih klo kita topup pajak nya nih....
goodnovel comment avatar
A.Nasya. S
kok lucu sih....topup pake plsa kok gk cukup keterangan nya.... harga 16 isi pulsa 20 lebih kok gk cukup....Anehh....!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 1   18. Bagian 20

    Malam menyelimuti alam, kegelapan menghampar kesunyian membahana dimayapada. Sesekali masih terdengar suara binatang malam memecah kesunyian malam. Bulan tampak bersinar redup malam itu, tapi Bintang-Bintang dengan setia masih menemaninya. “Begitulah ceritanya romo”. ucap Bintang setelah menceritakan pengembaraannya selama ini. Dua sosok Lelaki yang ada dihadapan Bintang terlihat berdecak kagum. “Begitu banyak halangan dan rintanganmu selama ini Bintang. Semoga shang hyang widi selalu melindungimu dari segala mara bahaya”. ucap paman Randu lagi setelah mendengar cerita Bintang. Tiba-tiba semua pembicaraan itu terhenti saat dua sosok wanita cantik memasuki ruangan itu, ditangan keduanya terlihat berbagai hidangan yang cukup mengundang selera. “Wah! makan enak rupanya malam ini”. ucap romonya tersenyum. “Bunda buatkan masakan kesukaan Bintang kanda”. ucap wanita yang tak lain adalah bunda Bintang. Sementara gadis cantik yang ada disebelahnya tak

  • Ksatria Pengembara Season 1   18. Bagian 21

    “Apakah Intan tengah memikirkan apa yang tadi kanjeng romo dan bunda katakan”. ucap Bintang mencoba memecahkan kesunyian diantara mereka, ucapkan Bintang cukup membuat Intan mengangkat wajahnya dan menatap kearah Bintang. Tak ada jawaban kecuali anggukan diwajahnya. “Kakang benar-benar minta maaf sama Intan” “Maaf? Kenapa minta maaf kang, kakang tidak pernah salah kok sama Intan” “Kakang minta maaf tentang perjodohan ini kalau hanya membuat beban pikiran Intan” “Kakang tidak marah kok kalau Intan menolak perjodohan ini” “Tidak, bukan itu kang”. ucap Intan tiba-tiba. Keduanya saling menatap satu sama lain, tapi Intan cepat membuang pandangannya kearah lain. “Apa kakang setuju dengan perjodohan ini, padahal kakang belum mengenal Intan”. ucap Intan lagi. “Kakang percaya dengan kanjeng romo dan bunda, apapun yang menjadi pilihan mereka, pasti itu adalah yang terbaik”. ucap Bintang lagi tersenyum, Intan mengangkat wajahnya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya baru

  • Ksatria Pengembara Season 1   19. Kerajaan Karang sewu

    Kerajaan Karang sewu adalah sebuah kerajaan yang saat ini tengah berkembang, tapi beberapa waktu yang lalu, kerajaan ini tengah dirundung duka, gusti prabu karang sewu mangkat, padahal dalam beberapa waktu kedepan, gusti prabu akan menobatkan putra mahkota menjadi gusti prabu karang sewu. Kemangkatan gusti prabu karang sewu yang begitu tiba-tiba tidak membatalkan rencana pengangkatan putra mahkota dan acara penobatan tersebutpun akan dilangsungkan bersamaan dengan pembukaan bagi siapa saja yang ingin menjadi senopati agul kerajaan karang sewu, sayangnya kematian gusti prabu karang sewu yang secara tiba-tiba tidak mengundang tanda tanya dan dianggap wajar. Bahkan beberapa waktu kedepan, gusti prabu yang baru memimpin kerajaan karang sewu akan mengadakan kontes penerimaan senopati agul kerajaan yang terbuka untuk umum. *** Dari kerajaan karang sewu kita melompat ke sebuah bukit yang disepan

  • Ksatria Pengembara Season 1   19. Bagian 2

    Kotaraja Karang sewu. Sebuah kota yang terlihat begitu ramai, disepanjang mata memandang hanya keramaian dan kesibukannya masing-masing yang terlihat, dan ini pula yang saat ini menjadi pemandangan dua sosok tubuh yang berdiri dipintu gerbang kotaraja. Kedua sosok tubuh itu dua sosok lelaki yang berbeda usia. Yang satu adalah sosok lelaki yang sudah cukup berumur, tapi masih kelihatan gagah dengan tubuh yang tegap berisi, pandangan matanya setajam mata elang, dan wajahnyapun terlihat begitu dingin. Sedangkan yang satunya lagi adalah sosok lelaki yang masih muda belia, yang mungkin masih berumur 19 tahunan. Keduanya tampak mengenakan pakaian sebagaimana orang jawa pada umumnya, mengenakan blankon, tapi sosok penampilan mereka jelas mencirikan kalau keduanya berasal dari kalangan persilatan. “Sudah lama sekali rasanya aku tidak kemari.”. ucap pemuda itu lagi seraya menarik napas panjang. “Kemana kita sekarang Bintang?”. “Sebaiknya kita ketempat paman R

