Share

Bab 54

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-01 17:05:19

"Kau harus menerimanya." Arlan memaksa.

"Apakah ini cerita nyata atau fiksi?" Cahaya masih merasa bahwa ini hanya mimpi

"Tentu nyata, baby." Arlan menarik hidung Cahaya hingga membuat gadis itu meringis.

"Apa sakit?" Arlan tersenyum.

Cahaya menganggukkan kepalanya.

"Itu artinya kamu tidak bermimpi Baby."

Cahaya merasakan hatinya yang berbunga-bunga ketika menatap wajah pria tersebut. Mimpi apa coba, dia bisa menjadi kekasih seorang Arlan Lukas.

"Mau menjadi kekasihku?" goda Arlan.

"Pikir-pikir dulu," jawab Cahaya.

"Apa lagi yang harus dipikir? Berapa lama aku harus menunggu?" Arlan tidak puas atas jawaban yang diberikan Cahaya.

"Maksudnya, yang harus pikir-pikir itu kamu," jawab Cahaya.

Arlan mengerutkan keningnya yang pertanda tidak mengerti. "Mengapa harus aku?" Arlan menunjuk di depan wajahnya.

"Lihat aku ini siapa dan kamu siapa. Jadi sebelum kamu menjadikan aku kekasihmu, pikir dulu semuanya." Cahaya tertawa kecil. Pria itu mungkin benar-benar lupa dengan kastanya. Jika dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lola Seven
lanjut dulu kisahnya Cinta lah, Kisah Cahaya dan arlan udah banyak di Novel lain.
goodnovel comment avatar
Langit
nikah dlu arlan.ntar gk jdi lu nikahin lagi tuh si cahaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 55

    Cinta terbangun ketika merasakan perutnya mual. Dengan cepat ia berjalan menuju ke kamar mandi. Rasa mual yang menyerangnya seperti ini, sungguh membuat dia tidak nyaman dan bahkan tersiksa.Dengan bersusah payah wanita berwajah pucat itu mengeluarkan semua yang di makannya tadi malam. Sudah cukup lama dia berdiri di depan wastafel dan mengeluarkan isi perutnya. Namun Tetap saja rasa mual belum mereda. Cinta sudah sangat lelah dan tenggorokannya terasa sakit, namun tetap saja muntah yang di keluarkannya belum mau berhenti. Tubuhnya terasa amat lemas hingga untuk berdiri saja, dia tidak mampu. Cinta masih terus mengeluarkan cairan dari dalam mulutnya sambil memegang erat tepi wastafel. Cinta terduduk lemah di lantai kamar mandi. Kepalanya pusing dan keringat bercucuran di pelipis keningnya. Terkadang Cinta merasa takut, apakah dia memang memiliki riwayat penyakit yang berbahaya. "Kenapa sekarang tubuh aku seperti ini." Cinta menangis dan mengusap air mata yang menetes di pipi. Sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 56

    Bayangan peristiwa yang terjadi semalam masih teringat jelas dibenak pikirannya. Bahkan rasa sakit dan nyeri di bagian intinya masih terasa. Cahaya kembali mengingat peristiwa semalam. Peristiwa mengerikan yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidupnya."Arlan jangan, aku mohon. "Cahaya mencoba untuk menepis tangan pria yang kini sudah mulai menjalar di tubuhnya.Arlan tidak mendengarkan ucapan wanita yang baru di klaimnya menjadi kekasihnya itu. Dia bahkan semakin menggila ketika menyentuh kulit halus kekasihnya. "Kamu kekasihku, baby jadi ini hakku," kata Arlan dengan enteng. "Tidak, kita belum menikah, tolak Cahaya. Dipegangnya tangan Arlan yang sedang aktif meraba setiap lekuk tubuhnya.Bukannya berhenti, pria itu semakin bengis. Arlan yang saat ini ada di depannya sudah tidak sama dengan Arlan yang baru di kenalnya. Tatapan matanya yang tajam dan terlihat menyeramkan. Pria itu mengunci kedua tangan Cahaya hanya dengan satu tangannya. Sedangkan tangan yang satunya lagi sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 57

    Andra keluar dari ruangan Rafasya dengan wajah yang masam. "Pak Andra," panggil wanita yang duduk tepat di depan ruangan Rafasya tepat ketika orang kepercayaan Rafasya itu melintas di depannya. "Apa?" Andra menjawab ketus."Masih disuruh perbaiki?" Wanita cantik itu menahan tertawanya. Kapan lagi dia bisa melihat Andra yang terkenal sombong, dan cerdas itu, menderita seperti saat ini."Kurang kerjaan." Andra berkata dengan kesal dan kemudian pergi. Ya dia mana berani berkata seperti ini jika di depan Rafasya. Namun di belakang si bos, setidaknya Dia sedikit bisa meluapkan kekesalannya terhadap bos yang semena-mena seperti Rafasya.Lidia yang mendengar perkataan Andra, hanya bisa tertawa. Atau lebih tepatnya mentertawakan penderitaan Andra.Entah apa yang terjadi terhadap bosnya. Sejak 1 bulan terakhir, sikap bosnya begitu sangat berbeda. Suka marah-marah tidak jelas. Salah sedikit saja, Rafasya sudah marah-marah. Bahkan bisa dikatakan sengaja mencari kesalahan. Namun hari ini pu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 58

    Mau sampai lepas pun tangannya mengetuk pintu kamar, namun tetap saja tidak ada sahutan dari dalam. Setelah lelah mengetuk pintu kamar Cahaya, akhirnya Cinta menyerah. Istri Rafasya itu pergi meninggalkan kamar sahabatnya dan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Tangannya bergetar ketika mengetik pesan. Pesan yang berisi tentang kecemasan yang melandanya. Cinta meminta agar Cahaya segera menghubunginya ketika ponselnya sudah aktif.Saat ini mereka sedang berada di negara orang dan bagaimana jika hal buruk terjadi terhadap Cahaya. Jantung Cinta berdegup dengan sangat cepat ketika membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Selama berada di Prancis, sahabatnya itu memang suka jalan-jalan. Tidak sama seperti Cinta yang lebih betah berada di dalam Kamar hotel. Wanita Cantik itu menghembuskan nafasnya dengan kasar ketika pesan yang dikirimnya masih centang satu"Dia pasti sedang jalan-jalan." Cinta mencoba menepis pikiran buruk yang melintas di benak kepalanya.Cinta me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 59

    Ini untuk pertama kalinya Cinta masuk ke restoran termewah yang ada di kota Paris. Anggap saja dia dapat percikan rezeki karena mengikuti Cahaya yang merupakan sahabatnya.Cinta berada di ruangan VVIP bersama dengan Arlan dan juga Cahaya. Pelayan berjas hitam dengan dasi kupu-kupu itu sedikit tersenyum dan menata hidangan dengan gaya elegan. Semuanya begitu sangat sempurna. Pria itu juga menuangkan minuman berwarna merah kedalam gelas.Berulang kali Cinta menelan air ludahnya yang seakan menetes, ketika memandang hidangan lezat yang tertata di atas meja. Bahkan meja yang berukuran besar itu sudah penuh dengan hidangan yang menggugah selera. Saat belum menikah dengan Rafasya, Cinta sering diajak oleh Mama mertua dan juga papa mertuanya makan di restoran mewah. Namun setelah mereka menikah, Cinta sudah tidak pernah lagi masuk ke sebuah restoran mewah. "Ini bukan anggur merah, tapi sirup merah. Aku harap kalian tidak takut untuk meminumnya." Arlan tersenyum dan mengangkat minuman di ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 60

    Rafasya diam sambil terus memperhatikan layar televisi. "Apa Dia terlihat kurus karena make up? " Dia masih teringat terakhir kali berjumpa dengan Cinta, tubuh istrinya itu masih terlihat berisi. Setelah bertanya sendiri pria itu kemudian menganggukkan kepala setelah mendapatkan jawaban. "Iya dia tampak kurus karena make up," jawabnya sendiri.Matanya menatap layar televisi tanpa henti. Melihat wajah cantik sang istri, membuat pria itu tersenyum sendiri. Saat ini dia sama seperti pria-pria lain, menjadi salah satu pengagum Cinta Hanifah. Wanita muda yang berparas cantik, yang mampu membuat orang terpesona karena prestasinya."Aku harus menemui mama." Rafasya tersenyum ketika sebuah ide muncul di kepalanya. Setelah acara istrinya selesai, pria itu mengetik pesan untuk sang mama. Tidak lama pesan yang dikirimnya mendapatkan balasan. Dimatikannya televisi terlebih dahulu. Dia kemudian beranjak dari duduknya dan langsung pergi menuju ke rumah orang tuanya, dengan alasan ingin makan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 61