  • Ksatria Pengembara Season 1   19. Bagian 3

    Gusti patih Ronggo cukup mengenali sosok lelaki yang ada dihadapannya. “Paman Randu”. ucapnya saat mengenali sosok lelaki tersebut. Gusti patih Ronggo memang sempat bertemu dengan paman Randu saat berkunjung ke Bukit Bayangan. Lelaki yang disebut paman Randu oleh gusti patih Ronggo hanya terlihat tersenyum dingin sesaat. Sejenak gusti patih Ronggo terlihat menatap sosok pemuda yang ada disebelah paman Randu. Apa yang dilakukan oleh patih Ronggo juga dilakukan oleh patih Suryadana, karena sepertinya wajah pemuda itu memang tidak asing bagi keduanya. Sementara yang dipandangi hanya tersenyum simpul, pemuda itu memang tak lain adalah Bintang adanya. “Sembah hormat saya paman Ronggo, paman Suryadana”. ucap Bintang lagi menghaturkan hormatnya. “D.. Denmas Bintang...”. ucap patih Ronggo dan patih Suryadana hampir bersamaan. Dengan seketika wajah keduanya berubah gembira. Bahkan patih Ronggo terlihat langsung meraih kedua pundak Bintang dan ditatapnya sosok Bintang

  • Ksatria Pengembara Season 1   19. Bagian 4

    Malam itu Bintang benar-benar dijamu bagaikan seorang raja oleh gusti patih Ronggo, seperti keluarga besar, gusti patih Suryadanapun ikut datang. Hanya Jakabaya saja yang tidak ikut. Setelah perjamuan itu selesai, Suryatama meminta ijin kepada romonya untuk mengajak Bintang jalan-jalan, melihat keindahan kotaraja dan patih Ronggo memberikan ijin. Maka keduanyapun segera berangkat menuju kotaraja. Dengan menggunakan 2 ekor kuda, Bintang dan Suryatama berangkat menuju ke kotaraja. “Kang Jakabaya kemana kang, kok tidak kelihatan”. ucap Bintang lagi “Oh. Malam ini Jakabaya ada tugas jaga”. ucap Suryatama singkat, tapi Bintang dapat mengerti, karena Bintang juga baru tahu kalau Suryatama dan Jakabaya sudah menjadi senopati agul kerajaan karang sewu. Tak seberapa lama Bintang dan Suryatamapun tiba di kotaraja dan Bintang dapat melihat betapa ramainya kotaraja diwaktu malam. Beberapa prajurit kerajaan yang berselisihan dengan keduanya terlihat langsung menj

  • Ksatria Pengembara Season 1   19. Bagian 5

    “Kakang, biar aku yang memberikan pelajaran senopati kurang ajar ini”. ucap salah seorang diantara mereka lagi, dan terlihat yang disebut kakang itu menganggukkan wajahnya, maka sosok lelaki inipun maju beberapa tindak kedepan. “Kenapa harus satu-satu, ayo maju sekalian biar cepat kita selesaikan urusan ini”. tantang Suryatama lagi. “Sombong sekali kau senopati, rasakan seranganku ini, hyattt!”. dengan satu serangan cepat lelaki itu menyerang Suryatama, tapi senopati agul kerajaan karang sewu ini memang sudah siap sedia dengan segala kemungkinan, maka ; “Plakkk! Plaakkk!.”. serangan itu berhasil dipapaki dengan mudah oleh Suryatama, bahkan ; “Hyaytttt.”. Suryatama juga balas balik melancarkan serangannya. “Hyattt...”. lawannyapun tak mau kalah, dengan serangan-serangan mautnya dia menyambut serangan Suryatama. Memasuki jurus ke-8, Suryatama melompat tinggi dan dengan bertumpu pada lantai kayu yang ada dilantai 2, Suryatama balik meluruk kebaw

  • Ksatria Pengembara Season 1   19. Bagian 6

    Sejenak Bintang mengedarkan pandangannya kembali kearah pertarungan, tapi pandangan Bintang saat itu terhenti saat tertuju kearah seseorang yang saat itu berdiri tak jauh darinya. Sosok itu mengenakan sebuah kerudung yang menutupi kepala dan wajahnya, dari sosoknya yang ramping Bintang dapat menduga kalau sosok itu adalah seorang wanita. Bintang menarik lekat nafasnya dalam-dalam dan dapat diciumnya betapa harumnya tubuh sosok wanita yang berada tak jauh darinya itu. Sosok yang kini jadi perhatian Bintang tampak beringsut mundur diantara keramaian orang, sepertinya pertarungan yang terjadi tidak begitu menarik minatnya. Dan entah kenapa sosok tersebut begitu menarik rasa penasaran Bintang, sejenak Bintang kembali memperhatikan kearah pertarungan, dengan adanya senopati dan beberapa prajurit yang mengamankan tempat itu, Bintang yakin Suryatama akan baik-baik saja. Menyadari hal itu, Bintangpun memutuskan untuk mengikuti sosok wanita yang tadi ada didekatnya yang telah menarik

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

DMCA.com Protection Status