    Melani masih terus memperhatikan gadis pelayan yang berwajah manis tersebut. Jika di lihat bentuk tubuh, tinggi badan, serta suara wanita itu memang sangat mirip dengan Berliana. Sahabatnya yang menghilang setelah Susi, yang merupakan ibu kandung dari Berliana, terlibat pembunuhan berencana, dan dieksekusi mati. Dulu mereka berlima begitu sangat dekat. Bahkan sering makan dan duduk nongkrong bersama. Restoran ini, merupakan salah satu tempat favorit mereka. Namun ketika Berliana terjerat kejahatan bersama dengan ibunya, mereka semua menjauh. "Apa masih perih mbak, matanya?" Tanya Ratu Ayu yang sedang membantu si pelayan. Dia juga memberikan tisu untuk mengusap wajah Maysa yang basah. Melihat kondisi pelayan wanita itu, sungguh membuat dia tidak tega. "Sudah lumayan mbak." Si gadis pelayan mengusap matanya yang pedih dan panas. Air mata masih terus menetes di pelupuk matanya. Dia tidak menduga akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik seperti ini. "Kamu kerja nggak becus , Saya ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 62

    "Cinta, sudah ada ide belum?" Cahaya yang duduk di samping Cinta, bertanya dengan raut wajah frustasi. Dia berharap segera mendapatkan solusi untuk permasalahannya."Belum," jawab Cinta yang duduk bersandar sambil memejamkan mata. Mana mungkin dia bisa memikirkan solusi untuk permasalahan Cahaya, sedangkan dia sendiri sudah sangat pusing dengan masalah rumah tangganya. Peristiwa pagi itu, tidak akan pernah terlupakan. Bahkan setiap adegan demi adegan, masih terus tertata rapi didalam ingatannya. Bagaimana dia bertengkar dengan Rasya hingga pria itu tidak pernah pulang. Bahkan ketika akan pergi ke Perancis, dia tidak berjumpa dengan suaminya."Cin," panggil Cahaya. "Iya." Cinta menjawab tanpa membuka matanya. "Mama, aku pasti akan shock jika melihat travel bag yang aku bawa. Kamu yang istri pengusaha muda aja, gak bawa oleh-oleh sebanyak aku. Duh gimana ya cara menjelaskannya." Cinta meringis."Gimana ceritanya hingga kalian berpacaran?" Cinta yang masih penasaran akhirnya bertanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 172

    Rafasya harus menahan rasa sakit di kulit kepalanya, karena Cinta yang terus-menerus menarik rambutnya. Jika tahu kondisinya akan seperti ini dia pasti akan memotong rambutnya hingga 2 cm sebelum Cinta melakukan persalinan. "Mama sakit banget mah." Cinta kembali menangis dan dia pun menarik rambut suaminya dengan keras. "Iya nak tahanan ya." Sari kembali menguatkan menantunya."Anto cepat." Rafasya berkata dengan keras ketika istrinya kembali menarik rambutnya dengan kuat. "Iya Bos, ini jalanan macet," kata Anto. "Kenapa harus pilih jalan yang ini," kata Erik yang menyalahkan sopir sekaligus Bodyguard putranya itu. "Hanya satu jalan menuju ke rumah sakit Pak," jawab Anto gugup. Meskipun yang akan melahirkan istri dari bosnya namun Anto juga merasa panik dan gugup. Apalagi mendengar suara Cinta yang terus saja menangis karena kesakitan. Dia tidak bisa membayangkan ketika Nanti istrinya ada mengalami hal seperti ini.Jika dalam kondisi panik seperti ini semua orang pasti tidak akan

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 171

    Cahaya dan juga Cinta sedang bersantai di taman belakang.Sejak pagi Cahaya sudah di rumah Cinta. Istri Anto itu pun akan pulang ketika suaminya sudah kembali bekerja."Lihat, ini cantik kan?" Cinta begitu bersemangat ketika menunjukkan gambar desain Baby Doll untuk bayi perempuannya. "Cantik sekali, lihat ini keren gak?" Cahaya dengan bangganya menunjukkan sweater untuk bayi laki-laki. "Keren, buatin untuk calon baby Aku juga ya," kata Cinta yang begitu sangat senang. "Siap, sebelum kamu minta aku sudah minta tukang jahit untuk membuat dua. Satu berwarna biru pekat dan satu lagi berwarna pink." "Pasti lucu ketika mereka memakai baju couple. "Kita bakal buat mereka foto bareng ya." Cahaya tersenyum dan tidak sabar menunggu kelahiran putranya.Sepertinya apa yang didoakan oleh suaminya memang terkabulkan. Karena Cahaya mengandung anak laki-laki. Kedua Wanita itu sudah berniat untuk membuka baby shop setelah mereka melahirkan nanti. Bahkan semua koleksi baju-baju bayi untuk calon

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 170

    Rafasya berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara tempat di mana anak Karin dirawat. Disini dia bertemu dengan wanita yang mengadopsi anak Karin. "Apa kamu yang akan mengadopsi anak dari almarhumah Karin?" tanya Rafasya "Iya mas, saya Mayra yang akan merawatnya dan ini sesuai dengan amanah dari almarhumah sebelum beliau meninggal," kata berliana dengan suara yang sehalus mungkin. Dia juga mengganti logat bahasanya agar tidak ada yang curiga dengan jati dirinya."Sejak kapan kenal dengan Karin?" Tanya Rafasya. Sekian lama menjadi kekasih karin, Rafasya sangat tahu siapa-siapa saja teman dari mantannya itu. "Sejak Mbak Karin tersandung kasus di tahanan, dan saya yang ngambil job pekerjaannya sebagai Artis. Awal berjumpa mbak Karin ketika saya bekerja di restoran. Mungkin mas Rafasya tahu tentang video viral itu. Saya tidak enak hati karena mengambil pekerjaan almarhumah, jadi karena itu saya datang ke tahan." Mayra berbicara dengan menundukkan kepalanya."Mbak Karin merupakan orang yang

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 169

    Cinta berjalan sambil memegang tangan suaminya dengan mesra. Kini mereka sudah berada di taman dan melakukan jalan paginya."Abang, Cinta takut." Cinta memandang Rafasya. "Takut kenapa?" tanya Rafasya. "Takut melahirkan." Rafasya diam ketika mendengar jawaban istrinya. Jujur saja dia juga begitu sangat takut ketika mendengar kabar bahwa Karin meninggal karena pendarahan."Adek jangan takut, Abang bakalan terus ada jagain adek. Adek pasti bisa, adek pasti kuat." Rafasya mencoba untuk menenangkan istrinya. "Janji ya." Cinta memandang Rafasya. "Iya sayang." Rafasya memeluk istrinya dan kemudian mencium keningnya.Sedangkan Sari dan Erik memilih duduk di kursi taman sambil mengambil video anak dan menantunya. Setelah mengambil rekaman video anak serta menantunya, Sari membuka Instagram miliknya. Dan di sana banyak muncul berita tentang kematian Karin. Hal ini yang membuat wanita itu terkejut."Pah, apa berita ini Benar?" tanya Sari sambil menunjukkan berita yang sedang dibacanya."C

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 168

    Rafasya terdiam saat menerima telepon dari pengacaranya. "Pak Efendi yakin?" Tanya Rafasya untuk memastikan bahwa informasi ini tidak salah. "Yakin pak, karena pihak polisi langsung yang menginformasikan berita ini kepada saya," jawab pengacara Effendi. "Jam berapa meninggalnya?" Rafasya masih tidak percaya dengan apa yang dia denger. "Jam 2 dini hari, saudari Karin meninggal setelah melahirkan anaknya. Almarhumah mengalami pendarahan dan menyebabkan harus menjalani operasi jam 9 malam." Pengacara Effendi menjelaskan secara detail. "Urus semuanya, setahu saya almarhumah tidak memiliki keluarga di sini. Karena itu antarakan jenazah ke kampung halamannya. Informasikan juga kabar duka ini kepada kedua orang tuanya."Meskipun Karin sudah melakukan kesalahan yang fatal, namun Rafasya tetap perduli dan mau mengurus jenazah mantan kekasihnya itu. "Kedua orang tuanya meninggal kecelakaan lalu lintas jam 09.00 pagi. Dan saat ini jenazahnya masih ada di rumah sakit, karena tidak ada piha

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 167

    Berliana merasakan kakinya lemas setelah mendengar jawaban dari dokter. Dia kemudian kembali duduk di depan ruang persalinan tersebut. Melihat bayi di dalam box didorong keluarga. Berliana langsung berdiri. "Mau dibawa ke mana sus?" Tanya Berliana yang mengikuti perawat tersebut."Mau dipindahkan ruang Icu," jawab perawat. "Oh, saya boleh ikut sus?" Tanya Berliana sambil memandang ke dalam box bayi. "Boleh, hanya saja tidak boleh masuk ke dalam ruang icu," jawabnya. "Iya sus, bayinya perempuan atau laki-laki sus?" Berliana ikut mengantarkan bayi malang itu hingga ke depan ruangannya. "Laki-laki," jawab suster yang kemudian membuka pintu ruang ICU. Berliana memandang perawat itu masuk ke ruang ICU dan kemudian menutup pintu. Berliana berusaha mengintip ke dalam lewat kaca transparan berukuran kecil. Setelah bayi itu masuk ke dalam ruangan, Berliana pergi meninggalkan ruang Icu tersebut. Berliana kembali lagi ke ruang operasi. Dia duduk di kursi tunggu.Berliana dengan sangat sab

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 166

    Menjalani kehamilan di dalam tahanan seperti ini terasa begitu sangat berat. Di saat para wanita yang sedang hamil menikmati momen berharga bersama dengan suaminya, dan merasakan perhatian serta kasih sayang dari seluruh keluarganya. Namun tidak untuk Karin. Dia melewati semua masa ini seorang diri. Di dalam tahanan ini waktu begitu lambat berlalu. Bersyukur dia memiliki seorang sahabat yang bernama Berliana. Sahabatnya itulah yang setiap saat selalu mengunjunginya dan memberikan dia berbagai macam vitamin serta susu untuk ibu hamil. Sejak tadi Karin merasa gelisah. Seharusnya kedua orangtuanya sudah datang siang ini. Namun mengapa sampai sore, kedua orangtuanya belum datang juga. Apa mereka tidak jadi berangkat hari ini? "Karin ada telepon untuk kamu." Sipir wanita itu berkata setelah membukakan pintu besi tersebut.Karin dengan cepat beranjak dari duduknya. Saat ini perutnya sudah besar. Karena usia kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke-7.Karin berjalan dengan pelan mengik

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 165

    Cahaya tidak bisa menolak paksaan dari suaminya. Dan wanita itu akhirnya memilih untuk menurut. Dan kini pasangan pengantin baru itu sedang berdiri di bawah cucuran air shower. Namun ternyata kamar mandi Bukan tempat yang menyenangkan untuk pasangan yang baru Sah menikah tersebut. Anto kembali menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar."Kenapa sudah keluar Mas? Kita belum selesai mandi," Kata Cahaya. Wanita berwajah manis itu sedang berusaha mengatur napasnya yang sejak tadi sudah dibuat ngos-ngosan oleh sang suami."Nanti mandinya kita lanjut lagi. Sayang, Mas pengen lihat anak kita." Anto tersenyum dan kemudian mencium bibir istrinya."Tapi Aya lagi hamil, apa boleh mas?" tanya Cahaya. Melihat benda keramat sang suami, membuat bulu kutuk Cahaya merinding. "Boleh sayang yang penting mainnya jangan keras. Mas bakal pelan-pelan," jawab Anto. Pasangan pengantin baru itu sudah sama-sama polos sejak dari kamar mandi tadi. Cahaya tidak menyangka bahwa suaminya seagresif ini. Pa

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 164

    "Sayang, bagaimana kondisi anak hari ini?" Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya. Rafasya sangat cemas ketika Cinta memaksa untuk datang ke acara ijab Kabul Cahaya. Dia takut jika hal buruk terjadi terhadap istri dan calon anaknya."Baik, sangat baik." jawab Cinta. Karena hari ini Cinta tidak merasakan perut yang sakit atau kram. Bahkan gerak bayinya terasa semakin kuat."Anak gadis daddy pintar sekali." Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya."Sayang Abang rindu." Rafasya berkata dengan wajah serius. "Sudah sedekat ini masih bilang rindu?" Cinta memandang Rafasya dengan sedikit memicingkan matanya. Rasanya sungguh sangat aneh ketika mendengar ucapan dari suaminya itu. Padahal mereka sangat dekat tanpa ada jarak yang memisahkan. Karena Rafasya yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. "Rindu sama ini Dek." Rafasya menyentuh bagian yang dia maksud. Dia sudah sangat menginginkan apam legit yang menggiurkan. Selama di rumah sakit, Rafasya selalu mengurus semua kebutu

DMCA.com Protection Status